Episode 10 : Berbahaya

Tim Pak Bagas yang bertugas mencari ranting juga bergerak memasuki hutan beberapa menit setelah tim Angga berangkat. Bersama Pak Bagas ada Jaka dan Sisi.

"Sis, lihat deh ini." Jaka menunjukkan sebuah gelang anyam yang melingkar di tangannya.

"Ini gue beli bulan lalu di Mariobolo. Keren yah," Jaka memutar pergelangannya dengan bangga.

"Iih iya bagus loh. Lu mo pamer aja nih. Ah bikin pengen aja lu," kagum Sisi.

"Lu mau?. Pake aja nih kalau mau mah," Jaka menawarkan.

"Lu bakal lebih cakep kalau pakai ini. Orang cantik mah pantes aja pakai apapun," lanjut Jaka sembari memuji.

"Seriusan? Uhh mau mauu," Sisi antusias. Jaka segera melepas gelang dari tangannya dan dengan lembut meraih tangan Sisi untuk kemudian memasangnya disana.

"Jarang-jarang nih bisa pegang tangan cewek cakep.." seloroh Jaka.

"Kamu mah, cari kesempitan aja.." ledek Sisi. Pak Bagas yang melihat interaksi antara kedua muda-mudi tersebut hanya tersenyum simpul. Ia sudah mengeyam banyak pengalaman sepanjang hidupnya. Modus sederhana seperti yang Jaka lakukan dengan mudah dapat terbaca olehnya.

"Kayaknya mas Jaka dan Mbak Sisi cocok deh jadi pasangan serasi," ungkap Pak Bagas memanas-manasi keduanya.

Demi mendengar ucapan Pak Bagas, serta merta Sisi menarik tangannya dari genggaman tangan Jaka. Untungnya gelang sudah selesai terpasang di pergelangan Sisi.

"Aku tuh ga bisaan kalau lihat cewek butuh sesuatu, Pak. Masa iya Sisi tertarik sama gelangku trus aku diem aja ga peduli!?" Jaka seolah memasang alibi. Pak Bagas semkin terkekeh melihat aksi Jaka.

"Makasih ya Jack. Lu baik banget dah," ucap Sisi. Untung saja tidak ada Beno atau Fikri disana. Jika sampai mereka tahu modus Jaka, habis tuh Jaka.

"Iya santuy.." jawab Jaka sok berwibawa.

"Eh tuh lihat ada pohon kering yang tumbang. Gede juga ya. Kita ambil kayu kering dari situ aja, Pak. Ada banyak tuh kelihatannya," Jaka menunjuk sebuah pohon tumbang yak jauh dari tempat mereka lewat.

Jaka berlari mendahului Sisi dan Pak Bagas untuk bergegas mengambil beberapa ranting kecil. Tak ada kewaspadaan sedikitpun darinya.

"Stop, Mas. Jangan bergerak!!. Mbak Sisi juga jangan bergerak.." teriak Pak Bagas sedikit panik. Diantara Jaka dan Sisi yang berjarak tak kurang dari tiga meter muncul seekor ular berukuran satu lengan pria dewasa. Panjangnya berkisar tiga meter.

Ular itu berwarna abu-abu gelap dengan kulit bersisik yang cukup mengkilap. Kepalanya yang menjalar ditanah terlihat menjulur ke kiri dan kanan seolah mengincar keberadaan Jaka dan Sisi. Nampaknya ular itu menggunakan bagian dalam batang pohon yang tumbang sebagai tempat berlindung. Ia kemudian merasa terusik dengan kehadiran Jaka yang tiba-tiba mematahkan sebatang ranting.

Jaka dan Sisi gemetar. Seumur-umur baru kali ini mereka bersinggungan secara langsung dengan seekor ular. Apalagi ular tersebut terbilang cukup besar bagi mereka yang belum pernah bertemu dengan ular selain melihat dari televisi atau kebun binatang.

"Sstt..jangan bergerak sedikitpun. Sedikit saja ada gerakan kecil akan memantik respon ular tersebut," instruksi Pak Bagas pada keduanya.

"Paakk..aku takut," wajah Sisi merebak risau. Airmata mulai menggenang dikedua pelupuk matanya.

Pak Bagas melangkah dengan sangat perlahan. Kondisi cukup berbahaya dan ia harus segera mengambil tindakan.

Pak Bagas bergerak cepat bersamaan dengan kepala ular yang menjalar kearah dimana Sisi berada.

Zlebb..

Tikaman belati menusuk tajam bagian tas kepala sang ular. Begitu kuatnya dorongan Pak Bagas hingga belati tersebut menembus kepala ular hingga menancap pada tanah dibawahnya. Ular menggelepar kesakitan. Ekornya bergerak kacau kesana dan kemari. Pak Bagas menekan lebih dalam tusukan belatinya hingga menacap kuat ditanah. Detik berikutnya Pak Bagas bergerak cepat menarik keras ekor ular sehingga kepala ular yang tertancap belati disana menjadi terbelah paksa. Ular menggelepar-gelepar meregang nyawa. Pak Bagas melempar begitu saja ular tersebut ke semak disekitarnya.

"Fiuhh..hampir saja," Jaka terduduk diatas rerumputan. Begitu pula Sisi. Rasa gemetar mereka masih belum sepenuhnya hilang.

"Wah Pak Bagas keren abis tadi tuh. Udah seperti pendekar pembunuh naga liatnya.." Jaka berdecak kagum.

"Iya, Asli top banget dah Pak Bagas," imbuh Sisi menimpali.

"Ayo jangan menunda waktu lagi sebelum datang bahaya berikutnya. Segera kita kumpulkan ranting dan kembali ke markas." perintah Pak Bagas tegas. Saat ini ia menfungsikan diri sebagai wakil dari Angga. Harus ada pucuk pimpinan di setiap kondisi tim sebagai ujung tombak dan pengambil keputusan.

Bergegas mereka bergerak cepat mengumpulkan ranting dan kayu kering. Mata Pak Bagas lebih waspada mengamati setiap titik yang mereka lalui, khawatir timbul bahaya seperti tadi.

"Kira-kira kita butuh berapa banyak ranting, Pak?" tanya Jaka sambil menyeka peluh dikeningnya. Meski terkadang Jaka suka mengeluh, namun dalam hal bekerja ia bukanlah seorang pemalas. Ia sadar jika tak memilih kemampuan beladiri, maka apa yang dimampu akan ia berikan.

"Sebanyak mungkin yang bisa kita bawa. Semakin banyak persediaan dimarkas semakin baik. Mengurangi kesibukan kita dimasa mendatang." Ucap Pak Bagas bijak. Bertiga mereka berhasil mengumpulkan 2 ikat besar dan 1 ikat kecil ranting.

"Pak, boleh ceritakan tentang Pak Bagas dan Mbak Lita?. Dia kok bisa sukses jadi CEO itu bagaimana ceritanya?," Jaka mencari bahan obrolan dalam perjalanan kembali menuju markas.

"Lita itu anak saya semata wayang. Ibunya sudah lama meninggal dunia. Saat itu usia Lita masih 6 tahun. Susah payah saya berjuang menjadi single parent untuk membesarkan Lita. Suatu ketika saya dan Lita yang sedang berboncengan naik motor tiba-tiba diserempet oleh sebuah mobil mewah. Untungnya pemilik mobil tersebut bertanggungjawab. Meski tak ada luka serius, tapi dia bersedia mengantar kami hingga ke rumah. Setelah mendengar bahwa Lita adalah anak yatim, dan melihat kondisi rumah kami yang ala kadarnya, dia tersentuh. Hari-hari berikutnya ia sering datang ke rumah kami hanya untuk mengirimkan sembako atau kadang juga uang. Suatu ketika si bapak yang akhirnya saya tahu bernama Pak Fadly mengungkapkan niatnya untuk menyekolahkan Lita hingga jenjang tertinggi. Tak berhenti sampai disitu, setelah lulus kuliah Lita diajak Pak Fadly untuk bekerja di perusahaannya. Istri Pak Fadly juga sama baiknya. Mereka tak memiliki anak dan merasa sayang kepada Lita. Dua tahun yang lalu Pak Fadly meninggal dunia. Namun yang mebuatykami tercengang, perusahaan itu dipercayakan kepada Lita untuk menggantikan posisi Pak Fadly sebagai CEO. Pesan Pak Fadly sebelum meninggal hanya meminta Lita merawat Bu Fadly dengan baik," panjang lebar Pak Bagas menceritakan kisah hidupnya bersama Lita.

"Wah, rejeki nomplok itu namanya Pak," Sisi berkomentar.

"Aku juga mau kalau dapet orangtua angkat seperti itu," sambut Jaka.

"Itulah perjalanan hidup, Mas. Tak ada yang tahu bagaimana nanti masa depan kita. Semua rahasia Ilahi. Bisa jadi kelak Mbak Sisi jadi jodohnya Mas Jaka. Ga ada yang tahu kan?" kembali Pak Bagas berkata. Namun kali ini diselingi dengan sedikit gurauan.

"Ish bapak, apaan sih," Sisi malu-malu kucing.

"Hahaha Pak Bagas ngasih contohnya terlalu spesifik. Saya kan jadi mauu.." Jaka bukannya malu-malu kucing, justru malu-maluin. Sekilas terlihat wajah Sisi melengos ke arah lain. Mungkin dia malu, atau bisa juga dia marah.

"Nah, tapi kenapa Pak Bagas masih saja menjadi penjaga sekolah?. Kan anaknya sudah kaya tuh.." tanya Jaka berusaha mengalihkan bahan obrolan agar Sisi tak tersinggung.

"Saya itu sudah terbiasa bekerja keras, Mas. Saya tidak suka diam dirumah tanpa melalui apa-apa. Dan lagi, tekad saya sejak dulu adalah tak ingin menjadi beban bagi anak saya selagi saya masih kuat untuk berusaha sendiri. Biarlah dia menikmati masanya dengan nyaman. Suatu ketika ia akan berada pada satu titik dimana harus berbakti kepada suami dan juga merawat saya yang tua renta. Untuk saat ini, biarkan dia bahagia." Pak Bagas menanggapi.

"Salut buat Pak Bagas. Semoga saya kelak juga bisa menjadi pria kebal banting seperti bapak," puji Jaka serius. Dari sudut mata Jaka terlihat Sisi tersenyum simpul setelah mendengar ucapan Jaka. Entah apa yang ada didalam pikiran Sisi.

***

Terpopuler

Comments

Lia Yulia

Lia Yulia

salut sama Pak Bagas👍

2022-07-18

1

~SB°

~SB°

Nyicil dulu ya kak...

2021-10-21

2

Albert91

Albert91

wow uler😱

2021-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Prolog (Sebuah Undangan)
2 Episode 2 : Capcus OTW
3 Episode 3 : Pulau Biwian
4 Episode 4 : Surprise
5 Episode 5 : Sekoci
6 Episode 6 : Peluang
7 Episode 7 : Lost Contact
8 Episode 8 : Satu
9 Episode 9 : Lingua
10 Episode 10 : Berbahaya
11 Episode 11 : Yang penting makan
12 Episode 12 : SOS
13 Episode 13 : Gubuk Kayu
14 Episode 14 : Pengumuman
15 Episode 15 : Malam pertama
16 Episode 16 : Dari hati ke hati
17 Episode 17 : Gule
18 Episode 18 : Makan ga makan asal kumpul
19 Episode 19 : Badai
20 Episode 20 : Bukit kecil
21 Episode 21 : Diserang
22 Episode 22 : Gubuk ditepi air terjun
23 Episode 23 : Harmoni yang indah
24 Episode 24 : Pemuja rahasia
25 Episode 25 : Pengumuman 2
26 Episode 26 : Mereka dimana?
27 Episode 27 : 3 Lawan 1
28 Episode 28 : Disekap
29 Episode 29 : Menang atau mati
30 Episode 30 : Masalah baru
31 Episode 31 : Putri CEO
32 Episode 32 : Tak sadarkan diri
33 Episode 33 : Find them !!
34 Episode 34 : Scorpions Attack
35 Episode 35 : Bala bantuan
36 Episode 36 : Misi Penyelamatan
37 Episode 37 : Ow ow kamu ketahuan
38 Episode 38 : Bahaya terus mengancam (Kekalahan Angga)
39 Episode 39 : Bangunlah
40 Episode 40 : Kesulitan semakin besar
41 Episode 41 : Airmata
42 Episode 42 : Dua Kubu
43 Episode 43 : Kait hati
44 Episode 44 : Tanda bahaya
45 Episode 45 : Terdesak
46 Episode 46 : Pertempuran sengit
47 Episode 47 : Sang Romeo
48 Episode 48 : Eureka!
49 Episode 49 : Sisi lain
50 Episode 50 : Pengumuman 3
51 Episode 51 : Tim penyelamat
52 Episode 52 : Welcome home
53 Episode 53 : Kuberi satu permintaan
54 Episode 54 : Refreshments
55 Episode 55 : Kuberi satu kesempatan
56 Episode 56 : Serangan Pablo
57 Episode 57 : Singa rumahan
58 Episode 58 : Sayap-sayap patah
59 Episode 59 : TPS (Tim Penyelamat Sonia)
60 Episode 60 : Save Sonia
61 Episode 61 : Mungkin hari ini, esok, atau nanti
62 Episode 62 : Angga mati?
63 Episode 63 : Pelengkap (Q&A)
64 Episode 64 : Selamat jalan, Angga!
65 Episode 65 : Saat bahagia
66 Episode 66 : Pengumuman 4
67 Episode 67 : Back to campus
68 Episode 68 : Kembali Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO
69 Episode 69 : Jajak pendapat singkat
70 Episode 70 : Berpisah itu mudah!
71 Info
72 Karya baru
73 Satu lagi
74 Latest news
75 Mahadewi
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Episode 1 : Prolog (Sebuah Undangan)
2
Episode 2 : Capcus OTW
3
Episode 3 : Pulau Biwian
4
Episode 4 : Surprise
5
Episode 5 : Sekoci
6
Episode 6 : Peluang
7
Episode 7 : Lost Contact
8
Episode 8 : Satu
9
Episode 9 : Lingua
10
Episode 10 : Berbahaya
11
Episode 11 : Yang penting makan
12
Episode 12 : SOS
13
Episode 13 : Gubuk Kayu
14
Episode 14 : Pengumuman
15
Episode 15 : Malam pertama
16
Episode 16 : Dari hati ke hati
17
Episode 17 : Gule
18
Episode 18 : Makan ga makan asal kumpul
19
Episode 19 : Badai
20
Episode 20 : Bukit kecil
21
Episode 21 : Diserang
22
Episode 22 : Gubuk ditepi air terjun
23
Episode 23 : Harmoni yang indah
24
Episode 24 : Pemuja rahasia
25
Episode 25 : Pengumuman 2
26
Episode 26 : Mereka dimana?
27
Episode 27 : 3 Lawan 1
28
Episode 28 : Disekap
29
Episode 29 : Menang atau mati
30
Episode 30 : Masalah baru
31
Episode 31 : Putri CEO
32
Episode 32 : Tak sadarkan diri
33
Episode 33 : Find them !!
34
Episode 34 : Scorpions Attack
35
Episode 35 : Bala bantuan
36
Episode 36 : Misi Penyelamatan
37
Episode 37 : Ow ow kamu ketahuan
38
Episode 38 : Bahaya terus mengancam (Kekalahan Angga)
39
Episode 39 : Bangunlah
40
Episode 40 : Kesulitan semakin besar
41
Episode 41 : Airmata
42
Episode 42 : Dua Kubu
43
Episode 43 : Kait hati
44
Episode 44 : Tanda bahaya
45
Episode 45 : Terdesak
46
Episode 46 : Pertempuran sengit
47
Episode 47 : Sang Romeo
48
Episode 48 : Eureka!
49
Episode 49 : Sisi lain
50
Episode 50 : Pengumuman 3
51
Episode 51 : Tim penyelamat
52
Episode 52 : Welcome home
53
Episode 53 : Kuberi satu permintaan
54
Episode 54 : Refreshments
55
Episode 55 : Kuberi satu kesempatan
56
Episode 56 : Serangan Pablo
57
Episode 57 : Singa rumahan
58
Episode 58 : Sayap-sayap patah
59
Episode 59 : TPS (Tim Penyelamat Sonia)
60
Episode 60 : Save Sonia
61
Episode 61 : Mungkin hari ini, esok, atau nanti
62
Episode 62 : Angga mati?
63
Episode 63 : Pelengkap (Q&A)
64
Episode 64 : Selamat jalan, Angga!
65
Episode 65 : Saat bahagia
66
Episode 66 : Pengumuman 4
67
Episode 67 : Back to campus
68
Episode 68 : Kembali Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO
69
Episode 69 : Jajak pendapat singkat
70
Episode 70 : Berpisah itu mudah!
71
Info
72
Karya baru
73
Satu lagi
74
Latest news
75
Mahadewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!