PENYELIDIKAN

Perusahaan "Cyber IT" group Anjastara berdiri megah di tengah kawasan pusat bisnis Jakarta.

Hari ini Malika sudah kembali ke rutinitasnya sebagai putri pemilik perusahaan.

Banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan selama dirinya sakit walaupun sudah di handle oleh sekertarisnya Aida dan papanya.

Malika berada diruangannya, mengambil ponsel buatannya yang masih belum dipasarkan secara umum karena belum mendapatkan izin dari pemerintah untuk penggunaannya.

Hanya dirinya sendiri yang menggunakannya untuk meretas semua akun di berbagai dunia tanpa diketahui oleh pemilik akun tersebut.

Malika menyiapkan ponselnya lalu menghubungkan ke laptop miliknya dengan menggunakan kabel data, kemudian membuka map untuk mencari jaringan yang tersimpan di data ponselnya.

Ponsel buatan miliknya yang tadi dinamakan "Eyes of the heart" berganti menjadi nama putranya EZRA SMARTPHONE.

ponsel ini memiliki keunggulan yaitu tidak menggunakan power on off untuk menyalakan atau mematikan.

Ponsel yang di rancang oleh Malika tidak memiliki tombol on, of jika akan dinyalakan pemilik ponsel harus menyentuh telapak tangannya pada layar ponsel dan ponsel akan terlihat mati saat tidak lagi dipegang oleh pemilik ponsel walaupun begitu masih tetap aktif.

Setiap sisi ponsel berfungsi seperti CCTV berjalan dan meretas semua jaringan semua di area yang akan dilewati oleh pemilik ponsel.

Awalnya merek dagang ponsel Malika bernama Eyes of the heart smartphone yang memiliki filosofi tersendiri bagi Malika.

filosofinya adalah : "Mata Hati"

Mata hati adalah kebenaran yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata namun bisa dirasakan dengan hati, mungkin manusia bisa tampil dengan seribu wajah namun, selalu membohongi hatinya karena kebenaran hakiki ada di dalam hati seseorang, bukan dilihat dari gestur tubuhnya ataupun ekspresi wajahnya.

Kadang manusia menolak sesuatu yang diinginkannya saat ketulusan yang ditawarkan kepadanya datang secara cuma-cuma, tapi kadang manusia menjadi serakah ketika ada kesempatan yang menggiurkan. Menipu dan ditipu tidak akan pernah terlepas dari topeng manusia. Inilah mengapa,

"Eyes of the heart smartphone"

menjadi alasan Malika menciptakan ponsel tersebut. Sesuatu yang tersembunyi tetap akan terungkap dengan cara Allah menyibak kebenaran.

Dengan kehadiran janin yang sedang tumbuh dalam rahimnya mengubah pandangannya untuk mengganti merek dagang ponselnya yaitu,

"EZRA SMARTPHONE"

nama yang sama yang akan disemaikan pada nama calon

bayinya nanti.

"Ezra artinya penolong"

Penolongnya untuk lebih berani menapaki hidup walaupun badai terus menghantamnya.

"Hai Malika, kapan kamu pulang dari negara A?," sapa Aida memecahkan ketenangan Malika."

"Oh, itu sudah sebulan yang lalu," ujar Malika berbohong kepada Aida sekertaris sekaligus sahabatnya."

"Wah, ko aku nggak tahu ya kamu sudah lama pulangnya.

Aku turut berdukacita lho say, aku juga banyak dengar keadaanmu saat mas Arie meninggal,"

ucap Aida sambil memeluk sahabatnya.

Bagaimana tuh mertua loe, apa mereka tahu juga keadaan loe setelah apa yang mereka lakukan kepada loe, tega banget nyonya Andien sama loe sampai loe tidak diperbolehkan mengantar jenazah mas Arie kembali ke Indonesia untuk dikebumikan."

Malika tampak diam, mendung diwajahnya kembali muncul saat Aida mengungkit lagi lukanya.

Aida menyadari perubahan suasana hati Malika lalu memeluknya kembali sahabatnya itu sekaligus menjadi bosnya.

"Sorry say gue keceplosan sudah membuat loe sedih."

"Ok, gue tinggal dulu ya," pamit Aida kembali ke ruangannya."

"Harusnya aku tidak keluar rumah dulu sebelum masa "Iddahku" berakhir. Kalau menunggu sampai empat bulan sepuluh hari dari kematian suamiku aku tidak bisa menyelidiki ayah bayiku.

akhirnya mengundang fitnah pandangan orang-orang kepadaku."

🌷🌷🌷

Malika kembali meneruskan penyelidikannya yang tertunda oleh kehadiran Aida.

"Aku harus melakukan penyelidikan ini sendiri tanpa bantuan siapapun, bagiku ini adalah aib yang harus tetap tersembunyi sampai saatnya semua akan terungkap," ucap Malika bermonolog.

Malika kembali bermain dengan papan keyboard di laptop miliknya dengan menyambungkan perangkat kabel data ke ponsel miliknya.

Setelah meretas wilayah dimana dirinya berada saat terakhir tubuhnya ambruk tidak sadarkan diri dua bulan yang lalu.

Pertama yang diretasnya adalah wilayah rumah sakit saat dirinya mengambil barang-barang suaminya yang dititipkan pada salah satu petugas rumah sakit.

Ponsel Malika merekam semua aktivitasnya dimanapun dirinya berada kecuali tempat yang lebih privasi. Malika terus meretas titik ponselnya yang terus mengikuti dirinya melangkah, dan ditemukalah sosok laki-laki yang menemukan dirinya saat dirinya pingsan.

"Kena kau!!"

"Siapa gerangan dirimu hai, bajingan?," geram Malika dengan mata menyipit mendeteksi wajah lelaki itu untuk membaca data pribadi milik pria itu.

"What?, cih, kau dasar lelaki mesum, percuma kau memiliki popularitas pengusaha hebat kalau tidak bisa mengendalikan birahimu melihat wanita yang tidak berdaya sepertiku," umpat Malika geram menatap tampang lelaki brengsek yang ada di layar laptop miliknya.

"Nama : Reinaldi William Smith"

TTL : Chicago,29 April 1992

pekerjaan : CEO, Maskapai penerbangan J***A dan pemilik perusahaan pembuat pesawat Jet di negara J.

Malika membekap mulutnya mengetahui siapa pria yang mengangkat tubuhnya lalu membawa pergi ke Apartemen pria itu.

Malika kemudian meretas CCTV kamar Rei dan betapa terkejutnya Malika melihat adegan percintaan panasnya dengan Rei di kamar pribadi Rei. Malika menutup laptopnya menahan gemuruh dadanya dengan nafas yang tersengal-sengal seakan dirinya dikejar binatang buas.

"Kurangajar!!"

" Seenaknya saja dia menerkamku seperti singa lapar !!"

Aku akan membuat perhitungan denganmu bodoh," geram Malika berapi-api.

🌷🌷🌷🌷

Ponsel Malika berdering, ada panggilan masuk dari papanya.

Malika tersenyum lalu menerima panggilan lelaki cinta pertama nya itu.

"Hallo, Sayang !!"

"Mau makan siang dengan Papa.

papa tidak punya cewek cantik untuk menemani papa makan siang."

"Huh!!"

"Ajak saja mantan pacar papa, Malika masih menggoda papanya."

"Bersiaplah papa akan menjemput mu, kita akan makan di restoran favoritmu, sekalian mau traktir calon cucu papa, he..he!!" papa Malika terkekeh menggoda putrinya."

"Hmm sepertinya ada aroma-aroma pengkhianatan nih, papa akan berpindah ke lain hati.

pasti aku disingkirkan setelah jagoan ini lahir," ujar Malika sambil mencebikkan pipinya.

"Oh, so pasti."

"Ihh, Papa jahat, masa harus berbagi cinta dengan anak sendiri sama cucu papa, aku nggak mau di duakan lho pa," rengek Malika pura-pura ngambek pada papanya.

"Itu tidak mungkin sayang, cinta papa tidak akan berkurang padamu walaupun akan hadir calon cucu papa nanti."

"Tunggu ya papa aku beresin pekerjaanku setelah itu kita berangkat."

Malika menutup teleponnya beralih mengambil tasnya dan keluar dari ruangannya menuju lift,

papanya sudah menunggunya di lobby kantor.

Keduanya saling bergandengan menuju mobil yang sudah terparkir di depan lobby.

Asisten Rama sudah membukakan pintu untuk tuan besar dan nona mudanya. Mobil itu bergerak membawa keduanya ke Restoran favorit Malika.

🌷🌷🌷

Restoran Jepang yang menyediakan berbagai jenis seafood dengan berbagai olahan.

Malika dan Tuan Daniel memilih tempat duduk yang paling sudut untuk menghindari beberapa relasi yang mungkin mengenal mereka.

Salah satu pelayan restoran itu menyapa keduanya dengan membawa buku menu dan memperlihatkan menu andalan restoran itu. Keduanya memilih menu kesukaan mereka masing-masing.

Tidak lama ada seseorang yang melewati tempat mereka duduk dan Malika terperanjat melihat seseorang yang sedang mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat duduk di restoran tersebut.

"Hah??"

Matanya membulat dengan mulut sedikit terbuka melihat sosok yang dikenalnya.

"Astaghfirullah mengapa harus bertemu di sini," Malika merasa gelisah dan kehilangan selera makannya, ya, Tuhan apa yang harus kulakukan, pergi dari sini atau menyapanya?"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***