Ah, lupa bilang ....
Tanda tanya mungkin tadi menyerempet otakmu, 'kan?
Kenapa Shena tidak ketahuan? Bukannya katanya dia 'cukup terkenal' suaranya mungkin bisa dijadikan referensi tugas tentang 'Merdunya kicauan Burung Beo' saking seringnya dia mengoceh serta menjulid. Lalu ... Kenapa orang-orang tadi seperti manesia---ekhem amnesia?
Baiklah, baiklah, makhluk hidup ini akan menjelaskan ... Emmm menurut teoriku harusnya seperti ini ....
Pada saat pedang yang dingin sampai dikatakan pedang es milik si 'Dia' menabrak pelan leher Shena yang jenjang, kemungkinan ada beberapa dari mereka, maksudku hal-hal yang berhubungan dengan pita suara terganggu hingga akhirnya ... Suara Shena yang dulu terkesan ... Sedikit dibumbui aura mengintimidasi dan cenderung dalam, kini berubah frekuensi menjadi lebih tajam. Kasarannya, suaranya menjadi lebih cempreng dari yang sebelumnya.
Suaranya seperti ... Tikus yang terjepit diketek orang yang habis lomba lari.
Aiyoo, beri sedikit muka! Kamu ini tidak cukup akhlak kah?!
Oke, maaf maaf.
Ganti sisiii!!!
...•••••...
Bunyi hentakan mengudara, dibarengi helaan nafas seringan Kapas.
Tiga orang di sepetak tanah itu tampaknya sedikit rileks setelah beberapa pertanyaan, dan kata terkemukakan.
Bai XingFu berucap, "Tampaknya keadaan tidak terlalu buruk dari yang kita pikirkan. Semuanya berjalan seperti air, tapi akan tetap ada batu yang berusaha memotongnya ...."
"... Apa yang harus dilakukan di masa depan?"
Seusai menyeruput teh, Jia Li menutup mulut sejenak. Setelah memfilter beberapa kata dia akhirnya berkata, "Air yang terus mengalir tidak akan mudah terputus oleh batu, sekeras apapun batu mencoba sampai tekadnya bisa dikatakan seperti namanya sendiri ... Itu cukup melelahkan sampai membuat bosan."
Sosok dengan kilau dingin di matanya masih setia mendengarkan. Ya, tentu si manusia es itu, Bai Xiang.
Nada tragis menyelimuti jawaban Bai XingFu. "Tapi jika batu-batu itu berkumpul kemudian bersatu, membuat kubu dan berakhir mendirikan bendungan... Itu akan menjadi 'menghentikan' meski hanya sesaat."
"Hanya sesaat, jika kita mengontrolnya ... Kecil kemungkinan ikan-ikan akan tertangkap banyak."
Tak tahan dengan situasi yang membuat otaknya kehabisan baterai, Bai XingFu akhirnya terduduk lemas menyandar pada pohon di belakangnya. Telapak tanganya menangkup dan kemudian mengusap kasar wajahnya. Erangan kesal dengan jengkel dia keluarkan.
"Shijie!"
Bulu kuduk Jia Li meremang mendengar panggilan dari seseorang yang minta ditendang.
Shena memasuki area mereka. Nafasnya memburu dihiasi bulir-bulir keringat di pelipisnya.
Untuk sejenak, beberapa orang itu seolah menegang, seperti ada sesuatu yang terkekang dan ditahan untuk tidak keluar.
"Kalian ternyata disini! Aku mencari kalian seperti mencari seseorang yang tulus!"
Eh, kenapa dia tiba-tiba menjadi seperti gadis butuh cinta? Jangan katakan dia menjadi, BUCIN!
"Mungkin matamu sudah mulai buram."
Tak menyalak, dan tak mengelak atas jawaban pedas dari Shijie tersayangnya itu, Shena malah memasang senyum jahil. "Kamu benar! Mataku memburam karna suasana membosankan itu! Jadi ... Bisakah kita keluar untuk menjernihkan mata?"
Jia Li mengerti, dia merotasikan bola matanya dengan hati menahan gatal untuk melakukan hal kriminal pada seseorang di sampingnya. "Maksudmu adalah mencari kaki baru untuk dipeluk, benar bukan?"
Shena tercekat. Apa kepalanya menerawang kah? Atau Jia Li adalah titisan orang Indihome--- indigo? Yang bisa mengetahui hal-hal yang tak terjangkau oleh mata? Enn, kamu sepertinya terlalu cepat mengamati.
Ninuninuninuuu! Rencana berikutnya!
Jika Shena mempunyai banyak pacar, atau setidaknya satu orang pacar yang berkedudukan tinggi dengan kata lain kuat, jika suatu saat nanti dia akan kehilangan kepalanya ... Setidaknya ada seseorang yang mengulur waktu dan setitik kemungkinan bisa menyelamatkannya. Juga ... Dia tetap ingin ada seseorang yang merasa kehilangan atas dirinya!
Cih! Bilang saja dia masih ingin memuaskan jiwa 'Bunga untuk seribu pria' miliknya, 'kan? Ingin mencicipi rasa senang sebelum mati saat melihat seorang pria tersakiti, right?
Ohohoho!
"T-tidak... Shijie, kenapa kamu selalu berpikiran buruk padaku? Hatiku sakit." Dia menangis.
Ini memang tidak sehebat Gokuyu no jutsu---penulisannya benar begitu, kan?--- dalam menghanguskan orang, tapi setidaknya air asin itu bisa menghujani hati seseorang dengan rasa bersalah dan kasihan.
Bai XingFu melotot, berkebalikan dengan Jia Li yang masih tak tersentuh sepercikpun air mata buaya betina itu.
Bai Xiang?
Jangan ditanya!
Dia bahkan hampir meruntuhkan ekspresi tanpa jiwa miliknya! Beberapa kata hampir lolos keluar dari bibirnya.
"Baiklah! Ayo, A-Yue kita keluar! Jangan menangis lagi, baik?"
Apa? Jangan menyangka dan berharap itu adalah manusia tanpa otot wajah, si anu itu?
Bangunlah! Bangun! Kenyataan akan mengguyur wajahmu dengan seember air es!
Bai Xiang menelan kembali beberapa kata saat menyadari itu hanya imitasi.
Tentu saja yang berkata tadi adalah Bai XingFu tersayang kita!
Seolah dia sedang membujuk kekasihnya yang sedang dikelilingi awan hitam akibat menstruasi, Bai XingFu mengeluarkan elusan di kepala Shena dan berkata penuh kelembutan.
"Jangan menangis, kita pergi sek----"
Meski itu hanya gelas, tapi bagi Bai XingFu itu seperti palu hakim yang menyatakan dirinya bersalah atas sesuatu dan pantas dilenyapkan.
Matanya bergulir mencoba menangkap gambaran nyata kakakknya. Seketika, bulu halus ditubuhnya berdiri.
Tak tahan dengan atmosfer ini Jia Li terbatuk pelan. Dengan enggan dia menghentikan tangisan dengan persetujuan. "Baik, baik jangan menangis lagi Xia'er yang manis ... Kita pergi sekarang."
Dia bahkan tidak menyembunyikan itu! Kalimat terakhir yang terlontar walapun dibungkus oleh kesinisan, tetap saja membuat Shena bergetar karna senang.
Tak lama kemudian, telinga Shena dipenuhi derap langkah kuda serta dengkingannya.
Shena menatap luar jendela, tepatnya pada bangunan es kokoh di belakang sana. Dengan senyum lebar, dia menggerakkan tanganya seolah memberi hormat pada bendera, dihatinya ia meneriakan satu kata, Adios!
Akhirnya! Hidungnya kembali mencium bau-bau keramaian! Dan semangat hidup!
Dia benar-benar tidak suka mendudukkan bokongnya terus-terusan diistana tanpa hawa hangat itu. Satu kata, tapi casplok seolah jebol dipikirannya. Menggambarakan suasana yang menenggelamkan jiwa itu
MEMBOSANKAN!
Tapi akhirnya dia bisa melonggarkan diafragma miliknya.
Binar-binar cerah mengisi kembali mata indah itu. Kaki menapak tanah, berganti arah kemana hati memberi arah.
Beberapa pedagang melukiskan wajah masam yang samar. Penyebabnya bukan lain lagi. Shena hanya menanyakan apa ini, apa itu, dan berakhir beranjak tanpa membeli.
Masih ada beberapa waktu sebelum warna oren berpendar dilangit.
Hal paling menyebalkan adalah sesuatu yang menyebalkan menyelinap masuk dalam kebahagiaan.
Shena baru saja akan mendekatkan dirinya dengan satu toko, tapi...
•••••
Fyi, melihat pria tampan dapat meningkatkan mood dan katanya menambah imun. Sepertinya benar seperti itu, maaf jika salah. Aku mendapat ilmu yang sangat indah ini dari beranda sosmedku. Saat itu sosmedku baru saja bertapa sehingga tidak sesat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
anggita
merdunya kicauan burung beo...
2022-01-27
1