Sehari setelah semuanya berjalan seperti biasa. Hari ini, Mamahnya melarang Darren untuk pergi berkerja. Ia meminta sang putra untuk menemani Kiran di rumah. Sedangkan Helena dan Kenzo, memutuskan pergi kesuatu tempat untuk mengurusi segala sesuatu yang terkait pernikahan Darren.
"Kenapa aku yang harus menjaganya sih, Ma? tanya Darren. Ketika kedua orang tuanya akan pergi.
"Ya karena cuma kamu saja yang ada di rumah Darren. Sedangkan adikmu Daniel dia sedang kuliah." Jawab Helena. Ia tersenyum manis sembari menepuk pelan pundak Darren.
"CK! merepotkan sekali". Gerutu Darren. akhirnya ia tak punya pilihan lain selain menuruti perintah dari Mamahnya.
Setelah memastikan kedua orang tuanya pergi, Darren beranjak menuju dapur. Sesampainya di dapur raut wajahnya berubah datar. Tatapan matanya pun berubah tajam ketika melihat Kiran sedang mencuci piring.
"E - Eh, ada perlu apa Tuan?" tanya Kiran ketika dirinya melihat Darren. Kiran menunduk pipinya mendadak menghangat ketika Darren mendekatinya.
"Menurutmu..?!" Darren menaikan sebelah alisnya, ia tersenyum sinis kemudian melewati Kiran begitu saja. Darren membuka lemari pendingin kemudian mengambil sebotol air mineral.
"Apa T - Tuan ingin makan sesuatu?" Kiran kembali bertanya. ia merasa saat ini jantungnya berdetak lebih kencang. ada perasaan berdesir ketika melihat Darren yang sedang menenggak botol air mineral.
Ahhhhhh!! S..stop it!!. bang Darren kalau cara minumnya kaya gini, aku juga ikutan klepek - klepek loh😥
"Bisa tidak kamu jangan banyak bertanya..? CK! wanita memang menjengkelkan" ucap Darren. kemudian meletakkan botol air yang masih tersisa setengah dengan kasar.
Kiran menunduk kali ini dia tidak berani menjawab dan memutuskan kembali untuk mencuci piring. Namun, tatapan matanya tak sengaja menatap tangan Darren yang terlihat kekar dan hangat. Kiran menelan salivanya susah payah, mendadak dirinya menginginkan Darren untuk menyentuh perutnya.
"Jangan gila Kiran! Dia tidak mungkin mau melakukannya." gumam Kiran ia segera menggelengkan kepalanya karena berharap terlalu lebih.
Namun sayangnya, semakin mencoba lupa keinginan Kiran semakin Kuat. Akhirnya Kiran terdiam sejenak, rasanya ia ingin sekali menarik tangan Darren kemudian menempelkanya pada perut.
"Apa..?! jangan menatapku seperti itu." Ujar Darren sembari menatap lekat wajah Kiran yang tengah menatap ke arahnya. Seketika Darren mendadak merinding ketika melihat tatapan tajam Kiran.
"A..anu Tuan, B..bisakah kamu menyentuh perutku sekarang?" tanya Kiran dengan sedikit gugup dan penuh hati - hati. Suaranya bahkan sampai ter bata - bata, ia bahkan tidak berani menatap wajah Darren secara langsung.
"Apa kamu bilang? jangan aneh - aneh yah kamu! Masih untung aku mau menemanimu disini." Ucap Darren ketus. Ia memilih beranjak pergi dari dapur.
Namun, baru saja berjalan beberapa langkah, Kiran mencekal pergelangan tangannya. Seolah sudah kehilangan rasa takut. Kiran langsung menarik tangan Darren dan menempelkan pada perutnya.
"Apa yang kamu la..." ucapan Darren terhenti. matanya membulat ketika perasaan hangat perlahan mulai menjalar dihatinya. Darren merasa ada sesuatu yang tiba - tiba membuat hatinya berdesir.
"M...maaf aku tidak bermaksud lancang. Entah mengapa tiba - tiba aku menginginkan hal seperti ini." ujar Kiran. Ia tersenyum manis sembari melepaskan tangan Darren.
" Hm. lain kali jangan membuatku marah dengan tindakan bodohmu!" Ucap Darren lalu menjauhkan tangannya dari perut Kiran.
"Iya lain kali aku tidak akan melakukan hal itu lagi. Oh ya, sebelum Tuan pergi ijinkan aku untuk berbicara sesuatu." Kata Kiran. senyumnya mengembang sempurna kearah Darren.
Deg!
Jantung Darren tiba - tiba berdetak kencang. Ia bahkan tak mampu mengalihkan pandangangnnya dari senyuman manis Kiran.
" Sial..! Sepertinya jantungku bermasalah. Aku harus segera memeriksanya." Gumam Darren pelan.
"T..Tuan?" panggil Kiran, ia mengernyitkan dahi ketika Darren yang sedari tadi hanya terdiam saja.
" A..Ah ya? kamu mau berbicara apa? cepat katakan! Aku tidak punya banyak waktu." jawab Darren.
"Terima kasih Tuan, karena sudah bersedia menikahiku. Maaf jika semua ini membuatmu merasa terbebani. Tapi Tuan tenang saja, aku berjanji tidak akan membuatmu kesusahan ."
ucap Kiran.
"Oh, ada lagi? tanya Darren. Ia bersedekap danu satu alisnya terangkat.
Kiran begitu tercengang setelah mendengar respon dari Darren yang begitu singkat.
"H..Hanya Oh?" ucap Kiran sedikit bingung.
" Lalu apalagi? Apakah kamu pikir aku akan mengatakan sama - sama dan aku juga janji akan melindungimu, Cih! Jangan harap hal itu akan terjadi." Ucap Darren ia tersenyum miring kemudian mendekati Kiran.
"Kamu tahu? bagiku, kau selamanya adalah seorang Maid!! Jadi ingatlah itu Kiran. Jangan berharap jadi Nyonya di rumah ini," lirih Darren tepat di sebelah telinga Kiran.
***Terimakasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.
jangan lupa like, komen dan vote***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Enung Samsiah
iiihhh,,, daren kata-kata kamu kejam bngettt,, awaaassss ntar dibikin bucin akut,,, ku ulek ulek ky perkedel,,,,,
2023-11-17
0
Maria Ermelinda Deme
Kenapa harus Sehun yg jadi Darren, gk cocok sekali kalau karakternya gtu
2022-07-11
0
Jasmine
songong..belagu..cacat jiwa
2022-04-23
0