******
Kiran menghembuskan nafasnya panjang dia menatap sekeliling ruangan yang terasa begitu sepi dan terasa hampa. "Apa yang harus kulakukan setelah ini?". Saat akan beranjak dari tempat duduknya tanpa sengaja Kiran melihat selembar kartu nama. seketika senyum terbit ketika melihat alamat tempat Darren bekerja tertera di kartu nama tersebut. "Ah, sebaiknya nanti aku akan mengantarkan makan siang untuk Darren" ucap Kiran. perasaannya menghangat, ia merasa berbunga - bunga ketika memlihat wajah tampan suaminya.
Sementara itu, saat ini Darren sedang mengemudikan mobilnya menuju ke tempat kerja. Sepanjang perjalanan mulutnya terus menggerutu. Entah mengapa ia teringat dengan wajah Kiran yang menurutnya sangat menyebalkan. " Kenapa wajahnya membuatku gila? Sial! Sepertinya aku harus menghindarinya" ucap Darren sedikit frustasi sambil menyugar rambutnya ke belakang. butuh waktu setengah jam lebih bagi Darren sampai di tempat kerja.
"Darren, Model pemotretan hari ini di ganti? Yang kemarin tidak bisa datang karena sakit." ucap Sofyan rekan kerja Darren yang sedikit gemulai. " Hemm.. lalu siapa yang menggantikannya?". tanya Darren tanpa melihat kearah Sofyan.
"Yang jadi model penggantinya mantan kamu! Vanesha Hira," ucap Sofyan sambil tersenyum ketika menatap Darren.
"Kenapa harus dia? Sial! kalau begitu kamu saja Yang mengambil pekerjaan ini? Aku malas bertemu dengannya?!" ucap Darren sambil menyandarkan tubuhnya di sofa yang berada di lobi kantor. Rasa sesak dan sakit hati perlahan memenuhi hati Darren karena ia masih mengingatnya dengan jelas kebusukan Vanesha terbongkar tepat seminggu sebelum pernikahannya dengan Darren terjadi.
"Nggak bisa begitu Darren! Aku sudah ada kerjaan lain. Lagi pula kenapa kamu menolak sih? Atau jangan - jangan Yu.., belum bisa move on yah, dari si boneka Anabelle itu? Upzz,, maksudku Vanesha? tanya Sofyan sambil menaik turunkan alisnya. kemudian terkekeh geli sambil menepuk pundak Darren.
"Ngomongnya biasa aja Sof! jangan sampai sepatuku ini menyumpal mulutmu itu! Tentu saja aku sudah melupakan wanita murahan itu! jawab Darren sinis dan sedikit emosi.
"Halah meski murahan kamu masih tetap cinta kan? Selamat bersenang - senang dengan sang Mantan, Darren! gurau Sofyan. lalu tertawa puas dan langsung berlari meninggalkan Darren yang terlihat marah.
"Brengsek!" Darren menggeram marah ingin rasanya dia memukul teman gemulainya itu. Kemudian Darren pun langsung menuju ke ruangan pemotretan. Jantung Darren berdegup begitu kencang ketika hendak membuka pintu ruang pemotretan. meski rasa sakit hatinya begitu besar, tetapi tetap saja, masih ada sedikit cinta yang tertinggal di hati Darren untuk Vanesha. Saat Darren masuk ke ruang pemotretan dia melihat Vanesha sedang bermesraan dengan Mantan sahabat baiknya yaitu Kevin Permana.
"Haii Darren,? Sudah lama sekali aku tidak melihatmu? Aku tahu kau masih mencintai calon istriku?". ucap Kevin sambil tersenyum sinis menatap Darren.
"Calon istri?" Ucap Darren sedikit bingung sekaligus terkejut dengan ucapan Kevin.
"Ya, minggu depan aku dan Vanesha akan menikah. Ah iya, aku ikut datang kesini sekalian ingin memberikan undangan ini padamu dan kuharap kamu bisa datang, Darren!." kata Kevin sambil memberikan undangnnya pada Darren dan tersenyum penuh kemenangan .
"Hemm, akan ku usahkan, jadi sekarang minggir dan suruh calon istrimu untuk cepat berdiri dan segera menyelesaikan pemotretannya!". ucap Darren sambil menahan perasaan kesalnya.
Beberapa jam kemudian, Sesi pemotretan yang dilakukan Vanesha telah selesai. Kini Vanesha dan Kevin menuju ruangan Darren untuk membahas kontrak kerja sama. Setelah sampai di ruang kerja Darren, Kevin meminta izin untuk pergi ke kamar mandi tentu saja hal itu disambut baik oleh Vanesha setelah memastikan Kevin telah pergi ke kamar mandi. Vanesha pun berjalan ke arah Darren sambil tersenyum simpul. "Apa kabar, sayang? Apa kau masih mencintaiku?" tanya Vanesha sembari menyentuh dada Darren. Senyum meremehkan terukir jelas di bibir Vanesha.
"Dengarkan ini baik - baik! sekarang sudah tidak ada rasa cinta untuk wanita murahan sepertimu?!" ucap Darren sambil mendorong tubuh Vanesha hingga mundur beberapa langkah.
"Baiklah, tapi sebelum itu.Bolehkah aku memelukmu? Yah.. anggap saja ini menjadi pelukan terakhir diantara kita."
Darren tidak menjawab. Justru Vanesha semakin mendekat dan memeluknya dengan erat.Saat itu, tepat ketika Darren ingin mendorong tubuh Vanesha menjauh, Seseorang datang membuka Pintu. "A---Apa yang sedang kalian lakukan?" ucap Seseorang itu saat membuka pintu ruangan Darren.
Mendengar suara yang cukup Familiar di telinga, sontak Darren menoleh dia terkejut saat melihat Kiran telah berdiri di ambang pintu sambil menenteng rantang makanan. Reflek Darren langsung mendorong tubuh Vanesha agar menjauh darinya. Vanesha hampir jatuh tapi dia langsung berpegangan pada meja.
"Apa yang kamu lakukan disini?!" tanya Darren sambil bersedekap menatap ke arah Kiran. Aura permusuhan terlihat jelas dari pancaran Darren saat beradu pandang dengan Kiran.
"Maaf, tapi Aku hanya ingin membawakan makanan untukmu Tuan? karena tadi pagi kamu belum sempat sarapan. Aku benar - benar khawatir padamu Tuan." bisik Kiran sembari menundukkan kepala. Bahunya sedikit gemetar, ia takut dengan tatapan Darren dan juga Vanesha.
"Persetan dengan khawatir, Ran! lebih baik sekarang kamu pulang! bentak Darren sambil mencengkram bahu Kiran. Darren terlihat begitu tidak suka melihat kehadiran istrinya.
Setelah selesai dari kamar mandi Kevin pun langsung memasuki Ruangan Darren. "Wahh siapa itu, Darren? Atau jangan - jangan dia kekasih barumu yah?" tanya Kevin, ia terkekeh hambar sembari memegang pinggang Vanesha.
"Bukan urusanmu," ketus Darren sembari menatap Kevin.
Vanesha yang mendengar ucapan Kevinpun tertawa. ia lalu menatap Kiran dari atas sampai bawah. "Tapi mana mungkin Darren mau dengan wanita kampungan seperti ini, Vin? Sambung Vanesha.
Kiran meremas Rok yang di pakainya begitu erat. Perasaannya mendadak tidak enak, terlebih lagi ketika mendapatkan tatapan jijik dari Vanesha.
"Ah, kamu benar sayang, Selera Darren tidak mungkin berubah drastis seperti ini kan? Hahaha lihatlah gaya wanita itu begitu norak dan ketinggalan zaman." ledek Kevin. Suara tawanya menggelegar dan membuat Darren begitu muak dan semakin marah.
"Tutup Mulut Kalian!" ucap Darren sambil menarik tangan Kiran agar bersembunyi di belakang tubuhnya.
"Woow Apa ini? Tumben sekali seorang Darren Wijaya mau membela seorang wanita" ucap Kevin sambil bersedekap dan menatap remeh kearah Darren.
"Dia benar - benar Kekasihmu, Darren?" tanya Vanesha sambil berjalan mendekati Kiran. Rasanya ia begitu penasaran dan sekaligus kesal ketika Darren melindungi Kiran.
"Bukan urusanmu Vanesha! Hal itu tidak ada hubungannya dengan kamu! Jadi, lebih baik kalian keluar saja dari sini! bentak Darren sambil menatap nyalang ke arah Vanesha yang kini sudah berada di dekatnya.
"Jangan kasar dengan calon istriku Darren! Dia hanya bertanya seharusnya kamu menjawab bukan membentaknya!" kata Kevin dengan nada suaranya meninggi.
"T---Tuan sudah jangan marah - marah maaf sudah membuatmu kesusahan. Sekarang aku akan pergi." kata Kiran suaranya terdengar lirih tapi masih terdengar jelas oleh Vanesha dan Darren.
Tepat ketika Kiran berjalan menjauhi Darren, Vanesha justru langsung mendorong tubuh Kiran hingga perutnya sedikit terbentur meja dan terjatuh kelantai hingga makanan yang Kiran bawa ikut tercecer dilantai.
"Kiran! ucap Darren.
"Apa yang kamu lakukan Vanesha! kamu benar - benar keterlaluan, Vanesha Hira! Lihat saja nanti, kamu akan mendapatkan balasan yang setimpal." ucap Darren penuh amarah dan langsung menghampiri kearah Kiran yang terlihat kesakitan sambil memegang perutnya
"Heh.. Darren!! jangan berani kau mengancam calon istriku! Apa yang dikatakan Vanesha memang benar tentang wanita kampungan itu kan?. Kamu juga terlihat begitu serasi dengannya" ucap Kevin. sambil memeluk mesra pinggang Vanesha.
Bugh!
Satu pukulan mendarat telak di sudut bibir Kevin. " Berani sekali kamu melakukan ini padaku Darren! ucap Kevin dengan suaranya mengalun penuh ancaman.
"Aku tidak mungkin melakukan itu padamu, kalau kamu tidak mencari gara - gara Vin, sudah cukup kesabaranku selama ini. Sekarang juga ku harap kalian berdua segera meninggalkan ruanganku. Cepat pergi Kalian dari sini" ucap Darren. tangannya sudah mengepal kuat dan dadanya pun bergemuruh karena marah.
Vanesha dan Kevin langsung meninggalkan ruangan Darren dengan perasaan begitu marah dan kesal. Darren kemudian menghampiri Kiran yang masih terduduk dilantai.
"T---Tuan perutku sakit sekali, Aku takut terjadi sesuatu dengannya. Tuan Aku mohon bawa aku kerumah sakit sekarang. Aku tidak tahan lagi! lirih Kiran. ia mengerang menahan sakit yang semakin menjadi - jadi.
"Hei jangan bercanda Kiran! buka matamu!" ucap Darren terlihat panik kini Kiran terkulai lemas bahkan rintihan dari bibir Kiran pun tidak lagi terdengar.
Jangan lupa,Vote dan komen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Enung Samsiah
tor knpa pemerannya dibuat bodoh,
2023-11-17
0
Enung Samsiah
kiran bodoh,,, ada-ada aja,,,
2023-11-17
0
Jasmine
keterlaluan sekali pasangan bejad ini..emg ga tau diri dan mengumbar kemesraan yg menjijikannya...
2022-04-24
0