Malam masih panjang, kegelapan masih membentang luas di luar sana.
Shena memutar otaknya. Dia berpikir dan mencari teori atau hal-hal yang berbau tentang 'Pintu dimensi atau pintu lorong waktu dalam Novel'.
Namun dari sekian putaran, dia masih belum menemukan ungkapan yang diabadikan dan sudah terbukti fakta tentang hal ini.
Ah, otaknya tidak sekuat itu. Dia merasa jika dia melanjutkan kegiatan ini, otaknya akan sepenuhnya terbakar.
Dia berdecih saat dia teringat kejadian itu ....
Bunyi jangkrik menemaninya. Shena masih terus menyekrol layar laptop. Sinar biru sedikit membuat matanya lelah, tapi tekadnya tak akan padam.
Setelah bab itu selesai, dan kata 'Tamat' tertera di bawahnya dia bertepuk tangan dengan riangnya. Tanganya menggeplak asal pantat. Dia berseru, "Akhirnya selesai! Huhuu!! Ini rekor ...."
"... Tapi sayang sekali cerita bagus ini dikelilingi sampah yang mengganggu, typonya benar-benar banyak, dan ada beberapa bagian yang tidak perlu ditambahkan, terlalu banyak gula, alurnya seperti dipercepat," lanjutnya.
Dia berpikir, bukankah ini keuntungan baginya? Ini kesempatan.
Dia mengklik beberapa kali, saat sampai di room chat khusus di aplikasi platfrom cerita. Tanpa basa basi busuk dia langsung ke inti.
..._____________________...
^^^Selamat malam, maaf jika^^^
^^^telah mengganggu Anda.^^^
^^^Langsung saja keintinya,^^^
^^^saya ingin menawarkan jasa^^^
^^^pengeditan pada karya Anda.^^^
^^^Yang berjudul, "Akhir Bahagia"^^^
^^^Jika Anda sudah memiliki^^^
^^^keputusan, mohon untuk^^^
^^^menghubungi kembali^^^
^^^Sekian, sekali lagi mohon^^^
^^^maaf jika telah mengganggu^^^
Shena menunggu dengan pasti, pupilnya tak goyah sedikitpun dari layar laptop. Tak lama kemudian ikon notifikasi memunculkan angka. Segera dia membukanya tanpa membuang waktu.
Jawabannya benar-benar sangat memuaskan.
..._________________________...
Baiklah, kau diterima.
Plakk!
Bodoh! Shena mengumpat dalam batin, dia meringis merasakan rasa panas yang menjalar di sekitaran pahanya. Dia sendiri yang memukulnya dia sendiri yang kesal. Huh.
Namun, rasa sakit itu segera dihempas minggir oleh kebahagiaan yang membuncah. Teriakan menggelegar di ruangan minimalis ini.
Mengingat betapa bahagianya dirinya saat itu, benar-benar membuatnya ingin salto berkali-kali sampai otaknya copot. Memangnya, siapa yang tahu apa yang terjadi setelah malam itu? Dia hanya domba dungu yang dipermainkan takdir.
Otaknya beralih ke opsi yang lain. Kini dia berpikir bagaimana caranya dia bisa bertahan hidup di dunia yang masih mempertahankan hukum rimba ini.
Dia bingung, bukankah karakter yang diperankan olehnya ini seharusnya sudah mati. Lalu kenapa ini terjadi?
Ah, kesampingkan soal dia seharusnya bagaiamana. Dia berpikir mungkin setelah ini dia harus menjadi anjing yang setia pada pemeran utama pria. Dia akan menjadi penjilat yang sungguh sangat setia dan baik serta patuh.
Mau bagaimanapun! Dia harus tetap hidup! Selagi mencari cara untuk kembali dia harus tetap mengamankan nyawanya.
Sebentar, bukankah Li Yue ini berasal dari klan Li, klan tabib. Lalu kenapa dia malah di sini? Di kediaman Bai? Dan juga, kenapa pemeran utama pria malah memperlakukannya seperti ini?
Begitu banyak pertanyaan mengelilingi kepalanya. Dia pusing. Pintu berderit, menandakan ada makhluk yang masuk. Dia menoleh, saat itu juga dia memasang raut setenang mungkin.
Shena membatin, Apakah jika aku OOC mereka akan curiga dan beralih menendangku?
Matanya yang indah kembali menengadah, tiga sosok bersisian perlahan maju. Dua diantaranya masih tersisa jejak-jejak semangat hidup dalam wajahnya. Sedangkan yang satu, yang paling tampan sama sekali tak ada bekas sedikitpun.
Dia memandang miris pada sosok pemeran utama pria. Dia benar-benar tampan tapi auranya membuat sebagian gadis berpikir ratusan kali sebelum mendekatinya.
Bai XingFu yang pertama membuka percakapan. "A-Yue, apa ada yang salah? Apa yang sakit, hmm?"
Shena tertawa canggung. "Ah, tidak! Tidak ada, hanya sedikit pusing saja."
Shena berpura-pura linglung. Nadanya dibuat sebingung mungkin. "Dia, siapa?"
Lidahnya ia tonjokan pada pipi, membuat penunjuk kearah Bai Xiang.
"Apa kau benar-benar lupa?" Shena merasa nada senang terselip sedikit dalam perkataan itu.
Shena menjawab, "Sudah kubilang, aku tidak lupa ... Hanya tidak ingat."
Bai XingFu ber-huh lelah. "Dia kakakku, Bai Xiang."
Sudah kuduga! Baiklah sekarang aku akan mengabdi dengan baik kepadamu tuan! Tolong jangan buang aku! Aku hanya butuh waktu untuk pergi. Dia benar-benar berencana untuk memeluk lutut pemeran utama pria dengan seerat-eratnya! Ini demi keamanan sekaligus kedamaian dirinya.
Dia mengutuk dalam hati sebelum berperilaku yang sangat keluar dari karakter peran miliknya. Menjijikan!
"Dia ... Dia sangat tampan ...." Shena menangkup wajahnya, menenggelamkan sepenuhnya dalam jari jemari lentik miliknya.
"... A-aku, aku malu dengan wajah tidak seberapa milikku ini."
Dua orang di sampingnya seperti akan menjatuhkan rahang mereka. Mata mereka melotot sempurna, jika sinar laser bisa muncul dari mata itu, mungkin saja sekarang anggota tubuh Shena sudah ada yang bolong.
Sementara, Bai Xiang tertegun. Pupilnya membesar, pandangannya masih belum beralih dari lantai. Tetapi, jiwanya sudah melayang entah kemana. Semu merah mulai menjajahi telinganya.
Shena melanjutkan drama ini dengan hati yang terus menerus mengutuk entah kesiapa. "Umm ... A-aku malu ...." Menambah kadar memalukan, dia berpura-pura mengintip dari sela-sela jarinya.
Batinnya menyerukan maaf berulang kali pada Li Yue. Maaf, Maaf, Maaf, jangan tampar aku jika kita bertemu kelak di alam baka!
Bayangan dirinya ditampar beratus-ratus
kali oleh Li Yue sampai-sampai mungkin jiwanya akan cacat saat bereinkarnasi berputar-putar menghantui benaknya.
Bai XingFu yang masih tenggelam dalam keterkejutan berusaha sadar. Dia tertawa canggung sebelum berkata, "Yah, tentu saja. Kakakku adalah Giok terbaik abad ini, kata tampan atau sangat tampan sangat tidak cukup untuk menggambarkanya."
Hohoo! Ini kesempatan lagi! Siapa peduli apa statusnya kali ini, dia hanya perlu menjilat untuk aman. "Jangan merendah, kau juga tampan kok." Giginya yang rapi ia perlihatkan dalam cengiran.
Entah karna apa, tapi Shena merasa atmosfer di ruangan ini bertambah dingin. Bulu kuduknya berderetan sudah berdiri.
Bai XingFu mengerti akan keadaan. "Ah, haha ... Tidak, aku hanya secuil dari ketampanan kakakku."
"Aku tidak peduli, kau juga tampan."
Tanpa ia sadari, Shena menambah minyak dalam api. Shena tersenyum manis sangat manis, tapi tentu saja sebenarnya dia hampir muntah darah.
Jia Li berdehem. Suaranya ringan sangat enak untuk didengar. "Kesampingkan hal itu. Li Qiao, apa kau benar-benar tidak ingat?"
"Ingat apa?" Shena mengedipkan mata berkali-kali. Ekspresinya benar-benar natural.
Jia Li tersenyum. Dari komuknya, sepertinya angin sudah menghempaskan beban-beban yang bertengger di pundaknya. "Tidak ada ... Lupakan."
Jia Li beralih, matanya menginstruksikan Bai Xiang untuk mendekat. Bai Xiang mengerti. Baru beberapa jarak ia kikis, Shena kembali berkecoh, "Aaa ... Tidak! Tidak! Jangan kesini!"
"Kenapa?"
Benar-benar karakter yang dingin, bahkan suaranya mungkin bisa membuat nyamuk meriang saat melewati dirinya. Dengan malu yang sudah dicuri entah oleh siapa, Shena bergumam, "A-aku hanya gugup, salahmu sendiri sih terlalu tampan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Santai Dyah
lnjut thor
2021-11-06
1