Hari sudah beranjak pagi. Saat ini Darren sedang bersiap - siap untuk berangkat kerja. Sedangkan Kiran, wanita tersebut sedang berada di dalam kamar mandi. Karena merasakan mual.
"Bisakah kau diam. Memangnya kamu tidak bisa menahan agar suara muntahan mu itu tak bisa terdengar, Hah" kata Darren suaranya terdengar ketus.
"Bagaimana aku bisa diam Tuan Suami, aku kan sedang Mun---, Hoekk" ucapan Kiran terpotong karena ia merasakan perutnya sedang bergejolak hebat.
Kiran menghembuskan napas pelan. ia membasuh bibir dan juga wajahnya lalu berkumur, setelah itu ia menegakkan tubuhnya dan menatap ke arah Darren "Kalau Tuan Suami merasa terganggu dengan muntahan saya kenapa tidak pergi? kenapa justru datang kesini?" tanya Kiran. ia menatap datar kearah Darren.
Mendengar ucapan Kiran, Darren sedikit gelagapan. ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu memalingkan wajahnya dari Kiran. pipi Darren pun terlihat bersemu merah.
"Y---Ya aku hanya ingin menegurmu. Sudahlah berbicara dengan wanita aneh sepertimu tidak ada gunanya," ucap Darren sedikit gugup.
"Tetapi menurutku, bukankah kamu sendiri yang aneh Tuan Suami? sudah tau menjijikan kenapa malah masuk ke kamar mandi?" ucap Kiran. ia tersenyum miring sambil menghadap kearah cermin.
"Apa katamu? sejak kapan kau mulai membantah ucapanku." Darren berjalan mendekati Kiran. Senyum sinis terukir di bibir Darren yang sexy ketika jaraknya dengan Kiran tak lagi jauh. Kiran tak memperdulikan keberadaan Darren. Meski begitu, jantungnya berdebar lebih kencang. bahkan kini kakinya mulai gemetar karena gugup. Terlebih lagi ketika ia mencium aroma parfum dari tubuh Darren. " Kenapa menggoda sekali aroma parfumnya" batin Kiran.
Kiran hendak berbicara, Namun belum sempat Kiran membuka mulut Darren sudah langsung ******* bibirnya tanpa permisi. entah mengapa, Kiran merasa kalau Darren sudah mulai tertarik dengannya.
Darren sendiri merasa heran. Kenapa ia sering kali tidak bisa menahan diri ketika berhadapan dengan Kiran. Baginya, bibir Kiran bagai candu dan begitu menggoda sehingga membuatnya hilang kendali. "Sial, Apa yang aku lakukan ini, Aku harap aku sedang tidak tertarik dengan wanita kampungan ini" batin Darren.
Kiran mencengkram erat pakaian Kerja Darren. ia mengerang tertahan setelah Darren beralih menjelajahi leher jenjangnya. Kiran memejamkan mata, tapi setelahnya ia mendorong tubuh Darren kuat. mendapati pemberontakan dari Kiran, Darren pun merengkuh pinggang istrinya tersebut dengan erat. Darren menekan punggung Kiran hingga menempel pada wastafel.
"Jangan banyak gerak Ran!" bisik Darren suaranya mengalun rendah dan sexy di telinga Kiran.
"Tapi ini sudah siang Tuan, nanti kamu bisa terlambat. lagi pula aku juga butuh istirahat aku lelah". balas Kiran.
"Baiklah, tapi lain kali kamu jangan menggodaku lagi, Ran!" ucap Darren sedikit kesal.
Kiran mengernyitkan dahi, ia menatap heran kearah Darren lalu berkata " Siapa juga yang sedang menggodamu Tuan suami? bukankah kamu sendiri yang langsung menciumku?"
"Oh ya, lalu menurutmu kamu pikir aku sudi untuk menyentuhmu? cih.. jangan berharap" ucap Darren. menyembunyikan perasaan gugup dan rasa malunya.
Kiran memejamkan mata. lalu mengepalkan sedikit tangannya karena menahan kesal akibat ucapan Darren.
"ekhhmm.. ngomong - ngomong segera kemasi beberapa bajumu. kita pulang kerumah Ayah." ucap Darren tiba - tiba.
"Benarkah Tuan Suami?" jawab Kiran bahagia.
"Hemm, ku tunggu kau lima menit. Kalau sampai belum siap aku tinggal."
"Lima menit ya? yang benar saja." ucap Kiran kesal lalu ia langsung berlari menuju lemari pakaian dengan tergesa - gesa karena waktu yang di berikan Darren sangatlah sedikit.
*****
"Tumben kamu kesini Bara. Ada perlu apa? tanya kenzo kepada Bara sahabatnya.
"Aku dengar Darren tidak jadi menikahi Vanesha, benar begitu Ken?." tanya Bara wajahnya begitu serius.
"Yah begitulah, Vanesha lebih memilih Kevin. Mereka berselingkuh dan akan segera menikah," jawab Kenzo wajahnya terlihat lesu ketika beradu pandang dengan Bara.
Bara terdiam beberapa saat. ia menatap lekat wajah Kenzo. ia menghembuskan nafas pelan.
"Ah, ngomong - ngomong dimana Darren, aku sudah lama tidak melihatnya. ucap Bara tiba - tiba.
"Darren sedang berada di rumahnya sendiri. tumben kamu mencarinya, ada apa? saya yakin ada hal penting yang ingin kamu katakan bukan?" ucap Kenzo.
Bara menganggukan kepalanya. "Aku ingin menjodohkan Selvi dengan Darren."
"Apa! jangan gila kamu Bara, Aku tidak setuju." Ucap Kenzo yang reflek langsung berdiri mendengar ucapan Bara.
"Karena----"
Tak lama setelah itu, terdengar suara bel pintu. Kenzo menghembuskan nafas pelan dan kembali duduk.
"Kenapa kamu tidak setuju jika Darren menikah dengan Selvi? mereka sudah saling mengenal. dan aku yakin Selvi juga pasti mencintai Darren. ujar Bara.
Deg.
Jantung Kiran seolah berhenti mendadak. tangannya gemetar setelah mendengar ucapan dari Bara. Senyum manis yang tadi terukir indah kini mendadak sirna.
"Selvi? Apakah gadis itu sudah pulang?" gumam Darren yang masih mampu terdengar oleh Kiran.
"T---Tuan Suami," panggil Kiran sembari menarik kemeja Darren.
"Pergilah masuk ke kamarmu dan jangan keluar sebelum aku datang," kata Darren tanpa menatap kearah Kiran.
"T...Tapi..."
"Dan satu lagi! jangan katakan pada orang sedang berbicara dengan Ayah kalau kamu adalah istriku!" ucap Darren penuh penekanan.
Tubuh Kiran seolah membeku di tempat. Air matanya reflek luruh membasahi pipinya. bahkan tanpa sadar Kiran menjatuhkan tas berukuran sedang yang ia pegang. sehingga membuat Kenzo dan Bara menoleh kearahnya.
"Darren? Apa kabar?" tanya Bara sambil tersenyum bahagia.
"Aku baik, om sendiri bagaimana kabarnya? tumben pagi - pagi begini sudah datang, " jawab Darren sambil tersenyum tipis.
"Yah, ada masalah yang harus om selesaikan dengan Ayahmu. oh iya ngomong - ngomong siapa gadis ini? sepertinya om baru melihatnya." ucap Bara menatap Kiran dari atas sampai bawah.
"Bara dia Kiran, Dia is---" ucapan Kenzo terhenti karena Darren langsung menyelanya.
"Dia cuma pembantu baru dirumah ini om, Dia baru mulai bekerja hari ini, jadi aku baru saja menjemputnya" sergah Darren sebelum Kenzo selesai bicara.
"Darren Wijaya! Apa - Apaan kamu ini, Dia bukan pembantu dirumah ini. Dia..." lagi - lagi ucapan Kenzo terhenti. kali bukan Karena Darren melainkan karena Kiran yang menatapnya sambil menggelengkan kepala.
"B---Benar pak, saya hanya pembantu dirumah ini. kalau begitu saya permisi dulu. ucap Kiran, ia tersenyum tipis kemudian mengambil tasnya yang sempat terjatuh.
Setelah kepergian Kiran, Kenzo menatap tajam kearah Darren. Matanya mendelik marah tangannya pun ikut mengepal.
"Bara sepertinya saya ada urusan penting. kamu pulang saja dulu, lain kali kita bicara lagi." ucap Kenzo raut wajahnya tampak begitu masam.
"Baiklah aku pulang dulu, jangan lupa pertimbangkan lagi ucapanku" jawab Bara.
"Hemm.." Kenzo hanya bergumam singkat.
Setelah Bara benar - benar pergi, Kenzo menatap nyalang kearah Darren. Rahangnya mengeras. Pertanda jika saat ini dirinya sedang di liputi oleh kemarahan.
Kiran sama Bang Darren lagi cape, Jadi nggak berantem dulu ya gaes..😅
Jangan lupa Like, Komen dan Vote.
Terimakasih sudah membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
SOO🍒
jahat banget sih Darren, pergilah kiran dari pada kamu stress dan berpengaruh sama kandungan kamu biar dia tau rasa dan menyesal saat kamu udah ga ada disisinya kira2 Darren bakal gimana reaksinya
2022-07-04
0
Stefani Pandita
sakiiiit bgt derren tegga benr.
2022-01-31
0
Naura
next
2021-12-21
0