Episode 19 : Badai

Tak terasa sudah dua belas hari Angga dan timnya tinggal di pulau kecil. Hingga saat itu, belum ada perkembangan tentang datangnya tim penyelamat. Meski semua anggota tim ingin pulang, mereka tetap berusaha nyaman tinggal di pulau kecil. Tak ada yang ingin berlama-lama tinggal di pulau itu, tapi jika pun mereka tetap di pulau itu untuk sementara waktu, sepertinya tidak mengapa bagi mereka. Di pulau itu mereka sudah terbiasa makan dari hasil alam yang ada. Kandungan nabati dan hewani yang ada cukup berlimpah, sehingga mereka tak merasa kekurangan untuk memenuhi kebutuhan makanan.

Mengenai pergaulan dengan sesama anggota tim, mereka tidak mendapatkan masalah apapun. Justru semakin lama mereka berada di sana, mereka semakin menemukan keakraban layaknya sebuah keluarga. Jika seorang saja sakit, semua akan sibuk untuk merawatnya. Jika seorang saja bersedih, maka semua akan menghiburnya. Jagito Plus benar-benar merasakan kebersamaan serta kerukunan sebuah keluarga.

"Meskipun kebutuhan makanan dan minuman mampu kita atasi, komunikasi yang baik juga bisa kita jaga, namun ada satu hal yang masih mengganjal bagi saya," Angga mengungkapkan perasaannya.

"Ada apa, Ngga. Kamu kok ga cerita ke aku sih," Naya berucap lembut. Sorot mata yang selalu menyejukkan hati Angga, kini sedang menatap serius. Wajah ayu sang dewi kampus dengan rambut diterpa angin terlihat begitu cantik.

"Bisa dibilang penting, tapi juga belum terlalu penting. Tapi alangkah baiknya jika kita merencanakan lebih awal," imbuh Angga.

"Maksud lu gimana sih bro?. Langsung aja wes. Gosah pake prakata," Jaka mulai tidak betah menunggu. Saat ini mereka sedang duduk bersebelas didalam gubuk derita. Teriknya siang membuat isi ruangan menjadi cukup gerah.

"Gubuk kita ini berada dengan jarak tidak sampai 50 meter dari pantai. Itu artinya, segala yang terjadi dipantai akan membahayakan kita. Kita tak tahu kapan badai akan datang. Belum lagi jika para pengawalnya Pablo menemukan pulau ini. Jadi pertimbanganku adalah kita harus segera berpindah tempat. Kita lebih baik masuk jauh ke hutan atau pegunungan dibelakang sana. Disana relatif aman dari badai dan incaran musuh." Terang Angga panjang lebar.

"Gue punya pendapat lain. Kita mungkin lebih aman dari badai dan penjahat. Tapi semakin masuk hutan kita tidak semakin aman dari hewan buas. Pernah juga disebuah novel yang gue baca nih, bisa jadi ada suku pedalaman yang bermukim jauh didalam sana. Mereka kanibal serta suka membunuh. Musuh kita akan jauh lebih berbahaya," ucap Jaka serius.

"Wihh keren lu, Jack. Dua belas hari disini, baru kali ini lu bisa ngomong sekeren ituh," Beno mulai kumat usilnya.

"Anggep aja gue abis jatoh, trus rada gesrek otak gue. Puas looh?!" Jaka membalas ledekan Beno dengan semburan emosi. Meski itu hanya emosi kamuflase. Jaka tak akan benar-benar emosi. Dia memiliki kekompakan dengan Beno yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saling ledek dan hina adalah bumbu kekompakan duo jebret tersebut. Kekompakan yang lahir dari hubungan keakraban sejak berangkat bersama dari kota Grassick. Dikampus, sebelumnya mereka hanya sekedar kenal saja, tak lebih.

"Tapi memang ada benarnya tentang apa yang disampaikan Jaka. Bagaimana pertimbanganmu, Mas?" Pak Bagas angkat bicara.

"Kita berbicara teori kemungkinan. Apakah badai akan datang? jawabannya pasti. Di lautan manapun pasti akan mengalami yang namanya badai. Apakah pasukan Pablo akan datang? jawabannya adalah ya, cepat ataupun lambat. Karena mereka tentu akan terus menyisir seluruh perairan yang memiliki jarak logis dengan feri malam itu. Tapi mengenai binatang buas dan suku pedalaman, itu masih perkiraan. Belum tentu ada, tapi bisa juga ada. Ini adalah nilai probabilitas. Namun tingkat nilai probabilitas ini jauh lebih mungkin untuk kita jalani daripada tingkat nilai pasti dari poin sebelumnya," Angga menjelaskan dengan sangat mengesankan. Naya tersenyum puas mendengar penjelasan Angga. Para wanita lainnya juga terbengong-bengong mendengar pola pemikiran Angga yang bagi mereka sangat cermat dan penuh strategi.

"Ok baiklah. Lalu apa rencanamu?" Pak Herson juga ikut berdiskusi.

"Kita masuk lebih jauh kedalam hutan. Mencari posisi strategis untuk kita bermukim sementara waktu. Membangun markas baru sebagai benteng pertahanan kita," lanjut Angga.

"Bagaimana dengan tim penyelamat jika tiba disini. Apakah mereka akan kesulitan mencari kita?" tanya Fikri.

"Mereka berbeda dengan para penjahat. Tim penyelamat adalah pasukan terlatih di medan liar seperti ini. Saya rasa mereka punya cara tersendiri untuk menemukan kita," pungkas Angga. Semua mengangguk tanda menyetujui apa yang disampaikan Angga.

"Besok pagi kita akan bergerak meninggalkan gubuk ini untuk bermigrasi ke gubuk yang baru," instruksi Angga tegas.

Malam belum terlalu larut. Jam masih menunjukkan pukul 21.00 atau jam 9 malam. Semua tim sudah mulai beristirahat didalam gubuk karena mereka akan berangkat esok pagi. Penjaga shift pertama malam itu adalah Beno dan Rena.

Didalam gubuk, Angga susah memejamkan mata. Instingnya mengatakan ada bahaya yang mengancam mereka malam itu.

Diluar gubuk, Rena dan Beno mulai resah karena udara yang cukup dingin. Sangat berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Bertahap angin juga semakin berhembus kencang.

"Ben, temani gue sebentar.." Angga muncul di pelataran gubuk dan tanpa menoleh terus berjalan kearah sebuah pohon besar didepan gubuk.

Beno sangat tahu karakter Angga. Saat Angga mulai terlihat serius, berarti ada hal penting yang sedang berada dalam pikirannya. Bisa jadi insting Angga merasakan bahaya.

Berdua mereka bergerak memanjat pohon yang tadi mereka datangi. Semakin tinggi dan tinggi hingga mereka cukup mudah mengamati kondisi disekitar.

"Tepat dugaan gue. Badai segera datang. Tuh lu liat awan hitam dan hujan lebat sudah hampir mendekati pantai," teriak Angga diantara suara angin yang semakin kencang berhembus.

"Gilaa..wah bahaya ini bro," jawab Beno panik.

Bergegas mereka turun untuk membangunkan semua orang. Kondisi sangat genting.

"Ada apa, Ngga?" Naya bertanya. Nampaknya Rena telah terlebih dahulu membangunkan orang-orang sebelum Angga turun dari pohon.

"Badai segera datang. Segera kemas semua perbekalan. Utamakan pakaian dan makanan. Jangan lupa senjata kalian tetap dalam genggaman. Kita akan masuk ke hutan malam ini juga. Kita cari dataran lebih tinggi agar terhindar dari air pasang." Angga cepat memberitahu instruksi.

"Semua tim pria, bawa persediaan kayu yang sudah diolesi lemak kambing untuk obor, sebanyak-banyaknya!" lanjut instruksi Angga.

Mulai terdengar suara hujan deras dipantai. Hembusan angin meningkat tajam.

SAHH..

SAHHH..

Air laut beranjak meninggi. Suaranya seperti air bah yang terdengar semakin dekat ke gubuk.

"Gawatt. Air cepat naik. Ayoo kita segera berangkattt!!" intonasi suara Angga meninggi.

Dalam satu barisan panjang mereka bergerak membelah kepekatan malam, menembus hutan. Sambil berjalan Angga mengatur posisi barisan.

"Gue paling depan. Dibelakang gue adalah Naya, lanjut Rena, lanjut Sisi. Dibelakangnya Sisi adalah Fikri, disambung Bu Mayang dan Mbak Lita dibelakangnya, disusul Pak Herson, kemudian Pak Bagas, Terakhir Beno paling ujung belakang." Ucap Angga terus berjalan cepat.

"Lah..gue, gue broh. Aduh mak'e.." Jaka histeris. Namanya tak disebut oleh Angga.

"Hahaha..sori bro, lupa. Jaka dibelakang Fikri ya. Bu Mayang dan seterusnya setelah Jaka," Angga memberikan revisi.

"Gue dan Fikri melindung tiga cewek diantara kami. Jaka dan Pak Bagas melindungi Bu Mayang hingga Pak Herson. Beno mengawal dari belakang untuk melihat situasi.." sambung Angga.

"Pedang dan belati tetap dalam genggaman. Tombak juga tetap kalian pegang erat. Arahkan tombak menyibak semak dan rumput disekitar perjalanan untuk mengusir ular atau sejenisnya. Angga terus memberikan instruksi kepada tim.

Tim bergerak maju. Obor ada ditangan Angga, Jaka dan Beno. Semua terlihat tegang dan penuh konsentrasi. Dibelakang mereka terdengar ombak yang semakin bergemuruh sekan mengejar setiap langkah.

Tim sudah berjalan kurang lebih satu jam. Gubuk sudah jauh mereka tinggalkan. Angga menghentikan langkah, kemudian mengajak mereka beristirahat sejenak.

Sambil menunggu, dengan lincah Angga memanjat sebatang pohon. Dalam beberapa detik ia sudah mencapai ketinggian kurang lebih sepuluh meter. Naya dan rata-rata anggota tim terpukau kagum melihat kelincahan Angga.

"Gubuk kita sudah tenggelam," teriak Angga dari atas pohon.

Tim menjadi lemas seketika. Tak percaya bahwa amukan alam sungguh begitu dahsyatnya. Kuasa Tuhan Maha Atas Segalanya.

"Habis sudah jerih payah kita membangun gubuk," Sisi terduduk lemas ditanah.

"Tak ada yang perlu disesali. Saat kita selamat, itu jauh lebih berharga dari apapun." sahut Pak Herson memberi nasehat.

"Baiknya kita kembali berjalan. Ini alam liar. Ditengah malam dalam keadaan masih diluar seperti ini sangat berbahaya, karena bisa mengundang binatang buas. Meski air laut sudah tidak mengejar kita lagi, tapi bahaya lain masih mengancam setiap saat. Ayo secepatnya kita mencari tempat bermalam," ajak Angga.

"Apa yang kita cari untuk bermalam?" tanya Lita.

"Mungkin gua, atau ceruk bebatuan, apapun yang bisa membuat kita aman untuk malam ini," balas Angga sambil mengatur kembali barisan.

Terpopuler

Comments

Shakila Rassya Azahra

Shakila Rassya Azahra

ini baru bab tegang sama sekali ga ada candaan..

2022-05-31

0

Bidadarinya Sajum Esbelfik

Bidadarinya Sajum Esbelfik

ngeri ngeri sedep thor ceritanyaa 🥺🥺🥺🥺

2021-12-25

1

dirgahore

dirgahore

wihh ngeriii

2021-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Prolog (Sebuah Undangan)
2 Episode 2 : Capcus OTW
3 Episode 3 : Pulau Biwian
4 Episode 4 : Surprise
5 Episode 5 : Sekoci
6 Episode 6 : Peluang
7 Episode 7 : Lost Contact
8 Episode 8 : Satu
9 Episode 9 : Lingua
10 Episode 10 : Berbahaya
11 Episode 11 : Yang penting makan
12 Episode 12 : SOS
13 Episode 13 : Gubuk Kayu
14 Episode 14 : Pengumuman
15 Episode 15 : Malam pertama
16 Episode 16 : Dari hati ke hati
17 Episode 17 : Gule
18 Episode 18 : Makan ga makan asal kumpul
19 Episode 19 : Badai
20 Episode 20 : Bukit kecil
21 Episode 21 : Diserang
22 Episode 22 : Gubuk ditepi air terjun
23 Episode 23 : Harmoni yang indah
24 Episode 24 : Pemuja rahasia
25 Episode 25 : Pengumuman 2
26 Episode 26 : Mereka dimana?
27 Episode 27 : 3 Lawan 1
28 Episode 28 : Disekap
29 Episode 29 : Menang atau mati
30 Episode 30 : Masalah baru
31 Episode 31 : Putri CEO
32 Episode 32 : Tak sadarkan diri
33 Episode 33 : Find them !!
34 Episode 34 : Scorpions Attack
35 Episode 35 : Bala bantuan
36 Episode 36 : Misi Penyelamatan
37 Episode 37 : Ow ow kamu ketahuan
38 Episode 38 : Bahaya terus mengancam (Kekalahan Angga)
39 Episode 39 : Bangunlah
40 Episode 40 : Kesulitan semakin besar
41 Episode 41 : Airmata
42 Episode 42 : Dua Kubu
43 Episode 43 : Kait hati
44 Episode 44 : Tanda bahaya
45 Episode 45 : Terdesak
46 Episode 46 : Pertempuran sengit
47 Episode 47 : Sang Romeo
48 Episode 48 : Eureka!
49 Episode 49 : Sisi lain
50 Episode 50 : Pengumuman 3
51 Episode 51 : Tim penyelamat
52 Episode 52 : Welcome home
53 Episode 53 : Kuberi satu permintaan
54 Episode 54 : Refreshments
55 Episode 55 : Kuberi satu kesempatan
56 Episode 56 : Serangan Pablo
57 Episode 57 : Singa rumahan
58 Episode 58 : Sayap-sayap patah
59 Episode 59 : TPS (Tim Penyelamat Sonia)
60 Episode 60 : Save Sonia
61 Episode 61 : Mungkin hari ini, esok, atau nanti
62 Episode 62 : Angga mati?
63 Episode 63 : Pelengkap (Q&A)
64 Episode 64 : Selamat jalan, Angga!
65 Episode 65 : Saat bahagia
66 Episode 66 : Pengumuman 4
67 Episode 67 : Back to campus
68 Episode 68 : Kembali Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO
69 Episode 69 : Jajak pendapat singkat
70 Episode 70 : Berpisah itu mudah!
71 Info
72 Karya baru
73 Satu lagi
74 Latest news
75 Mahadewi
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Episode 1 : Prolog (Sebuah Undangan)
2
Episode 2 : Capcus OTW
3
Episode 3 : Pulau Biwian
4
Episode 4 : Surprise
5
Episode 5 : Sekoci
6
Episode 6 : Peluang
7
Episode 7 : Lost Contact
8
Episode 8 : Satu
9
Episode 9 : Lingua
10
Episode 10 : Berbahaya
11
Episode 11 : Yang penting makan
12
Episode 12 : SOS
13
Episode 13 : Gubuk Kayu
14
Episode 14 : Pengumuman
15
Episode 15 : Malam pertama
16
Episode 16 : Dari hati ke hati
17
Episode 17 : Gule
18
Episode 18 : Makan ga makan asal kumpul
19
Episode 19 : Badai
20
Episode 20 : Bukit kecil
21
Episode 21 : Diserang
22
Episode 22 : Gubuk ditepi air terjun
23
Episode 23 : Harmoni yang indah
24
Episode 24 : Pemuja rahasia
25
Episode 25 : Pengumuman 2
26
Episode 26 : Mereka dimana?
27
Episode 27 : 3 Lawan 1
28
Episode 28 : Disekap
29
Episode 29 : Menang atau mati
30
Episode 30 : Masalah baru
31
Episode 31 : Putri CEO
32
Episode 32 : Tak sadarkan diri
33
Episode 33 : Find them !!
34
Episode 34 : Scorpions Attack
35
Episode 35 : Bala bantuan
36
Episode 36 : Misi Penyelamatan
37
Episode 37 : Ow ow kamu ketahuan
38
Episode 38 : Bahaya terus mengancam (Kekalahan Angga)
39
Episode 39 : Bangunlah
40
Episode 40 : Kesulitan semakin besar
41
Episode 41 : Airmata
42
Episode 42 : Dua Kubu
43
Episode 43 : Kait hati
44
Episode 44 : Tanda bahaya
45
Episode 45 : Terdesak
46
Episode 46 : Pertempuran sengit
47
Episode 47 : Sang Romeo
48
Episode 48 : Eureka!
49
Episode 49 : Sisi lain
50
Episode 50 : Pengumuman 3
51
Episode 51 : Tim penyelamat
52
Episode 52 : Welcome home
53
Episode 53 : Kuberi satu permintaan
54
Episode 54 : Refreshments
55
Episode 55 : Kuberi satu kesempatan
56
Episode 56 : Serangan Pablo
57
Episode 57 : Singa rumahan
58
Episode 58 : Sayap-sayap patah
59
Episode 59 : TPS (Tim Penyelamat Sonia)
60
Episode 60 : Save Sonia
61
Episode 61 : Mungkin hari ini, esok, atau nanti
62
Episode 62 : Angga mati?
63
Episode 63 : Pelengkap (Q&A)
64
Episode 64 : Selamat jalan, Angga!
65
Episode 65 : Saat bahagia
66
Episode 66 : Pengumuman 4
67
Episode 67 : Back to campus
68
Episode 68 : Kembali Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO
69
Episode 69 : Jajak pendapat singkat
70
Episode 70 : Berpisah itu mudah!
71
Info
72
Karya baru
73
Satu lagi
74
Latest news
75
Mahadewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!