Malika sudah berada diruang perawatan VVIP dimana ruangan itu berada dilantai tujuh. Ruangan perawatan yang ditempati Malika seperti kamar hotel mewah begitu Lux. Ruangan yang dilengkapi satu set sofa, televisi layar datar dan bed untuk tamu yang menunggui pasien.
Ada ruang pantry lengkap dengan walk-in closet, kitchen set, lemari pendingin yang didalamnya terdapat beberapa macam buah segar, minuman buah dan air mineral untuk memanjakan keluarga pasien. Warna garlic yang lebih mendominasi ruang tersebut, perlengkapan medis dan kamar mandi yang tidak kalah mewah nya seperti hotel bintang lima.
Reinaldi menyalakan televisi untuk mengusir kejenuhannya yang masih setia menunggui Malika yang masih belum sadar setelah dua hari dirawat di rumah sakit milik Reinaldi.
Pikirannya masih saja kusut dengan sejuta pertanyaan untuk Malika. Ditatapnya lagi wanita yang masih setia dengan tidurnya. Rei menghampiri gadisnya mengamati lagi gadisnya yang wajahnya masih kelihatan pucat, kening gadis itu dibaluri perban dan sudut bibirnya sedikit membiru karena terbentur stir mobil saat kecelakaan yang terjadi dua malam lalu.
Rei bangkit dari duduknya menghampiri Malika dan menggenggam tangan lembut Malika seraya mengecup lembut salah satu tangan Malika karena satu tangan gadis itu masih tertancap jarum infus. Beberapa peralatan medis lainnya yang masih menempel ditubuhnya seperti jepitan alat perekam yang memantau detak jantung, tekanan dara, temperatur naik turun nya suhu tubuh dan selang oksigen yang masih terpasang dihidung gadis itu.
Rei mengecup lagi bibir wanita yang sangat dirindukannya, untuk mengalirkan kekuatan pada gadisnya, sesaat kemudian Malika mengerjap menggerakkan tubuhnya, merasakan bibirnya yang hangat disentuh seseorang, Rei buru-buru melepaskan ciumannya dari bibir Malika dan menatap manik hitam Malika yang perlahan mulai terbuka, ekspresi wajah Rei begitu sumringah melihat wanitanya yang sudah mulai siuman. Malika meringis menahan sakit pada tubuhnya lalu mencoba mengumpulkan kesadarannya kembali. Saat kesadarannya mulai pulih Malika terperanjat melihat sosok yang ada dihadapannya,
Malika merasa bingung dengan keadaan sekitarnya.
"Di mana aku saat ini?, siapa yang membawaku ke rumah sakit?," tanya Malika lalu kembali menatap sosok pria dihadapannya, Malika menatap lelaki yang sudah melengkapi penderitaannya selama ini.
"Kau!, bagaimana bisa kau ada di kamar ini?, apakah kau yang telah menolongku dan membawaku ke sini?,
"Rei!, panggil Malika dengan suara lirih dan sedikit ragu apakah benar lelaki yang ada dihadapannya saat ini adalah lelaki yang telah memberikannya seorang putra."
Rei shock mendengar Malika menyebut namanya, Bagaimana bisa gadis ini mengetahui namanya sedangkan saat berpisah dengannya sepuluh bulan lalu wanita ini masih belum sadar dari komanya.
"Rei, kau Reinaldi bukan?," panggil Malika lagi untuk meyakinkan dirinya bahwa lelaki yang ada dihadapannya adalah Reinaldi yang telah menghamilinya.
Malika berusaha untuk bangun, Rei buru-buru membantu tubuh Malika yang ingin duduk.
"Pelan-pelan sayang bangunnya, apakah kamu ingin duduk sambil menyandarkan tubuhmu?"
Malika hanya mengangguk lemah dan Malika mulai menangis pilu mengingat semua apa yang dialaminya selama ini. Rei langsung mendekap tubuh Malika dan membawa tubuh gadis itu dalam pelukannya.
Rei membiarkan wanitanya menangis menumpahkan segala laranya, perasaan yang terluka yang telah dialami gadisnya yang belum diketahui oleh Rei tentang kejadian yang terjadi pada gadisnya.
"Rei selamatkan anak kita," ucap Malika yang mulai berkata-kata sambil terus menangis dalam dekapan Rei.
Rei menguraikan pelukannya pada Malika lalu menatap Malika yang wajahnya tertunduk sambil terisak.
"Apa yang sedang terjadi padamu?, bagaimana mobilmu bisa jatuh terperosok dibawah bahu jalan yang sangat curam?," tanya Rei dengan kembali merengkuh tubuh lemah Malika, entah mengapa Malika merasakan kenyamanan dalam pelukan lelaki ini, kesakitan yang dialaminya selama mengandung putranya seakan luruh dalam pelukan lelaki tampan ini.
Karena merasakan Malika tenang Rei memencet bel untuk memanggil dokter agar kembali memeriksa keadaan Malika yang sudah siuman. Setelah berapa menit dokter kembali menjelaskan keadaan Malika kepada Rei.
"Tuan Rei keadaan nona Malika sudah lebih baik, pendarahan pada rahimnya sudah mulai normal, hanya saja *********** masih bengkak karena ASI yang tidak tersalurkan pada bayinya, nanti bisa dibantu sama suster jaga yang akan mengompres payudara nona Malika untuk mengurangi bengkaknya. Dan terakhir yang diperlukan nona Malika saat ini adalah harus banyak istirahat, memberikan dukungan dan perhatian kepada nona Malika mengingat keadaannya yang masih terlihat labil.
Dokter Rizal dan berapa perawat yang sibuk memeriksa kembali keadaan Malika, melihat layar monitor yang terpasang di atas meja samping tempat tidur Malika dan perawat menyuntikkan obat penenang ke dalam cairan infus yang terpasang pada tubuh Malika.
Setelah semuanya sudah dipastikan oleh dokter tentang keadaan pasien, dokter Rizal dan dua orang suster pamit, kemudian mereka meninggalkan kembali ruangan itu.
🌷🌷🌷
Rei yang sedang menghubungi asisten Raffi untuk memastikan perkembangan pencarian bayi Malika yang mungkin masih tertinggal di mobil, Raffi menjelaskan keadaan di tempat kejadian perkara pada Rei di seberang telepon.
Malika yang mendengar percakapan Rei dengan seseorang langsung memanggil Rei
"Rei!"
"Rei, bayiku telah diculik oleh mertuaku saat mobilku mengalami kecelakaan kemarin."
"Apakah bayimu adalah putraku tembak Rei mencecar pertanyaannya untuk mendapatkan kebenaran dari mulut Malika.
"Iya Rei," jawab Malika lugas tanpa ragu menceritakan apa yang telah dialami dirinya dan babynya sampai mereka berdua mengalami kecelakaan.
Rei yang mendengar semua penjelasan Malika sangat marah pada gadis yang ada dihadapannya, tapi Rei sekuat mungkin menahan amarahnya karena melihat kondisi Malika yang belum stabil.
"Ceritakan dari awal Malika, tentang kisah hidupmu sampai kau pingsan dekat mobilku saat kita berada di luar negeri setahun yang lalu, dengan begitu rasa sesakku dengan segudang pertanyaan selama ini mulai dari kehilanganmu sampai kamu mengetahui siapa aku," pinta Rei hati-hati takut melukai hati gadis ini dan aku akan menceritakan hal keji yang kulakukan padamu, Tapi, sebelum kamu menceritakannya kamu harus makan dulu ya sayang.
🌷🌷🌷
Rei mengambil minum lalu memberikan kepada Malika.
Rei menyuapi bubur yang telah disajikan para perawat tadi setelah mengetahui Malika siuman.
"kamu makan ya sayang," pinta Rei pada Malika.
Malika merasa heran mengapa orang ini nekad memanggilnya dengan sebutan "sayang"
Aku bukan apa-apamu, tolong jangan memanggilku dengan sebutan itu, tolak Malika dengan sopan.
"Baiklah aku akan memanggil namamu saja, dan makanlah bubur ini mumpung masih hangat, kamu harus cepat pulih jika ingin mendapatkan kembali putra kita."
Raut wajahnya kembali tertunduk lesu mengingat pelariannya dari rumah mertuanya sampai berakhir dengan kecelakaan.
"Bagaimana nasib putraku saat ini," gumamnya membatin, rasanya aku ingin marah dan memaki lelaki yang ada dihadapanku, tapi mengingat kondisinya dengan putranya yang diambil paksa oleh kedua suruhan mertuanya, akhirnya Malika memilih mengalah karena saat ini hanya pria ini yang bisa diandalkannya, bagaimanapun juga Rei adalah ayah dari putraku, serunya membatin."
Setelah beberapa suapan yang diterima oleh Malika, Rei memberikan beberapa obat untuk diminum.
Malika kembali merebahkan tubuhnya, ingatannya kembali merotasi sepuluh bulan yang lalu saat dirinya masih menjadi pengantin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments