Rey dan ray saling pandang ketika mengingat jelas tentang wajah nathan. Sampai akhirnya mereka menyadari sesuatu bahwa tari dan nathan adalah sepasang anak kembar.
"Jadi kamu anak kembarnya dia?" tanya rey sambil menunjuk nathan yang masih terdiam di depan pintu.
Tari hanya mengangguk saja sebagai jawaban nya. Seketika rey langsung meludah ke arah samping.
"Cuih aku tak sudi mempunyai teman yang merupakan duplikat penyebab hancurnya keluarga ku" umpat rey tiba-tiba membuat kedua anak perempuan di depannya mengerutkan keningnya.
"Hah? Memangnya apa calah abangthu cehingga talian membenci abangthu dan tak cudi belteman denganthu?" tanya tari heran.?????
"Cik dasar kakak penghancur keluarga orang dan adek sok-sok an polos" cibir rey habis-habisan.
Seketika tari menatap abangnya dengan tatapan yang sangat tajam.
"Abang apa yang thamu lathuthan pada telualga nya ley cama lay?" tanya tari mengintimidasi.
"Kamu akan tahu nanti" ketus nathan.
Rey langsung tersulut amarah karena menurutnya nathan seolah-olah tak bersalah sedangkan ray hanya diam saja dan menyimak perdebatan itu.
"Udah ich janan belantem thatanya mahu main" lerai airin yang sudah bosan menyimak perdebatan itu.
"Cih aku tak sudi bermain dengan adiknya si bren**ek itu" umpat rey.
plak
"Mulutnya halap jaga nda boleh bicala thacal coalnya tthita macih thecil thalo thamu macih aja nomong thacal belalti thamu cama thaya hewan ang cuka menggonggong" ceramah tari panjang lebar dengan tangan yang gatal ingin menampar bibir milik rey.
"Hajal teluc tali athu dukung" pekik airin sambil berlagak seperti supported basket.
"Hey kamu kenapa nampar pipi aku hah" pekik rey sambil memegangi pipinya yang terasa panas karena terkena tamparan tari yang cukup keras.
"Dasar cewek biasanya nampar doang" cibir rey pelan.
"Hey tthamu yaa…"
Nathan langsung menarik tangan tari untuk pergi dari tempat itu karena tahu jika dibiarkan maka adiknya akan semakin mengamuk dan akan mempermalukan dirinya sendiri.
"Urusi adikmu yang sangat mudah dihasut dan keras kepala itu aku tidak mau kejadian ini terulang lagi" tegas nathan dengan nada dinginnya sebelum benar-benar pergi menjauh dari mereka.
"Duh athu ithut ang mana ya" gumam airin sambil mondar-mandir tak jelas karena bingung akan ikut yang mana.
"Lebih baik kau ikut dengan nathan saja" usul ray yang di angguki airin.
Ray menarik tangan rey yang masih saja tersulut emosi menuju ke sebuah taksi yang kebetulan lewat sedangkan airin sudah kocar-kacir menyusul nathan yang menarik tangan tari.
Setelah mengatakan alamat dan membayar uang ongkos taksi itu pun berangkat menuju alamat yang disebutkan ray.
"Abang kenapa abang maafin dia sih? Abang kan tau gara-gara dia ayah di pecat jadi dosen sampe ibu dan ayah ninggalin kita" ujar rey saat taksi itu sudah mulai melaju.
Ray menatap adiknya yang sedang menunduk dan di usapnya pucuk kepala sang adik olehnya.
"De kalo ibu dan ayah adalah sosok yang bertanggung jawab maka ibu dan ayah tidak akan meninggalkan kita dalam kondisi apapun. Berpisahnya kita dengan ayah dan ibu itu bukan kesalahan mereka melainkan kesalahan ayah yang sudah menelantarkan kita dan ibu yang matrealisitis" jelas ray dengan bijak.
Rey hanya bisa menunduk karena toh yang di ucapkan sang kakak ada benarnya juga.
"Tapi kan bang, nathan kan yang udah bikin ayah kehilangan pekerjaannya jadi seharusnya kita menyalahkan dia" kekeh rey dengan pendapatnya.
"Justru nathan lah yang baik karena nathan membantu semua orang terhindar dari kecurangan ayah sebagai dosen" jelas ray.
"Tapi kan kak…"
"Kakak tahu kamu keras kepala namun kamu harus menerima itu" sela ray seraya turun dari taksi itu karena memang kini mereka telah sampai.
Rey yang melihat itu pun langsung menyusul sang kakak yang terlihat kesal padanya.
Saat masuk rumah mereka berdua disambut oleh nenek mereka dari sang ayah karena neneknya lah yang merawat mereka sampai saat ini setelah ayah dan ibu mereka tak menginginkannya. Mereka berdua bersikap seperti biasanya seolah-olah tidak ada masalah di antara mereka.
......................
Di mobil yang ditumpangi Airin , nathan dan tari.
"Bang cebenelnya apa ang teljadi cih?" tanya tari yang penasaran.
"Cuman salah paham, besok juga kalian bakal balikan" ujar nathan yang acuh dengan masalah tadi.
Tari hanya bisa berdesis saja dan memutuskan untuk mengobrol dengan airin sedangkan nathan langsung membuka ponselnya.
Tak berselang lama mobil itu pun berhenti di gang rumah nathan karena mereka akan menjemput adnan dan mengganti baju terlebih dahulu sebelum berangkat ke kediaman keluarga grance.
Ketiga anak itu langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam gang tersebut. Tak berselang beberapa menit mereka pun sampai di depan rumah adnan.
Nathan dan tari langsung mengganti baju mereka sedangkan airin memilih untuk mengobrol dengan adnan
Setelah beberapa menit tari dan nathan pun menghampiri airin dengan tari yang memakai baju santai dan nathan yang memakai baju dosennya.
"Loh tenapa abang pate baju docen?" tanya airin heran.
"Abang cuman nganterin kalian doang soalnya abang ada jadwal ngajar di kampus. Kan ga lucu kalau abang tiba-tiba di pecat gara-gara ga disiplin" jelas nathan panjang lebar.
Airin hanya memangut-mangut saja. Dan mereka pun pergi menuju ke kediaman airin yaitu kediaman keluarga grance.
Bersambung~
...Visual Tari...
...Visual Nathan...
Duh sedih nya ga ada yg like dan komen. Tolong dukung dong karya author nya 🙏. klo terus-terusan gini author jadi ga semangat nih buat update:(
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments