Setelah menjalani prosesi adat pernikahan dan dilanjutkan resepsi pernikahan membuat Malika dan Arie sangat kelelahan.
Keduanya kembali ke Hotel tempat yang sama mereka menjalani acara pernikahan.
Hotel bintang lima yang sangat mewah terletak dikawasan Kuningan Jakarta.
mereka memilih hotel ini karena lokasinya strategis memudahkan para tamu undangan dan kerabat lebih mudah menjangkaunya.
Tampaknya sepasang pengantin baru ini ingin buru-buru sampai ke hotel melepaskan lelah,
mengingat keduanya selalu sibuk dengan aktivitas mereka sampai menjelang hari pernikahan.
Arie adalah lelaki tampan yang memiliki kulit coklat khas lelaki asia.
Pekerjaannya menjadi seorang dokter spesialis bedah syaraf di Rumah sakit milik keluarganya dan Malika adalah seorang gadis yang memiliki banyak talenta dalam dirinya.
Di samping seorang ahli Cyber IT diperusahaan milik ayahnya, Malika juga memiliki perusahaan sendiri yang bergerak di bidang kosmetik.
"Mas Arie," panggil Malika... setelah mengenakan baju tidurnya.
Arie yang sudah berada di kasur tampak heran melihat pakaian yang dikenakan istrinya, karena Arie berharap Malika mengenakan lingerie seksi untuk menyenangkan pandangannya.
"Sayang kenapa kamu tidak mengenakan gaun tidur yang seksi, tanya Arie".
"Aku ngantuk sayang, justru aku mau minta izin padamu untuk tidak melakukan ritual kita dulu malam ini," pinta Malika manja saat melihat raut kecewa pada wajah suaminya.
Arie mencoba merayu Malika dengan segala cara walaupun dia juga lelah dengan bejibun pekerjaan ditambah acara pernikahannya.
Tapi selelah apapun lelaki, malam pengantin adalah hal yang paling ditunggu-tunggu tidak perduli keadaan tubuh yang dirasakan kaum lelaki,
bagi kaum lelaki berhubungan intim adalah pengobat lelah mereka.
Apa lagi seorang Arie yang baru mau melepaskan masa lajangnya dengan gadis pujaannya.
Arie menyerah setelah melihat Malika yang sudah tertidur pulas karena kelelahan.
Dirinya tidak tega memaksa istrinya untuk melayaninya.
Arie menarik selimut menutupi tubuh istrinya dan dirinya kemudian merebahkan tubuhnya sambil memeluk tubuh Istrinya.
keduanya sudah menjelajahi alam mimpi.
🌷🌷🌷
Menjelang pagi tiba Malika dan Arie sudah siap dengan segala barang bawaan mereka dan juga dokumen penting sebagai persyaratan untuk berangkat bulan madu ke luar negeri.
Pagi itu Malika tampak cantik
mengenakan celana jins berwarna biru dongker dengan atasan biru muda.
Rambutnya dibiarkan tergerai dengan dandanan makeup tipis untuk menambahkan kesan cantik pada wajahnya yang sudah terlihat cantik walaupun tanpa make-up yang melekat pada wajahnya..tak lupa sepatu boot hitam dan tas jinjing yang melengkapi penampilannya pagi ini.
Arie yang terlihat gagah dengan stelan yang sama dengan perpaduan warna senada dengan busana istrinya.keduanya bergegas menuju bandara internasional Soekarno-Hatta Cengkareng.
"Selamat pagi pak suami," canda Malika menggoda suaminya saat keduanya sudah berada di dalam mobil.
Arie agak sedikit dingin menanggapi candaan istrinya.
Arie masih merasa kecewa dengan perlakuan istrinya dimalam pengantin mereka.
Walaupun Arie berusaha tidak memperlihatkan kekecewaannya tapi dari gestur tubuhnya, Malika memahami kalau sikapnya sudah mengubah mood suaminya pagi ini.
"Mas Arie!!"
"Sayang, Malika meraih wajah Arie untuk menatapnya."
Arie masih saja tak bergeming. Sesekali dia menarik nafas kasar sambil mengalihkan wajahnya menatap kendaraan yang sudah padat merayap area jalan bebas hambatan.
"Mas Arie, Lika janji akan menebus kesalahan Lika," ujar lika lirih dengan mata sudah mulai berkaca-kaca.
"Aku akan memberikan hakmu," ujarnya kemudian.
Hati Malika sangat sakit melihat perubahan sikap suaminya. Bukan salahnya kalau semalam itu tubuhnya sudah tidak mampu lagi mengusai matanya yang sangat berat menahan ngantuk akibat kelelahan.
Arie mulai menyadari kalau istrinya sudah mulai merasa bersalah.
Diraih tangan istrinya dan mencium punggung tangan lembut istrinya.
Arie merapatkan duduknya untuk memeluk istrinya.
"Sudah sayaaaaang....aku sudah memaafkanmu"..ucap Arie kemudian.
"Sayang kita tidak tahu waktu kita di dunia ini sampai kapan. Setiap saat bisa saja ajal menjemput. Hargailah setiap momen kebersamaan entah itu detik menit maupun jam yang kita lewati dengan memberikan kesan manis dengan caranya sendiri.
Siapa tahu, jam, hari, bulan, atau tahun berikutnya kita dipisahkan oleh maut ? Arie sengaja menekan kata-katanya supaya Malika lebih memahami posisinya sebagai istri."
"Mas kamu ini bicara apa sih ko jadi ngelantur gitu ?,
emang kamu ingin membuatku jadi janda secepat kilat," kilah Malika sambil wajahnya merenggut kesal mendengar penuturan Arie membuat ulu hatinya sangat nyeri.
"Baiklah sayang aku janji akan melakukan tugasku sebagai istri siap melayanimu kasur, dapur dan sumur walaupun aku sangat lelah, tapi tolong jangan ucapkan lagi kata-kata yang mengerikan itu, ucapanmu seakan besok kamu mau mati saja," sungut Malika yang masih menahan kesal.
Arie pun terkekeh mendengar istrinya menggerutu sambil cemberut, seketika hatinya lega istrinya mau berjanji diawal pernikahan mereka.
Tidak terasa mobil mereka sudah memasuki Area Bandara, Ariepun pamit kepada sopir pribadinya.
Pak Ahmad menunduk hormat pada Tuan dan nyonya mudanya.
"Hati-hati Tuan, nyonya selamat atas pernikahannya semoga langgeng sampai kakek nenek, ucap pak Ahmad sopir pribadi Arie."
Pak Ahmad bergegas meninggalkan Tuan dan istrinya setelah mengeluarkan koper mereka.
Malika dan Arie menuju ke dalam ruang boarding setelah melalui beberapa tahap pemeriksaan oleh petugas bandara, sesaat Arie ingat kalau belum sempat menghubungi keluarganya untuk pamit bulan madu. Arie meminta izin kepada Malika untuk menghubungi orangtuanya.
"Hallo, Assalamualaikum bunda," sapa Arie pada bundanya, setelah panggilannya tersambung.
"Kalian sudah mau berangkat nak?"
"Iya mam ini sudah di ruang tunggu bandara, Ari dan Malika berangkat ya mam," pamit Arie pada bundanya.
"Kalau begitu hati-hati ya sayang, kabarin lagi bunda kalau kalian sudah sampai bandara tujuan atau hotel tempat kalian menginap, dan satu lagi jangan lupa oleh-oleh buat ayah dan bunda yaitu bawa pulang cucu buat kami ya sayang," canda bunda Arie sambil terkekeh.
"Ah bunda ada-ada aja permintaan nya, emang cucu doang yang bunda harapkan?"
"Tentu saja kalian bertiga sayang kembali lagi ke tanah dalam keadaan sehat dan selamat."
"Ok, bundaku cantik, Arie pamit dulu ya, terimakasih sudah melahirkan dan membesarkan Arie ya bunda dan maafkan semua kesalahanku selama bunda besarkan Arie, jaga diri bunda dan juga ayah, doakan Arie bahagia ya bunda."
"Kamu bicara apa sih nak?, jangan buat bunda jadi sedih, kamu ko kaya mau pergi jauh dan nggak akan kembali lagi."
"Selamat tinggal bundaku, Assalamualaikum!!," pamit Arie mengakhiri perbincangannya dengan bundanya.
Malika sudah menunggu Arie untuk masuk menuju pintu pesawat karena panggilan pesawat mereka siap berangkat, keduanya saling merangkul pinggang dengan sesekali memberikan kecupan bibir. Rasa kebahagiaan yang terpancar dari wajah keduanya menyambut hari baru memulai biduk rumah tangga yang mereka impikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments