Episode 6 : Peluang

Malam semakin larut. Angin terasa semakin dingin berhembus menembus tulang. Tapi untungnya tak ada tanda-tanda akan terjadi badai. Langit cukup cerah dengan kerlip bintang gemintang. Ombak laut juga bergerak teratur tanpa ada gerakan frontal yang mencolok. Setidaknya malam ini mereka cukup aman dari ancaman keganasan laut.

"Aduh laper banget nih. Mana tadi mereka nyerang pas mau masuk jam makan malam juga. Kacau.." keluh Jaka.

"Udah lu jangan ngeluh mulu. Semua juga laper, Dodol!. Emang lu ga malu apa, ciwi-ciwi aja pada diem ga ngeluh meski laper. Eh elu yang badan gegap gempita malah ngeluh aja bisanya," Beno sepertinya selalu ada untuk menanggapi setiap perkataan Jaka. Hampir saja mereka dinobatkan oleh Angga menjadi pasangan paling klop kampus tahun ini jika saja kondisi tidak dalam posisi darurat di tengah lautan.

"Justru itu broh. Semakin gede badan, semakin banyak kebutuhan asupan gizinya.." balas Jaka membela diri.

"Eh lu pada, irit ngomong kek. Sayang energi lu terbuang percuma. Kondisi laper jika lu semakin banyak omong, banyak gaya, bakal semakin laper lu. Tau ga!" lerai Angga melihat perseteruan dua sejoli tak tau diri tersebut.

"Mau tidak mau, suka tidak suka. Terpaksa malam ini kita menahan lapar dulu. Entah sampai berapa lama. Besokpun juga belum tentu kita bisa makan. Sebaiknya kalian cepat tidur untuk mengalihkan konsentrasi lapar. Tetap teruslah berdoa agar kita segera selamat dan bisa makan." Ucap Angga lagi.

"Kalian tidurlah. Hemat tenaga kalian. Aku akan tetap terjaga untuk melihat situasi dan keamanan," kembali Angga berucap.

"Aku akan menemanimu," ucap Naya lembut. Angga hanya menjawab dengan sedikit senyum simpul.

Satu demi satu mereka tumbang diserang rasa kantuk yang kian menjalar. Rasa letih dan lapar juga berpengaruh pada minimnya gerakan dan ucapan. Dalam kondisi diam tanpa aktivitas, hal yang paling dekat dengan itu adalah mengantuk. Terbukti pada mereka saat ini.

"Aku tak tahu harus ngomong apa ke kamu," Naya memulai pembicaraan saat hanya tersisa dia dan juga Angga yang masih terjaga.

"Kondisi mencekam dan darurat seperti ini tentu terasa sangat sulit bagimu yang biasanya hidup dalam segala kemudahan serta kemewahan," timpal Angga seolah memberi ide bahasan kepada Naya.

"Itu jika dilihat dari luar. Orang hanya melihat dari pakaian yang kukenakan, mobil yang kugunakan, tingginya jabatan dari ayahku, dan segala simbol kemewahan lainnya. Sejatinya, aku tak jauh beda dengan wanita pada umumnya. Aku terbiasa untuk tidak ongkang-ongkang kaki dan semua keperluan dilayani oleh pembantu. Dirumah, aku memasak bersama mereka. Aku menitikkan airmata saat mengupas bawang bersama mereka. Aku menjadwalkan diriku sendiri untuk ikut membantu merawat tanaman ditaman rumah, mencuci piring, membersihkan kamar mandi, hingga membersihkan kolam renang. Masih banyak hal lain yang aku kerjakan agar aku terbiasa menjadi manusia normal, terlepas bagaimana posisi dan kondisi kekayaan keluargaku," ungkap Naya panjang lebar.

"Hmm..maaf, bukan maksudku tadi memandang sebelah mata. Ini hanya demi mendapatkan konten, eh salah.. demi mendapatkan bahan obrolan saja," Angga jadi merasa serba salah karena seolah ia menuduh Naya seperti layaknya wanita kaya raya yang tinggi hati.

"Haha..aku tak akan berpikir sepicik itu.." Naya tersenyum kecil.

"Semua ini seperti mimpi, Ngga. Bukan tentang kejadian ini. Tapi tentang kita. Dikampus kita ini tak pernah akrab sedikitpun lho. Hampir saja seperti orang yang tidak saling mengenal. Bahkan hingga hampir diujung kelulusan kita. Tapi semuanya berubah begitu cepat dan tak terduga. Siapa sangka kita bisa ngobrol berdua seperti ini?" lanjut Naya dengan tatapan menerawang jauh kedepan.

"Itulah hidup. Dinamikanya beragam. Aku juga ga pernah menyangka. Jujur aku sempat merasa minder untuk berteman denganmu. Dan ketika ratusan bahkan ribuan pria diluar sana berlomba untuk bisa mendekatimu, aku malah dengan mudahnya bisa duduk berdua dan ngobrol denganmu disini," sambut Angga sependapat. Keduanya tersenyum.

"Eh iya lupa, Nay.." tiba-tiba Angga sedikit meninggi intonasi suaranya.

"Apah?" wajah cantik Naya menoleh, rambutnya berkibar diterpa angin. Kelembutan suaranya dengan sedikit nuansa manja-manja menggemaskan ditambah dengan gestur tubuh dan kecantikan yang minim tandingan membuat hati Angga seketika seperti terlepas dari dada.

"Ehhm.. happ mmh," Angga masih melongo.

"Woy, kenapa kamu, Ngga?. Mendadak jadi gagap gitu.." tegur Naya. Angga segera tersentak dari keterpanaannya.

"Ooh tadi..kenapa?" tanya Angga linglung.

"Kok malah kamu yang bingung gitu sih ahh. Kan tadi kamu yang mau tanya sesuatu?!" Naya merajuk. Ada nuansa manja-manja menggemaskan disana, haha.

"Oh.. eh sori. Haha,"

"Tadi mau tanya apa ya? Hmm,"

"Oh iya baru inget.."

"Itu si Pablo. Kamu kenal?" tanya Angga setelah mampu menenangkan diri.

"Oh dia. Dia anjingnya tetangga," jawab Naya.

"Serius??" Angga kaget.

"Haha..enggaakk. Canda om, hehe" Naya tertawa riang.

"Yeee..om dia bilang," Angga tak terima.

"Haha..lagian, kamu sih. Udah enak-enak ngobrol. Pake acara linglung segala!" semprot Naya berpura-pura sewot.

"Hehe.. iya sori. Habisnya kamu..."

"Kamu apa??"

"Anu..."

"Anu apaan seh ah??"

"Itu tuhh!!"

"Ah Kajol. Kagak Jolas!!"

"Cantik." Naya tersipu. Angga juga tersipu. Keduanya akhirnya nyungsep di lautan. Cerita selesai.

***

Haha. Ini cerita model bagaimana sih, Author??!. Heran deh.

Oke lah lanjut.

"Ishh pujian tidak tepat guna. Sori aku ga tersanjung," jawab Naya songong. Padahal pipinya yang memerah tak akan pernah berbohong.

"Udah ah. Malah melebar kemana-mana. Sampai-sampai langsung ditamatin sama Author wkwkwk. Nay, Pablo Nay..siapa dia??" Angga mulai bisa melebur untuk lebih luwes berinteraksi dengan Naya. Haha..ini berkat jasa Author tentunya. Tanpa ancaman tamat prematur, Angga tak akan tergerak hatinya.

"Pablo itu sebenarnya adalah saingan bisnis Papaku. Dia CEO dari perusahaan lain yang selalu saja kalah bersaing dengan perusahaan Papa. Beberapa kali ia sempat ingin menjatuhkan nama baik perusahaan kami dengan cara yang kotor. Pernah ia menyelundupkan bahan lain untuk merusak kualitas produk kami. Pernah juga dia hampir membunuh Papaku melalui skenario kecelakaan. Namun sayangnya usaha apapun yang ia lakukan tak membuahkan hasil. Hanya saja aku ga nyangka kalau ia akan melakukan cara sekeji ini untuk menjatuhkan Papa. Kok ya bisa-bisanya sekarang merambah mengusik keluarga kami. Tujuannya sangat jelas, merebut perusahaan dan menguasai apa yang selama ini dijalankan Papa. Tidak menutup kemungkinan Pablo juga bisa jadi menginginkanku. Karena sejauh ini kami mengenalnya selain pelaku kotor dalam bisnis, juga sebagai pria hidung belang yang suka merusak masa depan gadis-gadis muda demi memenuhi ***** bejatnya," Naya mengungkapkan siapa sebenarnya orang yang dipertanyakan oleh Angga.

"Wah serem juga ya. Sudah tergolong tindak kriminal kelas kakap kalau seperti itu caranya. Eh tapi, selama ini apa Papa kamu tidak pernah memiliki tim pengawal sejenis bodyguard gitu untuk membantu melindungi keluarga kalian?" Angga menanggapi dengan antusias.

"Ya begitulah. Pablo sudah bisa dibilang penjahat dengan melihat tidak kejahatan yang telah ia lakukan. Kalau soal pengawal, ada sih orang-orang setia yang menjaga Papa. Tapi ya gitu, ga pinter-pinter amat menurutku. Aku khawatir jika benar-benar terjadi penyerangan secara terang-terangan, mungkin kubu Papa akan kalah telak," imbuh Naya prihatin.

"Apa pihak yang berwajib belum turun tangan sejauh ini?" Angga masih saja penasaran.

"Justru jika dia sudah berani melakukan kejahatan secara terang-terangan seperti ini, akan lebih mempermudah proses hukum ditegakkan. Sejauh ini kan dia hanya main kotor dibelakang layar. Cara kotornya selama ini hanya dari informasi tim investigasi internal Papa. Belum cukup bukti untuk menjeratnya ke meja hijau.." lanjut Naya.

Kehidupan kalangan atas yang cukup pelik. Tapi yang namanya kejahatan, bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang tingkat kemapanan. Dan kebetulan saat ini keluarga Naya yang menjadi korbannya. Dalam hati Angga merasa ingin membantu. Namun ia tak cukup pengetahuan tentang perusahaan untuk bisa membantu.

***

Malam merambah dini hari. Angga dan Naya yang sebelumnya masih terjaga, akhirnya diserang kantuk yang tak tertahankan. Tanpa sadar mereka tertidur bersama semua orang hingga pagi menjelang.

"Bro..bangun bro," goncangan tangan Beno berhasil membangunkan Angga.

"Apa sih?" Angga mengerjapkan mata.

"Lihat tuh didepan," ucap Beno lagi. Angga segera duduk dan melihat kearah yang ditunjukkan Beno. Sontak Angga tercengang. Didepan mereka terpampang sebuah pulau kecil.

"Wahh...yihaaa," teriak Angga girang. Angga menemukan peluang untuk mempertahankan hidup. Sebuah pulau kecil yang sepertinya kosong tanpa penghuni.

Satu per satu akhirnya terbangun demi mendengar teriakan Angga. Sama seperti Angga dan Beno, semua kaget.

"Horee..gue bisa makan juga akhirnya..hahaha," Jaka tertawa riang.

Sebuah harapan baru, jalan hidup baru, kenyataan baru, yang akan menjadi satu bagian dalam perjalanan hidup Angga dan sepuluh orang lainnya.

...

Kehidupan,

Laksana air mengalir,

Mengisi ruang,

Memenuhi setiap sisi.

Terjal itu pasti,

Mimpi indah adalah imajinasi,

Berjuang,

Meraih asa,

Wujudkan mimpi jadi nyata.

Liku adalah jalan,

Menempa,

Mematangkan diri,

Menyongsong hari,

Esok pagi.

Dinamika,

Pasang surut,

Hiruk pikuk,

Romansa,

Seribu kisah menyatu,

Merilis masa depan penuh makna.

***

Terpopuler

Comments

Lia Yulia

Lia Yulia

kok pada nyungsep sih kak😅

2022-07-17

1

Shakila Rassya Azahra

Shakila Rassya Azahra

bagus ceritanya 😘😘😘

2022-05-31

0

MonSop

MonSop

Keren kak kata2 akhirnya
langsung q kasih like + favorid
kalau berkenan mampir jg ya di novelku salam dari Just more time

2021-10-31

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Prolog (Sebuah Undangan)
2 Episode 2 : Capcus OTW
3 Episode 3 : Pulau Biwian
4 Episode 4 : Surprise
5 Episode 5 : Sekoci
6 Episode 6 : Peluang
7 Episode 7 : Lost Contact
8 Episode 8 : Satu
9 Episode 9 : Lingua
10 Episode 10 : Berbahaya
11 Episode 11 : Yang penting makan
12 Episode 12 : SOS
13 Episode 13 : Gubuk Kayu
14 Episode 14 : Pengumuman
15 Episode 15 : Malam pertama
16 Episode 16 : Dari hati ke hati
17 Episode 17 : Gule
18 Episode 18 : Makan ga makan asal kumpul
19 Episode 19 : Badai
20 Episode 20 : Bukit kecil
21 Episode 21 : Diserang
22 Episode 22 : Gubuk ditepi air terjun
23 Episode 23 : Harmoni yang indah
24 Episode 24 : Pemuja rahasia
25 Episode 25 : Pengumuman 2
26 Episode 26 : Mereka dimana?
27 Episode 27 : 3 Lawan 1
28 Episode 28 : Disekap
29 Episode 29 : Menang atau mati
30 Episode 30 : Masalah baru
31 Episode 31 : Putri CEO
32 Episode 32 : Tak sadarkan diri
33 Episode 33 : Find them !!
34 Episode 34 : Scorpions Attack
35 Episode 35 : Bala bantuan
36 Episode 36 : Misi Penyelamatan
37 Episode 37 : Ow ow kamu ketahuan
38 Episode 38 : Bahaya terus mengancam (Kekalahan Angga)
39 Episode 39 : Bangunlah
40 Episode 40 : Kesulitan semakin besar
41 Episode 41 : Airmata
42 Episode 42 : Dua Kubu
43 Episode 43 : Kait hati
44 Episode 44 : Tanda bahaya
45 Episode 45 : Terdesak
46 Episode 46 : Pertempuran sengit
47 Episode 47 : Sang Romeo
48 Episode 48 : Eureka!
49 Episode 49 : Sisi lain
50 Episode 50 : Pengumuman 3
51 Episode 51 : Tim penyelamat
52 Episode 52 : Welcome home
53 Episode 53 : Kuberi satu permintaan
54 Episode 54 : Refreshments
55 Episode 55 : Kuberi satu kesempatan
56 Episode 56 : Serangan Pablo
57 Episode 57 : Singa rumahan
58 Episode 58 : Sayap-sayap patah
59 Episode 59 : TPS (Tim Penyelamat Sonia)
60 Episode 60 : Save Sonia
61 Episode 61 : Mungkin hari ini, esok, atau nanti
62 Episode 62 : Angga mati?
63 Episode 63 : Pelengkap (Q&A)
64 Episode 64 : Selamat jalan, Angga!
65 Episode 65 : Saat bahagia
66 Episode 66 : Pengumuman 4
67 Episode 67 : Back to campus
68 Episode 68 : Kembali Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO
69 Episode 69 : Jajak pendapat singkat
70 Episode 70 : Berpisah itu mudah!
71 Info
72 Karya baru
73 Satu lagi
74 Latest news
75 Mahadewi
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Episode 1 : Prolog (Sebuah Undangan)
2
Episode 2 : Capcus OTW
3
Episode 3 : Pulau Biwian
4
Episode 4 : Surprise
5
Episode 5 : Sekoci
6
Episode 6 : Peluang
7
Episode 7 : Lost Contact
8
Episode 8 : Satu
9
Episode 9 : Lingua
10
Episode 10 : Berbahaya
11
Episode 11 : Yang penting makan
12
Episode 12 : SOS
13
Episode 13 : Gubuk Kayu
14
Episode 14 : Pengumuman
15
Episode 15 : Malam pertama
16
Episode 16 : Dari hati ke hati
17
Episode 17 : Gule
18
Episode 18 : Makan ga makan asal kumpul
19
Episode 19 : Badai
20
Episode 20 : Bukit kecil
21
Episode 21 : Diserang
22
Episode 22 : Gubuk ditepi air terjun
23
Episode 23 : Harmoni yang indah
24
Episode 24 : Pemuja rahasia
25
Episode 25 : Pengumuman 2
26
Episode 26 : Mereka dimana?
27
Episode 27 : 3 Lawan 1
28
Episode 28 : Disekap
29
Episode 29 : Menang atau mati
30
Episode 30 : Masalah baru
31
Episode 31 : Putri CEO
32
Episode 32 : Tak sadarkan diri
33
Episode 33 : Find them !!
34
Episode 34 : Scorpions Attack
35
Episode 35 : Bala bantuan
36
Episode 36 : Misi Penyelamatan
37
Episode 37 : Ow ow kamu ketahuan
38
Episode 38 : Bahaya terus mengancam (Kekalahan Angga)
39
Episode 39 : Bangunlah
40
Episode 40 : Kesulitan semakin besar
41
Episode 41 : Airmata
42
Episode 42 : Dua Kubu
43
Episode 43 : Kait hati
44
Episode 44 : Tanda bahaya
45
Episode 45 : Terdesak
46
Episode 46 : Pertempuran sengit
47
Episode 47 : Sang Romeo
48
Episode 48 : Eureka!
49
Episode 49 : Sisi lain
50
Episode 50 : Pengumuman 3
51
Episode 51 : Tim penyelamat
52
Episode 52 : Welcome home
53
Episode 53 : Kuberi satu permintaan
54
Episode 54 : Refreshments
55
Episode 55 : Kuberi satu kesempatan
56
Episode 56 : Serangan Pablo
57
Episode 57 : Singa rumahan
58
Episode 58 : Sayap-sayap patah
59
Episode 59 : TPS (Tim Penyelamat Sonia)
60
Episode 60 : Save Sonia
61
Episode 61 : Mungkin hari ini, esok, atau nanti
62
Episode 62 : Angga mati?
63
Episode 63 : Pelengkap (Q&A)
64
Episode 64 : Selamat jalan, Angga!
65
Episode 65 : Saat bahagia
66
Episode 66 : Pengumuman 4
67
Episode 67 : Back to campus
68
Episode 68 : Kembali Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO
69
Episode 69 : Jajak pendapat singkat
70
Episode 70 : Berpisah itu mudah!
71
Info
72
Karya baru
73
Satu lagi
74
Latest news
75
Mahadewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!