"Tidak - Tidak, bukankah kamu sudah mendengar pernyataan Dokter tadi Siang? kita tidak boleh 'melakukannya' dulu. Lagi pula tumben sekali kamu menginginkan tu---"
Kiran langsung membungkam bibir Darren dengan tangannya. Dengar Tuan suami. " Aku tidak menginginkan itu, Aku hanya ingin Tuan suami memasak untukku". ucap Kiran
"Apa?! jangan gila kamu Ran!." Reflek Darren langsung bangun dan bersandar di ranjang.
" Tapi Aku benar - benar menginginkan masakanmu Tuan Suami, Aku tidak bisa menahannya lagi," lirih Kiran dengan mata yang berkaca - kaca.
"Aku tidak mau, sampai kapan pun aku tidak mau menyentuh barang - barang dapur !" ketus Darren sambil memincingkan matanya.
Kiran menunduk setelah mendengar pernyataan Darren. dan mulai menangis. melihat Kiran menangis . Darren langsung mengacak rambutnya sendiri dengan kasar.
"Astaga,, kenapa kamu selalu menyusahkanku Kiran!" ucap Darren kesal.
"M---Maaf Tuan Suami. Aku tidak bermaksud menyusahkanmu. Tapi aku benar - benar ingin memakan masakanmu." ucap Kiran.
"Hah.. lalu bagaimana kalau nanti kamu keracunan setelah memakan masakanku. Ah, menyusahkan sekali. pokoknya aku tidak mau memasak" ucap Darren. ia menyunggingkan seringai kejam kemudian kembali berbaring di samping Kiran. Darren kemudian memejamkan mata dengan kedua tangannya yang dijadikan sebagai bantal. melihat Darren yang sudah memejamkan mata dan tampak tertidur pulas, Kiran hanya bisa menggigit bibirnya dan tersenyum kecut. ia merasa kecewa karena suaminya begitu acuh, Kiran menghembuskan napas pelan lalu berkata " Kuatkan aku sedikit lagi,Tuhan." batin Kiran merana. Akhirnya Kiranpun memutuskan untuk membuat masakan sendiri, demi mengurangi keinginannya yang begitu besar. Meski sedikit sempoyongan, tetapi Kiran tetap memaksakan dirinya pergi ke dapur. sepanjang perjalan menuju dapur, Kiran terus menggerutu. Selain kecewa atas perbuatan Darren, ia juga merasa kesal denga perbuatan Darren karena bagi Kiran Darren sangat menjengkelkan.
"Dasar pria jahat. awas saja kalau dia menginginkan aku lagi. aku tidak akan mau." gerutu Kiran. tiba - tiba dari arah belakang kiran terdengar Suara " Meskipun kamu tidak mau, aku akan tetap memaksamu." ucap Darren.
Kiran begitu terkejut, ia reflek menoleh dan mendapati sosok Darren yang berdiri tidak jauh darinya. "T..Tuan Suami, sejak kapan kamu ada di situ? ucap kiran sambil meremas pelan baju bawahnya. Kiran begitu gugup.
" Sejak kamu menggerutu dan membicarakanku," balas Darren cuek.
"O..Oh begitu. Ya sudah aku mau kedapur dulu," ujar Kiran. ia tersenyum tipis lalu berbalik hendak meninggalkan Darren.
"Katakan Zivanna Kirannia! siapa yang menyuruhmu untuk keluar dari kamar, hemm?" tanya Darren langsung memeluk kiran dan menumpukkan dagunya pada bahu Kiran.
"Tidak ada yang menyuruhku Tuan suamii, Aku hanya ingin membuat Nasi goreng" ucap Kiran jantungnya mendadak berdetak lebih kencang ketika berada dalam pelukan Darren.
"Aku yakin kamu tidak tulikan Kiran, bukankah tadi Dokter sudah mengatakan kepadamu untuk tidak melakukan sesuatu?" Darren kemudian melepaskan pelukkannya dan memegang kedua bahu Kiran.
"T..Tapi aku lapar Tuan Suami, Aku tidak bisa menahannya. lagi pula aku tadi sudah minta tolong kan?" Tapi Tuan Me---" lagi - lagi ucapan Kiran terpotong karen Darren langsung mencium bibirnya.
Cup!
Darren ******* bibir Kiran. ia menekan tengkuk Kiran untuk memperdalam ciumannya. Sementara Kiran berusaha memberontak dan mendorong agar Darren menjauhinya. Namun sayang, justru Darren semakin intens memainkan bibirnya. Akhirnya Kiran pun menyerah. ia memejamkan mata lalu mulai mengimbangi gerakan bibir Darren. Kiran mendesah pelan. ia benar - benar sudah terbuai dengan setuhan Darren. Kiran mulai mengalungkan kedua tangannya pada leher Darren. setelahnya, ia mulai menekan tengkuk Darren untuk meperdalam ciumannya. Darren menggeram. Gejolak gairahnya mulai muncul setelah Kiran membalas lumatannya. Darren memejamkan mata sejenak kemudian menatap manik mata Kiran dan berkata " Aku tidak suka dengan wanita pembangkang Kiran, ingat itu baik - baik." setelah itu Darren menjauhkan wajahnya dari Kiran.
"Aku tidak berniat membangkang Tuan Suami, Aku hanya kelaparan dan memasak sesuatu. itu saja" ucap Kiran.
" Tapi bagaimana kalau kamu kembali sakit Hah? jangan membuatku semakin kerepotan hanya karena mengurusimu!"
Kiran terdiam sejenak, ia menatap datar kearah Darren yang sejak tadi mengomelinya. Kiran merasa seoalah - olah Darren memiliki kepribadian ganda. "tadikan dia sendiri yang tidak mau memasak untukku. Tapi kenapa dia malah marah - marah begini" ucapan Kiran dalam batin.
Kiran begitu kesal dengan Sikap Darren. ia lalu mencubit pinggang Darren dengan sekuat yang ia bisa. Kapan lagi kan, bisa menyiksa Darren seperti ini? pikir Kiran.
"Awww.. sakit Ran! meski badanmu kecil tapi, Kekuatanmu sungguh di luar dugaan," ketus Darren. ia mengusap - mengusap pinggangnya yang terasa begitu sakit dan panas.
"Memangnya kamu pikir aku wanita lemah Tuan suami? tanya Kiran. Tanpa menunggu jawaban dari Darren ia berbalik dan kembali berjalan menuju dapur karena perutnya sudah semakin lapar.
Melihat Kiran yang sudah berjalan menjauh. Darren mendengus kesal. Darren pun bergegas menyusul Kiran. Tepat ketika berada di belakang sang istri, Darren tiba - tiba langsung menggedong Kiran ala bridal style.
"A--A--Apa yang sedang kau lakukan Tuan suami?" tanya Kiran. jantungnya langsung bergemuruh karena merasa terkejut dengan perbuatan Darren.
"Berisik! selain bertenaga besar suaramu juga benar - benar sangat mengangguku. jadi jangan banyak bicara. Sekarang kamu duduk disini saja. Biarkan aku yang memasak. Tapi ingat! aku melakukan ini, semua hanya karena aku kasihan kepadamu dan jangan sampai kau salah paham " Ujar Darren sambil mendudukan Kiran di atas kursi yang berada di meja makan dekat dapur.
Kiran membelalakan matanya wajahnya pun tampak berseri - seri setelah mendengar ucapan dari Darren.
Kini Darren sedang berada di dapur. saat berada di dapur Darren selalu menggerutu dan berkata" Sejujurnya Aku lebih memilih mengerjakan tugas kantor yang menumpuk daripada harus berurusan dengan benda dapur seperti ini. SIAL!"
Kiran tertawa, melihat tingkah Suaminya. ia merasa begitu terhibur. "Hanya memasak Nasi Goreng Saja kamu tidak bisa Tuan Suami, Dasar payah," ledek Kiran.
Darren berbalik, dan menatap sedikit tajam Kearah Kiran. Namun tidak lama tatapannya berubah jadi lebih lembut. Hati Darren menghangat melihat Kiran yang tertawa dan seolah - olah tak ada beban apapun dihatinya.
Anggap aja seperti ini yah cheu, tatapan Darren ke Kiran😁
Setelah berkutat dalam waktu yang cukup lama. Akhirnya sepiring nasi goreng dengan satu telor mata sapi tersaji diatas Meja. Darren menghembuskan napas panjang. ia merasa bahagia setelah melihat masakan yang ala kadarnya. " Aku tidak tau bagaimana rasanya, tapi mungkin itu enak." ujar Darren sambil duduk di dekat Kiran. Kiran tersenyum manis kemudian ia mulai menyedokkan makanannya dengan hati - hati. mata Kiran membulat senyumnya mengembang seolah sangat menikmati masakan makanan dari Darren.
"Bagaimana rasanya?" tanya Darren ia tersenyum bangga ketika melihat senyum di wajah Kiran.
"Ini sangat enak Tuan Suami" ucap Kiran dengan bahagia.
"Benarkah? kalau begitu aku akn mencobanya," balas Darren sambil mengambil sendok yang ada di tangan Kiran.
"Tuan Suami Jangan! lebih baik Tuan suami pesan saja makanannya, ini kan milikku" ucap Kiran sambil mencegah Darren. Namun sayangnya terlambat Darren sudah menyendokkan nasi goreng kedalam mulutnya.
" Hoekk.., makanan apa ini? ucap Darren lalu langsung menuju kearah Wastafel yang berada di Dapur untuk berkumur.
"Makanana penuh rasa garam dibilang enak, Sial! Sepertinya lidah Kiran sudah tidak normal." ujar Darren dengan kesal.
Setelah beberapa saat di Dapur, Darren kembali keruang makan. ia menatap datar kearah Kiran kemudian berkata " Kenapa kamu mengatakan kalau itu enak, hemm? kenapa kamu mau memakannya?"
"Karena ini masakanmu Tuan Suami. Aku tahu ini bentuk kepedulianmu padaku. jadi mana mungkin aku tidak memakannya?"
"Tapi itu tidak enak Ran!"
"Mau bagaimana pun rasanya. kalau itu masakanmu, aku akan tetap mengatakan itu enak. Tuan Suami aku bahagia karena kau bersedia untuk memasak makanan untukku" ucap Kiran.
"Ck! Wanita bodoh" ucap Darren sambil mengacak rambut Kiran.
Jangan lupa like, komen dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Jasmine
ngidamnya aneh ya...
dan bisa terlalu dibuat2
2022-04-25
0
rara
kenapa semua visual di karya mu orang Korea, manusia plastik, kalo AQ lbh suka bule,
2022-03-13
1
Naura
semangat kiran
2021-12-21
0