2

...Happy reading para readers ❤️...

...----------------...

Dua jam kemudian.

Dug dug dug

pintu Nathan di gedor-gedor oleh seseorang. Nathan yang sudah beres dengan pekerjaannya pun beranjak membuka kan pintu.

Ceklek

"Ayah sudah bangun?" tanya Nathan.

Adnan pun mengangguk kecil dan bergerak-gerak seolah ingin memberi tahu sesuatu pada Nathan.

Nathan pun melihat ke bawah ayahnya dan ternyata ayahnya sedang kebelet ingin buang air.

"Ayo ayah Nathan antar" ucap Nathan yang mengerti dengan ayahnya.

Adnan pun mengangguk dan berjalan ke kamar mandi mendahului Nathan. Adnan menutup pintu kamar mandi itu dan membuang air kecil.

Nathan menunggu sang ayah dengan sabarnya. Sesekali dirinya membuka ponselnya untuk menghilangkan kebosanan nya.

Tak lama kemudian pintu Adnan pun keluar dengan baju yang basah sebagian membuat Nathan mengelus dadanya agar bisa sesabar mungkin.

"Ayah apa ayah masih takut ke kamar mandi?" tanya Nathan yang di angguki Adnan.

Nathan menghela nafas panjang dan membawa sang ayah ke kamarnya lagi.

"Nathan ayah pengen keluar rumah" pinta Adnan.

"Baiklah ayah,,Nathan akan mengajak tari dulu. Ayah di sini saja dan ganti baju ayah" ujar Nathan sambil beranjak pergi ke kamar tari

tok tok tok

"Tari ini kakak" ucap Nathan

"Bentar kak" sahut tari dari dalam.

Tak berselang lama tari pun membukakan pintunya.

"Ada apa kak?" tanya tari

"Ayo kita jalan-jalan" ajak Nathan.

"Ya sebentar aku menyelesaikan pekerjaan ku dulu dan bersiap-siap" ujar tari lalu menutup pintunya.

Tari menghela nafas panjang dan melanjutkan pekerjaannya yang sudah 95 persen. Setelah selesai dengan pekerjaannya tari mengganti bajunya dan memoles kan bedak bayi pada wajahnya.

'huh kalo bukan karena ayah mungkin aku ga mau pergi jalan-jalan' batin tari

Setelah selesai bersiap-siap tari pun keluar menghampiri ayah dan kakaknya.

"Ayo kak" ajak tari pada Nathan

"Ya udah ayo kasian ayah udah nunggu lama banget" ujar nathan.

"Iya kak,,maaf ya yah" ucap tari merasa bersalah pada sang ayah.

"Ya gapapa" ucap Adnan.

Mereka bertiga pun berjalan menuju taman. Sesampainya di taman Adnan langsung berlarian membuat tari dan Nathan ikut berlari juga.

"Ayah hos jangan berlarian hos" ujar Nathan dengan nafas yang memburu karena berlari.

Tari menghela nafas panjang dan menstabilkan nafasnya. "Mengapa ayah berlarian?" tanya tari

Adnan tersenyum mendengar pertanyaan tari dan duduk di atas rerumputan hijau.

"Ayah kangen ibu kalian,,andai ayah bisa bekerja mungkin ibu bersama kita" ucap Adnan sambil menatap danau yang terletak di taman itu.

Kemudian Adnan menundukkan kepalanya. "Maafkan ayah,, jika saja atau tidak bodoh mungkin ayah yang bekerja dan ibu ada disini" lirih Adnan.

Tari yang mendengar itu pun langsung memeluk sang ayah. "Ayah tidak bodoh tapi author nya yang bikin ayah bodoh kayak gini" ucap tari.

(author : loh kok nyalahin author sih? klo ayah kalian pinter mungkin novel ini berjudul anak genius milik pria genius)

Adnan mendongak dan menatap tari. "Benarkah?" tanya Adnan memastikan.

Tar pun mengangguk. "Tapi mengapa ayah ngga pernah dijemput sama keluarga ayah ya?" sambung Adnan.

'Ayah itu di usir sama keluarga ayah,,ya iyalah ayah ga akan di jemput' batin tari geregetan dan memang tahu tentang keluarga sang ayah melalui buku diary sang ibu.

Nathan mengambil tangan Adnan dan di genggamnya tangan itu dengan penuh kasih sayang. "Ayah sudah lah jangan mengingat itu,,lebih baik kita main saja,,bagaimana?" usul Nathan yang tak mau sang ayah mengingat kenangan buruknya.

Dengan antusias Adnan mengangguk. "Tapi main apa?" tanya Adnan.

Tari dan Nathan pun berpikir sejenak untuk memikirkan permainan apa yang bisa dimainkan oleh sang ayah.

"Bagaimana kalo petak umpet?" usul tari.

"Boleh tuh" ucap Nathan menyetujui usulan tari.

"Ayah yang hitung yaa dan kalian yang ngumpet" ujar Adnan yang di angguki kedua anaknya.

Adnan pun berdiri dan mulai menghitung di balik pohon. Sedangkan Nathan dan tari langsung berhambur untuk bersembunyi.

Meski mereka anak genius akan tetapi mereka juga masih ingin bermain seperti anak-anak lainnya. Akan tetapi karena kondisi mereka membuat mereka harus lebih dewasa daripada anak-anak pada umumnya.

1

2

3

4

5

"Siap atau tidak ayah datang" ujar Adnan dan mulai mencari anak-anaknya yang sedang bersembunyi.

Adnan mencari anak-anaknya mulai dari balik semak-semak dan di balik pohon.

"Ketemu" pekik Adnan girang ketika menemukan tari dan Nathan.

Tari mengerucutkan bibirnya. "Ih ini gara-gara Abang yang ga mau diem,,jadinya ketahuan kan" ucap tari menyalahkan Nathan.

"Loh kok jadi saya sih?" ucap Nathan yang tak terima di salahkan.

"Abis nya Abang gerak-gerak terus" kesal tari sambil menendang angin untuk mengurangkan rasa kesalnya pada sang kakak.

"Kamu yang gerak-gerak terus" ucap Nathan yang menyalahkan tari.

"Ih kok jadi ribut sih" ucap Adnan heran sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Hehehe sorry yah" ucap Nathan dan tari serempak.

Adnan hanya mengangguk kecil. "Beli es krim yuk" ajak Nathan.

Mendengar kata es krim seketika mata Adnan berbinar-binar. "Ayooo" seru Adnan dengan semangat 45.

Mereka bertiga berjalan bergandengan menuju toko es krim terdekat. Nathan memilik rasa vanila,,tari memilih rasa strawberry dan Adnan memilih rasa cokelat saja.

Setelah mendapatkan es krim yang mereka mau,,mereka pun duduk di salah satu bangku taman. Tanpa izin dari Adnan,,air mata Adnan menetes seketika.

"Loh ayah kenapa?" tanya tari yang menyadari ayahnya tengah bersedih.

"Ayah kangen sama ibu,, biasanya kami makan es krim disini" jawab Adnan sambil memakan es krimnya.

"Ayah inget sama nama ibu ga?" tanya Nathan yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Adnan.

Nathan menepuk jidatnya dan kembali menikmati es krim miliknya. 'Mengapa ibu sulit sekali di temukan,,siapa ibu sebenarnya' batin Nathan yang mulai putus asa untuk mencari sang ibu.

"Udah ah ayah jangan mellow lagi,,ibu bakal pulang secepatnya kok" ucap tari berusaha tegar di depan sang ayah.

Adnan mengangguk dan menghabiskan es krimnya. Sedang Nathan dia fokus melamun hingga tak sadar es krim nya sudah mulai mencair.

"Bang" panggil tari sambil menyenggol bahu Adnan.

Seketika Nathan terbangun dari lamunannya. "Eh a-ada apa?" tanya Nathan yang sudah tersadar.

"Mikirin apa sih? lagi mikirin cara nemuin ibu lagi?" tebak tari yang di angguki Nathan.

"Kita bicarain ini di rumah" bisik Nathan.

Tari pun mengangguk kecil.

"Nathan kamu ga mau es krimnya?" tanya Adnan membuat mereka berdua menoleh.

"Mau kok yah,,ini Nathan makan" jawab Nathan sambil menjilati es krimnya.

"Ayah belepotan banget sih" ucap tari sambil mengeluarkan tisu basah yang dibawanya dari rumah.

Dengan telaten tari mengusap bibir sang ayah yang belepotan dan membuang tisu yang kotor ke tempat sampah.

"Makasih" ucap Adnan.

"Iya sama-sama lain kali jangan belepotan yaa" ujar tari yang diangguki Adnan.

"Udah ah Ayuk pulang" ajak Adnan yang mulai bosan.

Nathan dan tari mengangguk. Mereka bertiga pun kembali berjalan bergandengan menuju rumah.

...----------------...

Tari : "Thor mengapa kau kasih bapak kek dia huhuhu"

Author : "Yang sabar ini ujian"

Nathan : "Emang sekolah ujian"

Author : "Ujian kehidupan nathan"

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 1 (Revisi)
10 2 (Revisi)
11 3 (Revisi)
12 4 (Revisi)
13 5 (Revisi)
14 6(Revisi)
15 7(Revisi)
16 8(Revisi)
17 9(Revisi)
18 10(Revisi)
19 11(Revisi)
20 12(Revisi)
21 13 (Revisi)
22 14 (Revisi)
23 15(Revisi)
24 16 (Revisi)
25 17 (Revisi)
26 18 (Revisi)
27 19 (Revisi)
28 20 (Revisi)
29 21 (Revisi)
30 22 (Revisi)
31 23 (Revisi)
32 24(Revisi)
33 25 (Revisi)
34 26 (Revisi)
35 27(Revisi)
36 28 (Revisi)
37 29 (Revisi)
38 30(Revisi)
39 31 (Revisi)
40 32 (Revisi)
41 33(Revisi)
42 34 (Revisi)
43 35 (Revisi)
44 36 (Revisi)
45 37 (Revisi)
46 38 (Revisi)
47 39 (Revisi)
48 40 (Revisi)
49 41 (Revisi)
50 42 (Revisi)
51 43 (Revisi)
52 44 (Revisi)
53 45 (Revisi)
54 46 (Reivisi)
55 47 (Revisi)
56 48 (Revisi)
57 49 (Revisi)
58 50 (Revisi)
59 51 (Revisi)
60 52 (Revisi)
61 53 (Revisi)
62 54 (Revisi)
63 55 (Revisi)
64 56 (Revisi)
65 57(Revisi)
66 58 (Revisi)
67 59 (Revisi)
68 60 (Revisi)
69 61 (Revisi)
70 62 (Revisi)
71 63 (Revisi)
72 64 (Revisi)
73 65 (Revisi)
74 66(Revisi)
75 67(Revisi)
76 68(Revisi)
77 69 (Revisi)
78 70 (Revisi)
79 71
80 72
81 73
82 74
83 75
84 76
85 77
86 78
87 79
88 80
89 81
90 82
91 83
92 84
93 85 (End)
94 Pengumuman
95 1 (Pesona Duda Lumpuh)
96 2 (PDL)
97 3 (PDL)
98 4 (PDL)
99 5 (PDL)
100 6 (PDL)
101 7 (PDL)
102 8 (PDL)
103 9 (PDL)
104 10 (PDL)
105 11 (PDL)
106 12 (PDL)
107 13 (PDL)
108 14 (PDL)
109 15 (PDL)
110 16 (PDL)
111 17 (PDL)
112 18 (PDL)
113 19 (PDL)
114 20 (PDL)
115 21 (PDL)
116 22 (PDL)
117 23 (PDL)
118 24 (PDL)
119 pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
1 (Revisi)
10
2 (Revisi)
11
3 (Revisi)
12
4 (Revisi)
13
5 (Revisi)
14
6(Revisi)
15
7(Revisi)
16
8(Revisi)
17
9(Revisi)
18
10(Revisi)
19
11(Revisi)
20
12(Revisi)
21
13 (Revisi)
22
14 (Revisi)
23
15(Revisi)
24
16 (Revisi)
25
17 (Revisi)
26
18 (Revisi)
27
19 (Revisi)
28
20 (Revisi)
29
21 (Revisi)
30
22 (Revisi)
31
23 (Revisi)
32
24(Revisi)
33
25 (Revisi)
34
26 (Revisi)
35
27(Revisi)
36
28 (Revisi)
37
29 (Revisi)
38
30(Revisi)
39
31 (Revisi)
40
32 (Revisi)
41
33(Revisi)
42
34 (Revisi)
43
35 (Revisi)
44
36 (Revisi)
45
37 (Revisi)
46
38 (Revisi)
47
39 (Revisi)
48
40 (Revisi)
49
41 (Revisi)
50
42 (Revisi)
51
43 (Revisi)
52
44 (Revisi)
53
45 (Revisi)
54
46 (Reivisi)
55
47 (Revisi)
56
48 (Revisi)
57
49 (Revisi)
58
50 (Revisi)
59
51 (Revisi)
60
52 (Revisi)
61
53 (Revisi)
62
54 (Revisi)
63
55 (Revisi)
64
56 (Revisi)
65
57(Revisi)
66
58 (Revisi)
67
59 (Revisi)
68
60 (Revisi)
69
61 (Revisi)
70
62 (Revisi)
71
63 (Revisi)
72
64 (Revisi)
73
65 (Revisi)
74
66(Revisi)
75
67(Revisi)
76
68(Revisi)
77
69 (Revisi)
78
70 (Revisi)
79
71
80
72
81
73
82
74
83
75
84
76
85
77
86
78
87
79
88
80
89
81
90
82
91
83
92
84
93
85 (End)
94
Pengumuman
95
1 (Pesona Duda Lumpuh)
96
2 (PDL)
97
3 (PDL)
98
4 (PDL)
99
5 (PDL)
100
6 (PDL)
101
7 (PDL)
102
8 (PDL)
103
9 (PDL)
104
10 (PDL)
105
11 (PDL)
106
12 (PDL)
107
13 (PDL)
108
14 (PDL)
109
15 (PDL)
110
16 (PDL)
111
17 (PDL)
112
18 (PDL)
113
19 (PDL)
114
20 (PDL)
115
21 (PDL)
116
22 (PDL)
117
23 (PDL)
118
24 (PDL)
119
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!