Hingga sampailah nathan di sebuah rumah tua yang nampak sudah lama terbengkalai. Awalnya nathan merinding dan tak ingin masuk ke sana, namun mendengar suara tamparan yang cukup keras akhirnya nathan memutuskan untuk masuk ke dalam dengan diam-diam.
Di sana ia bisa melihat bi surti yang sedang mengemis-ngemis minta di kasihani kepada seorang wanita misterius yang tak lain adalah wanita pemberi makanan.
"Itu kan wanita yang sering memberikan makanan padaku saat makan siang, mengapa dia ada disini? Dan mengapa dia bersikap seperti itu?" gumam nathan bertanya-tanya di dalam hati.
"Kembalikan kalung itu kepada ratna jika kau ingin ku ampuni" bentak sang wanita misterius dengan nada yang sangat dingin.
"B-baik" ucap bi surti patuh karena sudah terdesak.
Wanita itu melihat ke arah bi surti sekilas namun di detik kemudian ia berjalan pergi meninggalkannya melalu pintu belakang.
Setelahnya kepergian wanita itu bi surti pun menghela nafas lega. "Oh ya ampun hampir saja aku mati di tangannya" gumamnya lega.
"Kata siapa kau bebas?" tanya nathan dengan suara dingin sambil keluar dari persembunyiannya.
Seketika keringat dingin bercucuran lagi di wajah bi Surti. Bi Surti mulai berkhayal yang tidak-tidak. Namun sebelum itu terjadi, bi surti langsung bertekuk lutut pada nathan.
"M-maafkan aku tolong jangan lakukan itu padaku" pinta bi surti yang kalang-kabut terus di ancam.
Nathan yang memang tak pernah tegaan pun langsung membantu bi Surti berdiri. "Cepat berikan kalung yang pernah bunda kasih atau bersiap untuk tiada" tegas nathan dengan aura dingin yang sangat mencengkeram.
"T-tapi nak…" ingin sekali bi surti memberontak namun ancaman nathan membuat ia bimbang dengan apa yang harus ia putuskan
"Beri tahu atau ucapkan selamat tinggal pada dunia?" desak nathan membuat bi Surti langsung berbicara.
"Baiklah nak bibi akan beri tahu akan tetapi tolong jangan bunuh bibi, dan satu lagi kau harus membayar pengobatan ibuku full" ujar bi Surti bernegosiasi pada nathan.
Tanpa berpikir panjang nathan menganggukkan kepalanya. Toh mau atau tidak adanya kalung itu ia akan tetap membayar pengobatan ratna.
"Baiklah setelah pulang dari rumah sakit aku akan memberikannya padamu" ucap bi surti dengan nada yang terkesan kesal.
Flashback dua tahun yang lalu
"Mama ratna aku titipkan anak-anak dan suami ku dulu ya ma. Oh ya ma tolong mama simpan kalung ini, suatu saat jika aku menghilang kalian akan membutuhkan kalung ini untuk mencariku" ucap bunda dari nathan dan natari sekaligus istri dari adnan alvendra.
"Nak ini kalung apa?" tanya ratna seraya membolak-balikkan kalung yang baru saja di terimanya.
"Itu kalung khusus yang dibuat untuk keturunan ku ma, entah mengapa aku merasakan akan terjadi sesuatu yang buruk" ucap bunda twins N seraya menatap nanar ke arah langit.
"Yaampun nak, semoga kau di lindungi nya" ucap ratna yang tiba-tiba khawatir dengan wanita di depannya.
"Tidak mengapa ma" katanya seraya megenggam lembut tangan ratna.
"Nek aku akan pergi bekerja dulu ya nek. Selamat tinggal" pamitnya seraya mencium tangan ratna.
"Selamat tinggal" gumam ratna seraya melambaikan tangannya.
Flashback off
"Nanaa" pekik ratna terbangun dari tidurnya.
"Ada apa nek?" tanya nathan yang sedang menjaga ratna bersama bi surti. Sedangkan suami bi surti ia sedang berada di mushola menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim.
"N-nana dia pergi dan dan ga kembali sampe sekarang hah hah" ujarnya dengan napas terengah-engah.
"Ingetan ibu kembali?" tanya bi surti dengan alis yang mengangkat.
Ratna hanya menganggukkan kepalanya dan mengusap keringat yang membasahi dahinya.
"Tenanglah nek, ini minum dulu" ucap nathan seraya menyodorkan air putih.
Ratna mengambil gelas itu dengan tangan yang bergetar kemudian ia meminumnya hingga tandas. "Ya Tuhan maafkan aku, a-aku telah lupa mengajarkannya tentang agamanya, ku mohon maafkan aku tuhan" gumam ratna di dalam hati seraya melirik nathan yang tengah bermain ponsel.
Ceklek
"Ibu sudah bangun?" tanya suami bi surti yang kembali dengan memakai baju koko dan sarung.
"Apakah mata paman bermasalah?" bukannya menjawab nathan malah bertanya balik membuat suami bi surti menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Mas aku akan pulang sebentar bersama nathan, mas tolong jaga ibu ya" ujar bi surti tiba-tiba membuat suaminya itu heran tetapi ia menganggukkan kepalanya.
"Nenek nathan pulang dulu ya!! Nanti nathan ke sini lagi sama ayah dan tari. Cepet sembuh nenek!!" pamit nathan seraya menciumi tangan ratna di ikuti juga dengan bi surti.
Selepas itu mereka pun pergi untuk pulang. Namun sebelum pulang, mereka terlebih dahulu membayar administrasi rumah sakit. Dan setelah itu barulah mereka benar-benar pulang.
Di tengah perjalanan tiba-tiba nathan bertanya pada bi surti. "Apakah kau mengetahui sesuatu tentang ibuku bi?" tanyanya dengan tatapan menyelidik.
"Tidak" jawabnya singkat.
"Benarkah?" sungguh nathan sangat tidak percaya dengan wanita di sampingnya itu. Bukan tanpa sebab ia tak percaya, namun tingkahnya selama inilah yang membuatnya tak percaya sama sekali.
"Bisakah kau jangan menanyakan tentang ibumu padaku?" ucap bi surti dengan nada yang tampak tak suka pada bundanya nathan.
"Mengapa?"
"Karena aku sangat-sangat tidak menyukai ibumu" jawab bi surti dengan tatapan yang penuh kebencian.
"Apa sebab kau tak suka pada ibuku?" tanyanya lagi.
"Karena ibumu selalu mencari perhatian semua orang!! Bahkan karena dia ibuku menjadi seperti ini!!" seru bi surti berapi-api.
"Mungkin saja kau iri padanya" ucap nathan yang tak terpengaruh dengan ucapan bi surti.
"Cih iri? Naj*s!! Ibumu itu bagaikan jal*ng yang suka nempel sana-sini buat nyari uang" ujar bi surti yang tanpa sadar membuat nathan marah.
"Benarkah? Mengapa menurut pendapat anak dan ibumu sangat berbeda?" tanya nathan dengan nada yang dingin karena tak terima dengan segala ucapan buruk tentang bundanya.
"Mungkin saja mata mereka bermasalah!!"
"Sepertinya kau yang selalu memandang sebelah mata pada ibuku. Pantas saja kau menyembunyikan kalung itu, ternyata kau tak ingin ibunda ku kembali kemari rupanya" ujar nathan yang tak suka dengan wanita di sampingnya.
'Ibunya saja malaikat, tapi mengapa anaknya seperti ini? Apakah mereka bukan ibu dan anak? Jika benar pantas saja sikap mereka berbeda jauh' pikir nathan tanpa membalas ucapan bi surti yang terus menjelek-jelekkan nama ibunda nya.
"Pak ini masih lama lagi ga?" tanya nathan pada supir taksi yang sedang mereka tumpangi.
Jujur saja nathan ingin segera sampai di rumah daripada berada di taksi itu dengan wanita iblis di sampingnya.
"Sepertinya macetnya akan parah den" jawab supir itu.
"Ya sudah kami turun disini saja pak, ini uangnya" ucap nathan seraya menyodorkan uang pas.
Nathan turun dari taksi itu bersama bi surti setelah membayarnya. Mereka berdua berjalan pulang dengan bi surti yang terus menggerutu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments