Episode 7 : Lost Contact

Langit cerah, burung-burung bernyanyi. Alam ceria, pulau penuh warna. Suara desir ombak mencumbui pantai dalam hembusan angin sepoi. Hamparan pasir putih terbentang disepanjang tepian pulau. Dibelakangnya tampak hutan menghijau subur.

Pulau itu tak terlalu luas. Sekitar lima ratus meter dari pandangan baik disisi kiri maupun kanan terlihat patahan siku ke arah dalam yang menunjukkan bahwa panjang pulau berkisar satu kilometer. Namun belum diketahui seberapa lebar pulau tersebut.

Terhuyung Angga dan semua orang menuruni sekoci dan berjalan gontai menyusuri kelembutan pasir putih. Seketika mereka menjatuhkan diri diatas pasir kering demi melepaskan lelah.

"Gue ga nyangka ada tempat sebagus ini disekitar pantai utara pulau jowa. Tempatnya masih asri, hutannya rimbun, sepertinya ini pulau tak berpenghuni," Sisi mengedarkan pandangan kesana kemari menikmati keindahan alam yang kini berada tepat dipelupuk mata.

"Jika dilihat dari putihnya pasir dan garis pantai yang cukup terjal dipenuhi jajaran karang, sepertinya dugaan lu benar, Sis. Ini pulau masih perawan," sambut Naya.

"Ati-ati lu, Ben. Jangan buang mesiu sembarang. Pulau perawan bisa jadi pulau bunting tar..haha," seloroh Jaka.

"Itu mah elu kalee. Gue perjaka tingtong donk," Beno membela diri. Yang lain hanya memperhatikan perseteruan abadi dua sejoli sambil tersenyum.

"Lu ga baca nama gue?. Jaka, ok. Itu artinya gue yang perjaka!!" Jaka tak mau kalah

"Udah deh. Mulai kumat.." bola mata Rena berputar jengkel.

"Setidaknya kita bisa selamat dulu dari bahaya ditengah laut. Mencari makan, bertahan hidup, sambil mencari solusi agar bisa kembali kekota kita atau ditemukan oleh tim penyelamat," ucap Angga bijak.

"Cari makan?, Emang disini ada warung gitu?" tanya Jaka dengan polosnya.

"Hahaha..warung Bu Kunti ato warung Mbah Kolor ijo maksud lu?, Yaelah Jaka Kendil, berkembang dikit dong cara berpikirnya. Primitif banget lu ah," Fikri yang biasanya sedikit kalem jadi ikut-ikutan bocor gara-gara kelakuan Jaka.

"Maksudnya gimana itu?" Jaka masih saja belum paham.

"Kita cari makan itu ya berburu, atau cari tanaman yang bisa dimakan gitu, paham?" Rena menyela, ia sudah sangat tak sabar melihat keluguan Jaka.

"Tanpa nasi?. Ampun deh. Asam lambung gue bisa kambuh," keluh Jaka sedih.

"Bodo amat." jawab Rena jengkel.

"Ya bukan gitu juga, Dik. Contohnya aku nih. Aku ini model, biasa makan teratur. Tidur juga terjamin. Nah kalau disini nanti bagaimana nasibku?" Mayang istri Pak Herson yang seorang model sekaligus presenter dan artis FTV terkesan jijik.

"Maaf, Bu. Saya hanya berusaha realistis. Kita sedang terdampar. Ini kondisi darurat. Pangkat, jabatan, uang, dan segala kemelekatan didunia nyata tak berguna disini," sanggah Rena tak suka.

"Seharusnya anak-anak muda seperti kalian bisa melayani kami. Saya akan membayarnya nanti setelah kembali kekota. Berapapun yang kalian minta," nada kesombongan tercermin dari ucapan Bu Mayang.

"Bu, lihatlah Naya. Dia anak orang kaya raya, ayahnya CEO perusahaan besar, dia juga primadona di kampus, tapi dia tak gengsi seperti Ibu," bantah Sisi tak terima.

"Ya gara-gara dia sampai saya harus mengalami kesulitan seperti ini. Satu orang yang bermasalah, yang lainnya kena getahnya." Gaya bicara Bu Mayang semakin menunjukkan keangkuhan.

"Maaf, Mbak. Saya harap anda bisa mengendalikan apa yang anda ucapkan. Disini saya orang luar seperti anda. Saya juga seorang CEO jika anda perlu tahu. Tapi saya tak akan menyalahkan siapapun. Ini musibah, bisa terjadi pada siapa saja. Dan lagi Mbak, saya pantang untuk mengeluh pada kondisi apapun. Bahkan itu adalah etos kerja yang sering saya tanamkan kepada semua karyawan saya," Mei Lita atau biasa dipanggil Lita, anak Pak Bagaskara yang hanya seorang penjaga keamanan kampus, tak disangka memiliki putri seorang CEO. Lita cukup gusar melihat kepongahan hati Mayang.

"Saya public figure, berbeda dengan anda..." belum sempat Bu Mayang menyelesaikan ucapannya, Pak Herson segera memotongnya.

"Cukup, Ma. Jangan bikin malu aku sebagai dosen mereka. Tak cukupkah segala didikan yang sudah aku berikan selama ini?" bentak Pak Herson. Seketika Bu Mayang terdiam. Jika Pak Herson sudah mulai menunjukkan taringnya, Bu Mayang akan segan dan takut.

"Maafkan istrinya saya.." ungkap Pak Herson menundukkan muka. Semua mengangguk sambil tersenyum kecut.

"Hahh..kondisi sulit begini. Ada aja bromocorahnya, heran deh." Jaka berdiri dan berjalan menuju sebuah pohon rindang sambil sibuk bergumam sendiri.

Naya juga terlihat berdiri mengibaskan kain roknya yang terdapat pasir dibeberapa sisi. Dalam sinaran mentari pagi, wajah cantik Naya begitu terpancar pesonanya. Angga memandang terpana. Namun seketika ia menunduk tatkala Naya juga memandang ke arah Angga.

"Mari kita berteduh dibawah pohon rindang dulu sambil memeriksa peralatan apa yang masih tersisa agar bisa kita gunakan disini," ucap Angga sambil berdiri dan mengayun langkah menuju Jaka yang sudah terlebih dulu duduk disana seorang diri.

"Tas siapa saja yang masih terbawa?. Punya gue ketinggalan di kapal," lanjut Angga setelah tiba di bawah pohon.

"Gue ada bro," jawab Beno.

"Punyaku juga ada," lanjut Naya lembut.

"Saya juga ada, tapi maaf ini milik pribadi. Saya tidak biasa berbagi," ucap Mayang dengan kaku.

"Yaelah..masih kaku aja kayak pentol kebanyakan borax," desis Jaka dongkol. Tatapan Mayang tajam kearah Jaka, namun segera berubah ketika Pak Herson memegang bahunya.

"Para cewek silahkan periksa isi tas Naya. Dan tas Beno yuk yang cowok kita bongkar bareng-bareng," instruksi Angga tanpa memperdulikan keberadaan tas Mayang.

Tak selang beberapa lama mereka kembali berkumpul.

"Beberapa pakaian wanita, botol air minum, dan handphone yang mati total karena basah.." ucap Rena melaporkan kondisi isi tas Naya.

"Punya gue juga 11-12. Pakaian cowok, botol air minum, dan handphone gue juga matot." lapor Beno.

"Bolehkah pakaian Beno dan Naya untuk kita gunakan bersama?" tanya Angga.

"Why not?" Naya tersenyum.

"Sewa. Bayarnya sejam sejuta wkwkwk. Canda kaleee.. pake-pake aja noh," seloroh Beno.

"Baiklah. Perbendaharaan kita ada 2 bilah pedang, 2 pisau, 1 pistol, beberapa pakaian wanita dan pria, 2 handphone yang rusak karena basah serta botol mineral. Ada yang masih menyimpan korek api?" Angga melanjutkan. Dan semua pria mengacungkan korek mereka masing-masing.

"Ok. Kita tak tahu disini sampai berapa lama. Bertahan hidup adalah pilihan utama. Bagi yang tidak bersedia berjuang bersama, silahkan memisahkan diri. Saya tak sudi hidup disini dengan orang yang tak punya empati!" Angga berucap tegas sembari melirik ke arah Mayang. Begitu juga semua mata kini tertuju kearah Mayang. Sejenak keheningan tercipta.

"Tidak ada pilihan lain. Baiklah saya menyerah. Saya mengaku salah. Mohon maafkan tingkah saya tadi. Saya sangat menyesal," Mayang secara drastis berubah. Secara suka rela ia menyerahkan tasnya kepada Rena.

Mayang sadar bahwa ia tak akan bisa bertahan hidup sendiri di pulau itu. Bahkan suaminya, pada posisi berpihak kepada Angga. Oleh karena itulah itu berusaha melebur ego diri.

Tak lama, Pak Herson nampak memeluk mesra istrinya. Ia terharu atas perubahan Mayang. Tak selamanya keburukan akan tetap menjadi buruk, ia bisa saja berubah menjadi baik. Begitu pula kebaikan, tak selamanya kebaikan akan tetap selalu baik, suatu ketika bisa saja akan timbul keburukan. Manusia tak lepas dari yang namanya khilaf dan dosa, tinggal bagaimana manusia itu sendiri menata hati dan selalu berusaha untuk tetap menjadi baik.

"Hikss..gue tarharu," Jaka tiba-tiba berubah melow.

Ceplakk!!

"Lebay lu, dasar!" tangan Beno reflek menampar lengan Jaka. Namun justru Jaka malah tersenyum ngakak.

"Guyon bro..guyonn," Jaka menjulurkan lidah.

"Huekkk.." mendadak Fikri menjadi mual kembali.

"Lu mabuk laut lagi?. Ini kan didarat!" tanya Angga.

"Gue kayaknya hamil deh.." jawaban spontan Fikri yang spontan pula mengundang derai tawa dari semua orang. Kecerdasan Fikri mampu melihat situasi tatkala semua orang butuh penyegaran.

"Hamil anak naga ato hamil anak tokek lu hahaha??" tanya Beno terbahak.

"Lu peka dikit napa broh. Gue kecium bau ketek lu tuh ampe mual. Bau comberan campur terasi gua rasa!" Fikri pura-pura membalas sewot. Aksi drama Fikri benar-benar penuh totalitas.

"Eh Jaka mana?" teriak Sisi yang baru sadar ketika tidak mendapati Jaka ikut tertawa bersama mereka.

"Hehehe.." Beno hanya tersenyum tengil sambil menunjuk Jaka yang pingsan tepat dibawah ketiak Beno.

***

Terpopuler

Comments

Silvia N.

Silvia N.

go

2022-07-12

0

Shakila Rassya Azahra

Shakila Rassya Azahra

biarpun terdampar tapi aga ada takut²nya yg ada ngakak terus 😂😂😂😂

2022-05-31

0

Bidadarinya Sajum Esbelfik

Bidadarinya Sajum Esbelfik

😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂terdampar tapi happy brooo

2021-12-25

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Prolog (Sebuah Undangan)
2 Episode 2 : Capcus OTW
3 Episode 3 : Pulau Biwian
4 Episode 4 : Surprise
5 Episode 5 : Sekoci
6 Episode 6 : Peluang
7 Episode 7 : Lost Contact
8 Episode 8 : Satu
9 Episode 9 : Lingua
10 Episode 10 : Berbahaya
11 Episode 11 : Yang penting makan
12 Episode 12 : SOS
13 Episode 13 : Gubuk Kayu
14 Episode 14 : Pengumuman
15 Episode 15 : Malam pertama
16 Episode 16 : Dari hati ke hati
17 Episode 17 : Gule
18 Episode 18 : Makan ga makan asal kumpul
19 Episode 19 : Badai
20 Episode 20 : Bukit kecil
21 Episode 21 : Diserang
22 Episode 22 : Gubuk ditepi air terjun
23 Episode 23 : Harmoni yang indah
24 Episode 24 : Pemuja rahasia
25 Episode 25 : Pengumuman 2
26 Episode 26 : Mereka dimana?
27 Episode 27 : 3 Lawan 1
28 Episode 28 : Disekap
29 Episode 29 : Menang atau mati
30 Episode 30 : Masalah baru
31 Episode 31 : Putri CEO
32 Episode 32 : Tak sadarkan diri
33 Episode 33 : Find them !!
34 Episode 34 : Scorpions Attack
35 Episode 35 : Bala bantuan
36 Episode 36 : Misi Penyelamatan
37 Episode 37 : Ow ow kamu ketahuan
38 Episode 38 : Bahaya terus mengancam (Kekalahan Angga)
39 Episode 39 : Bangunlah
40 Episode 40 : Kesulitan semakin besar
41 Episode 41 : Airmata
42 Episode 42 : Dua Kubu
43 Episode 43 : Kait hati
44 Episode 44 : Tanda bahaya
45 Episode 45 : Terdesak
46 Episode 46 : Pertempuran sengit
47 Episode 47 : Sang Romeo
48 Episode 48 : Eureka!
49 Episode 49 : Sisi lain
50 Episode 50 : Pengumuman 3
51 Episode 51 : Tim penyelamat
52 Episode 52 : Welcome home
53 Episode 53 : Kuberi satu permintaan
54 Episode 54 : Refreshments
55 Episode 55 : Kuberi satu kesempatan
56 Episode 56 : Serangan Pablo
57 Episode 57 : Singa rumahan
58 Episode 58 : Sayap-sayap patah
59 Episode 59 : TPS (Tim Penyelamat Sonia)
60 Episode 60 : Save Sonia
61 Episode 61 : Mungkin hari ini, esok, atau nanti
62 Episode 62 : Angga mati?
63 Episode 63 : Pelengkap (Q&A)
64 Episode 64 : Selamat jalan, Angga!
65 Episode 65 : Saat bahagia
66 Episode 66 : Pengumuman 4
67 Episode 67 : Back to campus
68 Episode 68 : Kembali Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO
69 Episode 69 : Jajak pendapat singkat
70 Episode 70 : Berpisah itu mudah!
71 Info
72 Karya baru
73 Satu lagi
74 Latest news
75 Mahadewi
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Episode 1 : Prolog (Sebuah Undangan)
2
Episode 2 : Capcus OTW
3
Episode 3 : Pulau Biwian
4
Episode 4 : Surprise
5
Episode 5 : Sekoci
6
Episode 6 : Peluang
7
Episode 7 : Lost Contact
8
Episode 8 : Satu
9
Episode 9 : Lingua
10
Episode 10 : Berbahaya
11
Episode 11 : Yang penting makan
12
Episode 12 : SOS
13
Episode 13 : Gubuk Kayu
14
Episode 14 : Pengumuman
15
Episode 15 : Malam pertama
16
Episode 16 : Dari hati ke hati
17
Episode 17 : Gule
18
Episode 18 : Makan ga makan asal kumpul
19
Episode 19 : Badai
20
Episode 20 : Bukit kecil
21
Episode 21 : Diserang
22
Episode 22 : Gubuk ditepi air terjun
23
Episode 23 : Harmoni yang indah
24
Episode 24 : Pemuja rahasia
25
Episode 25 : Pengumuman 2
26
Episode 26 : Mereka dimana?
27
Episode 27 : 3 Lawan 1
28
Episode 28 : Disekap
29
Episode 29 : Menang atau mati
30
Episode 30 : Masalah baru
31
Episode 31 : Putri CEO
32
Episode 32 : Tak sadarkan diri
33
Episode 33 : Find them !!
34
Episode 34 : Scorpions Attack
35
Episode 35 : Bala bantuan
36
Episode 36 : Misi Penyelamatan
37
Episode 37 : Ow ow kamu ketahuan
38
Episode 38 : Bahaya terus mengancam (Kekalahan Angga)
39
Episode 39 : Bangunlah
40
Episode 40 : Kesulitan semakin besar
41
Episode 41 : Airmata
42
Episode 42 : Dua Kubu
43
Episode 43 : Kait hati
44
Episode 44 : Tanda bahaya
45
Episode 45 : Terdesak
46
Episode 46 : Pertempuran sengit
47
Episode 47 : Sang Romeo
48
Episode 48 : Eureka!
49
Episode 49 : Sisi lain
50
Episode 50 : Pengumuman 3
51
Episode 51 : Tim penyelamat
52
Episode 52 : Welcome home
53
Episode 53 : Kuberi satu permintaan
54
Episode 54 : Refreshments
55
Episode 55 : Kuberi satu kesempatan
56
Episode 56 : Serangan Pablo
57
Episode 57 : Singa rumahan
58
Episode 58 : Sayap-sayap patah
59
Episode 59 : TPS (Tim Penyelamat Sonia)
60
Episode 60 : Save Sonia
61
Episode 61 : Mungkin hari ini, esok, atau nanti
62
Episode 62 : Angga mati?
63
Episode 63 : Pelengkap (Q&A)
64
Episode 64 : Selamat jalan, Angga!
65
Episode 65 : Saat bahagia
66
Episode 66 : Pengumuman 4
67
Episode 67 : Back to campus
68
Episode 68 : Kembali Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO
69
Episode 69 : Jajak pendapat singkat
70
Episode 70 : Berpisah itu mudah!
71
Info
72
Karya baru
73
Satu lagi
74
Latest news
75
Mahadewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!