"TERKUAK"

Setelah hampir dua bulan dirawat di rumah sakit, kesehatan Malika berangsur pulih. Wajahnya masih terlihat murung, kehadiran orang tua disisinya menjadi penyemangatnya.

Malika sudah kembali ke rumah orang tuanya di Jakarta, Malika ingin memulai lagi aktivitasnya di perusahaan papanya atau perusahaannya sendiri.

Siang itu Malika makan siang bersama keluarganya,

gadis itu sudah merindukan masakan rumah, masakan mamanya yang sudah melegenda dikeluargannya.

Stik daging sapi dan kentang goreng kesukaannya.

Orang tuanya merasa senang melihat putri mereka kembali duduk satu meja menikmati makan siang.

"Papa, Malika ingin kembali kerja besok sambil menyuapkan potongan stik ke dalam mulutnya yang masih ada ditangannya," gumam Malika pada papanya.

"Apa kamu sudah merasa baikan nak?," papa Malika memastikan keadaan putrinya.

"Iya papa, Malika nggak betah di rumah," sahut Malika dengan menunjukkan wajah muram pada kedua orangtuanya.

Sesaat makannya terhenti, Malika merasakan mual dan segera berlari ke arah toilet dan memuntahkan makanannya.

"Hoek!"..hoek!"

Mamanya berlari membantu putrinya, lalu memijat punggung putrinya. Malika keluar dari toilet sambil mengusap wajahnya dengan tissue. Mamanya menuntun putrinya itu kembali ke kamar Malika.

"Mama!, sepertinya aku masuk angin deh," rengek Malika pada mamanya."

Spontan kedua orang tua Malika saling menatap. Mereka sudah tahu kalau putri mereka sedang hamil, hanya saja keduanya belum berani menyampaikan kabar kehamilan putri mereka karena kondisi emosional Malika yang belum stabil. Akhirnya nyonya Alea berusaha menyampaikan kehamilan Malika.

"Sayang, maaf sebenarnya kamu sedang hamil nak," ucap nyonya Alea hati-hati sambil melihat ekspresi wajah putrinya.

"Apa??"

"Hamil!!"

"Sama siapa mam, Malika hamil?,"

Mami ada-ada aja tawanya."

"Malika, sebelum kamu sadar dokter mengatakan kalau kamu sedang hamil nak dan sekarang kehamilanmu sudah memasuki usia tujuh minggu. Kalau sudah punya suami, ya pastinya semua wanita bakalan hamil walaupun tidak semua pasangan pengantin baru atau pasangan yang sudah lama menikah akan beruntung seperti dirimu sayang."

Malika makin bingung mendengar penuturan orang tuanya, karena dia merasa belum sempat disentuh oleh suaminya sampai suaminya meninggal.

"coba nanti kita ke dokter kandungan ya nak, sekalian melakukan USG, nanti mama yang akan mengantarkanmu ke rumah sakit."

"Mam, aku nggak hamil, aku hanya masuk angin, tolong jangan mengkhayal untuk punya cucu, bisa sajakan dokter Rani itu salah mendiagnosaku."

"Malam pengantin terlewatkan, bulan madu apalagi, suamiku saja meninggal tanpa menyentuhku, emang bisa hamil tanpa disentuh?," hebat banget aku mau nyaingin ibunda Siti Maryam,"

Malika terus membatin sambil tersenyum geli.

"Sayang ayo kita ke rumah sakit, kamu harus memastikan sendiri keadaanmu benar atau tidaknya kamu hamil."

Sambil menarik nafas kasar Malika menyetujui permintaan mamanya. Akhirnya keduanya berangkat menemui dokter di rumah sakit di daerah Fatmawati.

🌷🌷🌷

Malika dan mamanya sudah berada di ruang tunggu bagian spesialis kandungan,

banyak ibu-ibu hamil dengan tingkat kehamilan sesuai usia kandungan mereka. Mungkin diantara mereka yang mengandung anak pertama, kedua, ketiga atau mungkin yang kesekian.

Diantara mereka juga ada suami yang mendampingi mereka. Senyum kebahagiaan tergambar jelas diwajah mereka yang sedang menanti kehadiran calon bayi mereka yang akan hadir ke dunia.

Sekarang mereka sedang mengantri menunggu panggilan dari salah satu perawat yang mendampingi

Dr. Alzena, SpOG.

Sama halnya dengan mereka, Malika juga menunggu gilirannya untuk dipanggil, tidak lama kemudian namanya dipanggil, Malika dan ibunya masuk ke ruangan itu dan duduk menghadap dokter.

"Sore dokter!!"

"Sore nyonya!!"

Malika menyapa dokter muda yang sangat cantik menyambut mereka dengan tersenyum manis sambil menatap ibu dan anak yang sudah siap melakukan pemeriksaan.

Dokter Alzena menanyakan jadwal terakhir Malika menstruasi dan apa saja yang dirasakan akhir-akhir ini. Malika hanya menjawab apa yang dia ketahui selebihnya mamanya yang menceritakan segala sesuatunya selama Malika mengalami koma.

Setelah mendengar penuturan nyonya Alea, dokter meminta Malika untuk naik ke tempat tidur, perawat membantu mengangkat baju atasan Malika sampai ke bawah dada untuk memudahkan dokter melakukan USG.

Dokter sedang mengoleskan jelly kepermukaan perut Malika dan mengarahkan CTG yaitu alat pendeteksi jantung dan aktivitas bayi dalam kandungan ibu.

"Selamat ya nyonya kandungan anda memasuki usia tujuh minggu."

"Deggg!!"

Wajah Malika terlihat syok mendengar pernyataan dokter. Tidak ada ekspresi rasa bahagia di wajah Malika mendengar penuturan dari dokter kandungan itu, kejutan ini hanya menjadi sebuah beban untuknya. Tubuhnya terasa lemas dengan tangan yang sudah mulai dingin dan gemetar, wajah paniknya sulit untuk disembunyikan.

"Ya Tuhan bajingan mana yang tega menyentuhku saat aku mengalami koma."

Dokter Alzena meneruskan penjelasannya tanpa memperhatikan ekspresi wajah Malika.

"Janin tujuh Minggu mengalami banyak perkembangan meski baru berukuran sebesar buah blueberry namun otak si kecil menghasilkan sekitar 100 sel baru setiap minggunya.

Begitu juga dengan lengan dan kakinya yang sudah mulai terlihat seperti dayung kecil yang selaput.

Didamping itu ibu juga masih mengalami berbagai gejala kehamilan yang mungkin terasa tidak nyaman. Meski begitu, menjaga kehamilan dengan baik tetap menjadi tugas utama ibu agar janin dapat tumbuh dan berkembang pesat."

🌷🌷🌷

Malika dan ibunya sudah kembali ke mansion, gejolak berbagai pertanyaan terus muncul dan pikiran Malika.

"Apakah aku harus mengatakan pada ibu hal yang sebenarnya bahwa aku belum disentuh oleh mas Arie sampai beliau meninggal.

Tapi kalau orang tuaku tahu anak ini hasil zina bagaimana reaksi mereka kepadaku pasti mereka akan terpukul mendengar berita bodoh ini," Malika terus bermonolog.

Suara bell kamar Malika berbunyi, Malika membuka pintunya dan melihat mamanya dan dua pelayan membawa baki yang berisi dessert dan susu untuk ibu hamil.

"Sayang makan dulu ya dessertnya setelah itu minum susunya, kasihan bayimu."

"Jagalah kenangan suamimu karena bayi ini yang menggantikan dirinya untuk menghiburmu. Jangan takut sayang, ada mama dan papa yang selalu ada untukmu.

Jangan merasa sendiri karena kehadiran bayimu juga sangat berarti untuk kami, dia yang akan meneruskan perusahaan kita. Mama beruntung secepat ini sudah memiliki cucu, setidaknya rasa kehilangan suamimu tergantikan oleh cucuku, anakmu sayang."

"Seandainya kau tahu mam kalau bayi ini bukan milik suamiku, pasti reputasi keluarga kita akan hancur jika dunia mengetahui status anak ini."

Malika kembali menangis hatinya tidak sanggup lagi terus-menerus mendapat kejutan yang menyakitkan dari takdir Illahi.

"Istirahatlah nak, nanti mama akan bawakan makan malam untukmu kalau kamu enggan untuk makan bersama kami."

Mamanya keluar meninggalkan Malika yang berbaring dengan lelehan air mata yang kembali deras menghiasi pipinya.

"Aku harus menyimpan sendiri status bayiku sampai aku tahu ayah dari bayiku ini," batin Malika.

"Baiklah nak, kita akan menghabiskan makanan lezat ini dan minum susunya supaya kamu kuat dan tumbuh dalam rahim bunda. Setelah itu kita harus menyelidiki siapa ayahmu yang mengirimmu dalam perut mami."

Terpopuler

Comments

Arie Chrisdiana

Arie Chrisdiana

thor jujur bingung bacanya krn alurnya ndak jelas maju mundur tlg klau mau ceritakan ttg masa lalu diberi judul flasback biar ndak bikin pusing yg baca

2022-08-20

2

lihat semua
Episodes
1 Pelarian Malika
2 kerinduan Reinaldi
3 Siuman
4 Gagalnya Malam Pengantin
5 Awal Duka Malika
6 Kehangatan Seorang "REI"
7 KEJAMNYA MERTUA
8 Pemakaman Arie
9 Menemukan Obat Jiwa 21+
10 KEHILANGAN
11 KEGALAUAN REI DAN KEHAMILAN MALIKA
12 PERKENALAN
13 "TERKUAK"
14 PENYELIDIKAN
15 MAKAN MALAM
16 NYONYA ANDIEN
17 MALAM ROMANTIS
18 HARI-HARI MALIKA
19 RAYUAN MAUT
20 Ziarah Dan Membesuk Ayah Mertua
21 PERTENGKARAN
22 KABAR DUKA
23 PAGI BERDARAH
24 PERSALINAN
25 PERTENGKARAN 2
26 PANIK
27 BABY EZRA
28 PENJELASAN
29 TERKEJUT
30 ASISTEN RAMA
31 LAMARAN INDAH
32 RUMAH MERTUA
33 PENGHIANATAN
34 PERSEKONGKOLAN
35 PENGUSIRAN
36 KABUR
37 PENCARIAN
38 MENGENANG
39 PENGORBANAN
40 PERAN NYONYA AMBAR
41 PERSIAPAN PERNIKAHAN
42 "SURAT CINTA UNTUK PAPA""
43 SURPRISE
44 "PENOLAKAN"
45 "PENGAKUAN"
46 "BULAN MADU DI AWAN BIRU"
47 "PENANTIAN"
48 "ALAT PELACAK"
49 "RENCANA"
50 "HASIL TES DNA"
51 "RAHASIA"
52 "HAPPINESS"
53 "GANGGUAN KECIL"
54 "KEAJAIBAN"
55 "PERISTIWA TRAGIS"
56 "BABY KEMBAR"
57 "KETEGANGAN"
58 "PERNIKAHAN"
59 "KEPERGIAN AIDA"
60 "KEPUASAN"
61 "PULANG"
62 RAFFI DAN AIDA
63 "LIBURAN KE JERMAN"
64 "PRESENTASI MALIKA"
65 "CEMBURU"
66 "LELAH"
67 "SARAH"
68 "PENGOBATAN AIDA"
69 "MODEL AMBASADOR"
70 "MODEL IKLAN"
71 "KEJENIUSAN EZRA"
72 "TERDAMPAR"
73 "PELUNCURAN PRODUK BARU"
74 "AKSI HEROIK"
75 "PULAU KENANGAN"
76 "SURAT TERAKHIR"
77 "PERMINTAAN MAAF"
78 "MENGINAP"
79 "BENIH CINTA"
80 "PERPISAHAN"
81 "HAMPA"
82 "PENCULIKAN"
83 "PENCULIKAN"
84 "PENGEJARAN"
85 "TIGA TAHUN KEMUDIAN"
86 "PENGUMUMAN"
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Pelarian Malika
2
kerinduan Reinaldi
3
Siuman
4
Gagalnya Malam Pengantin
5
Awal Duka Malika
6
Kehangatan Seorang "REI"
7
KEJAMNYA MERTUA
8
Pemakaman Arie
9
Menemukan Obat Jiwa 21+
10
KEHILANGAN
11
KEGALAUAN REI DAN KEHAMILAN MALIKA
12
PERKENALAN
13
"TERKUAK"
14
PENYELIDIKAN
15
MAKAN MALAM
16
NYONYA ANDIEN
17
MALAM ROMANTIS
18
HARI-HARI MALIKA
19
RAYUAN MAUT
20
Ziarah Dan Membesuk Ayah Mertua
21
PERTENGKARAN
22
KABAR DUKA
23
PAGI BERDARAH
24
PERSALINAN
25
PERTENGKARAN 2
26
PANIK
27
BABY EZRA
28
PENJELASAN
29
TERKEJUT
30
ASISTEN RAMA
31
LAMARAN INDAH
32
RUMAH MERTUA
33
PENGHIANATAN
34
PERSEKONGKOLAN
35
PENGUSIRAN
36
KABUR
37
PENCARIAN
38
MENGENANG
39
PENGORBANAN
40
PERAN NYONYA AMBAR
41
PERSIAPAN PERNIKAHAN
42
"SURAT CINTA UNTUK PAPA""
43
SURPRISE
44
"PENOLAKAN"
45
"PENGAKUAN"
46
"BULAN MADU DI AWAN BIRU"
47
"PENANTIAN"
48
"ALAT PELACAK"
49
"RENCANA"
50
"HASIL TES DNA"
51
"RAHASIA"
52
"HAPPINESS"
53
"GANGGUAN KECIL"
54
"KEAJAIBAN"
55
"PERISTIWA TRAGIS"
56
"BABY KEMBAR"
57
"KETEGANGAN"
58
"PERNIKAHAN"
59
"KEPERGIAN AIDA"
60
"KEPUASAN"
61
"PULANG"
62
RAFFI DAN AIDA
63
"LIBURAN KE JERMAN"
64
"PRESENTASI MALIKA"
65
"CEMBURU"
66
"LELAH"
67
"SARAH"
68
"PENGOBATAN AIDA"
69
"MODEL AMBASADOR"
70
"MODEL IKLAN"
71
"KEJENIUSAN EZRA"
72
"TERDAMPAR"
73
"PELUNCURAN PRODUK BARU"
74
"AKSI HEROIK"
75
"PULAU KENANGAN"
76
"SURAT TERAKHIR"
77
"PERMINTAAN MAAF"
78
"MENGINAP"
79
"BENIH CINTA"
80
"PERPISAHAN"
81
"HAMPA"
82
"PENCULIKAN"
83
"PENCULIKAN"
84
"PENGEJARAN"
85
"TIGA TAHUN KEMUDIAN"
86
"PENGUMUMAN"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!