1 (Revisi)

...Welcome di novel milik author...

...Semoga kalian suka yaa, kalo kalian ga suka silahkan tinggalkan novel ini dan ga usah komen yang nggak-nggak. Buat yang suka jangan lupain dukungan buat author yaaa seperti like, komen, favorit dan hadiah nya....

...Sekian terimakasih ❤️...

Happy reading ❤️

...----------------...

Matahari sudah terbit dari arah barat dan ayam jantan berkokok dengan lantang pertanda pagi sudah datang.

Di kota J tepatnya di sebuah rumah yang sederhana tampak seorang anak laki-laki berusia 4 tahun tengah memasak untuk ayah dan adiknya. Anak itu adalah Nathan Alvares.

Hari ini nathan memutuskan untuk memasak nasi goreng dengan telur mata sapi saja di karenakan bahan makanan yang terbatas di rumahnya.

Usai memasak nathan pergi ke kamar adik kembarnya yang amat manja. Di goyangkannya bahu sang adik secara perlahan-lahan. Ternyata ulah nathan mampu mengusik tidur adik perempuannya yang bernama Natari Renatta.

"Eunghhh " lenguh tari.

"Bangun dek udah pagi nih , nanti telat sekolah loh" ujar nathan.

Sontak mata tari yang awalnya engan untuk dibuka langsung terbuka lebar.

"Jam bellapa bang?" tanya tari dengan suara cadel dan khas bangun tidur miliknya.

Nathan dan tari memang kembar seiras namun nathan lebih pasif berbicara daripada tari yang masih cadel.

"Jam setengah tujuh, cepet mandi terus sarapan" titah nathan pada adik kecilnya itu.

Tanpa ba-bi-bu lagi tari langsung loncat dari kasurnya. Hampir saja tari terjatuh karena gulungan selimut pada kakinya namun tangan nathan yang cepat langsung menahan tubuh adiknya.

"Hati-hati adek" ucap nathan yang cukup kesal dengan tingkah adiknya yang ceroboh.

"Hehehe cocis bang" ucap tari sambil cengengesan.

"Sorry adek bukan sosis" ralat nathan.

"Itu makcudnya bang" ucap tari seraya meninggalkan nathan yang geleng-geleng kepala dengan tingkah adiknya.

Setelah membangunkan adiknya nathan langsung bergegas menuju kamar sang ayah. Dibangunkannya sang ayah dengan perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara yang bisa merusak telinga tetangga.

"Ayah bangun" ucap nathan seraya menggoyang-goyangkan bahu ayahnya.

Ayah nathan dan tari bernama adnan alvendra. Pada saat ayah nathan masih kecil dia adalah seorang anak yang genius. Namun karena sebuah kasus penculikan nathan mengalami geger otak dan membuatnya kehilangan kegeniusannya. Karena merasa malu keluarga adnan langsung membuang adnan yang berusia 14 tahun.

Entah keberuntungan darimana adnan kecil bertemu dengan seorang gadis yang berusia 10 tahun. Gadis cantik yang memiliki rambut berwarna biru dan gigi ginsul yang menambahkan keimutannya. Ketika adnan berusia 25 tahun mereka menikah dan itu juga berkat dari kecerdasan gadis itu. Setelah beberapa tahun menikah mereka di karuniai sepasang anak kembar.

Ketika anak itu berusia dua tahun istri adnan menghilang tanpa jejak dan meninggalkan sebuah kalung dan jam tangan yang harganya sangat mahal.

Nathan dan tari yang sangat merindukan sosok ibu pun berusaha mencarinya dengan kecerdasan yang mereka punya. Tapi sampai sekarang sang ibu masih belum di temukan.

"Eunghhh lima menit lagi yah" ucap adnan dengan mata yang masih terpejam.

"Ya udah terserah ayah deh" pasrah nathan. Toh percuma saja membangunkan sang ayah karena meski di paksa juga ayahnya tidak akan bangun.

Nathan keluar dari kamar adnan menuju kamar sang adik. Tari sendiri berbeda dengan sang kakak. Jika sang kakak genius di bidang ilmu , tari malah berbanding terbalik meski di sekolahnya ia cukup terkenal karena cukup pintar di bidang olahraga.

"Mau abang kepangin rambutnya?" tawar nathan ketika masuk ke kamar tari.

"Boleh bang" balas tari menerima tawaran abangnya.

Dengan telaten nathan mengepang rambut sang adik. Setelah merasa rapi nathan juga mengoleskan bedak bayi di wajah sang adik.

"Sudah siap" ucap nathan setelah selesai merias sang adik.

"Maacih bang" ucap tari yang sangat puas dengan hasil riasan sang Abang.

"Ya udah sana sarapan terus sekolah" titah nathan.

Tari membalikkan tubuhnya yang awalnya memunggungi nathan menjadi menghadapnya.

"Abang ttenapa nda cekolah?" tanya tari yang heran pada nathan. "Anan ntang-ntang abang pintel adi nda cekolah loh" sambungnya.

Nathan menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ocehan cadel dari adiknya. Dengan lembut ia mengusap kepala adiknya yang tingginya hanya beda tiga senti.

"Abang kan udah lulus dari beberapa minggu yang lalu dek, jadi abang ga usah sekolah soalnya abang kan udah lulus" jawab nathan seraya merapikan baju adiknya yang terlihat cukup kusut.

"Nah udah siap, ayo cepet sarapan terus sekolah" titah nathan yang langsung di angguki tari.

Mereka berdua berjalan ke depan dan memakan nasi goreng yang berada disana. Usai makan nathan langsung mengambil alat-alat yang akan dibawanya sedangkan tari dia membereskan piring yang digunakan oleh mereka.

"Yuk berangkat" ajak nathan pada tari.

"Ayok" seru tari dengan semangat.

"Eh tunggu dulu" cegah nathan yang tiba-tiba teringat pada ayahnya.

Nathan berjalan ke arah samping rumahnya di mana di sana ada sebuah kontrakan yang cukup sederhana.

Nathan mengetuk salah satu pintu kontrakan tersebut hingga muncullah seorang wanita paruh baya yang bernama bi surti.

"Ada apa?" tanya bi surti dengan tatapan tak ramah.

"Jangan begitu kalau kau ingin keluarga mu hancur" ucap nathan seraya tersenyum devil.

Bi surti yang tadinya tak ramah mendadak menjadi ramah dan tersenyum yang di paksakan pada nathan. "Ada apa nak?" tanya nya dengan nada suara yang cukup bersahaja.

"Aku ingin menitipkan ayah, awas kalau ayah terluka. Aku akan pergi untuk bekerja dan mengantarkan tari ke sekolah" ucap nathan dingin seraya pergi meninggalkan bi surti yang tengah mencac* maki dirinya.

"Ayo" ajak nathan pada tari.

Tari menganggukkan kepalanya dan menggandeng tangan sang abang. Mereka berdua pergi ke sekolah kanak-kanak yang tak jauh dari rumah mereka dengan tangan yang saling menggandeng hingga membuat mereka terlihat manis nan menggemaskan di mata orang-orang yang melihatnya.

Beberapa saat kemudian mereka tiba di taman kanak-kanak yang cukup elite. Dan tepat saat itu seorang anak perempuan datang menghampiri mereka dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan mereka.

Dengan cepat tari menepis tangan anak itu.

"Anan centuh-centuh abangthu" ketus tari.

"Ich biallin , abangmu anteng banet mathanya athu penen centuh" jujur anak perempuan itu yang bernama letta.

"Ich ndak ada ang boleh centuh-centuh bang nathan" tegas tari sambil menggandeng tangan abangnya itu dengan mata yang masih menatap tajam pada letta.

"Ich peyit" cibir letta sambil meninggalkan tari dan nathan dengan perasaan kesal.

"Biallin wlee" balas tari sambil menjulurkan lidahnya.

Nathan yang sedari tadi diam dan memperhatikan pun tersenyum tipis melihat keposesifan adiknya.

"Udah jangan ditanggepin,,masuk kelas sana" lerai nathan sambil tersenyum tipis.

"Iya abang" patuh tari.

Tari langsung masuk ke dalam sekolahnya. Setelah tari hilang dari pandangannya, nathan pun segera pergi ke kampus tempat dirinya akan mengajar.

Bersambung

...----------------...

Note buat pembaca cerita ini di noveltoon:

...Maaf ceritanya di ulang lagi dari awal soalnya author nya lupa alur cerita 🙂🙏. Kali ini author usahain update episode yang seru....

Terpopuler

Comments

Audya

Audya

4 tahun ngajar di kampus? Emang lain ini anak...

2022-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 1 (Revisi)
10 2 (Revisi)
11 3 (Revisi)
12 4 (Revisi)
13 5 (Revisi)
14 6(Revisi)
15 7(Revisi)
16 8(Revisi)
17 9(Revisi)
18 10(Revisi)
19 11(Revisi)
20 12(Revisi)
21 13 (Revisi)
22 14 (Revisi)
23 15(Revisi)
24 16 (Revisi)
25 17 (Revisi)
26 18 (Revisi)
27 19 (Revisi)
28 20 (Revisi)
29 21 (Revisi)
30 22 (Revisi)
31 23 (Revisi)
32 24(Revisi)
33 25 (Revisi)
34 26 (Revisi)
35 27(Revisi)
36 28 (Revisi)
37 29 (Revisi)
38 30(Revisi)
39 31 (Revisi)
40 32 (Revisi)
41 33(Revisi)
42 34 (Revisi)
43 35 (Revisi)
44 36 (Revisi)
45 37 (Revisi)
46 38 (Revisi)
47 39 (Revisi)
48 40 (Revisi)
49 41 (Revisi)
50 42 (Revisi)
51 43 (Revisi)
52 44 (Revisi)
53 45 (Revisi)
54 46 (Reivisi)
55 47 (Revisi)
56 48 (Revisi)
57 49 (Revisi)
58 50 (Revisi)
59 51 (Revisi)
60 52 (Revisi)
61 53 (Revisi)
62 54 (Revisi)
63 55 (Revisi)
64 56 (Revisi)
65 57(Revisi)
66 58 (Revisi)
67 59 (Revisi)
68 60 (Revisi)
69 61 (Revisi)
70 62 (Revisi)
71 63 (Revisi)
72 64 (Revisi)
73 65 (Revisi)
74 66(Revisi)
75 67(Revisi)
76 68(Revisi)
77 69 (Revisi)
78 70 (Revisi)
79 71
80 72
81 73
82 74
83 75
84 76
85 77
86 78
87 79
88 80
89 81
90 82
91 83
92 84
93 85 (End)
94 Pengumuman
95 1 (Pesona Duda Lumpuh)
96 2 (PDL)
97 3 (PDL)
98 4 (PDL)
99 5 (PDL)
100 6 (PDL)
101 7 (PDL)
102 8 (PDL)
103 9 (PDL)
104 10 (PDL)
105 11 (PDL)
106 12 (PDL)
107 13 (PDL)
108 14 (PDL)
109 15 (PDL)
110 16 (PDL)
111 17 (PDL)
112 18 (PDL)
113 19 (PDL)
114 20 (PDL)
115 21 (PDL)
116 22 (PDL)
117 23 (PDL)
118 24 (PDL)
119 pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
1 (Revisi)
10
2 (Revisi)
11
3 (Revisi)
12
4 (Revisi)
13
5 (Revisi)
14
6(Revisi)
15
7(Revisi)
16
8(Revisi)
17
9(Revisi)
18
10(Revisi)
19
11(Revisi)
20
12(Revisi)
21
13 (Revisi)
22
14 (Revisi)
23
15(Revisi)
24
16 (Revisi)
25
17 (Revisi)
26
18 (Revisi)
27
19 (Revisi)
28
20 (Revisi)
29
21 (Revisi)
30
22 (Revisi)
31
23 (Revisi)
32
24(Revisi)
33
25 (Revisi)
34
26 (Revisi)
35
27(Revisi)
36
28 (Revisi)
37
29 (Revisi)
38
30(Revisi)
39
31 (Revisi)
40
32 (Revisi)
41
33(Revisi)
42
34 (Revisi)
43
35 (Revisi)
44
36 (Revisi)
45
37 (Revisi)
46
38 (Revisi)
47
39 (Revisi)
48
40 (Revisi)
49
41 (Revisi)
50
42 (Revisi)
51
43 (Revisi)
52
44 (Revisi)
53
45 (Revisi)
54
46 (Reivisi)
55
47 (Revisi)
56
48 (Revisi)
57
49 (Revisi)
58
50 (Revisi)
59
51 (Revisi)
60
52 (Revisi)
61
53 (Revisi)
62
54 (Revisi)
63
55 (Revisi)
64
56 (Revisi)
65
57(Revisi)
66
58 (Revisi)
67
59 (Revisi)
68
60 (Revisi)
69
61 (Revisi)
70
62 (Revisi)
71
63 (Revisi)
72
64 (Revisi)
73
65 (Revisi)
74
66(Revisi)
75
67(Revisi)
76
68(Revisi)
77
69 (Revisi)
78
70 (Revisi)
79
71
80
72
81
73
82
74
83
75
84
76
85
77
86
78
87
79
88
80
89
81
90
82
91
83
92
84
93
85 (End)
94
Pengumuman
95
1 (Pesona Duda Lumpuh)
96
2 (PDL)
97
3 (PDL)
98
4 (PDL)
99
5 (PDL)
100
6 (PDL)
101
7 (PDL)
102
8 (PDL)
103
9 (PDL)
104
10 (PDL)
105
11 (PDL)
106
12 (PDL)
107
13 (PDL)
108
14 (PDL)
109
15 (PDL)
110
16 (PDL)
111
17 (PDL)
112
18 (PDL)
113
19 (PDL)
114
20 (PDL)
115
21 (PDL)
116
22 (PDL)
117
23 (PDL)
118
24 (PDL)
119
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!