Di tempat lain yang cukup rahasia.
Seorang wanita cantik yang berusia 23 tahunan sedang fokus melihat Ipad-nya.
"Sepertinya keponakan ku ini sudah mulai menyelidiki ya. Hm apakah aku harus memulai rencana itu? Ku rasa lebih baik jangan sekarang karena aku ingin menyiksa dia dulu" gumam wanita itu seraya menatap wanita di depannya.
"Silahkan saja kau siksa aku, tapi jangan siksa keluargaku" ujar wanita yang nampak mirip dengan wanita sebelumnya namun ia memiliki banyak luka di sekujur tubuhnya.
Wanita itu mengalihkan pandangannya dan menggeser layar Ipad-nya yang akan beralih melihat rekaman cctv yang menampakkan pria berusia 27 tahun sedang tidur pulas.
"Kamu masih sama ya nan. Tampan dan sering membuat orang geleng-geleng kepala dengan tingkah mu itu dan itu membuatku jatuh cinta padamu hahaha" ujar wanita itu seraya mengusap-usap Ipad-nya
Tanpa diizinkan air mata wanita yang di depannya meneteskan air matanya karena rindu dengan keluarga kecilnya.
......................
Pagi pun menjelang.
"Hoaaaam"
Nathan mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya di sekitarnya.
Namun di detik kemudian ia kaget karena jam telah menunjukkan pukul setengah enam.
"Oh my god aku terlambat" gerutu nathan seraya berlari menuju kamar mandi.
Nathan mengerjakan rutinitas pagi nya dengan cepat kilat. Tak lupa juga ia membangunkan sang adik yang kemungkinan akan terlambat pergi sekolah.
"Kalian kenapa buru-buru gitu?" tanya adnan yang baru bangun tidur.
"Lagi ngejal meong yah" jawab tari asal seraya memakai sepatunya.
Hari telah menunjukkan pukul setengah 7 pagi membuat tari semakin panik.
"Huaa abang tatut telat cetolah" tangis tari dengan tangan yang berusaha membenarkan sepatunya.
"Ngga akan kok dek. Udah cepet di sepatunya!! Jangan nangis ah" ujar nathan yang tampak terlihat kalem setelah melihat ponselnya.
"Udah" ucapnya seraya menghapus air mata di pipinya.
"Ayah pengen ikut nat" ucap adnan tiba-tiba membuat tangis tari yang sudah tak terdengar kembali terdengar.
"Huaa nda mahu telat cetolah abang" tangisnya lagi.
"Haduhh runyem" gumam nathan lirih.
"Eh kenapa nih? Kok tari nangis?" tanya texsing yang baru saja pulang dari rumah sakit.
Seketika mata nathan berbinar-binar bagai mendapatkan sebuah jawaban. "Kak texsing jagain ayah ya!! Aku mau anterin tari dulu, dahhhh" pamitnya.
Tanpa menunggu jawaban dari texsing , nathan langsung menarik tangan tari dan pergi mengantarkan nya ke sekolah.
"Eh n-nat"
Ingin rasanya texsing menolak tetapi nathan sudah pergi berlalu dan akan cukup sulit jika mengejarnya.
"Ih kok adnan di tinggalin sih" kesal adnan membuat texsing seketika menelan ludah kasar.
"Hehe kan ada texsing om" ucap texsing seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Males main sama cacing ah , ga seru" cemberut adnan seraya masuk ke dalam.
Texsing menghela nafas panjang dan ikut masuk ke dalam karena takut terjadi sesuatu pada adnan. Alangkah terkejutnya ia melihat adnan yang baru keluar dari kamar mandi dengan baju yang basah.
Dengan penuh kesabaran texsing menyuruh adnan untuk mengganti bajunya. Tentu saja itu tak mudah tetapi dengan kesabaran texsing yang segunung akhirnya adnan mau untuk mengganti bajunya dengan texsing yang akan membantunya.
Saat membuka bajunya, texsing membelalakkan matanya tak percaya dengan perut adnan yang sangat sixpack berbeda dengan perut miliknya.
glek
"Aku tak percaya dengan kenyataan ini, bagaimana bisa? Oh my god aku terkalahkan oleh orang bodoh seperti om adnan" gumam texsing dalam hati dengan rasa irinya.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments