HARI-HARI MALIKA

Waktu bergulir meninggalkan sejarah entah kenangan buruk maupun indah, waktu yang dihiasi dengan segala aktivitas maupun menjalani ritual ibadah untuk menunaikan hak sang Pemilik hidup. Kini waktu harus dilalui seorang anak manusia yang belum menemukan secercah cahaya harapan untuk membuatnya bahagia.

Tanpa terasa kehamilan Malika sudah memasuki tujuh bulan, setelah menjalani masa iddahnya, Malika kembali ke aktifitasnya ke perusahaan miliknya.

Malika melangkahkan kakinya ke lobby kantornya dengan perut yang sudah sedikit membuncit.

Malika yang masih menggunakan blazer karena ukurannya masih muat dengan tubuhnya sehingga perut buncitnya terbentuk.

Para karyawan sudah berbaris menyambutnya seperti biasa, semuanya serempak menunduk dan memberi salam kepada Malika.

"Selamat datang nona muda, selamat pagi! suara itu menggema bersama."

Malika hanya mengangguk hormat dan berlalu menuju lift utama.

Stelan Blazer warna gray, sepatu flat hitam dan hand bag yang berwarna senada dengan rambutnya dicepok ala pramugari dan memakai makeup yang soft.

"Hai, apa kabar!, assalamualaikum Malika," sapa Aida sekertaris dan sekaligus sahabatnya."

"Hah?, kamu hamil Malika?, ko gue nggak pernah dengar kalau loe hamil."

Aida berbicara sambil mengikuti langkah Malika yang menuju ruang VVIP milik bosnya. Aida buru-buru membuka pintu ruangan bosnya sambil membawa berkas yang akan dia laporkan kepada Malika.

"Apa saja laporannya hari ini

Aida?," tanya Malika tanpa menjawab pertanyaan dari Aida tentang urusan pribadinya.

"Ada beberapa laporan saham dan kondisi keuangan perusahaan ini yang sedikit bermasalah nona."

Aida kembali menempatkan dirinya sebagai karyawan kalau sudah waktunya bekerja.

"Baik, apakah ada jadwal untuk saya hari ini?," tanya Malika sambil melihat laporan saham bulan ini. Malika mengernyitkan dahinya karena banyak sekali laporan saham fiktif.

"Aida apakah kamu sudah memeriksa semuanya dengan benar?, mengapa pasar saham kita anjlok apa saja kerjamu, selama aku tidak ada?, saya ingin dalam dua kali dua puluh empat jam laporan keuangan kita pembukuannya sudah rapih.

Kalau tidak ada meeting hari ini, jadwalkan lagi meeting untuk saya besok dan pastikan rapat para pemegang saham semuanya wajib hadir, silahkan kembali ke tempatmu, dan jangan ganggu saya.

Aida keluar ruangan dengan bernafas lega, rasa bingungnya melihat perubahan Malika yang tidak biasa pada dirinya.

"Apa karena dia hamil sehingga hormonnya berubah jadi judes begitu, atau kesedihannya ditinggal kan suami dalam keadaan hamil?"

"Aaa!!"

"Pusing aku, lebih baik aku menyelesaikan semua permintaannya bumil yang berubah galak itu," seru Aida bermonolog.

Malika kembali berkutat dengan pekerjaannya sampai tidak menyadari waktu sudah jam makan siang. Malika selalu fokus kalau sudah berurusan dengan pekerjaannya. Dirinya sampai lupa ada janin dalam rahimnya yang ingin juga mendapat asupan gizi dari bundanya.

"Tok!!..tok !!"

Aida masuk membawa makan siang yang dipesan oleh Malika dan susu untuk ibu hamil.

"Malika kenapa loe mau makan siang di sini?," tanya Aida seraya meletakkan makanan yang dibawanya di atas meja kerja Malika.

Malika masih sibuk memeriksa laporan yang sudah masuk ke email-nya tanpa melihat wajah Aida yang sedang bertanya tentang keadaannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi sama loe, kita sudah bersahabat sejak kita masih SMP sampai loe kuliah di luar negeri dan gue di sini, dan karena loe juga, gue bisa kerja di perusahaan milik bokap loe, apa loe masih anggap gue orang asing Malika? sampai loe simpan sendiri kesedihan loe dari gue.

Aida berusaha mengorek informasi dari sahabatnya ini, karena Malika yang dia lihat tidak sama lagi seperti dulu, lebih banyak diam dan menutup diri. Melihat Malika hanya menikmati makan siangnya tanpa merespon pertanyaannya Aida lalu pamit dan kembali ke tempatnya.

Diapun nggak berani makan siang diluar atau makan siang di kantin,

takut terjadi apa-apa dengan bumil ini.

🌷🌷🌷

Malika membuka ponselnya

meretas kembali lokasi CCTV yang mengikuti semua pergerakan Rei.

Dirinya seakan menonton film yang hanya menampilkan tokoh utama yaitu Reinaldi ayah dari calon bayinya.

Ada perasaan aneh yang hinggap dihatinya saat melihat wajah tampan Rei, lelaki hebat itu terlihat sibuk dengan aktivitasnya, tapi setiap saat selalu mencari tahu keberadaan gadisnya.

Malika yang mengetahui kalau dirinya sedang dicari oleh Rei, Malika dengan sengaja menghalangi orang-orangnya Rei dengan memblokir akun yang terus meretas untuk melacak keberadaannya.

Malika tersenyum puas menghukum lelaki yang sudah menghancurkan hidupnya, namun sayang perasaannya berkata lain dengan tindakan balas dendamnya.

"Kenapa aku malah menjadi merasa rindu pada lelaki ini?, dede merindukan ayah juga?," tanya Malika sambil mengusap perut buncitnya, rupanya ada reaksi dari bayinya berupa tendangan dalam perutnya yang begitu kencang, tendangan itu sampai membuat ulu hatinya terasa sakit.

"Ade pelan-pelan sayang tendangannya, bunda jadi sakit, kamu marah sama bunda karena tidak memberi tahu ayahmu tentang keberadaanmu?, maafkan bunda sayang karena bunda pengecut menghadapi kenyataan."

Bulir bening itu kembali menetes seakan mencoba membasuh setiap lukanya, takdir baik masih belum berpihak padanya, walaupun dirinya kadang lelah menghadapi semuanya.

"Bunda janji nanti kalau kamu sudah lahir kita menemui ayahmu. Sekarang kita pulang ya sayang menemui oma, bunda kangen sama oma, mau cicipi masakan omamu, semoga kamu suka ya sayang."

Malika mengambil tasnya setelah merapikan semua berkas pekerjaannya, Malika melangkahkan kakinya meninggalkan ruangannya menuju lift yang sudah ditunggui Aida, lift itu bergerak membawa dua gadis itu turun menuju lantai satu.

"Aku langsung pulang ya Aida, besok persiapkan semua apa yang aku minta tadi pagi."

"Baik Malika aku akan mengantarmu sampai depan lobby."

Sopir pribadi Malika sudah siap membuka pintu mobil untuk nona mudanya, Malika mendudukkan tubuh dan menyandarkan tubuhnya untuk lebih rileks. Mobil mewah itu bergerak pergi meninggalkan perusahaan miliknya.

🌷🌷🌷

Memasuki usia kandungan tujuh bulan, Malika mengajak ibunya berbelanja untuk keperluan calon bayinya.

"Mama kita belanja ya mam buat keperluan dede," pinta Malika.

"Baik nak, kita berangkat sekarang, tapi hari ini ada jadwal pemeriksaan untukmu sayang, lagian mama sudah tidak sabar melihat cucu mama lahir."

"Kita bisa lihat melalui monitor nanti mam' saat USG."

"Benar sayang, semoga kita bisa intip jenis kelamin si baby."

"Tapi kita akan tetap ke Mall ya mam."

"Iya sayang, tapi jangan kamu borong Mallnya ya," canda nyonya Alea seraya menggandeng lengan putrinya.

🌷🌷🌷

Keduanya sudah sampai di rumah sakit, Malika dan mamanya duduk di ruang tunggu depan ruangan pemeriksaan Dokter Alzena, SpOG.

ruang tunggu itu masih tampak lengang jadi antriannya tidak terlalu lama, setelah menunggu beberapa lama Malika dan mamanya sudah menemui dokter dengan segala bentuk pertanyaan yang diajukan pada Malika.

Pemeriksaan USG dimulai, Malika memperhatikan layar monitor melihat pergerakan bayinya, hatinya sangat bahagia melihat ada kehidupan lain dalam rahimnya.

"Semoga kamu sehat anakku walaupun tanpa ayahmu," batin Malika sambil terus menatap monitor.

"Jenis kelaminnya laki-laki ya nyonya, kepala babynya sudah mulai memutar mencari jalan lahir, posisinya juga sudah bagus dan semuanya normal.

Perkiraannya dua bulan lagi nyonya Malika akan melahirkan, tetap jaga staminanya sampai menjelang persalinannya jaga pola makan dan istirahat yang cukup."

Malika dan mamanya nampak senang mendengar penuturan dokter Alzena, merekapun pamit meninggalkan ruangan dokter Alzena dan kembali melanjutkan niat awal mereka ke Mall.

Tanpa diduga Malika kembali bertemu dengan seseorang yang selama ini sangat ditakutinya, mereka berpapasan tanpa bisa menghindar, Malika merasa gugup dan sulit untuk menyapa orang yang ada dihadapannya saat ini tangannya langsung menggenggam erat tangan mamanya seolah minta perlindungan.

Wajah takjub seseorang yang sedang memandangnya dengan mulut setengah terbuka dan matanya melebar melihat orang yang selama ini dibencinya.

"Kamu hamil Malika?"

Episodes
1 Pelarian Malika
2 kerinduan Reinaldi
3 Siuman
4 Gagalnya Malam Pengantin
5 Awal Duka Malika
6 Kehangatan Seorang "REI"
7 KEJAMNYA MERTUA
8 Pemakaman Arie
9 Menemukan Obat Jiwa 21+
10 KEHILANGAN
11 KEGALAUAN REI DAN KEHAMILAN MALIKA
12 PERKENALAN
13 "TERKUAK"
14 PENYELIDIKAN
15 MAKAN MALAM
16 NYONYA ANDIEN
17 MALAM ROMANTIS
18 HARI-HARI MALIKA
19 RAYUAN MAUT
20 Ziarah Dan Membesuk Ayah Mertua
21 PERTENGKARAN
22 KABAR DUKA
23 PAGI BERDARAH
24 PERSALINAN
25 PERTENGKARAN 2
26 PANIK
27 BABY EZRA
28 PENJELASAN
29 TERKEJUT
30 ASISTEN RAMA
31 LAMARAN INDAH
32 RUMAH MERTUA
33 PENGHIANATAN
34 PERSEKONGKOLAN
35 PENGUSIRAN
36 KABUR
37 PENCARIAN
38 MENGENANG
39 PENGORBANAN
40 PERAN NYONYA AMBAR
41 PERSIAPAN PERNIKAHAN
42 "SURAT CINTA UNTUK PAPA""
43 SURPRISE
44 "PENOLAKAN"
45 "PENGAKUAN"
46 "BULAN MADU DI AWAN BIRU"
47 "PENANTIAN"
48 "ALAT PELACAK"
49 "RENCANA"
50 "HASIL TES DNA"
51 "RAHASIA"
52 "HAPPINESS"
53 "GANGGUAN KECIL"
54 "KEAJAIBAN"
55 "PERISTIWA TRAGIS"
56 "BABY KEMBAR"
57 "KETEGANGAN"
58 "PERNIKAHAN"
59 "KEPERGIAN AIDA"
60 "KEPUASAN"
61 "PULANG"
62 RAFFI DAN AIDA
63 "LIBURAN KE JERMAN"
64 "PRESENTASI MALIKA"
65 "CEMBURU"
66 "LELAH"
67 "SARAH"
68 "PENGOBATAN AIDA"
69 "MODEL AMBASADOR"
70 "MODEL IKLAN"
71 "KEJENIUSAN EZRA"
72 "TERDAMPAR"
73 "PELUNCURAN PRODUK BARU"
74 "AKSI HEROIK"
75 "PULAU KENANGAN"
76 "SURAT TERAKHIR"
77 "PERMINTAAN MAAF"
78 "MENGINAP"
79 "BENIH CINTA"
80 "PERPISAHAN"
81 "HAMPA"
82 "PENCULIKAN"
83 "PENCULIKAN"
84 "PENGEJARAN"
85 "TIGA TAHUN KEMUDIAN"
86 "PENGUMUMAN"
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Pelarian Malika
2
kerinduan Reinaldi
3
Siuman
4
Gagalnya Malam Pengantin
5
Awal Duka Malika
6
Kehangatan Seorang "REI"
7
KEJAMNYA MERTUA
8
Pemakaman Arie
9
Menemukan Obat Jiwa 21+
10
KEHILANGAN
11
KEGALAUAN REI DAN KEHAMILAN MALIKA
12
PERKENALAN
13
"TERKUAK"
14
PENYELIDIKAN
15
MAKAN MALAM
16
NYONYA ANDIEN
17
MALAM ROMANTIS
18
HARI-HARI MALIKA
19
RAYUAN MAUT
20
Ziarah Dan Membesuk Ayah Mertua
21
PERTENGKARAN
22
KABAR DUKA
23
PAGI BERDARAH
24
PERSALINAN
25
PERTENGKARAN 2
26
PANIK
27
BABY EZRA
28
PENJELASAN
29
TERKEJUT
30
ASISTEN RAMA
31
LAMARAN INDAH
32
RUMAH MERTUA
33
PENGHIANATAN
34
PERSEKONGKOLAN
35
PENGUSIRAN
36
KABUR
37
PENCARIAN
38
MENGENANG
39
PENGORBANAN
40
PERAN NYONYA AMBAR
41
PERSIAPAN PERNIKAHAN
42
"SURAT CINTA UNTUK PAPA""
43
SURPRISE
44
"PENOLAKAN"
45
"PENGAKUAN"
46
"BULAN MADU DI AWAN BIRU"
47
"PENANTIAN"
48
"ALAT PELACAK"
49
"RENCANA"
50
"HASIL TES DNA"
51
"RAHASIA"
52
"HAPPINESS"
53
"GANGGUAN KECIL"
54
"KEAJAIBAN"
55
"PERISTIWA TRAGIS"
56
"BABY KEMBAR"
57
"KETEGANGAN"
58
"PERNIKAHAN"
59
"KEPERGIAN AIDA"
60
"KEPUASAN"
61
"PULANG"
62
RAFFI DAN AIDA
63
"LIBURAN KE JERMAN"
64
"PRESENTASI MALIKA"
65
"CEMBURU"
66
"LELAH"
67
"SARAH"
68
"PENGOBATAN AIDA"
69
"MODEL AMBASADOR"
70
"MODEL IKLAN"
71
"KEJENIUSAN EZRA"
72
"TERDAMPAR"
73
"PELUNCURAN PRODUK BARU"
74
"AKSI HEROIK"
75
"PULAU KENANGAN"
76
"SURAT TERAKHIR"
77
"PERMINTAAN MAAF"
78
"MENGINAP"
79
"BENIH CINTA"
80
"PERPISAHAN"
81
"HAMPA"
82
"PENCULIKAN"
83
"PENCULIKAN"
84
"PENGEJARAN"
85
"TIGA TAHUN KEMUDIAN"
86
"PENGUMUMAN"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!