Hari kedua menjelang. Sinar mentari menyapa hati para insan yang berusaha tabah dalam keterasingan. Embun pagi menyejukkan gersangnya jiwa yang lelah bermimpi pada jalan pulang. Hembusan angin sepoi-sepoi mengabarkan tentang jejak napas para pejuang yang pantang putus arang. Senyum lembut sang dewi kampus memompa semangat maestro dalam sebuah kenyamanan.
"Gule..gule.." Jaka menagih janji.
"Udah ganti episode nih bro," Rena juga mengingatkan.
"Mungkin ga mirip-mirip banget sama gule. Tapi lumayanlah kerinduan terobati. Tugas khusus buat Jaka. Lu cari batu item yang cekung mirip-mirip panci gitu. Ajak Sisi deh biar ga bete. Atau setidaknya cari batu kayak cobek. Kalau ga dapet, lu cari daun pisang ato daun jati agak banyakan sebagai alternatif. Beno dan Mbak Lita temuin sebisa mungkin bahan yang mendekati rempah gule. Mbak Lita kan pinter masak tuh, pasti apal ama bumbu gule. Ga harus lengkap. Ambil aja yang bisa didapet. Gue sama Fikri akan cari umbi-umbian sebagai ganti nasi. Pak Bagas sama Pak Herson tolong carikan kelapa yang sudah tua. Sisa Naya, Rena, Bu Mayang menyiangi daging kambing biar siap diolah nanti," Angga sebagai pemimpin tim berusaha mewujudkan cita-cita dan harapan ber-gule-ria.
"Lu gapapa nyuruh Bapak-bapak manjat pu'un kelapa?" Beno sedikit sangsi dengan tugas Pak Bagas dan Pak Herson untuk mencari kelapa.
"Haha tenang aja mas. Di pantai kan pohon kelapanya ada miring-miring gitu. Jinjit dikit juga sudah dapet," Pak Bagas berucap.
"Ooh ashiapp, Pendekar.." Beno memberi hormat kepada Pak Bagas layaknya sedang upacara bendera. Yang lain jadi geleng-geleng melihat ulah tengil Beno.
"Aku ikut kamu ya, Ngga. Mungkin bisa membantu.." Naya tanpa sungkan meminta ikut tim Angga.
"Kasihlaaah.." Fikri langsung memberikan Acc tanpa meminta persetujuan Angga. Sedangkan Angga jadi salah tingkah sendiri tapi 'non-tersipu' karena sudah dapat ultimatum keras dari Author untuk tidak mempermalukan novel ini. Masa iya protagonis pria kerjaannya tersipu terus?!..Hhmm.
"Kita selesaikan pagi ini. Maksimal sore kita akan bersama ke pantai untuk mencari ikan, kepiting, dan sebagainya. Sesekali kita perlu menu seafood biar tidak bosan makan daging terus," Angga dengan lihai mengalihkan pembicaraan. Menghindari pandangan 'khalayak ramai' terhadap hubungan antara Naya dengannya.
Mereka mengerat beberapa potongan besar daging kambing untuk dibakar dan digunakan sebagai sarapan sebelum berangkat. Bergerak di alam liar membutuhkan energi yang cukup besar. Perut kosong akan menghambat aktifitas.
"Sisa daging rusa masih ada?" tanya Angga kepada para wanita.
"Masih ada sedikit. Mungkin untuk satu orang," jawab Sisi menimbang daging dalam genggamannya.
"Gue makan sisa rusa saja. Tak baik menyia-nyiakan makanan dalam kondisi seperti ini. Sebisa mungkin kita berhemat," ucap Angga bijak.
"Aku akan panggangkan rusa untukmu," Naya bergerak sambil tersenyum manis ke arah Angga.
"Calon bini yang baik," seloroh Beno. Namun Angga maupun Naya terlihat cuek tak peduli. Non-tersipu pokoknya.
"Bini?, Ada gosip santer apaan ini?, guee ketinggalan inpo penting keknya," Jaka terpancing akibat ulah Beno.
"Biasaa, Jack. Cowok lu tuh biang gosip amatir. Gosok teros noh biar gosip makin panas," sinis Angga.
"Amit-amit jabang baby. Cowok, lu kate?!. Gue masih demen empal brewok yee..sori dori yuli susi susanti," kelakar Jaka.
***
Tak lebih dari dua jam semua tim telah kembali dari tugasnya masing-masing. Tim Angga nampak membawa puluhan ubi kayu dan talas. Tim Beno membawa berbagai ragam rempah liar seperti sereh, kunyit, jahe, dan juga cengkeh. Sayangnya mereka tak menemukan bawang. Untungnya mereka menemukan daun kucay dalam jumlah banyak. Daun kucay yang ditumbuk lembut dalam jumlah banyak mampu menggantikan posisi bawang meski tak dominan mirip.
Tim lain yakni tim Pak Herson cukup tangguh dengan membawa tiga butir kelapa tua dan lima butir kelapa muda. Mereka juga membawa tiga cangkang kerang yang sangat besar dan cukup tebal. Bisa menjadi alternatif panci.
Na'as bagi tim Jaka. Ia datang dalam papahan Sisi. Dalam pencarian batu Jaka tak sengaja terperosok ke sebuah jurung. Untungnya jurang itu cukup landai. Jaka hanya mengalami luka gores dibeberapa bagian tubuh. Pergelangan kaki kirinya terkilir.
Tim gatoloco dan Pak Herson yang cukup mengenal obat-obatan segera mencarikan tanaman jamu-jamuan untuk mengeringkan luka Jaka. Bu Mayang yang sedikit menguasai ilmu urut juga dengan sepenuh hati memijit kaki Jaka.
"Auww, Bu. Sakiiit.." teriak Jaka saat dipijit.
"Tahan sedikit. Cowok harus kuat. Jangan lembek kamu, Jak!" Bu Mayang berubah menjadi ketus lagi karena mendengar keluhan Jaka.
"Ampunnn juragan!!" Jaka masih saja terkaing-kaing.
"Adohhh, Buu.." Jaka sekali lagi berteriak nyaring, bukan karena pijitan, tapi karena jeweran tangan Bu Mayang ditelinga Jaka.
"Ishh..bandel," bentak Bu Mayang galak. Semua nampak tersenyum melihat interaksi antara Jaka dan Bu Mayang. Justru yang over ngakak malah Fikri.
"Ati-ati lu, ngompol lagi tar!" bisik Sisi disamping Fikri yang masih terpingkal.
"Hahhh!. Kok lu tau, Sis?" Fikri melirik ke arah Author. Tapi Author pura-pura tak melihatnya.
"Lu bego. Celana lu semalam warnanya krem. Kalau ada basahan ya jelas nyeplak dong. Kentara banget lu kayak cewek lagi dapet," Sisi menutup mulutnya menahan senyum.
"Ga ada yang tahu selain lu kan?" Fikri pucat pasi.
"Aman broh," Sisi melingkarkan jari telunjuk dan jempolnya membentuk huruf O.
"Tau apaan bro?" Beno sedikit curiga dengan kasak-kusuk antara Fikri dan Sisi.
"Oh hmm anu. Engga..itu Sisi tau juga ilmu pijit katanya," Fikri berdusta. Beno hanya manggut-manggut. Sisi masih menutup mulutnya menahan geli.
***
Siang yang cerah dengan hidangan gule panas berikut ubi kayu yang dibakar, sangat mengundang minat para cacing diperut.
Memang sulit membuat santan. Namun membuat daging kelapa cacah tidaklah terlalu sulit. Cacahan itu ditampung kemudian diremas-remas hingga keluar santannya. Agak kasar, tapi sudah lebih dari cukup.
"Ehmm..selera nusantara," Jaka menghirup dalam-dalam asap kuah gule ala Lita sang chef rimba yang ditampung dalam cangkang kerang besar.
Bersama mereka melakukan serangan umum terhadap hidangan yang ada. Wedang kunyit jahe sebagai minuman penutup sungguh menyempurnakan kenikmatan hari itu.
"Lalu nikmat Tuhanmu manalagi yang kau dustakan?" ucap Pak Herson sembari tersenyum.
"Yaa Tuhan..kurang kopinya," Jaka menengadahkan wajah memandang langit diatas sana.
"Ngaco. Lu kira Tuhan punya warkop??!. Parah." Beno menjitak mesra ubun-ubun kepala Jaka.
***
Acara mencari ikan dan hewan laut sementara ditunda. Mereka sudah sangat kenyang. Lagipula stok persediaan daging masih sangat melimpah.
Setelah mandi sore, mereka hanya bercengkrama di gubuk sambil menunggu malam tiba.
"Syukurlah..hari ini begitu lancar dan menyenangkan," Fikri tersenyum bahagia.
"Tumben lu ga ngaco ngomongnya," ledek Sisi.
"Hahaha.." Fikri terbahak.
Kebahagiaan juga terpancar dari wajah-wajah yang lainnya. Disudut gubuk nampak Angga tersenyum melihat kebahagiaan semua orang. Senyum ceria Naya yang sedang bercanda dengan Rena dan Sisi tak luput dari pandangan Angga.
"Malam ini lu ama Naya mo jaga full time lagi?. Masih kuat berapa ronde luh?" Beno menyenggol bahu Angga.
"Kagak..gue ambil off aja. Penat banget euy," Angga melambaikan tangan ke kamera.
Sebenarnya, meski Angga tak ambil bagian pun dalam jadwal jaga, semuanya rela. Mereka lebih suka Angga beristirahat agar besok dia cukup memiliki tenaga. Angga sangat dibutuhkan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang muncul setiap hari. Vitalitas Angga menjadi fokus utama bagi semua anggota.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Shakila Rassya Azahra
jaka saee lo 😂😂😂😂
2022-05-31
0
pat_pat
lanjut mangats 🔥
mampir juga yuk ke Preman Cantik & Ratu Serigala 🤗
2021-10-05
2