Malam Panas

Harap bijak dalam membaca! untuk anak yang masih dibawah umur harap menjauhi Bab ini!!

"J---jangan pergi lagi yah? A--Aku sangat takut" bisik Kiran sembari menyandarkan kepalanya pada dada bidang Darren.

" Baiklah aku tidak akan pergi tapi dengan satu syarat, kamu harus menghangatkan diriku" jawab Darren menggoda Kiran.

"Hah?" Kiran mengerjapkan matanya sementara Darren tersenyum nakal sambil membalas pelukan Kiran.

"A---Anu apa maksudmu Tuan? tanya Kiran ia mendongak dan menatap wajah Darren

yang kini sedang menatapnya.

Darren menaikan sebelah alis matanya ia yakin seharusnya Kiran mendengarkan dengan jelas apa yang ia maksud. namun , tentu saja Darren hanya bercanda Darren tidak mungkin meminta haknya kepada Kiran apalagi sampai saat ini ia belum bisa menerima Kiran sepenuhnya.

"Bukan apa - apa minggirlah aku akan ganti baju" ujar Darren mencoba melepaskan pelukan Kiran. Namun sayangnya Kiran justru semakin erat memeluknya.

"T---Tidak nanti setelah aku melepaskannya Tuan akan meninggalkan aku kan? lirih Kiran suaranya berubah sendu. ia menunduk dan menyandarkan wajahnya kembali pada dada Darren.

"Jangan Ran, Minggir aku mau ganti baju! ingat ini baik - baik Ran! Aku melakukan ini bukan karena menerimamu. Tetapi karena aku sudah terlanjur berjanji untuk menjagamu." Ucap Darren seolah - olah tau apa yang sedang dipikirkan Kiran kemudian perlahan melepaskan pelukannya.

"Aku pikir kamu sudah membuka hatimu untukku Tuan. Rasanya aku sudah berbunga - bunga" ucap Kiran sambil menundukkan kepalanya.

" Bukankah aku sudah bilang berulang kali kepadamu heem? Jangan mengharapkan apapun dari pernikahan ini jika kamu tidak ingin menderita. balas Darren suaranya mengalun rendah.

"T---Tapi tidak bisakah kamu membuka hati untukku Tuan?" tanya Kiran sedih.

Darren menangkup kedua pipi Kiran tidak ada senyum maupun ekspresi di wajahnya dia benar - benar terlihat dingin dan seolah tak bisa di gapai.

" Kalau begitu bolehkan Saya mencintaimu Tuan? Tenang saja, saya tidak akan meminta balasan darimu. Aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya jatuh cinta dengan seorang pria lirih Kiran. suaranya mengalun rendah sedangkan kedua tangannya menggenggam kedua telapak tangan Darren.

"Apa untungnya bagimu jika mencintaiku? tanya Darren dan langsung bersandar ke sofa di dalam kamar dan tak memperdulikan bajunya yang sudah basah kuyup.

"Tidak ada, karena sebagai seorang istri rasanya aku ingin melakukannya, Tuan. Aku ingin seperti Bu Helena yang mencintai Tuan Kenzo."

"Terserah! Aku tidak peduli kamu mencintaiku atau tidak. Tapi yang jelas aku tidak akan bertanggung jawab jika nantinya kau yang menderita" ucap Darren sedikit sinis kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju sebuah cermin besar setelahnya membuka baju.

"Aku tahu." balas Kiran. senyum tipis terukir di bibir kiran sebab dia memiliki peluang untuk bisa mendapatkan hati Darren sepenuhnya.

Suasana kamar begitu hening. perlahan - lahan cahaya ponsel Darren meredup lalu mati. Ya ponsel Darren sepertinya kehabisan baterai. kemudian Kiran mencoba mencari letak senter yang tadi sempat dia lihat. perlahan - lahan di mulai meraba dan mencari tak berapa lama akhirnya ia menemukan senter dan langsung menghidupkannya. Kiran terdiam sejenak. sambil mencuri pandang melihat tubuh Darren hatinya berdesir apalagi setelah melihat Roti sobek Darren yang seakan - akan memanggilnya untuk meraba. Pipi Kiran Memerah ingin rasanya ia menyentuh tubuh kekar Darren sekarang juga.

"Apa lihat - lihat?!." bentak Darren sambil mentap tajam ke arah Kiran.

Kiran begitu terkejut dan langsung reflek bertanya " Bolehkah aku menyentuhmu Tuan?" Tubuhmu sangat bagus." ucap Kiran. kemudian ia langsung menepuk keninngya setelah sadar akan ucappannya. dia tak mau Darren menggapnya sebagai wanita nakal.

"Sejak kapan kamu menjadi wanita Nakal seperti ini Hemm." ucap Darren sambil menaikkan sedikit alis matanya dan penuh curiga.

"A--Aku hanya salah bicara Tuan? jangan di pikirkan lagi!" balas Kiran gugup.

"Kalau begitu bagaimana jika aku mengizinkanmu untuk menyetuhku, Hemm?." Darren tersenyum penuh kemenangan. ketika pipi Kiran merah merona.

"Aku tidak mau!" sembari mendorong tubuh Darren dan berlari ke arah ranjang

"Jangan sok jual mahal begitu! dan ganti bajumu sebelum kamu naik keranjang dan membasahi ranjang kamarku, aku juga tidak mau sampai jika kau sakit dan akan menyusahkan diriku." ucap Darren.

"Tapi nanti Tuan melihatku berganti baju." ucap Kiran.

"Hei apa kamu pikir aku sudi melihat tubuh kurusmu itu, Ha? ucap Darren sedikit kesal dan menarik tangan Kiran menuju ke depan lemari.

"Sekarang pakailah baju hangat dan jangan lama - lama! ucap Darren.

Kiran menggangguk meski masih ada rasa ragu, akhirnya ia mulai membuka kancing bajunya satu persatu. Di sisi lain Darren sedang menatap kearah Kiran sedang tidak memakai baju. jantungnya begitu berdebar kencang perasaan panaspun mulai menjalar hingga membuat inti bawahnya begitu sesak.

Ctarrr!!

Suara petir kembali terdengar.kilatnya membuat kamar terang beberapa detik. Mendengar suara petir Kiran langsung berlari kearah Darren dan karena merasa takut Kiran memeluk darren begitu erat. tiba - tiba Darren langsung mencium leher kiran dan bibirnya mulai menari - menari di leher jenjang Kiran satu ******* keluar dari mulut kiran. " Ah.. T---Tuan apa yang kamu lakukan?" tanya Kiran. ia mencoba berbalik namun Darren menahan tubuhnya. "Aku mau kamu". bisik Darren tepat disamping telinga Kiran.

Pipi Kiran memerah mendengar ucapan Darren. Degup jantungnya pun semakin menggila. Terlebih lagi ketika Darren mulai mengecup lehernya hingga meninmbulkan jejak basah dan sedikit merah. Kiran mengerang pelan tubuhnya yang semula kedinginan perlahan mulai terasa hangat bahkan panas.

"Ah..T---Tuan." satu ******* keluar lagi dari bibir Kiran, ketika dengan sengaja tangan Darren menyentuh puncak bukit kembarnya yang telah menegang. " Kamu sangat menikmatinya, bukan? lirih Darren setelah berhasil melepaskan tautan bibirnya dengan Kiran. Kiran tidak menjawab pertanyaan dari Darren. ia justru mengalungkan langsung tangannya pada leher Darren sembari langsung menatap manik mata suaminya. Kiran tersenyum tipis sama halnya dengan Darren, pancaran matanyapun terlihat begitu sayu.

Kiran berjinjit, ia menarik tengkuk darren kemudian kembali menyatukan bibirnya. Kiran memiringkan kepala, setelahnya ia melakukan seperti yang Darren berikan.

Darren tersenyum simpul di sela - sela tautan bibirnya dengan Kiran. Tanpa jawabanpun Darren sudah tau jika istriny menginginkan hal yang sama dengannya.

"Aku anggap ini sebagai bentuk persetujuan darimu. setelah ino jangan harap kamu minta berhenti." ucap Darren ia langsung mengunci kedua pergelangan tangan Kiran.

"Aku tidak akan menghentikanmu lagipula ini memang tugasku sebagai seorang istri." balas Kiran menunduk malu.

" Baguslah!" Gumam Darren parau. ia mendekatkan lagi wajahnya ke ceruk leher Kiran kemudian mulai menghujaninya dengan kecupan basah. setelah puas bermain di leher jenjang kini Darren mulai turun menuju bongkahan bukit kembar yang sukses membuatnya mabuk kepayang. Sorot mata Darren mulai menggelap, seolah ribuan ***** telah menguasai dirinya.

Kiran meremas rambut Darren lembut. tubuhnya benar - benar kehilangan tenaga ketika Darren ******* puncaknya yang tegang. Mata Kiran terpejam erat, kepalanyapun mendongak seolah - olah sedang memberikan ruang bagi Darren untuk memanjakkan tubuh bagian atasnya.

*** Aduh - Aduh tiba - tiba nggak kuat nulis nih kenapa yah😁 Yang nunggu part 2 sabar yah.. kalau terus dilanjutin saya takut Khilaf😅

Jangan lupa Like,Komen dan vote***.

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

knpa kiran terlalu murahan terlalu mengemis ngemis ,,, nggk ada hrga diri

2023-11-17

0

SRI SUKOWATI

SRI SUKOWATI

R6rtd Microsoft get 5 e azka

2022-06-23

0

Jasmine

Jasmine

author bisa aja tuh...

2022-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 Mahkota yang Terenggut
2 Saling Membenci
3 Dua Garis Merah
4 Perasaan Iba dan Emosi
5 Ketahuan
6 Keputusan Darren
7 Perasaan Yang Aneh
8 Gelombang Kekecewaan Kiran
9 Akad
10 Surat Perjanjian
11 Tangisan Kiran
12 Malam Panas
13 Kecewa dan Penyesalan
14 Sedikit Perhatian
15 Perasaan Darren
16 Peduli tapi Gengsi
17 Ngidam
18 Terbiasa dengan semuanya.
19 Kemarahan Kiran
20 Sakit tapi tak berdarah
21 Cemburu
22 Jangan Salahkan Aku, Tuan
23 Tuan, Aku Menyerah
24 Penyesalan Darren
25 Sosok Penolong
26 Bolehkah Aku ikut?
27 Dimana Kamu Sayang
28 Pergi Jauh
29 Frustasi
30 Pertengkaran Hebat.
31 Membiasakan Diri
32 Kedatangan Ulat Bulu
33 Pekerjaan baru Kiran
34 Aku Mencintaimu ( Terlambat?)
35 Salah mengira
36 Kekhawatiran Darren
37 Sebuah Pesan
38 Sebuah Keputusan
39 Mulai Bimbang
40 Mejemput Kiran
41 Hampir Bertemu
42 Tangis kepedihan
43 Pertemuan
44 Ungkapan
45 Cemburunya Darren.
46 Cinta untuk Kiran
47 Kerusuhan Para Tetangga
48 Rencana Jahat
49 Menggoda Tuan Suami
50 Pertengakaran Darren Dan Daniel
51 Calon Menantu?
52 Suara Ketukan Pintu
53 Perdebatan Kiran dan Shelvi
54 Kevin dan Shelvi
55 Melepas Rindu
56 Rasa Khawatir
57 Jebakan Ivan dan Shelvi
58 Kedatangan Shelvi
59 Resep Masakan
60 Topeng Kelicikan Shelvi
61 Rasa kecewa Kiran
62 Hancurnya sebuah kepercayaan
63 Semakin Menderita
64 Luka Seorang Istri.
65 Rencana Daniel
66 Mengabaikan Darren
67 Rencana Yang Gagal
68 Usaha Darren
69 Sebuah Tawaran
70 Suasana Rumah
71 Pisah
72 Kedok Shelvi Terbongkar
73 Mencoba Berbaikan
74 Aku Tidak Akan Membiarkanmu Pergi
75 Rencana Busuk Vanesha Part 1
76 Rencana Busuk Vanesha part 2
77 Bertahanlah, Ran!
78 Kemarahan Daniel
79 Rekaman Cctv
80 Takut Kehilangan.
81 Bayi laki - laki
82 Balas dendam
83 Pertolongan
84 Koma
85 Rencana Kevin
86 Penyusup
87 Kondisi Kiran
88 Ancaman Dan Permintaan Ivan
89 Isak Tangis Darren
90 Keinginan Kiran.
91 Kecurigaan Tim Dokter
92 Ravindra Arka Wijaya
93 Penangkapan Ivan
94 Tawaran Alex dan Bastian
95 Pangeran Kecil
96 Kedatangan Kevin dan Bima
97 Tawaran Bima
98 Menolak Tawaran
99 Aku cemburu, Ran.
100 Kedatangan Arya
101 Bimbang
102 Kecurigaan Arya
103 Mulai Terungkap ( Ayah kandung kiran)
104 Kedatangan Citra
105 Hanya Sebatas Teman
106 Demi Harta
107 Memberikan Harapan Palsu
108 Kekecewaan Seorang Anak
109 Akhirnya...
110 Pulang Ke Rumah
111 Pamit Pulang
112 Selamat Tinggal!
113 Menemui Arya
114 Rindu Dan Kecewa
115 Gelombang Marah
116 Pengumuman
117 Semakin Jelas Ayah Kandung Kiran
118 Perasaan Gengsi
119 Penyesalan Seorang Ibu
120 Menerima Tawaran
121 Kemarahan Darren Dan Kenzo
122 Titik Terendah
123 Rencana Pertemuan Ayah Kandung Kiran
124 Laki - laki Nggak Peka
125 Luapan Hati Kiran Part 1
126 Luapan Hati Kiran Part 2
127 Berdamai Dengan Masa Lalu
128 Calon Arya
129 Mencari Informasi
130 Keputusan Besar
131 Kehamilan Citra
132 Tidak Punya Pilihan Lain
133 Mendapatkan Tekanan Dari Berbagai Sisi
134 Dunia Sangat Tidak Adil
135 Salah Paham
136 Bimbang
137 Kepolosan Daniel
138 Aku Malu
139 Kepulangan Shelvi
140 Pertengkaran Shelvi dan Bara
141 Butuh Liburan
142 Gara - gara Datang Bulan
143 Mencoba Mengabaikannya
144 Merasa Bersalah
145 Merasa Gelisah
146 Pertemuaan
147 Liciknya Kevin
148 Naik Pitam
149 Kecurigaan Kiran
150 Penculikkan
151 Panik
152 Menyelamatkan Kiran
153 Perkelahian
154 Terluka
155 Mencoba Bertahan
156 Mas, Bertahanlah!
157 Kondisi Darren dan Kiran
158 Kehancuran Keluarga Bima
159 Tidak Mengabaikan Arka
160 Perlahan Hancur
161 Gugatan Cerai
162 Selamat Bergabung
163 Pertengkaran Daniel Dan Kiran
164 Tidak Mungkin!
165 Hanya Bersandiwara
166 Dua Jones
167 Gelisah
168 Shelvi Menyesal
169 Menyusun Rencana
170 Harapan Darren
171 Ketakutan Kiran
172 Kaulah Rumahku
173 Korban pembunuhan
174 Duka Dan Dendam
175 Pelaku Pembunuhan
176 Balas Dendam Part 1
177 Balas Dendam Part 2
178 Bersiap Untuk Bertarung
179 Semakin Aneh
180 Jaga Bicaramu!
181 Ampuni Kami
182 Merasa Putus Asa
183 Kematian Bima
184 Hanya Karena Rasa Iri
185 Kelakuan Pria Gila ( Niko)
186 Kabur Dari Rumah Sakit
187 Sebuah Ide
188 Sebuah Pelukkan
189 Tidak Punya Pilihan Lain
190 Kepanikan Daniel
191 Tidak Bisa Bohong Lagi
192 Kekecewaan Helena
193 Suasana Duka
194 Selamat Tinggal, Pa
195 Permintaan Maaf Kevin
196 Pengumuman
197 Semuanya Sudah Berakhir
198 Perdebatan Alex Dan Arya
199 Kebahagiaan Besar
200 Menentukan Tanggal Pernikahan
201 Hadiah Terindah ( Finally Ending)
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Mahkota yang Terenggut
2
Saling Membenci
3
Dua Garis Merah
4
Perasaan Iba dan Emosi
5
Ketahuan
6
Keputusan Darren
7
Perasaan Yang Aneh
8
Gelombang Kekecewaan Kiran
9
Akad
10
Surat Perjanjian
11
Tangisan Kiran
12
Malam Panas
13
Kecewa dan Penyesalan
14
Sedikit Perhatian
15
Perasaan Darren
16
Peduli tapi Gengsi
17
Ngidam
18
Terbiasa dengan semuanya.
19
Kemarahan Kiran
20
Sakit tapi tak berdarah
21
Cemburu
22
Jangan Salahkan Aku, Tuan
23
Tuan, Aku Menyerah
24
Penyesalan Darren
25
Sosok Penolong
26
Bolehkah Aku ikut?
27
Dimana Kamu Sayang
28
Pergi Jauh
29
Frustasi
30
Pertengkaran Hebat.
31
Membiasakan Diri
32
Kedatangan Ulat Bulu
33
Pekerjaan baru Kiran
34
Aku Mencintaimu ( Terlambat?)
35
Salah mengira
36
Kekhawatiran Darren
37
Sebuah Pesan
38
Sebuah Keputusan
39
Mulai Bimbang
40
Mejemput Kiran
41
Hampir Bertemu
42
Tangis kepedihan
43
Pertemuan
44
Ungkapan
45
Cemburunya Darren.
46
Cinta untuk Kiran
47
Kerusuhan Para Tetangga
48
Rencana Jahat
49
Menggoda Tuan Suami
50
Pertengakaran Darren Dan Daniel
51
Calon Menantu?
52
Suara Ketukan Pintu
53
Perdebatan Kiran dan Shelvi
54
Kevin dan Shelvi
55
Melepas Rindu
56
Rasa Khawatir
57
Jebakan Ivan dan Shelvi
58
Kedatangan Shelvi
59
Resep Masakan
60
Topeng Kelicikan Shelvi
61
Rasa kecewa Kiran
62
Hancurnya sebuah kepercayaan
63
Semakin Menderita
64
Luka Seorang Istri.
65
Rencana Daniel
66
Mengabaikan Darren
67
Rencana Yang Gagal
68
Usaha Darren
69
Sebuah Tawaran
70
Suasana Rumah
71
Pisah
72
Kedok Shelvi Terbongkar
73
Mencoba Berbaikan
74
Aku Tidak Akan Membiarkanmu Pergi
75
Rencana Busuk Vanesha Part 1
76
Rencana Busuk Vanesha part 2
77
Bertahanlah, Ran!
78
Kemarahan Daniel
79
Rekaman Cctv
80
Takut Kehilangan.
81
Bayi laki - laki
82
Balas dendam
83
Pertolongan
84
Koma
85
Rencana Kevin
86
Penyusup
87
Kondisi Kiran
88
Ancaman Dan Permintaan Ivan
89
Isak Tangis Darren
90
Keinginan Kiran.
91
Kecurigaan Tim Dokter
92
Ravindra Arka Wijaya
93
Penangkapan Ivan
94
Tawaran Alex dan Bastian
95
Pangeran Kecil
96
Kedatangan Kevin dan Bima
97
Tawaran Bima
98
Menolak Tawaran
99
Aku cemburu, Ran.
100
Kedatangan Arya
101
Bimbang
102
Kecurigaan Arya
103
Mulai Terungkap ( Ayah kandung kiran)
104
Kedatangan Citra
105
Hanya Sebatas Teman
106
Demi Harta
107
Memberikan Harapan Palsu
108
Kekecewaan Seorang Anak
109
Akhirnya...
110
Pulang Ke Rumah
111
Pamit Pulang
112
Selamat Tinggal!
113
Menemui Arya
114
Rindu Dan Kecewa
115
Gelombang Marah
116
Pengumuman
117
Semakin Jelas Ayah Kandung Kiran
118
Perasaan Gengsi
119
Penyesalan Seorang Ibu
120
Menerima Tawaran
121
Kemarahan Darren Dan Kenzo
122
Titik Terendah
123
Rencana Pertemuan Ayah Kandung Kiran
124
Laki - laki Nggak Peka
125
Luapan Hati Kiran Part 1
126
Luapan Hati Kiran Part 2
127
Berdamai Dengan Masa Lalu
128
Calon Arya
129
Mencari Informasi
130
Keputusan Besar
131
Kehamilan Citra
132
Tidak Punya Pilihan Lain
133
Mendapatkan Tekanan Dari Berbagai Sisi
134
Dunia Sangat Tidak Adil
135
Salah Paham
136
Bimbang
137
Kepolosan Daniel
138
Aku Malu
139
Kepulangan Shelvi
140
Pertengkaran Shelvi dan Bara
141
Butuh Liburan
142
Gara - gara Datang Bulan
143
Mencoba Mengabaikannya
144
Merasa Bersalah
145
Merasa Gelisah
146
Pertemuaan
147
Liciknya Kevin
148
Naik Pitam
149
Kecurigaan Kiran
150
Penculikkan
151
Panik
152
Menyelamatkan Kiran
153
Perkelahian
154
Terluka
155
Mencoba Bertahan
156
Mas, Bertahanlah!
157
Kondisi Darren dan Kiran
158
Kehancuran Keluarga Bima
159
Tidak Mengabaikan Arka
160
Perlahan Hancur
161
Gugatan Cerai
162
Selamat Bergabung
163
Pertengkaran Daniel Dan Kiran
164
Tidak Mungkin!
165
Hanya Bersandiwara
166
Dua Jones
167
Gelisah
168
Shelvi Menyesal
169
Menyusun Rencana
170
Harapan Darren
171
Ketakutan Kiran
172
Kaulah Rumahku
173
Korban pembunuhan
174
Duka Dan Dendam
175
Pelaku Pembunuhan
176
Balas Dendam Part 1
177
Balas Dendam Part 2
178
Bersiap Untuk Bertarung
179
Semakin Aneh
180
Jaga Bicaramu!
181
Ampuni Kami
182
Merasa Putus Asa
183
Kematian Bima
184
Hanya Karena Rasa Iri
185
Kelakuan Pria Gila ( Niko)
186
Kabur Dari Rumah Sakit
187
Sebuah Ide
188
Sebuah Pelukkan
189
Tidak Punya Pilihan Lain
190
Kepanikan Daniel
191
Tidak Bisa Bohong Lagi
192
Kekecewaan Helena
193
Suasana Duka
194
Selamat Tinggal, Pa
195
Permintaan Maaf Kevin
196
Pengumuman
197
Semuanya Sudah Berakhir
198
Perdebatan Alex Dan Arya
199
Kebahagiaan Besar
200
Menentukan Tanggal Pernikahan
201
Hadiah Terindah ( Finally Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!