Hari Demi Hari, Darren justru semakin muak dengan kehadiran Kiran. Darren membenci setiap hal yang dilakukan oleh Kiran. Bagi Darren Kiran terlalu kampungan dan sok polos.
Bahkan Darren berpikir jika Kiran tidak mau pergi dari rumahnya hanya karena ingin mencari simpati dari anggota keluarga lain.
Seperti pada pagi hari ini, ketika Darren telah pulang dari olahraga paginya. ia melihat Kiran sedang berada di dalam kamarnya. Setelah itu Darren pun melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah Kiran dan berkata "Apa yang kamu lakukan dikamarku?!" bentak Darren.
Kiran reflek menoleh, ia terkejut saat melihat Darren yang kini sudah berdiri di belakangnya.Kiran yang sedang membersihkan Kamar Darren mendadak takut saat mendapati tatapan dari Darren kepadanya.
"A..a..aku sedang membersihkan kamarmu Tuan, tadi Bu He.." ucapan Kiran terhenti saat pria tersebut berjalan maju dan tatapannya yang terlihat begitu emosi.
"Jangan banyak alasan! aku yakin kamu kesini ingin melakukan sesuatu bukan ? Ahh..atau jangan - jangan kamu ingin menjebakku lagi." ucap Darren.
Kiran menggeleng ia sama sekali tidak memiliki niat buruk kepada Darren. Tadi sewaktu dirinya sedang memasak Mama Darren menyuruhnya untuk membersihkan kamar sang putra.
Lagi pula, untuk apa Kiran melakukan hal buruk yang akan merugikan dirinya.
"Heii.. Wanita kampungan sepertimu benar - benar membuatku muak. Sial!! Seharusnya memang aku harus mengusirmu dari sini" geram Darren. Darren mencengkram kuat pergelangan tangan Kiran. Darren berniat membawa Kiran pergi dari rumahnya.
Namun langkah Darren terhenti ketika Kiran terus memberontak. Darren terdiam ketika mendengar ucapan Kiran yang sukses membuatnya tidak mampu berkutik.
"Kalau boleh memilih, sebenarnya aku juga ingin pergi Tuan. Aku tersiksa dengan semua yang terjadi padaku."
"Lalu kenapa kamu tidak pergi hmm?
Kiran tidak langsung menjawab. Ia menunduk dalam dengan bahu yang bergetar hebat. Isak tangis Kiran kembali terdengar sehingga membuat Darren semakin jengkel kepadanya.
Tangan Kiran begitu gemetar saat dirinya merogoh saku baju maid yang sedang dikenakannya. Perlahan tapi pasti ia mengambil sebuah benda pipih yang sejak pagi tadi sukses membuatnya hancur berkeping - keping.
"Apa ini?" tanya Darren setelah berhasil merebut benda tersebut dari tangan Kiran. Darren mengernyitkan dahi ketika melihat dua garis berwarna merah tercetak jelas pada benda pipih kecil yang kini berada ditangannya.
"T..Tunggu bukankah ini.."
Kiran dan Darren saling terdiam. Keduanya bertatapan cukup lama hingga akhirnya Darren pun meremas test pack ditangannya.
"Katakan apa maksud dari semua ini!"Tanya Darren sembari menatap tajam kearah Kiran.Matanya berkilat marah, sehingga membuat Kiran reflek mengalihkan pandangannya.
"Se..Seperti yang kamu lihat Tuan. A..aku positif hamil, kejadian malam itu membuahkan hasil" lirih Kiran dengan penuh ketakutan. Suaranya terbata - bata dan tangannya mulai berkeringat dingin.
"Tidak mungkin, itu tidak mungkin terjadi Kiran, aku hanya melakukannya sekali padamu dan itupun dalam keadaan tidak sadar. Jangan mengada - ada kamu Ran!" ucap Darren. Rasa frustasi mulai menyelimuti pikiran Darren.
"Tapi itulah kenyataannya Tuan. Aku juga tidak tahu hal ini bisa terjadi. Tapi sungguh aku merasa sangat takut" balas Kiran tangannya menggenggm erat pada baju yang dipakainya.
"Kamu benar - benar wanita yang sangat menyusahkan!" geram Darren. Ia mengepal kuat sembari mencengkram kuat lengan Kiran. Wajah Darren mengeras, emosinya semakin tinggi. Ia merasa seolah - olah di permainkan oleh Kiran. Namun satu hal yang tidak di sadari oleh Darren. Bukankah ini akibat dari kesalahannya sendiri.
"L..lalu apa yang harus saya lakukan, Tuan. Aku tidak mungkin menyembunyikan kehamilan ini lebih lama lagi. Aku takut keluarga....."
"Gugurkan kandunganmu!" Perintah Darren suaranya begitu tegas di telinga Kiran. Seoalah - olah tidak ada keraguan sedikitpun.
Mendengar ucapan Darren. Kiran perlahan mendongak dan menatap wajah Darren. Tanpa di sadar air matanya pun turun membasahi pipinya. Kiran merasa tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Darren.
Sekejam itukah Darren? sampai ia tega menyuruhnya untuk menggugurkan darah dagingnya sendiri, pikir Kiran.
"Tidak.!! Aku tidak akan pernah melakukan hal itu" balas Kiran meski suaranya sedikit parau dan bergetar. Tetapi Darren mampu mendengarnya dengan baik.
"Lalu mau kau apakan kandunganmu itu? Hah!!" ucap Darren.
"Aku akan menjaganya." balas kiran.
"Apa kamu tidak mengerti? kalau sampai keluargaku tau ini semua bisa jadi masalah besar, Kiran!". Darren mencengkram kuat pundak Kiran.
"Aku tidak peduli Tuan! Sampai kapanpun aku tidak akan membunuhnya. Aku sudah terlalu berdosa karena tidak bisa menjaga diri. Jadi sekarang aku tidak ingin menambah dosa lagi," ucap Kiran ia menepis tangan Darren dari pundaknya namun nihil.
Darren terdiam beberapa saat. Namun tidak lama kemudian dia menyeringai sembari bersedekap. Pancaran kebenciaannya begitu bertambah terhadap Kiran.
" Ah, atau jangan - jangan kamu berharap aku akan bertanggung jawab, hm?". Darren mendekatkan wajahnya ke telinga Kiran.
"B..bukankah kamu memang harus bertanggung jawab, Tuan?! I..ini juga anakmu." sambung Kiran.
"Jangan harap aku mau bertanggung jawab apalagi menikahi wanita seperti mu," desis Darren.
Napas Kiran begitu tercekat. Dadanya bergemuruh karena perasaan sesak yang mulai menggerogotinya. Meski ia sudah menduga apa yang akan diucapkan oleh Darren, tapi tetap saja hati Kiran begitu terluka.
**Terima kasih sudah membaca. maaf jika banyak typho.
jangan lupa tinggalkan Like,komen dan vote ya**!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Jasmine
songong amat nih tuan muda...
2022-04-23
0
rara
kalo 1 garis negatif, kalo 2garis positif
2022-03-13
2
BubbleTeaVivi
aku mau sedikit koreksi, bukan dua garis merah harusnya, tapi dua garis biru. kalo garis merah ya berarti negatif, setauku sih seperti itu
2021-12-13
2