"Apa kamu tidak ada belas kasihan Tuan? ini anakmu. Kenapa kamu begitu tega ingin melenyapkannya?:
"Anak? Cih... kamu pikir aku percaya dengan omong kosongmu, hmm? Meski aku menyuruhmu untuk melenyapkannya. Tapi bukan berarti aku percaya jika anak itu anakku". ketus Darren. Seringai licik terpampang jelas di bibir yang sexy.
Kiran membelalakan matanya. Ia tak habis pikir dengan sikap Darren yang menurutnya begitu aneh. Bukankah Darren sudah menidurinya? lalu kenapa justru pria itu tidak percaya?
"Lalu kenapa kamu menyuruhku menggugurkannya Tuan? kalau kamu memang tidak percaya tak apa. Tapi tolong biarkan aku pergi." ucap Kiran.
"Membiarkanmu Pergi? jangan harap Kiran! Aku tidak akan melepaskanmu sebelum anak itu lenyap."
"Kenapa kamu bersikeras ingin melenyapkannya? dia tidak bersalah Tuan! Biarkan dia melihat dunia ini." tangkas Kiran.
"Kamu tahu kenapa? karena aku tidak ingin kau mengambil keuntungan dari kejadian ini. Aku yakin ini semua bagian dari rencana busukmu bukan?!" Darren tertawa licik, ia menatap jijik kearah Kiran. Seolah wanita itu hanyalah seonggok sampah yang tak berguna.
"Cukup! selama ini saya sudah bersabar untuk tidak mengatakan semuanya pada keluargamu Tuan, Aku juga sudah menerima semua yang terjadi. Tapi aku tidak rela jika kau terus menerus menghinaku seperti ini." geram Kiran. Emosinya begitu memuncak sehingga ia begitu berani kepada Darren.
Darren begitu kaget melihat perubahan Kiran yang berani membentaknya.
"Aku tahu kita berbeda. Aku juga mengerti kalau kita tidak mungkin bersama. Meski sekarang aku hamil anakmu. Aku berjanji tidak akan meminta pertanggung jawaban darimu. tapi tolong jangan membuatku semakin kehilangan harapan." lirih Kiran matanya berubah sendu, begitu pula dengan raut wajahnya.
Darren memilih diam sembari bersedekap. Kali ini ia ingin membiarkan Kiran untuk mengeluarkan segala unek - uneknya.
"Aku sudah cukup menderita setelah kehilangan Ibu dan Adikku. jadi aku mohon Tuan! jangan membuatku semakin menderita karena hinaanmu itu. Demi Tuhan akupun tak pernah menginginkan semua hal ini terjadi". rancau Kiran. Tangisnnya tidak terbendung lagi. ia terduduk diatas ranjang Darren, sambil mengacak rambutnya. Kiran meraung, ia benar - benar tak kuasa menahan segala penderitaan yang silih berganti menghampirinya.
"Tolong lepaskan aku," lirih Kiran sembari menatap penuh harap kearah Darren. Wajahnya terlihat pucat dengan air mata yang menghiasi pipinya.
Darren memejamkan mata sembari menyugar rambutnya kebelakang. Ada perasaan iba yang perlahan hadir dihatinya. Namun, secepat mungkin Darren menepisnya.
"Baik aku akan melepaskanmu. tapi setelah anak itu benar - benar lenyap dari dunia ini."
Kiran menggelengkan kepalanya. Rasanya ia ingin melenyapkan Darren yang terlalu keras kepala dan kejam. Namun Kiran tidak berani untuk melakukan hal tersebut. Tiba - tiba kepalanya mendadak pusing dan pandangannya terlihat buram.
Brukkk!.
Kiran terbaring tak sadarkan diri diatas ranjang Darren. melihat hal itu Darren begitu panik. terlebih lagi setelah ia mendengar suara ketukan pintu dari luar.
"Darren...?! buka pintunya sekarang Mama mau berbicara sama kamu!"
Darren menelan salivanya susah payah. jantungnya berdetak kencang setelah mendengarkan ucapan Mama dari luar pintu.
"Apa mungkin Mama sudah mengetahui semuanya? Ah.. Sial! Apa yang harus aku lakukan sekarang?" ucap Darren sambil mengacak rambutnya.
Darren pun membuka pintu kamarnya. "Kamu apakan Kiran?". Tanya Helena setelah melihat keadaan Kiran yang pingsan diatas ranjang Darren.
"Apa sih ma, kenapa tiba - tiba mama bertanya seperti itu? ucap Darren sambil bersedekap dan menatap kearah Mamahnya.
"Karena Mama sudah menganggap Kiran sebagai anak mama sendiri Darren. Jadi mulai sekarang kamu tiadak boleh melakukan apapun padanya! Biarkan Kiran hidup tenang disini." kata Helena tatapannya begitu serius ketika beradu pandang dengan Darren.
"Terserah Mamah aja deh!" Ucap Darren begitu kesal.
Mama Helen kemudian pergi dari kamar Darren. dan berpesan untuk menjaga Kiran sampai Kiran sadar kembali.
"Apa yang harus aku lakukan?" Darren mengacak rambutnya kasar. Ia benar - benar bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.
****
"Eunghhh". Beberapa menit kemudian terdengar suara lenguhan dari Kiran
Darren tersenyum sinis. Sudut bibirnya terangkat ketika Kiran mulai sadarkan diri.
"Bangun dan cepat pergilah dari kamarku ketus Darren. Dia bahkan tidak memperdulikan keadaan Kiran yang masih lemah. Dan ingat setelah ini, kamu harus mengugurkannya."
"T..tapi.....?"
Pluk!
Sebuah kartu terlempar kehadapan Kiran. Tentu saja pelakunya adalah Darren. "Ingat Gunakan kartu itu untuk menggugurkannya. Kalau sampai besok siang kamu belum melakukannya maka aku tidak akan segan - segan memberikan pelajaran padamu. Dan ingat Keselamatanmu ada ditanganku" ucap darren penuh ancaman.
Kiran tidak menjawab apapun. Dia hanya bisa menunduk sambil menahan diri agar tak menangis lagi.
****Akankah Kiran akan menggugurkannya? Atau justru Darren berubah pikiran? Hmm, ikut terus kisahnya ya..🤗
Jangan lupa Like,Komen dan Vote****.
Terimakasih sudah membaca.Maaf kalau masih banyak typho.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
pena_sf:)
otak di dengkul
2024-07-26
0
Jasmine
darren ini otaknya terbuat dr tepung terigu ya koq tega bgt...tak punya hati...udh jelas2 dia yg memerawani kiran ...kena tampol jg nih...
2022-04-23
0
rara
jangan digugurkan kandungan nya kiran
2022-03-13
3