Nembak Luth?

"Luth. Hiks…" Lyn kesulitan menjelaskan masalahnya, dadanya sesak sekali. Kenapa seperih ini rasanya saat patah hati? Pedihnya nggak ketulungan.

"Luth? Cowok yang kamu sukai itu? Cowok yang kamu bilang malaikat tak bersayap? Cowok keren yang tetanggamu itu? Duh Lyn, gimana bisa kamu nangisin dia? Bukannya biasanya kamu selalu bilang kalau dia itu bikin deg-degan ya?"

"Sekarang bikin nyut-nyutan." Lyn mengusap air matanya.

"Kok, bisa?"

"Ternyata Luth punya calon istri, yang selama ini aku nggak ketahui."

"Hah?" Kesia kaget bukan main. Sosok pria yang selama ini didambakan oleh Lyn, ditaksir bakalan menjadi calon suami Lyn itu malah sudah memiliki tambatan hati yang lain.

"Ke, bisa nggak kagetnya dikondisikan? Jangan lebay."

"Aku serius, kaget beneran. Kamu serius Luth udah punya calon? Padahal aku pun mau loh jadi kekasih Luth, ganteng banget soalnya."

"Ke, aku serius. Jangan bikin kesel ya." Lyn menghela nafas.  "Mas Hud bilang, Luth mesti secepatnya ngelamar gadis bernama Afiqa. Rasanya aku tuh kayak kesamber petir pas denger itu."

"Yasalam, Lyn kamu yang tabah. Jangan sampai gantung diri, entar aku yang repot. Nggak punya temen resek kayak kamu lagi." Kesia merangkul pundak Lyn menyatukan kepala mereka.  "Lyn, kamu itu belum tentu cinta sama Luth, jadi jangan sesedih ini."

"Maksudmu? Aku bisa ngerasain perasaanku sendiri. Gimana bisa kamu bilang yang aku rasain ini bukan cinta?"

"Kamu harus sadar satu hal, bahwa yang membuatmu patah hati sebenarnya bukan cinta, melainkan besarnya harapan yang kamu pertaruhkan untuk sosok Luth."

"Ke, sejak awal, aku merasa kalau Tuhan meniupkan nyawa kepada Luth adalah untuk menjagaku, menjadi pasangan hidupku. Aku yakin itu. Tapi entah kenapa Tuhan mengubah kenyataan itu."

"Kalau kamu yakin itu, kamu jujur aja sama Luth, bilang kalau kamu cinta sama dia," ucap Kesia.

"Apakah itu akan mengubah keadaan?"

"Berubah atau pun enggak, itu urusan belakang. Yang penting kamu berusaha. Bukankah kamu sendiri yang bilang kalau kamu yakin Luth itu dikirim Tuhan untukmu?"

"Aku sengaja mencintai Luth secara diam-diam karena ada banyak pertimbangan, aku takut menunjukkan rasa cinta ini ke dia karena takut membuat hubungan pertemanan kami menjadi rusak, aku takut dia menolakku, aku takut dia menganggapku sebagai gadis nggak tau malu karena sebagai wanita berani mengungkap cinta pada lelaki. Aku takut.."

"Kalau semua hal kamu takuti, Luth nggak akan pernah tau perasaanmu," potong Kesia.

"Bukankah Luth pasti mengungkapkan perasaannya kalau dia suka sama aku? Tapi ini enggak, berarti dia memang nggak suka sama aku, Ke. Seandainya aku ungkapin perasaanku ke dia, itu nggak akan mengubah keadaan, justru hanya akan membuat Luth ilfil sama aku. Aku nggak mau itu terjadi. Seenggaknya aku masih bisa menjadi temannya, melihat dia bahagia, meski dia nggak jadi miliki."

"Itu bahasa lama, Lyn. Hari gini nggak ada yang namanya bahagia melihat orang uang kita cintai dipeluk wanita lain. Udah deh, kalau kamu nggak berani ngomong langsung ke dia, kamu ambil ponselmu, trus tulis perasaanmu melalui via chat, trus kirim deh ke Luth. Selesai kan?"

"Segampang itu?"

"Jangan dibikin repot. Anggap semuanya mudah." Kesia mengambil ponsel Lyn dari saku baju gadis itu, lalu membuka whatsap. "Sekarang tulis aja di sini apa yang ingin kamu ungkapin ke Luth." Kesia membuka chat di wa tujuannya tepat untuk Luth.

Ragu, bingung, Lyn terdiam menatap kotak chat itu. Namun kemudian ia mulai mengetik. Beberapa kalimat ia ketik, namun dihapus lagi. Begitu seterusnya. Entah berapa kali ia mengetik dan kembali menghapusnya. Rasanya semua kata-kata yang ia tulis serba salah.

"Ayo, dong, Lyn. Buruan. Entar keburu kamu berubah pikiran," desak Kesia tak sabar.

Baiklah, Lyn nekat. Ia kembali mengetik.

Luth, aku sedih dan terluka saat mendengar kamu udah punya kekasih, bahkan berniat ingin melamarnya. Tahukah kamu apa yang membuatku bersedih dan sampai menangis sangat lama? Karena aku udah lama cinta sama kamu. Ya, aku cinta sama kamu, Luth. Maukah kamu membalas cintaku?

Lyn langsung menelungkupkan ponsel seusai mengetik dan mengirimkan pesan tersebut. Jantungnya tiba-tiba deg-degan. Perasaannya berkecamuk, was-was. 

Lama tak ada balasan, Lyn mulai merasa menyesal sudah mengirimkan pesan tersebut. Mungkinkah Luth terkejut, marah dan akhirnya tidak mau membalas pesannya? Ah, kenapa tiba-tiba Lyn merasa malu sekali? Mukanya memanas dan tebal.

"Kok, lama nggak dibales ya? Apa Luth lagi nggak pegang hp?" celetuk Kesia tak sabar.  "Kalau Luth bales 'ya', berarti dia juga suka sama kamu. Tapi kalau dia bales 'tidak', berarti cintamu mesti berhenti sampai di sini, trus move on."

Klung.

Nada chat masuk. Jantung Lyn berdetak kencang. Ia bertukar pandang dengan Kesia. 

Sebelum membuka chat masuk, Lyn membaca basmallah. Kemudian ia membalikkan ponsel, melihat nama pengirim pesan, Luth.

Jantung Lyn makin berdetak kencang. Lalu ia mambaca pesan masuk dengan jantung berdentuman.

Ya

Mata Lyn membelalak. Luth menjawab 'ya'.

"Yes!" Lyn memeluk ponselnya, menjejak-jejakkan kaki ke tanah.

"Apa, Lyn? Luth bilang apa?" Kesia penasaran. Cepat-cepat ia meraih ponsel Lyn dan membaca pesan masuk, isinya hanya satu kata. Lalu ia menscroll pesan ke atas, melihat pesan terkirim yang dikirim Lyn.

"Lah pantesan aja jawaban Luth 'ya', kamu aja cuma panggil nama Luth doang." Kesia memperlihatkan pesan terkirim yang hanya memanggil nama saja, 'Luth'.

Lyn terkesiap, memaku. Berarti pesan yang panjang tadi sudah ia hapus. Muka Lyn sontak memerah.

Sekarang, Lyn tidak punya nyali untuk menulis kembali pesan itu. Kenekatannya tadi sudah musnah.

BERSAMBUNG

KLIK LIKE dulu sebelum next 🥰

Terpopuler

Comments

its mira_ Yazid

its mira_ Yazid

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-01-12

0

Zoel Viana

Zoel Viana

😄😄😄

2023-02-03

0

🌾lvye🌾

🌾lvye🌾

🤣🤣🤣🤣🤣

2023-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Super Hero Gagal
2 Bikin Tersengat
3 Tersenggol
4 Materi Oh Materi
5 Ingin Menyentil Ginjalnya
6 Kerinduan
7 Kepergok
8 Marah-marah
9 Dikejar Emak-emak
10 Melamar?
11 Tentang Gadis Pilihan
12 Selalu Ikhlas
13 Patah
14 Nembak Luth?
15 Ini Sangat Mengejutkan
16 Buku Panduan Kehamilan
17 Kejujuran
18 Ingin Memastikan
19 Pertanyaan Pertama
20 Butuh Pembuktian
21 Pengakuan
22 Mengejutkan
23 Gara-gara Lyn
24 Terluka
25 Apes
26 Air
27 Kabur
28 Fix, Lyn Calon Istri
29 Topi
30 Siap Hadapi Resiko
31 Tertunda
32 Ketemuan
33 Penculikan
34 Timun Bengkok
35 Bebas
36 Hei, Calon Istri
37 Haruskah Salah Paham Lagi
38 Sah
39 Petuah Bijak
40 Kamar Luth
41 Kikuk Sekali
42 Menjelang Malam Itu
43 Gerah
44 Telepon
45 Backstreet
46 Ponsel
47 Bayi
48 Tentang Hati
49 Srrrr
50 Sosok di Cermin
51 E eh..
52 Malam Pertama
53 Bersin
54 Bahagia
55 Senang Atau Sedih?
56 Ketahuan
57 Menghakimi
58 Permintaan
59 Terakhir Kali
60 Horor
61 Pergi
62 Ruang Cinta
63 Menipis
64 Syok
65 Parah
66 Senyuman Samar
67 Kesal
68 Emosi
69 Tidak Sudi
70 Istri Julid
71 Pahit
72 Satu Solusi
73 Keputusan
74 Air Mata
75 Sosmed
76 Lembur Terus?
77 Bukan Prasangka
78 Harus Ikhlas
79 Tanpa Beban
80 Dahsyat
81 Salah Kaprah
82 Tega
83 Lidah Pedas
84 Kepergiannya
85 Petuah Agung
86 Mencari Lyn
87 Endorse
88 Terkepung
89 Drama Konyol Namun Manis
90 Siapa Ayah Emran?
91 Kebahagiaan Yang Haqiqi
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Super Hero Gagal
2
Bikin Tersengat
3
Tersenggol
4
Materi Oh Materi
5
Ingin Menyentil Ginjalnya
6
Kerinduan
7
Kepergok
8
Marah-marah
9
Dikejar Emak-emak
10
Melamar?
11
Tentang Gadis Pilihan
12
Selalu Ikhlas
13
Patah
14
Nembak Luth?
15
Ini Sangat Mengejutkan
16
Buku Panduan Kehamilan
17
Kejujuran
18
Ingin Memastikan
19
Pertanyaan Pertama
20
Butuh Pembuktian
21
Pengakuan
22
Mengejutkan
23
Gara-gara Lyn
24
Terluka
25
Apes
26
Air
27
Kabur
28
Fix, Lyn Calon Istri
29
Topi
30
Siap Hadapi Resiko
31
Tertunda
32
Ketemuan
33
Penculikan
34
Timun Bengkok
35
Bebas
36
Hei, Calon Istri
37
Haruskah Salah Paham Lagi
38
Sah
39
Petuah Bijak
40
Kamar Luth
41
Kikuk Sekali
42
Menjelang Malam Itu
43
Gerah
44
Telepon
45
Backstreet
46
Ponsel
47
Bayi
48
Tentang Hati
49
Srrrr
50
Sosok di Cermin
51
E eh..
52
Malam Pertama
53
Bersin
54
Bahagia
55
Senang Atau Sedih?
56
Ketahuan
57
Menghakimi
58
Permintaan
59
Terakhir Kali
60
Horor
61
Pergi
62
Ruang Cinta
63
Menipis
64
Syok
65
Parah
66
Senyuman Samar
67
Kesal
68
Emosi
69
Tidak Sudi
70
Istri Julid
71
Pahit
72
Satu Solusi
73
Keputusan
74
Air Mata
75
Sosmed
76
Lembur Terus?
77
Bukan Prasangka
78
Harus Ikhlas
79
Tanpa Beban
80
Dahsyat
81
Salah Kaprah
82
Tega
83
Lidah Pedas
84
Kepergiannya
85
Petuah Agung
86
Mencari Lyn
87
Endorse
88
Terkepung
89
Drama Konyol Namun Manis
90
Siapa Ayah Emran?
91
Kebahagiaan Yang Haqiqi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!