4

...Happy reading ❤️...

...----------------...

Adzan subuh pun berkumandang. Anak perempuan yang sedang tertidur pulas di kamarnya terbangun karena suara ketukan pintu dan teriakan sang kakak.

"Dek buaangunn" teriak Nathan di depan pintu kamar sang adik.

Untung saja Nathan sudah memasangkan penutup telinga untuk sang ayah jadinya tidur sang ayah tidak terusik.

"Lima menit lagi kak" sahut tari dengan nada khas bangun tidur miliknya.

"Sekarang dek,,kalo ga bangun ni pintu kakak dobrak loh" ancam Nathan.

Seketika tari bangun dari tidurnya dan membukakan pintu sebelum benar-benar di dobrak oleh abangnya.

"Cepet ambil wudhu terus shalat yaa" ucap Nathan pada adiknya itu.

"Huum" tari mengerucutkan bibirnya dan pergi ke kamar mandi.

'Uhh punya abang gini-gini amat,,kalo aku bisa salto mungkin si abang udah ku salto' batin tari yang kesal terhadap abangnya

Setelah wudhu tari langsung melaksanakan shalat subuh seperti yang di suruh Abang nya. Sedangkan Nathan dia sudah mulai mencuci baju miliknya sendiri.

"Huu dasar adek susah banget di bangunin,,udah subuh masih aja belum bangun dasar kek anak kecil,,eh tapi kan kita emang anak kecil. Ah sudahlah" ucap Nathan bermonolog sendiri sambil mencuci.

"Abaaaang" panggil tari dengan nada berteriak.

"Di kamar mandi" sahut Nathan dengan nada tak kalah tinggi dengan adiknya.

Tari yang mendengar itu pun bergegas menuju kamar mandi. "Abang ngapain?" tanya tari pada abangnya.

"Makan"

"Oh kirain lagi nyuci" ucap tari dengan bodohnya.

"Astaga udah tau lagi nyuci masih aja nanya" kesal Nathan. Sedangkan tari malah cengengesan melihat sang kakak yang kesal.

Tari pun ingat dengan tujuan menghampiri sang abang. "Abaaaang adek pen permen" rengek tari

"Ga boleh,,masih pagi nanti gigi mu bolong loh" larang Nathan.

"Ish ayolah sesekali pliss" pinta tari dengan mata puppy eyes miliknya.

"Percuma ngerengek juga ga akan Abang kasih" ketus Nathan sambil beranjak menjemur pakaian.

"Abaaang" panggil tari dengan mata berkaca-kaca seperti jendela yang tersemprot air.

"Ngga tetep nggak" tegas Nathan.

Tari langsung berlari ke kamarnya dan menangis. Nathan yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda karena sang adik.

Setelah menjemur pakaian yang sudah di cuci sebelumnya nathan pun langsung menghampiri sang adik yang berada di kamarnya.

Nathan membuka pintunya dengan perlahan-lahan sampai nyaris tak bersuara. Dengan perlahan juga Nathan masuk ke dalam kamar tari.

Nathan menyibak selimut yang menutupi badan dan wajah tari. Sudah di pastikan tari sedang menangis karena tidak diberi yang ia mau.

"Dek" panggil Nathan.

Tari mendongak ke arah sang kakak dengan mata sembabnya.

"Sayang maafin kakak yaa" ucap Nathan sambil memegang ke dua telinga nya.

"Hiks kakak jahat" ujar tari kembali menangis.

"Sayang cobalah untuk dewasa,,jika kamu memakan permen di pagi maka gigi mu akan berlubang dan sakit" tutur Nathan memberikan pengertian pada adiknya layak seorang ibu memberi pengertian pada sang anak.

"Kakak harusnya sadar hiks,,kita masih kecil kakak seharusnya mengerti aku.. Sudah cukup aku mandiri selama ini kak,,aku ingin dimanja sama kakak dan ayah kak.. Aku capek hidup dewasa sebelum waktunya kak hiks huaaa" Tari mengeluarkan semua unek-unek yang mengganjal di dalam hatinya selama ini.

Mendengar itu Nathan merasa tertampar,,yang di ucapkan sang adiknya adalah benar. Seharusnya waktu mereka digunakan untuk belajar dan bermain bukan untuk melakukan pekerjaan rumah apalagi bekerja karena itu adalah kewajiban orang tua nya bukan kewajiban mereka.

"Dek kakak juga tidak mau seperti ini.. Kakak juga pengen dimanja tapi keadaan yang memaksa kita,,maafkan kakak jika selalu menyuruh mu selalu dewasa.. Sekarang kamu boleh bertingkah seperti anak-anak lainnya,, cukup kakak saja yang dewasa sebelum waktunya jangan kamu juga" lirih Nathan sambil menundukkan kepalanya berusaha untuk menahan air matanya untuk tidak jatuh

"Benarkah?" tanya tari memastikan kata-kata yang keluar dari mulut sang kakak adalah benar.

Nathan mengangguk kecil dan tersenyum kepada adik kesayangannya itu. Tari bertepuk tangan riang dan melompat-lompat kegirangan di atas kasurnya.

"Hey jangan lompat-lompat nanti jatuh loh" tegur Nathan.

"Hehehe maaf bang,,adek sayang abang" ucap tari dengan nada manja nya dan memeluk lengan sang kakak.

Nathan mengelus-elus puncak kepala sang adik dengan penuh kasih sayang. "Sama-sama,,btw kenapa kamu terus mengganti nama panggilan Abang?" tanya Nathan yang heran.

"Hehehe gimana mulut aja bang,,kalo lagi pengen kakak ya kakak kalo pengen Abang ya Abang" jawab Nathan sambil cengengesan.

Nathan mengacak-acak rambut sang adik dengan gemas lalu memeluknya dengan erat. Tari pun membalas pelukan sang kakak tak kalah eratnya.

"Ihh mesra banget berpelukan,,ayah juga pengen ikutan" ucap Adnan yang datang tiba-tiba dengan wajah bantalnya.

"Sini yah kita pelukan kayak Teletubbies hihihi" ajak tari.

Adnan langsung ikut berpelukan dengan kedua anaknya itu.

'Ya Allah aku bahagia sekali ketika aku bisa kembali menjadi kanak-kanak jujur saja aku sangat bahagia karena kakak tidak akan menegurku lagi untuk menjadi dewasa' batin tari senang.

'Ya tuhan maaf kan saya selalu membuat ciptaan mu ini menderita,,saya sadar jika saya terlalu menekan dirinya,,tolong maafkan Abang ya dek' batin Nathan yang merasa bersalah.

"Udah ah yuk makan ke buru makin dingin loh" ujar Nathan melepaskan pelukannya.

"Emang Abang udah masak?" tanya tari yang tak menyadarinya.

Nathan mengangguk kecil. "Iya,,tapi kakak mau panasin dulu makanannya,,kalian tunggu di meja makan yaa" ujar Nathan.

"Asiaaaaap" ucap tari dan Adnan serempak.

"Hahaha" mereka bertiga tertawa bersama.

Beberapa menit kemudian mereka telah selesai sarapan pagi dan akan pergi untuk berolahraga. Tepatnya Adnan yang meminta untuk lari.

Sesampainya di taman Adnan tak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh.

Bruk

"Aww" ringis Adnan

Nathan dan tari pun segera menghampiri ayahnya dan membantu sang ayah untuk berdiri.

"Ayah gapapa kan?" tanya Nathan yang cemas.

Adnan pun menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"A-adnan" panggil orang yang tak sengaja di tabrak Adnan.

Adnan,tari dan Nathan pun menoleh ke arah pria itu.

"Om kenal dengan ayah saya?" tanya tari pada pria yang tak ia kenali.

Adnan diam sejenak dan mengingat siapa pria itu. Tiba-tiba terlintas sebuah memori dalam pikirannya.

"A-abang" panggil Adnan pelan pada pria itu.

Pria itu tersenyum karena sang adik mengingat dirinya dan merentangkan kedua tangannya. Adnan pun berhambur ke pelukan sang Abang.

Pria itu berpelukan dengan Adnan membuat orang yang melihat mereka dan tidak tahu apa-apa menyangka bahwa mereka adalah pria penyuka sesama jenis.

"Jangan berpikiran negatif,,mereka adalah ayah dan paman saya" tegas Nathan yang memahami pikiran orang yang disekitarnya.

Seketika orang yang menatap mereka langsung berpaling karena malu ketahuan berpikiran negatif oleh seorang anak kecil.

Tari cekikikan melihat wajah para orang yang terciduk berpikiran negatif oleh sang kakak.

'hihihi muka mereka merah kayak kepiting' batin tari menertawai mereka.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 1 (Revisi)
10 2 (Revisi)
11 3 (Revisi)
12 4 (Revisi)
13 5 (Revisi)
14 6(Revisi)
15 7(Revisi)
16 8(Revisi)
17 9(Revisi)
18 10(Revisi)
19 11(Revisi)
20 12(Revisi)
21 13 (Revisi)
22 14 (Revisi)
23 15(Revisi)
24 16 (Revisi)
25 17 (Revisi)
26 18 (Revisi)
27 19 (Revisi)
28 20 (Revisi)
29 21 (Revisi)
30 22 (Revisi)
31 23 (Revisi)
32 24(Revisi)
33 25 (Revisi)
34 26 (Revisi)
35 27(Revisi)
36 28 (Revisi)
37 29 (Revisi)
38 30(Revisi)
39 31 (Revisi)
40 32 (Revisi)
41 33(Revisi)
42 34 (Revisi)
43 35 (Revisi)
44 36 (Revisi)
45 37 (Revisi)
46 38 (Revisi)
47 39 (Revisi)
48 40 (Revisi)
49 41 (Revisi)
50 42 (Revisi)
51 43 (Revisi)
52 44 (Revisi)
53 45 (Revisi)
54 46 (Reivisi)
55 47 (Revisi)
56 48 (Revisi)
57 49 (Revisi)
58 50 (Revisi)
59 51 (Revisi)
60 52 (Revisi)
61 53 (Revisi)
62 54 (Revisi)
63 55 (Revisi)
64 56 (Revisi)
65 57(Revisi)
66 58 (Revisi)
67 59 (Revisi)
68 60 (Revisi)
69 61 (Revisi)
70 62 (Revisi)
71 63 (Revisi)
72 64 (Revisi)
73 65 (Revisi)
74 66(Revisi)
75 67(Revisi)
76 68(Revisi)
77 69 (Revisi)
78 70 (Revisi)
79 71
80 72
81 73
82 74
83 75
84 76
85 77
86 78
87 79
88 80
89 81
90 82
91 83
92 84
93 85 (End)
94 Pengumuman
95 1 (Pesona Duda Lumpuh)
96 2 (PDL)
97 3 (PDL)
98 4 (PDL)
99 5 (PDL)
100 6 (PDL)
101 7 (PDL)
102 8 (PDL)
103 9 (PDL)
104 10 (PDL)
105 11 (PDL)
106 12 (PDL)
107 13 (PDL)
108 14 (PDL)
109 15 (PDL)
110 16 (PDL)
111 17 (PDL)
112 18 (PDL)
113 19 (PDL)
114 20 (PDL)
115 21 (PDL)
116 22 (PDL)
117 23 (PDL)
118 24 (PDL)
119 pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
1 (Revisi)
10
2 (Revisi)
11
3 (Revisi)
12
4 (Revisi)
13
5 (Revisi)
14
6(Revisi)
15
7(Revisi)
16
8(Revisi)
17
9(Revisi)
18
10(Revisi)
19
11(Revisi)
20
12(Revisi)
21
13 (Revisi)
22
14 (Revisi)
23
15(Revisi)
24
16 (Revisi)
25
17 (Revisi)
26
18 (Revisi)
27
19 (Revisi)
28
20 (Revisi)
29
21 (Revisi)
30
22 (Revisi)
31
23 (Revisi)
32
24(Revisi)
33
25 (Revisi)
34
26 (Revisi)
35
27(Revisi)
36
28 (Revisi)
37
29 (Revisi)
38
30(Revisi)
39
31 (Revisi)
40
32 (Revisi)
41
33(Revisi)
42
34 (Revisi)
43
35 (Revisi)
44
36 (Revisi)
45
37 (Revisi)
46
38 (Revisi)
47
39 (Revisi)
48
40 (Revisi)
49
41 (Revisi)
50
42 (Revisi)
51
43 (Revisi)
52
44 (Revisi)
53
45 (Revisi)
54
46 (Reivisi)
55
47 (Revisi)
56
48 (Revisi)
57
49 (Revisi)
58
50 (Revisi)
59
51 (Revisi)
60
52 (Revisi)
61
53 (Revisi)
62
54 (Revisi)
63
55 (Revisi)
64
56 (Revisi)
65
57(Revisi)
66
58 (Revisi)
67
59 (Revisi)
68
60 (Revisi)
69
61 (Revisi)
70
62 (Revisi)
71
63 (Revisi)
72
64 (Revisi)
73
65 (Revisi)
74
66(Revisi)
75
67(Revisi)
76
68(Revisi)
77
69 (Revisi)
78
70 (Revisi)
79
71
80
72
81
73
82
74
83
75
84
76
85
77
86
78
87
79
88
80
89
81
90
82
91
83
92
84
93
85 (End)
94
Pengumuman
95
1 (Pesona Duda Lumpuh)
96
2 (PDL)
97
3 (PDL)
98
4 (PDL)
99
5 (PDL)
100
6 (PDL)
101
7 (PDL)
102
8 (PDL)
103
9 (PDL)
104
10 (PDL)
105
11 (PDL)
106
12 (PDL)
107
13 (PDL)
108
14 (PDL)
109
15 (PDL)
110
16 (PDL)
111
17 (PDL)
112
18 (PDL)
113
19 (PDL)
114
20 (PDL)
115
21 (PDL)
116
22 (PDL)
117
23 (PDL)
118
24 (PDL)
119
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!