Obat Jiwa CEO
Malika berjalan mengendap-endap perlahan membawa bayinya yang baru berusia dua minggu menuju garasi mobil rumah mertuanya.
Setelah dirasakan aman, dia mulai menyalakan stater mobil dan menjalankan mobilnya secara perlahan. Dilirik putranya yang masih tidur terlelap dalam gendongannya.
"Sayang, jangan menangis ibu akan membawamu pada ayahmu. Kita akan pergi dari sini karena ini bukan rumah kita."
Mobil itu mulai mengitari jalur keluar menuju gerbang utama mansion mertuanya.
Saat hampir mendekati gerbang, penjaga hanya membukakan pintu tanpa menanyakan tujuan nyonya muda mereka, karena tidak ada yang perlu dicurigai mengingat Malika adalah menantu keluarga tuan Pramudia.
Malika bernafas lega saat mobil nya sudah membelah jalan ditengah kota.
Malika, gadis dengan paras cantik blasteran Jerman, Belanda, Arab dan Indonesia. Perpaduan Ayah Jerman Belanda dan ibu Arab Indonesia melahirkan sosok cantik ini dengan porsi tubuh tinggi 170 cm hidung mancung manik mata hitam, iris tebal tertata rapi, bibir sensual dengan kelopak mata sayu, kulitnya putih bersih dengan rambut coklat kehitaman tergerai indah melewati bahunya.
Dia mencoba mengambil ponselnya untuk menghubungi ayah dari putranya, rupanya panggilan teleponnya tidak terjawab. Malika mencoba beberapa kali lagi melakukan panggilan, tapi nihil panggilannya tetap tak terjawab.
Malika kemudian meningkatkan lagi laju mobilnya menyusuri malam yang sudah mulai sepi dari hilir mudik kendaraan, Malika melirik lagi putranya yang tampak tenang dalam gendongannya.
"Syukurlah sayang kamu tidak rewel, senyum Malika menatap putranya, maafkan mama karena sudah nekat membawamu keluar ditengah malam."
Mobil itu sudah menjauh dari kediaman mertuanya. Rasa syukurnya tak henti-henti yang terucap dari bibirnya.
"Sayang akhirnya kita bebas juga dari nenek sihir itu, sekarang kita akan ketempat papamu."
🌷🌷🌷
Tanpa disadari Malika, ada mobil lain yang mengikutinya. Mobil itu adalah orang suruhan mertuanya untuk mengikuti mobil Malika. Mobil Malika masih tampak tenang melaju dengan kecepatan sedang, saat melewati jalan yang mulai menurun mobilnya sudah tidak bisa lagi dapat direm oleh Malika, berulang kali Malika mencoba menginjak pedal rem tapi tetap saja mobilnya seakan terjun bebas mengikuti jalur yang menurun. Malika mulai panik jantungnya berdebar tak terkendali, sekilas bayangan mengerikan yang akan terjadi pada dia dan putranya.
"Ya Allah, bagaimana ini kenapa dengan mobilnya?, apakah mereka sengaja ingin membunuhku?," tanya Malika dalam ketakutannya.
Wajahnya sudah nampak pucat, Malika terus mencoba menghindari mobil yang berlawanan arah dengan mobilnya, namun naas bagi Malika ketika mobilnya berbelok kearah jalan yang menurun dan banyak tikungan tajam, mobilnya menabrak pembatas jalan dan terperosok masuk diantara pepohonan dan bebatuan yang ada di sekitar bahu jalan, mobil itu berhenti dengan lampu yang masih menyala. Dalam keadaan yang setengah sadar menahan perih pada keningnya yang sudah mengucur darah segar. Malika melihat keadaan bayinya, bayi itu tampak tidak bergerak Malika mulai menangis hatinya sangat pilu melihat keadaan bayinya, dia mencoba membuka pintu mobil tapi pintu itu sulit dibuka karena terganjal dengan pohon disamping mobinya. Malika juga sulit bergerak karena kakinya terjepit oleh badan mobil. Dalam keadaan menahan sakit Malika menurunkan kaca mobil dan berteriak untuk meminta tolong.
"Toloooong.....!! toloooong!!"
"hiks!!..hiks!!"
Malika kembali menangis karena merasa kesakitan pada tubuhnya.
Tidak lama terdengar suara deru mobil, Malika melihat ada tiga mobil yang berhenti di atas badan jalan, Malika merasa lega ada orang yang ingin menolong dirinya dan anaknya.
"Tolong saya dan bayi saya pak," pintanya pada lelaki yang mulai mendekati ke arah mobilnya. Seketika matanya menatap nanar betapa terkejutnya Malika melihat sesosok tubuh orang yang ada dihadapannya.
"Kau ??" Ucap Malika dengan nada gemetar.
Orang itu adalah asisten tuan Pramudia yang tidak lain adalah ayah mertuanya.
Tidak lama keluar lagi dua orang lelaki yang bertubuh besar dan berwajah sangar dari mobil lainnya, lalu menghampiri Malika dengan suara mendesis setengah menggoda.
"Hai cantik apa sekarang kau sedang kesulitan?"goda salah seorang dari mereka kepada Malika.
"Jangan kurang ajar kalian!!," bentak Malika dengan suara gemetar.
"Hai kalian jangan menggodanya!!."
"Ambil anaknya!!," perintah asisten tuan Pramudia.
Tampak lelaki lain menerima telepon dari seberang sana.
"Hallo!!".. nyonya, kami sudah menemukannya."
Rupanya mertua Malika menyewa orang lain untuk mengikuti Malika yang keluar membawa putranya. Malika telah dijebak, mobilnya sudah disabotase remnya dibuat blong supaya kematian Malika dibuat sewajar mungkin.
"Bagaimana nyonya?, apa yang harus kami lakukan kepada nyonya muda?" tanya lelaki itu pada bosnya di sebrang sana.
"Bawa cucuku dan biarkan wanita itu menunggu ajalnya sampai dia mati," jawab bosnya.Teleponpun diputuskan secara sepihak. Lelaki itu kembali mendekati Malika dan mengambil paksa bayinya.
"Tidaaak!! jangaaan.....jangan ambil putraku kembalikan dia padaku," teriak Malika histeris. Satu orang lagi keluar dari mobil itu sambil membawa kertas menghampiri Malika, lagi-lagi Malika dibuat kaget lelaki dihadapannya adalah asisten ayah Malika.
"Paman Rama ??, ada apa ini?," tanya Malika yang mulai menatap pilu orang kepercayaan ayahnya.
"Nona Malika, jika kau ingin putramu kembali padamu beritahu aku kata sandi untuk membuka akunmu, dengan begitu aku bisa belajar apa saja yang sudah kau kembangkan setiap metode dalam komponen ponsel Eye smartphone ciptaanmu."
Kata-kata paman Rama penuh penekanan untuk mengintimidasi Malika supaya menyerahkan kata sandi Akunnya.
Malika dengan cepat menulis apa yang dibutuhkan Asisten Rama dan kembali meminta putranya, namun sayang mereka tetap membawa putra Malika.
"Kembalikan putraku,....jangan bawa dia, jangan!!!," teriak Malika histeris.
"REIII !!! ...Reii!!" hiks!"..hik!"
Teriak Malika ditengah kesunyian tempatnya berada. Malikapun pingsan karena tubuhnya sudah lemah, apalagi dirinya masih dalam masa pemulihan paska melahirkan putranya. Darah mulai mengucur dari rahimnya yang belum kering dengan bagian tubuh lain yang terluka karena benturan mobil yang terperosok telah menyakiti tubuhnya.
Sesaat suasana kembali hening hanya terdengar suara cicit binatang-binatang malam yang nampak berkeliaran mengisi keremangan malam yang nampak mengerikan ditempat itu.
🌷🌷🌷
Komplotan nyonya Andien sudah kembali ke mansion bosnya. Mereka menyerahkan bayi yang masih merah itu ke tangan nyonya Andien. Wanita paruh baya itu menggendong bayi Malika dengan perasaan gembira. Tapi, ketika melihat bayi itu tidak bergerak nyonya Andien mulai panik, dia memanggil asistennya untuk mengantar cucunya ke rumah sakit.
Tidak lama kemudian sampailah Malika di rumah sakit milik almarhum putranya Arie.
"Dokter tolong selamatkan cucu saya, " teriak nyonya Andien dengan sangat panik. Salah satu suster menahan tubuh nona Andien untuk tidak ikut masuk. Dokter memeriksa keadaan yang sangat memprihatikan pada tubuh bayi malang itu.
"Kita harus segera melakukan operasi, tolong siapkan kamar operasinya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
EndRu
suka susunan kalimat nya.
semoga Bagus juga cerita nya
2023-09-16
0
Umi Kulsum
👍
2023-04-09
1
Mfftah Afni
blasterane akeh temen jerman arab indo bekas germo po 🤣🤣
2022-04-30
1