Alisha tidak lagi mengomentari perkataan Khadijjah, ia sudah tau takaran ucapan yang harus ia sampaikan. Sama halnya seperti membuang garam di laut, sudah sangat asin, disiram garam pun percuma.
“Katanya Luth kecelakaan karena nyelametin Lyn, bener begitu, Lyn?” tanya Khadijjah menatap Lyn dengan tatapan tidak bersahabat.
Nah, kan Lyn akhirnya kena masalah juga. Lyn memutar mata kemudian berkata, “Sebenernya kemarin itu aku…”
“Lain kali kamu jangan bikin masalah ya, keluargaku tuh udah banyak masalah,” potong Khadijjah yang tidak ingin mendengar penjelasan Lyn yang dia anggap ngeles. “Kamu kan denger sendiri tadi kalau ibuku udah sering sakit, keuangan ibuku juga nggak sebaik keuangan di keluarga kamu. Sekarang malah kamu membuat Luth jadi kecelakaan.”
“Mbak Dija, aku minta maaf udah menjadi penyebab Luth kecelakaan. Tapi aku juga nggak minta Luth menyelamatkan aku,” jawab Lyn yang ternyata mampu membuat Khadijjah membungkam.
Intinya, Lyn sangat tahu kalau Khadijjah menjadi kesal karena tidak ingin turut direpotkan dalam urusan keuangan.
Dan apa tadi, Khadijjah bilang keuangan Alisha tidak sebaik keuangan di keluarga Lyn? Kalau begitu, kenapa Khadijjah sebagai anak yang memiliki kehidupan kelas atas itu tidak membantu keuangan ibu kandungnya sendiri? Bukankah itu perbuatan mulia?
Huh, sayangnya kalimat itu hanya ditelan dalam hati. Kalau saja Lyn mengeluarkan unek-uneknya, pasti dia akan dianggap terlalu jauh ikut campur.
“Lebih baik kamu jaga jarak sama Luth, dari dulu kamu selalu ngerepotin Luth. Imbasnya ke aku juga nantinya. Apa kamu nggak inget, dulu pernah boncengan pulang sekolah bareng sama Luth dan akhirnya kalian jatuh dari motor? Apa-apa tuh selalu celaka kalau barengan sama kamu. Dan repotnya, mamamu selalu ngamuk dan menyalahkan keluarga kami setiap kali kamu kenapa-napa. Jangan berhubungan sama Luth lagilah!” ucap Khadijjah.
Lyn tidak mau memperpanjang perdebatan. Ia memilih diam. Tanpa Luth, Lyn juga sering mengalami kecelakaan, demikian sebaliknya, baik itu terjatuh saat berlari, atau teriris pisau saat memotong sesuatu. Tapi semua itu murni kecelakaan, tidak ada kaitan antara kedekatan Lyn dan Luth.
Tidak layak bagi Khadijjah menjauhkan Lyn dari Luth hanya karena Khadijjah beranggapan Lyn adalah penyebab kejadian buruk yang menimpa Luth.
“Dija, Lyn kan sudah lama berteman dengan Luth, mereka juga tetanggan. Bagaimana mungkin Lyn disuruh menjauh dari Luth?” ucap Alisha.
“Ya udahlah, Bu. Nggak usah dibahas. Inilah yang bikin aku males, di sini selalu ribet. Yang penting ibu jaga kesehatan aja. Nanti kalau sakit-sakitan, anak-anaknya juga yang repot. Aku pulang, Bu. Luth kan juga udah baikan. Kukira dia lukanya parah makanya aku samperin ke sini.” Khadijjah menyalami tangan Alisha, mencium punggung tangan keriput itu singkat seperti ogah-ogahan. Kebiasaan yang ditanamkan Alisha tetap terus berlangsung meski putra putrinya sudah menikah.
Begitulah tanggapan Khadijjah tentang kecelakaan yang menimpa Luth.
Sedangkan Hud, sehari setelah Luth kecelakaan, putra sulung Alisha itu sempat menelepon menanyakan kondisi Luth. Setelah itu ia mengaku akan menjenguk Luth, sekalian temu kangen dengan sang ibu karena sudah beberapa bulan tidak menjenguk ibunya. Namun itu hanya sebatas kabar doang, sampai kini batang hidung Hud tidak kunjung datang.
Tinggalah kerinduan sang ibu yang hanya bisa melepas kerinduan pada anak-anaknya dengan menatap wajah Luth, membayangkan bahwa Luth sudah mencakup dan mewakili tiga anaknya.
***
BERSAMBUNG
KLIK LIKE DULU SEBELUM Next 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
novita setya
mbak dija saia ada semen & keramik sisaan toilet..siniin lambenya dikeramik sekalian mumpung msh ada tenaga sukarela nih
2022-07-17
0
Delia Est
1 orang ibu sanggup mengurus 10 orang anak.
tapi 10 orang anak belum tentu sanggup mengurus 1 orang ibu.
itulah salah satu keistimewaan seorang ibu
2022-06-20
0
Rengganis
Ya Allah realita y banyak anak yg kyk gt keorang tuanya...😢😢😢
2022-05-25
0