Waktu kurang beberapa jam lagi menuju senja. Yang menjadi masalah adalah mereka belum memiliki gubuk kayu untuk tempat tinggal dan tidur malam itu. Oleh karena itu, mereka perlu bersegera membuat gubuk kayu sesuai instruksi Angga. Di tanah lapang yang sedianya nanti akan digunakan sebagai tempat pembangunan gubuk kayu, mereka berdiskusi dan membagi tugas.
"Meski gubuk yang akan kita bangun nanti tidak berukuran terlalu luas tapi tetap saja kita memerlukan banyak batu, kayu, ranting, jerami kering, rumput kering, tanaman menjalar sebagai pengganti tali, dan lain sebagainya." Ucap Angga membuka diskusi persiapan pembangunan gubuk.
Sebenarnya tidak layak juga jika bangunan yang mereka buat disebut sebagai gubuk kayu. Nyatanya mereka hanya membuat sebuah tempat tinggal sementara dan lebih layak jika disebut sebagai rumah pohon yang sangat sederhana dan alakadarnya.
"Kita akan bekerja sangat keras dan cepat kali ini. Saya, Beno, dan Jaka, akan mencari batu dengan berbagai ukuran. Batu akan kita gunakan sebagai pengganti pondasi dan juga berfungsi sebagai kolom di setiap sudut bangunan. Pak Bagas, Fikri, dan Pak herson akan mencari kayu dengan berbagai ukuran juga. Kayu akan kita gunakan sebagai dinding utama. Sedangkan Naya, Rena, dan Sisi bertugas mencari jerami kering, rumput kering, akar tanaman atau tanaman merambat lainnya yang sekiranya bisa kita gunakan sebagai tali pengganti. Saya ingatkan untuk bergerak atau mencari barang yang kita perlukan tersebut di sekitar tempat ini saja, jangan bergerak terlalu jauh dari tempat ini karena akan sangat berbahaya." Lanjut Angga secepatnya memberikan instruksi mengingat waktu menuju petang semakin dekat.
"Untuk mbak Lita dan Bu Mayang. Anda berdua tetap berada di sini untuk menjaga perbekalan dan daging rusa yang kita miliki agar tidak diambil oleh binatang liar lainnya," pungkas Angga sebelum kemudian bergerak cepat bersama tim kecilnya untuk segera mencari batu. Sejurus kemudian tim pencari jerami kering dan tim pencari kayu juga berangkat meninggalkan tempat tersebut.
Tak jauh dari tempat mereka saat ini, terdapat banyak bebatuan dalam berbagai ukuran. Angga dan beberapa temannya cukup terbantu dengan posisi batu tersebut karena mengingat jika terlalu jauh maka juga akan berat untuk mengangkat batu-batu yang ada. Yang tentu saja juga akan memakan waktu lebih lama.
Batu-batu dengan berbagai ukuran dikumpulkan oleh tim Angga yang kemudian secara berkala diangkut beberapa kali menuju tempat dimana mereka akan membangun gubuk kayu. Baik Jaka maupun Beno bekerja dengan sangat semangat dan tanpa mengeluh.
"Batu yang berukuran besar akan kita gunakan sebagai bahan pondasi. Batu yang berukuran sedang akan kita gunakan sebagai pengganti sloff. Dan batu yang lebih kecil dari keduanya akan kita fungsikan sebagai pengganti kolom," terang Angga menjelaskan kepada kedua temannya.
"Wah lu keren juga ya bro. Udah ngerti beladiri, tahu juga cara membangun rumah. Salut buat lu bro.." puji Jaka kepada Angga.
"Ah lu bro salut salut mulu dari tadi. Gak punya kosakata lain lu?" Ledek Beno terkekeh.
"Bodo amat dah. Usil aja lu sama urusan orang! " balas Jaka.
Tak terasa sudah hampir 1 jam tim Angga mengumpulkan batu dan membawanya menuju ke tempat pembangunan gubuk kayu. Tim lain juga terlihat mulai rampung menyelesaikan tugasnya masing-masing.
Tak menunda waktu, mereka berlanjutnya pada tahap pembangunan. Mereka tidak butuh hasil yang bagus dan rapi karena mereka tidak sedang memerlukan tempat tinggal permanen.
Bebatuan besar ditata berjajar memenuhi area yang nantinya akan berfungsi sebagai landasan atau pondasi. Rencana pembuatan kolom ditiadakan karena cukup riskan menumpuk batu sedemikian rupa tanpa adanya perekat. Disitulah fungsi semen dibutuhkan. Tumpukan batu nantinya akan membahayakan jika terkena angin kencang atau terdorong binatang buas.
Sebagai gantinya, batang kayu yang paling besar menggantikan posisi kolom. Batang itu ditancapkan ditanah, diantara bebatuan pondasi. Kemudian diatasnya dijepit kedua sisinya menggunakan sloff dari bebatuan. Kayu kolom berdiri tegak seolah tiang penyangga.
Batang yang lebih kecil diatur secara horizontal dan ditumpuk hingga keatas bangunan. Masing-masing ujungnya diikat ke bagian kolom.
Pada bagian puncak dibuat ring kayu dengan posisi dua sejajar mengapit kolom. Sampai disini bangunan sudah berdiri hingga puncak dinding. Tersisa bagian rangka atap dan atap itu sendiri.
"Akhirnya, kelar juga kerja keras kita.." Jaka tersenyum puas memandang gubuk kayu yang telah selesai mereka kerjakan dalam kurun waktu 3 jam. Angga melihat jam tangannya dan waktu menunjukkan pukul 5 sore.
"Waktu segera malam. Tim wanita silahkan bersiap mandi ke sumber air pantai. Saya dan Beno akan mengawal kalian. Pak Bagas dan Fikri tetaplah disini bersama Jaka serta Pak Herson untuk menjaga gubuk sambil menunggu giliran mandi berikutnya," Angga mengatur.
"Sambil menunggu, kalian bisa mengisi waktu dengan menyalakan api didepan gubuk. Biarkan nanti tim wanita yang akan memanaskan daging untuk makan malam kita," sambung Angga.
"Gue harap lu ga mengambil kesempatan mengintip kita-kita mandi dengan berpura-pura menjaga," sorot mata Rena seperti sedang menaruh kecurigaan.
"Come on, kita ini teman kuliah. Dan aku tak ingin menanggung malu dikemudian hari karena melakukan itu," tandas Angga sedikit jengkel atas ucapan Rena.
"Berarti itu tidak berlaku bagiku dan Lita yang bukan teman kuliahmu!" desis Mayang seolah mengamini kecurigaan Rena.
"Ibu mikir apa sih?. Terlebih kalian berdua. Kalian adalah keluarga dari orang-orang yang saya hormati. Bagaimana saja bisa bertindak kurang ajar terhadap kalian?, coba tolong kalian jelaskan!" mata Angga menatap tajam.
"Atau kalian ingin aku kembali ke markas saja dan tak peduli pada kalian jika dimangsa binatang buas?" tawar Angga dan bahkan ia sudah berbalik badan menghadap jalan yang tadi mereka lalui.
"Baiknya tidak memperpanjang masalah ini. Aku yakin Angga pria baik. Tolong jangan berburuk sangka terhadapnya," Lita menengahi. Ada tatapan teduh dari sorot matanya.
"Lu parah deh, Ren. Bisa-bisau curiga sama Angga. Kurang baik apa Angga kepada kalian?. Bahkan dia rela mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan gue dari serangan kobra," disatu sisi Naya merasa ingin mengguguli pembelaan Lita atas Angga. Disisi lain ia juga memiliki perasaan tak rela jika idolanya mengalami intimidasi seperti itu.
"Cieeh..dibelain bininya," Rena tersenyum senang. Dia memang sengaja memancing diair keruh demi memancing respon Naya. Dan cara itu sukses.
"Ish.. apaan sih lu, Ren!" wajah Naya menyemu merah, dan itu cukup mewakili sebagai bukti.
"Oh, jadi begitu hahaha.. "ucap dulu Mayang setelah mengetahui akal-akalan Rena. Keakraban sudah tercipta diantara Mayang dan anggota tim lainnya sejak ia melakukan 'pengakuan dosa'.
Angga yang menjadi pusat perhatian nampak tersenyum malu-malu. Bagaimanapun juga ia masih hijau dalam hal percintaan. Terlebih, Naya adalah seorang dewi kampus. Meski ada rasa, namun Angga tak pernah sedikitpun bermimpi untuk bisa bersanding dengan sang dewi.
Para wanita tak membutuhkan waktu lama untuk mandi. Mereka teringat bahwa tim pria belum ada satupun yang mandi sedangkan hari mulai gelap. Dengan cepat mereka bergegas kembali ke markas.
Dalam keremangan senja, beberapa meter sebelum markas. Mereka dikejutkan oleh suara gemerisik di semak-semak.
Roaar!!
Tak lama berselang muncul sebuah auman dari semak tersebut. Para wanita panik dan berteriak histeris. Angga segera memasang kuda-kuda, bersiap dengan pedangnya terhunus.
"Kikikikik.." suara kembali terdengar dari semak, namun kali ini bernada berbeda.
"Hahahaha.." semakin lama suara tersebut berubah menjadi tawa lalu muncul Jaka dari balik semak.
"Bangsad lu, kampret!!" Angga membentak marah.
Kelima wanita bergegas menghambur kearah Jaka. Masing-masing memberikan hadiah terbaik untuk Jaka. Ada yang menjewer, meninju, mencakar, menampar, bahkan ada yang menggigit lengan Jaka saking jengkelnya.
"Bro..bro, tolongin gue. Gue dianiaya..Ampuun!!" Jaka berteriak minta tolong kepada Angga, namun Angga tak peduli dan tetap berlalu menuju gubuk yang tinggal beberapa langkah lagi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Lia Yulia
habis kamu Jak di keroyok para wanita😂😂salah sendiri jail banget jd orang🤭
2022-07-18
1
Shakila Rassya Azahra
jaka memang pantas di gebukin soalnya udah jail dia 🤔😁😁😁😁
2022-05-31
1
KINOSANN
ngakak banget bacanya 😂 semangat up terus thor 💪
2021-11-01
1