Darren dan Kiran saling duduk berhadapan.saat ini keduanya sudah sampai dirumah baru. Rumah yang tidak terlalu begitu besar, tetapi sangat mewah dan rapi.
"Cepatlah tanda tangani surat perjanjian itu!" ucap Darren sambil menatap kearah Kiran.
"Tapi untuk apa semua ini, Tuan? Bukankah kita menikah secara resmi dimata hukum dan agama? Lalu apa fungsinya ini? tanya Kiran.sambil menggegam isi surat perjanjian yang isinya begitu merugikan untuk dirinya.
Mendengar ucapan Kiran, Darren begitu kesal. kemudian Darren beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Kiran setelah itu merebut kembali surat perjanjian yang sudah ia berikan ke kiran.
"Bukankah kamu sudah membaca semua ini? Aku yakin kamu tidak sebodoh itu hingga tidak paham dengan apa yang ku maksud." ucap Darren. kemudian Darren mulai membacakan kembali isi dari surat perjanjian itu.
Surat Isi perjanjian pasca nikah :
**1. Pihak B harus menuruti semua hal yang di perintahkan oleh pihak A
Pihak B dilarang untuk ikut campur urusan pribadi pihak A
Pihak A bebas melakukan apapun termasuk meminta haknya sebagai seorang suami dan pihak ke B harus melayaninya dengan baik.
Setelah pihak B melahirkan maka pihak A berhak menceraikannya**.
Meski sudah membacanya berulang kali tetap Kiran merasa kecewa dengan poin nomor ke 4.
"L---Lalu apa gunanya pernikahan ini Tuan? kenapa kamu menikahiku kalau hanya untuk di ceraikan?" tanya Kiran Air matanya kini sudah berlinang membasahi pipinya.
Darren menaikkan sedikit alisnya dan tersenyum sinis kemudian duduk di sofa dan berkata " Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu? pernikahan ini hanya sebagai bentuk pertanggung jawabanku saja. selebihnya tidak ada yang berubah diantara kita." ucap Darren terdengar tegas. kemudian menyerahkan sebuah pena kearah Kiran. dan kiranpun menerima pena tersebut tapi sebelum kiran menandatangi kontrak tersebut dia memberanikan untuk bertanya lagi kepada Darren"
"Tapi itu semua sangat merugikan aku Tuan? Bukankah itu tidak adil? dan izinkan aku menambahkan satu poin di surat perjanjian itu? ucap Kiran.
Mendengar ucapan Kiran, Darren terdiam sejenak untuk berpikir. setelah itu Darren berkata " Baiklah kamu boleh menambah satu poin. tapi ingat isinya jangan sampai merugikanku." ucap Darren.
Kiran menggangukkan kepalanya. dia bergegas mengambil surat kontraknya untuk menambahkan satu poin dalam isi kontrak tersebut yang setidaknya tidak akan merugikan dirinya.
"Nah.. sekarang sudah selesai Tuan?" ucap Kiran dengan senyum mengembang.
Karena merasa penasaran Darren segera mengambil surat kontrak itu dan membacanya. setelah mengetahui isi poin ke 5 yang di buat Kiran. Darren langsung tidak setuju.
"Apa - apaan ini heemm?!". ucap Darren sedikit kesal.
Seperti yang sudah Tuan baca disitu, Aku harap Tuan tidak melarangku untuk melakukan apapun yang aku inginkan." ucap Kiran senyum tipis kini terukir indah di bibirnya.
"Baiklah asal tidak menggangguku, aku tidak akan melarangmu." ucap Darren sedikit terpaksa.
Kiran tersenyum lega. meski surat perjanjian itu jauh lebih merugikan untuk dirinya. Namun Kiran sedikit terbantu dengan poin nomor 5.
Setelah sedikit perdebatan tadi dan menandatangani surat perjanjian tersebut. kini Darren dan Kiran memasuki sebuah kamar.
"Kenapa kamu mengikutiku?" tanya Darren ketika telah memasuki kamar. tatapannya begitu sinis terhadap Kiran.
"Hah? bukankah ini juga kamarku? jadi aku ingin menata barang - barangku Tuan?" ucap Kiran sedikit bingung. setelahnya ia masuk ke kamar untuk menata barang - barang yang dibawanya.
"Kapan jadwal periksa kandunganmu? tanya Darren tiba - tiba setelah terdiam cukup lama sambil memperhatikan gerak - gerik Kiran.
Deg.
Kiran begitu kaget mendengar pertanyaan dari Darren. dan mulai menyunggingkan sedikit senyum bahagianya. kemudian di menoleh ke arah Darren dan langsung menghampirinya karena posisi Darren masih setia berada di depan pintu kamar.
"Apa kamu mulai menyayanginya Tuan? tanya Kiran sembari menarik tangan Darren dan menempelkannya pada perut.
"Jangan lancang! Aku hanya menuruti perintah mama unutuk bertanya itu kepadamu". ucap Darren sambil menarik tangannya dengan cepat.
Wajah Kiran yang semula bahagia kini berubah jadi murung. dia pikir Darren sudah mulai menyayangi janin yang di kandungnya.
"Maaf aku tidak bermaksud lancang Tuan, Aku juga belum tau kapan jadwal periksanya? ucap Kiran sedikit takut.
"Baik, Sekarang Kamu ambil uang ini dan segera periksa! dan dengar ini aku tidak suka dengar suaramu jadi jangan sok dekat denganku! lebih baik sekarang kamu keluar dari Kamar ini! ucap Darren begitu marah.
Kiran menunduk, ia menggigit bibir bawahnya sembari meremas kedua tangan. Kiran benar - benar ketakutan.
"M--- Maaf Tuan. kalau begitu aku ke dapur dulu. kamu mau di bu ---" ucapnya terhenti.
"Jangan membuatku tambah marah kiran! pergi dan jangan banyak bicara!" ucap Darren.
Melihat Darren semakin marah, Kiran buru - buru langsung keluar dari kamar. Menuju kearah dapur dan berdiri bersandar di dinding sembari menghembuskan napas panjang.
"Aku tidak tahu bisa bertahan sampai kapan. bahkan hari inipun rasanya ingin menyerah. Tapi aku juga tidak ingin mengecewakan Bu Helena" lirih Kiran. ia memejamkan matanya dan membiarkan air matanya turun.
Maaf Kalau Masih Banyak Typho. Jangan Lupa Like, Komen dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Enung Samsiah
aaahhhh,, pergi aja yg jauh kiran, ngapain jd perempuan lembek nyeseekk bngettt,,
2023-11-17
0
Jasmine
dr awal aja niatnya udh ga baik mending tawaran daniel diterima toh dia lbh gentlemen ketimbang darren
2022-04-24
0
rara
ayo minggat aja kiran
2022-03-13
1