Sedikit Perhatian

******

Kiran menghembuskan nafasnya panjang dia menatap sekeliling ruangan yang terasa begitu sepi dan terasa hampa. "Apa yang harus kulakukan setelah ini?". Saat akan beranjak dari tempat duduknya tanpa sengaja Kiran melihat selembar kartu nama. seketika senyum terbit ketika melihat alamat tempat Darren bekerja tertera di kartu nama tersebut. "Ah, sebaiknya nanti aku akan mengantarkan makan siang untuk Darren" ucap Kiran. perasaannya menghangat, ia merasa berbunga - bunga ketika memlihat wajah tampan suaminya.

Sementara itu, saat ini Darren sedang mengemudikan mobilnya menuju ke tempat kerja. Sepanjang perjalanan mulutnya terus menggerutu. Entah mengapa ia teringat dengan wajah Kiran yang menurutnya sangat menyebalkan. " Kenapa wajahnya membuatku gila? Sial! Sepertinya aku harus menghindarinya" ucap Darren sedikit frustasi sambil menyugar rambutnya ke belakang. butuh waktu setengah jam lebih bagi Darren sampai di tempat kerja.

"Darren, Model pemotretan hari ini di ganti? Yang kemarin tidak bisa datang karena sakit." ucap Sofyan rekan kerja Darren yang sedikit gemulai. " Hemm.. lalu siapa yang menggantikannya?". tanya Darren tanpa melihat kearah Sofyan.

"Yang jadi model penggantinya mantan kamu! Vanesha Hira," ucap Sofyan sambil tersenyum ketika menatap Darren.

"Kenapa harus dia? Sial! kalau begitu kamu saja Yang mengambil pekerjaan ini? Aku malas bertemu dengannya?!" ucap Darren sambil menyandarkan tubuhnya di sofa yang berada di lobi kantor. Rasa sesak dan sakit hati perlahan memenuhi hati Darren karena ia masih mengingatnya dengan jelas kebusukan Vanesha terbongkar tepat seminggu sebelum pernikahannya dengan Darren terjadi.

"Nggak bisa begitu Darren! Aku sudah ada kerjaan lain. Lagi pula kenapa kamu menolak sih? Atau jangan - jangan Yu.., belum bisa move on yah, dari si boneka Anabelle itu? Upzz,, maksudku Vanesha? tanya Sofyan sambil menaik turunkan alisnya. kemudian terkekeh geli sambil menepuk pundak Darren.

"Ngomongnya biasa aja Sof! jangan sampai sepatuku ini menyumpal mulutmu itu! Tentu saja aku sudah melupakan wanita murahan itu! jawab Darren sinis dan sedikit emosi.

"Halah meski murahan kamu masih tetap cinta kan? Selamat bersenang - senang dengan sang Mantan, Darren! gurau Sofyan. lalu tertawa puas dan langsung berlari meninggalkan Darren yang terlihat marah.

"Brengsek!" Darren menggeram marah ingin rasanya dia memukul teman gemulainya itu. Kemudian Darren pun langsung menuju ke ruangan pemotretan. Jantung Darren berdegup begitu kencang ketika hendak membuka pintu ruang pemotretan. meski rasa sakit hatinya begitu besar, tetapi tetap saja, masih ada sedikit cinta yang tertinggal di hati Darren untuk Vanesha. Saat Darren masuk ke ruang pemotretan dia melihat Vanesha sedang bermesraan dengan Mantan sahabat baiknya yaitu Kevin Permana.

"Haii Darren,? Sudah lama sekali aku tidak melihatmu? Aku tahu kau masih mencintai calon istriku?". ucap Kevin sambil tersenyum sinis menatap Darren.

"Calon istri?" Ucap Darren sedikit bingung sekaligus terkejut dengan ucapan Kevin.

"Ya, minggu depan aku dan Vanesha akan menikah. Ah iya, aku ikut datang kesini sekalian ingin memberikan undangan ini padamu dan kuharap kamu bisa datang, Darren!." kata Kevin sambil memberikan undangnnya pada Darren dan tersenyum penuh kemenangan .

"Hemm, akan ku usahkan, jadi sekarang minggir dan suruh calon istrimu untuk cepat berdiri dan segera menyelesaikan pemotretannya!". ucap Darren sambil menahan perasaan kesalnya.

Beberapa jam kemudian, Sesi pemotretan yang dilakukan Vanesha telah selesai. Kini Vanesha dan Kevin menuju ruangan Darren untuk membahas kontrak kerja sama. Setelah sampai di ruang kerja Darren, Kevin meminta izin untuk pergi ke kamar mandi tentu saja hal itu disambut baik oleh Vanesha setelah memastikan Kevin telah pergi ke kamar mandi. Vanesha pun berjalan ke arah Darren sambil tersenyum simpul. "Apa kabar, sayang? Apa kau masih mencintaiku?" tanya Vanesha sembari menyentuh dada Darren. Senyum meremehkan terukir jelas di bibir Vanesha.

"Dengarkan ini baik - baik! sekarang sudah tidak ada rasa cinta untuk wanita murahan sepertimu?!" ucap Darren sambil mendorong tubuh Vanesha hingga mundur beberapa langkah.

"Baiklah, tapi sebelum itu.Bolehkah aku memelukmu? Yah.. anggap saja ini menjadi pelukan terakhir diantara kita."

Darren tidak menjawab. Justru Vanesha semakin mendekat dan memeluknya dengan erat.Saat itu, tepat ketika Darren ingin mendorong tubuh Vanesha menjauh, Seseorang datang membuka Pintu. "A---Apa yang sedang kalian lakukan?" ucap Seseorang itu saat membuka pintu ruangan Darren.

Mendengar suara yang cukup Familiar di telinga, sontak Darren menoleh dia terkejut saat melihat Kiran telah berdiri di ambang pintu sambil menenteng rantang makanan. Reflek Darren langsung mendorong tubuh Vanesha agar menjauh darinya. Vanesha hampir jatuh tapi dia langsung berpegangan pada meja.

"Apa yang kamu lakukan disini?!" tanya Darren sambil bersedekap menatap ke arah Kiran. Aura permusuhan terlihat jelas dari pancaran Darren saat beradu pandang dengan Kiran.

"Maaf, tapi Aku hanya ingin membawakan makanan untukmu Tuan? karena tadi pagi kamu belum sempat sarapan. Aku benar - benar khawatir padamu Tuan." bisik Kiran sembari menundukkan kepala. Bahunya sedikit gemetar, ia takut dengan tatapan Darren dan juga Vanesha.

"Persetan dengan khawatir, Ran! lebih baik sekarang kamu pulang! bentak Darren sambil mencengkram bahu Kiran. Darren terlihat begitu tidak suka melihat kehadiran istrinya.

Setelah selesai dari kamar mandi Kevin pun langsung memasuki Ruangan Darren. "Wahh siapa itu, Darren? Atau jangan - jangan dia kekasih barumu yah?" tanya Kevin, ia terkekeh hambar sembari memegang pinggang Vanesha.

"Bukan urusanmu," ketus Darren sembari menatap Kevin.

Vanesha yang mendengar ucapan Kevinpun tertawa. ia lalu menatap Kiran dari atas sampai bawah. "Tapi mana mungkin Darren mau dengan wanita kampungan seperti ini, Vin? Sambung Vanesha.

Kiran meremas Rok yang di pakainya begitu erat. Perasaannya mendadak tidak enak, terlebih lagi ketika mendapatkan tatapan jijik dari Vanesha.

"Ah, kamu benar sayang, Selera Darren tidak mungkin berubah drastis seperti ini kan? Hahaha lihatlah gaya wanita itu begitu norak dan ketinggalan zaman." ledek Kevin. Suara tawanya menggelegar dan membuat Darren begitu muak dan semakin marah.

"Tutup Mulut Kalian!" ucap Darren sambil menarik tangan Kiran agar bersembunyi di belakang tubuhnya.

"Woow Apa ini? Tumben sekali seorang Darren Wijaya mau membela seorang wanita" ucap Kevin sambil bersedekap dan menatap remeh kearah Darren.

"Dia benar - benar Kekasihmu, Darren?" tanya Vanesha sambil berjalan mendekati Kiran. Rasanya ia begitu penasaran dan sekaligus kesal ketika Darren melindungi Kiran.

"Bukan urusanmu Vanesha! Hal itu tidak ada hubungannya dengan kamu! Jadi, lebih baik kalian keluar saja dari sini! bentak Darren sambil menatap nyalang ke arah Vanesha yang kini sudah berada di dekatnya.

"Jangan kasar dengan calon istriku Darren! Dia hanya bertanya seharusnya kamu menjawab bukan membentaknya!" kata Kevin dengan nada suaranya meninggi.

"T---Tuan sudah jangan marah - marah maaf sudah membuatmu kesusahan. Sekarang aku akan pergi." kata Kiran suaranya terdengar lirih tapi masih terdengar jelas oleh Vanesha dan Darren.

Tepat ketika Kiran berjalan menjauhi Darren, Vanesha justru langsung mendorong tubuh Kiran hingga perutnya sedikit terbentur meja dan terjatuh kelantai hingga makanan yang Kiran bawa ikut tercecer dilantai.

"Kiran! ucap Darren.

"Apa yang kamu lakukan Vanesha! kamu benar - benar keterlaluan, Vanesha Hira! Lihat saja nanti, kamu akan mendapatkan balasan yang setimpal." ucap Darren penuh amarah dan langsung menghampiri kearah Kiran yang terlihat kesakitan sambil memegang perutnya

"Heh.. Darren!! jangan berani kau mengancam calon istriku! Apa yang dikatakan Vanesha memang benar tentang wanita kampungan itu kan?. Kamu juga terlihat begitu serasi dengannya" ucap Kevin. sambil memeluk mesra pinggang Vanesha.

Bugh!

Satu pukulan mendarat telak di sudut bibir Kevin. " Berani sekali kamu melakukan ini padaku Darren! ucap Kevin dengan suaranya mengalun penuh ancaman.

"Aku tidak mungkin melakukan itu padamu, kalau kamu tidak mencari gara - gara Vin, sudah cukup kesabaranku selama ini. Sekarang juga ku harap kalian berdua segera meninggalkan ruanganku. Cepat pergi Kalian dari sini" ucap Darren. tangannya sudah mengepal kuat dan dadanya pun bergemuruh karena marah.

Vanesha dan Kevin langsung meninggalkan ruangan Darren dengan perasaan begitu marah dan kesal. Darren kemudian menghampiri Kiran yang masih terduduk dilantai.

"T---Tuan perutku sakit sekali, Aku takut terjadi sesuatu dengannya. Tuan Aku mohon bawa aku kerumah sakit sekarang. Aku tidak tahan lagi! lirih Kiran. ia mengerang menahan sakit yang semakin menjadi - jadi.

"Hei jangan bercanda Kiran! buka matamu!" ucap Darren terlihat panik kini Kiran terkulai lemas bahkan rintihan dari bibir Kiran pun tidak lagi terdengar.

Jangan lupa,Vote dan komen.

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

tor knpa pemerannya dibuat bodoh,

2023-11-17

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

kiran bodoh,,, ada-ada aja,,,

2023-11-17

0

Jasmine

Jasmine

keterlaluan sekali pasangan bejad ini..emg ga tau diri dan mengumbar kemesraan yg menjijikannya...

2022-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 Mahkota yang Terenggut
2 Saling Membenci
3 Dua Garis Merah
4 Perasaan Iba dan Emosi
5 Ketahuan
6 Keputusan Darren
7 Perasaan Yang Aneh
8 Gelombang Kekecewaan Kiran
9 Akad
10 Surat Perjanjian
11 Tangisan Kiran
12 Malam Panas
13 Kecewa dan Penyesalan
14 Sedikit Perhatian
15 Perasaan Darren
16 Peduli tapi Gengsi
17 Ngidam
18 Terbiasa dengan semuanya.
19 Kemarahan Kiran
20 Sakit tapi tak berdarah
21 Cemburu
22 Jangan Salahkan Aku, Tuan
23 Tuan, Aku Menyerah
24 Penyesalan Darren
25 Sosok Penolong
26 Bolehkah Aku ikut?
27 Dimana Kamu Sayang
28 Pergi Jauh
29 Frustasi
30 Pertengkaran Hebat.
31 Membiasakan Diri
32 Kedatangan Ulat Bulu
33 Pekerjaan baru Kiran
34 Aku Mencintaimu ( Terlambat?)
35 Salah mengira
36 Kekhawatiran Darren
37 Sebuah Pesan
38 Sebuah Keputusan
39 Mulai Bimbang
40 Mejemput Kiran
41 Hampir Bertemu
42 Tangis kepedihan
43 Pertemuan
44 Ungkapan
45 Cemburunya Darren.
46 Cinta untuk Kiran
47 Kerusuhan Para Tetangga
48 Rencana Jahat
49 Menggoda Tuan Suami
50 Pertengakaran Darren Dan Daniel
51 Calon Menantu?
52 Suara Ketukan Pintu
53 Perdebatan Kiran dan Shelvi
54 Kevin dan Shelvi
55 Melepas Rindu
56 Rasa Khawatir
57 Jebakan Ivan dan Shelvi
58 Kedatangan Shelvi
59 Resep Masakan
60 Topeng Kelicikan Shelvi
61 Rasa kecewa Kiran
62 Hancurnya sebuah kepercayaan
63 Semakin Menderita
64 Luka Seorang Istri.
65 Rencana Daniel
66 Mengabaikan Darren
67 Rencana Yang Gagal
68 Usaha Darren
69 Sebuah Tawaran
70 Suasana Rumah
71 Pisah
72 Kedok Shelvi Terbongkar
73 Mencoba Berbaikan
74 Aku Tidak Akan Membiarkanmu Pergi
75 Rencana Busuk Vanesha Part 1
76 Rencana Busuk Vanesha part 2
77 Bertahanlah, Ran!
78 Kemarahan Daniel
79 Rekaman Cctv
80 Takut Kehilangan.
81 Bayi laki - laki
82 Balas dendam
83 Pertolongan
84 Koma
85 Rencana Kevin
86 Penyusup
87 Kondisi Kiran
88 Ancaman Dan Permintaan Ivan
89 Isak Tangis Darren
90 Keinginan Kiran.
91 Kecurigaan Tim Dokter
92 Ravindra Arka Wijaya
93 Penangkapan Ivan
94 Tawaran Alex dan Bastian
95 Pangeran Kecil
96 Kedatangan Kevin dan Bima
97 Tawaran Bima
98 Menolak Tawaran
99 Aku cemburu, Ran.
100 Kedatangan Arya
101 Bimbang
102 Kecurigaan Arya
103 Mulai Terungkap ( Ayah kandung kiran)
104 Kedatangan Citra
105 Hanya Sebatas Teman
106 Demi Harta
107 Memberikan Harapan Palsu
108 Kekecewaan Seorang Anak
109 Akhirnya...
110 Pulang Ke Rumah
111 Pamit Pulang
112 Selamat Tinggal!
113 Menemui Arya
114 Rindu Dan Kecewa
115 Gelombang Marah
116 Pengumuman
117 Semakin Jelas Ayah Kandung Kiran
118 Perasaan Gengsi
119 Penyesalan Seorang Ibu
120 Menerima Tawaran
121 Kemarahan Darren Dan Kenzo
122 Titik Terendah
123 Rencana Pertemuan Ayah Kandung Kiran
124 Laki - laki Nggak Peka
125 Luapan Hati Kiran Part 1
126 Luapan Hati Kiran Part 2
127 Berdamai Dengan Masa Lalu
128 Calon Arya
129 Mencari Informasi
130 Keputusan Besar
131 Kehamilan Citra
132 Tidak Punya Pilihan Lain
133 Mendapatkan Tekanan Dari Berbagai Sisi
134 Dunia Sangat Tidak Adil
135 Salah Paham
136 Bimbang
137 Kepolosan Daniel
138 Aku Malu
139 Kepulangan Shelvi
140 Pertengkaran Shelvi dan Bara
141 Butuh Liburan
142 Gara - gara Datang Bulan
143 Mencoba Mengabaikannya
144 Merasa Bersalah
145 Merasa Gelisah
146 Pertemuaan
147 Liciknya Kevin
148 Naik Pitam
149 Kecurigaan Kiran
150 Penculikkan
151 Panik
152 Menyelamatkan Kiran
153 Perkelahian
154 Terluka
155 Mencoba Bertahan
156 Mas, Bertahanlah!
157 Kondisi Darren dan Kiran
158 Kehancuran Keluarga Bima
159 Tidak Mengabaikan Arka
160 Perlahan Hancur
161 Gugatan Cerai
162 Selamat Bergabung
163 Pertengkaran Daniel Dan Kiran
164 Tidak Mungkin!
165 Hanya Bersandiwara
166 Dua Jones
167 Gelisah
168 Shelvi Menyesal
169 Menyusun Rencana
170 Harapan Darren
171 Ketakutan Kiran
172 Kaulah Rumahku
173 Korban pembunuhan
174 Duka Dan Dendam
175 Pelaku Pembunuhan
176 Balas Dendam Part 1
177 Balas Dendam Part 2
178 Bersiap Untuk Bertarung
179 Semakin Aneh
180 Jaga Bicaramu!
181 Ampuni Kami
182 Merasa Putus Asa
183 Kematian Bima
184 Hanya Karena Rasa Iri
185 Kelakuan Pria Gila ( Niko)
186 Kabur Dari Rumah Sakit
187 Sebuah Ide
188 Sebuah Pelukkan
189 Tidak Punya Pilihan Lain
190 Kepanikan Daniel
191 Tidak Bisa Bohong Lagi
192 Kekecewaan Helena
193 Suasana Duka
194 Selamat Tinggal, Pa
195 Permintaan Maaf Kevin
196 Pengumuman
197 Semuanya Sudah Berakhir
198 Perdebatan Alex Dan Arya
199 Kebahagiaan Besar
200 Menentukan Tanggal Pernikahan
201 Hadiah Terindah ( Finally Ending)
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Mahkota yang Terenggut
2
Saling Membenci
3
Dua Garis Merah
4
Perasaan Iba dan Emosi
5
Ketahuan
6
Keputusan Darren
7
Perasaan Yang Aneh
8
Gelombang Kekecewaan Kiran
9
Akad
10
Surat Perjanjian
11
Tangisan Kiran
12
Malam Panas
13
Kecewa dan Penyesalan
14
Sedikit Perhatian
15
Perasaan Darren
16
Peduli tapi Gengsi
17
Ngidam
18
Terbiasa dengan semuanya.
19
Kemarahan Kiran
20
Sakit tapi tak berdarah
21
Cemburu
22
Jangan Salahkan Aku, Tuan
23
Tuan, Aku Menyerah
24
Penyesalan Darren
25
Sosok Penolong
26
Bolehkah Aku ikut?
27
Dimana Kamu Sayang
28
Pergi Jauh
29
Frustasi
30
Pertengkaran Hebat.
31
Membiasakan Diri
32
Kedatangan Ulat Bulu
33
Pekerjaan baru Kiran
34
Aku Mencintaimu ( Terlambat?)
35
Salah mengira
36
Kekhawatiran Darren
37
Sebuah Pesan
38
Sebuah Keputusan
39
Mulai Bimbang
40
Mejemput Kiran
41
Hampir Bertemu
42
Tangis kepedihan
43
Pertemuan
44
Ungkapan
45
Cemburunya Darren.
46
Cinta untuk Kiran
47
Kerusuhan Para Tetangga
48
Rencana Jahat
49
Menggoda Tuan Suami
50
Pertengakaran Darren Dan Daniel
51
Calon Menantu?
52
Suara Ketukan Pintu
53
Perdebatan Kiran dan Shelvi
54
Kevin dan Shelvi
55
Melepas Rindu
56
Rasa Khawatir
57
Jebakan Ivan dan Shelvi
58
Kedatangan Shelvi
59
Resep Masakan
60
Topeng Kelicikan Shelvi
61
Rasa kecewa Kiran
62
Hancurnya sebuah kepercayaan
63
Semakin Menderita
64
Luka Seorang Istri.
65
Rencana Daniel
66
Mengabaikan Darren
67
Rencana Yang Gagal
68
Usaha Darren
69
Sebuah Tawaran
70
Suasana Rumah
71
Pisah
72
Kedok Shelvi Terbongkar
73
Mencoba Berbaikan
74
Aku Tidak Akan Membiarkanmu Pergi
75
Rencana Busuk Vanesha Part 1
76
Rencana Busuk Vanesha part 2
77
Bertahanlah, Ran!
78
Kemarahan Daniel
79
Rekaman Cctv
80
Takut Kehilangan.
81
Bayi laki - laki
82
Balas dendam
83
Pertolongan
84
Koma
85
Rencana Kevin
86
Penyusup
87
Kondisi Kiran
88
Ancaman Dan Permintaan Ivan
89
Isak Tangis Darren
90
Keinginan Kiran.
91
Kecurigaan Tim Dokter
92
Ravindra Arka Wijaya
93
Penangkapan Ivan
94
Tawaran Alex dan Bastian
95
Pangeran Kecil
96
Kedatangan Kevin dan Bima
97
Tawaran Bima
98
Menolak Tawaran
99
Aku cemburu, Ran.
100
Kedatangan Arya
101
Bimbang
102
Kecurigaan Arya
103
Mulai Terungkap ( Ayah kandung kiran)
104
Kedatangan Citra
105
Hanya Sebatas Teman
106
Demi Harta
107
Memberikan Harapan Palsu
108
Kekecewaan Seorang Anak
109
Akhirnya...
110
Pulang Ke Rumah
111
Pamit Pulang
112
Selamat Tinggal!
113
Menemui Arya
114
Rindu Dan Kecewa
115
Gelombang Marah
116
Pengumuman
117
Semakin Jelas Ayah Kandung Kiran
118
Perasaan Gengsi
119
Penyesalan Seorang Ibu
120
Menerima Tawaran
121
Kemarahan Darren Dan Kenzo
122
Titik Terendah
123
Rencana Pertemuan Ayah Kandung Kiran
124
Laki - laki Nggak Peka
125
Luapan Hati Kiran Part 1
126
Luapan Hati Kiran Part 2
127
Berdamai Dengan Masa Lalu
128
Calon Arya
129
Mencari Informasi
130
Keputusan Besar
131
Kehamilan Citra
132
Tidak Punya Pilihan Lain
133
Mendapatkan Tekanan Dari Berbagai Sisi
134
Dunia Sangat Tidak Adil
135
Salah Paham
136
Bimbang
137
Kepolosan Daniel
138
Aku Malu
139
Kepulangan Shelvi
140
Pertengkaran Shelvi dan Bara
141
Butuh Liburan
142
Gara - gara Datang Bulan
143
Mencoba Mengabaikannya
144
Merasa Bersalah
145
Merasa Gelisah
146
Pertemuaan
147
Liciknya Kevin
148
Naik Pitam
149
Kecurigaan Kiran
150
Penculikkan
151
Panik
152
Menyelamatkan Kiran
153
Perkelahian
154
Terluka
155
Mencoba Bertahan
156
Mas, Bertahanlah!
157
Kondisi Darren dan Kiran
158
Kehancuran Keluarga Bima
159
Tidak Mengabaikan Arka
160
Perlahan Hancur
161
Gugatan Cerai
162
Selamat Bergabung
163
Pertengkaran Daniel Dan Kiran
164
Tidak Mungkin!
165
Hanya Bersandiwara
166
Dua Jones
167
Gelisah
168
Shelvi Menyesal
169
Menyusun Rencana
170
Harapan Darren
171
Ketakutan Kiran
172
Kaulah Rumahku
173
Korban pembunuhan
174
Duka Dan Dendam
175
Pelaku Pembunuhan
176
Balas Dendam Part 1
177
Balas Dendam Part 2
178
Bersiap Untuk Bertarung
179
Semakin Aneh
180
Jaga Bicaramu!
181
Ampuni Kami
182
Merasa Putus Asa
183
Kematian Bima
184
Hanya Karena Rasa Iri
185
Kelakuan Pria Gila ( Niko)
186
Kabur Dari Rumah Sakit
187
Sebuah Ide
188
Sebuah Pelukkan
189
Tidak Punya Pilihan Lain
190
Kepanikan Daniel
191
Tidak Bisa Bohong Lagi
192
Kekecewaan Helena
193
Suasana Duka
194
Selamat Tinggal, Pa
195
Permintaan Maaf Kevin
196
Pengumuman
197
Semuanya Sudah Berakhir
198
Perdebatan Alex Dan Arya
199
Kebahagiaan Besar
200
Menentukan Tanggal Pernikahan
201
Hadiah Terindah ( Finally Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!