Episode 2 : Capcus OTW

Pagi yang cerah. Hamparan permadani biru terbentang luas nun jauh diatas sana. Tak ada secuilpun putih kapasnya menampakkan wujud. Sulur cahaya kuning keemasan memulaskan coretan indah diantara tebaran dominasi si biru. Basah embun didedaunan memantulkan kerling mentari. Riak buih bermunculan ditepian jajaran kapal yang sedang berbaris rapi di Pelabuhan Grassick.

"Udah lengkap semua Ben perbekalan lu, ga ada yang lupa?" tanya Angga sesaat mereka bertemu di pelataran pelabuhan.

"Rebes, Sob." jawab Beno singkat.

"Lu, Ri. Bekal nasi dari nyokap ga lupa kan?. Kebiasaan lu kalau perut kosong suka muntah tanpa permisi gitu!" ucap Angga lagi namun kali ini kepada Fahri yang berjalan mengekor dibelakang Beno.

"Nyokap kurang enak badan bro. Gapapalah tar bisa beli nasi dikapal," balas Fikri ringan.

Dilain sudut terlihat Naya, Rena, dan Sisi juga tengah berkumpul.

"Udah siap nih Bu CEO ikut kegiatan lapangan? Haha," goda Rena kepada Naya.

"Huss..bokap noh yang CEO. Aku mah apa atuh. Cuma rontokan bumbu mi instan." Tampik Naya.

"Mie korea dong. Ga jamannya sekarang makan mi instan hihi," seloroh Sisi menimpali.

"Apaan sih..hahahaha" ketiganya tertawa bersama mendapati obrolan mereka yang ga jelas. Bertiga mereka akhirnya berjalan menuju kursi tunggu pelabuhan. Seiring dengan trio gatoloco yang juga sedang mengarah kesana.

"Halo selamat pagi semua. Perkenalkan, saya dokter Frans dari Dinas Kesehatan yang akan memimpin sekaligus sebagai penanggung jawab selama kegiatan di Pulau Biwian. Selamat datang kepada adik-adik perwakilan Universitas Airgangga beserta Bapak Ibu dosen pendamping. Sejenak kita akan melakukan briefing sebelum memulai kegiatan," diruang tunggu pelabuhan, dokter Frans memimpin koordinasi.

"Sedikit wacana untuk semua. Pulau Biwian terletak 4-5 jam perjalanan feri diutara Kabupaten Grassick. Pulau ini masuk sebagai bagian dari Kabupaten Grassick. Dari pengalaman observasi beberapa tahun yang lalu ditemukan beberapa kelangkaan dan keterpencilan. Sebagai contoh adalah ketika terjadi sakit, maka pasien hanya akan ditangani dilevel puskesmas semaksimal mungkin. Disana tidak ada rumah sakit. Jadi separah apapun penyakitnya, pasirn harus cukup puas ditangani puskemas. Kita semua tahu bahwa kecepatan feri yang menyeberang adalah 4-5 jam. Itu artinya bahwa misal dilakukan rujukan ke rumah sakit di kota Grassick maka pasien harus kembali bersabar terombang-ambing di lautan dalam beberapa jam. Dan mirisnya lagi, jadwal kapal feri ke arah sana atau sebaliknya tidaklah setiap hari. Anda semua dapat membayangkan betapa sulitnya harapan ketika terjadi sakit. Contoh berikutnya adalah mayoritas penduduk laki-laki disana terbiasa merantau ke luar pulau atau bahkan ke luat negeri untuk bekerja. Jarak pulau Biwian ke negara Malaysia di semenanjung pulau Cumamantan jauh lebih dekat ketimbang jarak pulau Biwian ke induk kota Grassick. Praktis hanya tersisa mayoritas kaum hawa di pulau Biwian. Kegiatan seperti distribusi alat kesehatan, mobilitas bagi pasien, dan sebagainya menjadi cukup menurun. Belum lagi SPBU disana hanya ada di satu tempat untuk melayani satu pulau." Sejenak dokter Frans berhenti dan mengatur napas.

"Oleh karena itulah hari ini kita akan datang kesana. Memberikan bantuan terutama untuk kebutuhan kesehatan. Memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat yang mengena. Wawancara dan jajak pendapat juga diperlukan untuk mengakomodasi jeritan masyarakat disana. Kami dari Dinas Kesehatan diwakili oleh 20 orang termasuk saya. Silahkan adik-adik mahasiswa nanti saling berkenalan sendiri karena briefing ini bukanlah acara halal bihalal haha. Demikian yang dapat saya sampaikan. Lebih lanjutnya silahkan intensif berkoordinasi selama acara berlangsung." Dokter Frans mengakhiri sambutannya. Sedikit humor segar ia sisipkan untuk mengeliminasi ketegangan terutama bagi para mahasiswa yang baru kali pertama mengikuti kegiatan.

Setengah jam berikutnya seluruh tim sudah berada diatas kapal feri yang perlahan bertolak meninggalkan Pelabuhan Grassick.

"Wah indahnya, Nay." senyum Rena riang sambil menatap hamparan laut yang bergelombang lembut. Naya ikut tersenyum. Rena, Naya, dan Sisi sedang berdiri di tepian feri sambil menatap takjub.

"Diatas perahu, memandang keindahan alam, ditemani kekasih tersayang..uuh pasti nyaman," ucap Sisi berimajinasi.

"Yaelah, aturan cari dulu kekasihnya. Baru deh berimajinasi. Kalau jomblowati hanya bisa berandai-andai itu namanya halu, hahaha.." seloroh Naya menggoda Sisi.

"Cariin napa.. tapi yang cakep yah. 11-12 oppa korea gitoh hihi," sambut Sisi semakin menghalu.

"Hahaha...tiga orang cewek manja, ga guna banget ikut acara beginian. Cuma jadi beban aja." Tiba-tiba Sisca muncul bersama kedua saudara sombongnya. Sontak suasana riang dari ketiga dara menjadi terkacaukan.

"Bukan urusan lu!" bentak Rena galak.

"Ish ish ish. Dari kemarin cuma bisa ngomong, bukan urusan lu. Haha.. dasar bego." balas Sisca tak mau kalah.

"Hei..kalian kenapa cuma bisa gangguin orang sih?!" Jaka yang juga teman satu jurusan dengan ketiga dara muncul ingin membantu ketika melihat tiga kawanan pengacau mengusik ketenangan teman-teman Jaka.

"Eh lu udik, ga usah ikut campur dah. Gua beri juga lu tar!" Candra menimpali sembari mengisyaratkan kepalan tangannya ke arah Jaka.

Jaka tersenyum kecut, tak berani membalas ucapan Candra. Siapa yang tak tahu Candra bersaudara di kampus?. Tukang bikin onar. Suka membully mahasiswa lainnya. Preman pasar berkedok jas almamater.

"Wait..wait. Ada apa ini ha?" demi melihat keributan di sisi kapal, trio gatoloco segera merapat diantara para mahasiswa yang sedang bersitegang. Beno angkat bicara menengahi. Namun, Jaka hanya diam. Ia tak mampu lagi berkata-kata ketika menerima tatapan mengancam dari Candra.

"Hahaha..trio kutu buku mo ikut-ikutan jadi pahlawan?" cibir Candra sok hebat. Ia belum pernah tahu bagaimana kiprah Angga di bidang beladiri. Selama ini trio gatoloco cenderung menghindari perkelahian dan kekerasan. Mereka hanya ingin belajar dengan tenang di kampus. Sudah lelah kiranya berlangganan keluar masuk ruang Bimbingan Konseling selama masa bangku sekolah dulu.

"Bukan begitu bro. Gue hanya mengingatkan. Kita ini tamu disini. Tuan rumahnya adalah Dinas Kesehatan. Jangan bikin malu Pak Herson lah.." lanjut Beno dengan tenang. Meski ia tak sehebat Angga dalam ilmu beladiri, tapi ia masih merasa mampu untuk mengatasi seorang Candra. Lain cerita jika yang bergerak adalah Gino hehe. semua penghuni kampus sangat paham bahwa Gino yang mahir dalam ilmu beladiri. Sisca dan Candra hanya bermodal omong besar serta bersembunyi dibalik ketiak Gino.

"Sudah bro. Lebih baik kita menyingkir," ajak Gino. Bukan Gino takut, tapi lebih pada insting. Gino merasakan bahwa ada ahli beladiri lainnya diantara mereka. Untuk saat-saat ini ia tak ingin mencari masalah.

"Makasih, Ben. Untungnya kalian datang. Makin hari makin ngelunjak aja tuh pada," Rena merasa terbantu dengan kehadiran Beno dan teman-temannya. Tanpa ada yang mengetahui, Angga dan Naya saling bertatapan mata. Tak ada kata, hanya kedalaman jiwa yang meraba.

"Widiih..jempol buat kalian yang berani melawan Candra an the genk. Mulai sekarang kita pren ya bro..hehe," Jaka ikut berbicara. Nampaknya ia kini memiliki pelindung dari gangguan trio sombong.

Kapal feri berlabuh kian jauh meninggalkan kota Grassick. Untuk menjaga suasana tetap kondusif, kini trio gatoloco bergabung bersama kelompok Naya dan Jaka. Dengan kebersamaan mereka merasa lebih kuat.

"Huekk..."

"Lah lah Fikri, napa lu muntah segala. Yaelah dodol. Malu-maluin aja lu.." Beno berteriak panik. Fikri yang sebelumnya selalu diam tiba-tiba saja mengalami mabuk laut. Tapi Angga tak peduli. Terlihat ia sibuk berbicara berdua dengan Naya.

"Oh kamu aslinya Kedili to. Wah sama seperti papaku, beliau juga asli sana," antusias Naya menanggapi obrolan bersama Angga.

"Lho, Kedili mana?" tanya Angga lebih lanjut.

"Pari." jawab Naya.

Waktu terus berjalan. Kedekatan demi kedekatan merebak bersemi diantara Angga dan Naya. Tunbuh rasa nyaman ketika mereka berdua berteman. Selama ini mereka tak pernah ada komunikasi. Jangankan menyapa, sekilas tersenyumpun mereka tak pernah melakukannya. Berbeda jurusan, berbeda tingkat ekonomi, berbeda teman bergaul membuat mereka tak pernah mengenal satu sama lain meskipun ada tumbuh rasa simpatik hanya dari sekedar pandangan mata.

"Asoy...itu pulau Biwian sudah terlihat!" teriak Jaka antusias. Semua segera menoleh pada aeah yang ditunjukkan Jaka. ini kali pertama bagi mahasiswa melihat pulau Biwian secara langsung.

***

"Angga. Saya berpesan. Jagalah komunikasi yang baik dan tetap dalam kekompakan. Saya melihat bahwa anda yang paling superior dan tenang diantara semua mahasiswa yang ikut. Saya harap anda dapat berkoordinasi dengan saya lebih baik." Pak Herson perlahan mendekati tempat dimana Angga dan Naya sedang berbicara sesaat sebelum kapal bersandar ke dermaga pulau Biwian. Naya ikut memperhatikan apa yang sedang Pak Herson sampaikan. Ia paham bahwa beban harga diri kampus sekarang ada di pundak Pak Herson karena beliaulah satu-satunya perwakilan dosen yang ikut serta. Sedangkan kehadiran Pak Bagaskara hanyalah andil dalam hal keamanan dan akomodasi.

"Baik, Pak. Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya. Mohon bimbingannya," jawab Angga santun.

"Oya buat Naya. Anda dan teman-teman anda lainnya saya harap bisa mendengarkan apa yang Angga sampaikan nantinya. Anggap saja Angga adalah wakil saya disini. Saya paham, anda merasa tidak nyaman dengan kehadiran anak-anak Teknik. Saya juga sering melihat bagaimana upaya mereka mengganggu rekan sesama mahasiswa di kampus. Tapi bagaimanapun juga kita harus mengikuti apa yang telah diatur oleh Bapak Rektor. Beliau yang meminta adanya keikutsertaan Fakultas Teknik. Jadi saya harap anda bisa maklum. Anggap saja mereka tidak ada jika itu bisa membuat anda semua nyaman," nasehat Pak Herson kepada Naya mewakili teman-temannya.

"Siap, Pak. Syukurlah saya sudah ada komunitas dengan Angga tadi. Sebelumnya saya ini tidak kenal dengan Angga loh, Pak." ucap Naya sembari melirik lembut ke arah Angga.

"Ayo semua, siapkan bawaan anda. Kita akan segera turun!" teriak dokter Frans dari kejauhan.

***

Terpopuler

Comments

Maria Lay

Maria Lay

india dong

2024-05-16

0

Lia Yulia

Lia Yulia

baru nyadar kalau kisahnya di seputaran Ja-Team😅kalau q sih asli dr sebelah selatan🤭

2022-07-16

1

Shakila Rassya Azahra

Shakila Rassya Azahra

ciee naya sama angga udah curi²pandang udah ngobrol berdua pula..

2022-05-30

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Prolog (Sebuah Undangan)
2 Episode 2 : Capcus OTW
3 Episode 3 : Pulau Biwian
4 Episode 4 : Surprise
5 Episode 5 : Sekoci
6 Episode 6 : Peluang
7 Episode 7 : Lost Contact
8 Episode 8 : Satu
9 Episode 9 : Lingua
10 Episode 10 : Berbahaya
11 Episode 11 : Yang penting makan
12 Episode 12 : SOS
13 Episode 13 : Gubuk Kayu
14 Episode 14 : Pengumuman
15 Episode 15 : Malam pertama
16 Episode 16 : Dari hati ke hati
17 Episode 17 : Gule
18 Episode 18 : Makan ga makan asal kumpul
19 Episode 19 : Badai
20 Episode 20 : Bukit kecil
21 Episode 21 : Diserang
22 Episode 22 : Gubuk ditepi air terjun
23 Episode 23 : Harmoni yang indah
24 Episode 24 : Pemuja rahasia
25 Episode 25 : Pengumuman 2
26 Episode 26 : Mereka dimana?
27 Episode 27 : 3 Lawan 1
28 Episode 28 : Disekap
29 Episode 29 : Menang atau mati
30 Episode 30 : Masalah baru
31 Episode 31 : Putri CEO
32 Episode 32 : Tak sadarkan diri
33 Episode 33 : Find them !!
34 Episode 34 : Scorpions Attack
35 Episode 35 : Bala bantuan
36 Episode 36 : Misi Penyelamatan
37 Episode 37 : Ow ow kamu ketahuan
38 Episode 38 : Bahaya terus mengancam (Kekalahan Angga)
39 Episode 39 : Bangunlah
40 Episode 40 : Kesulitan semakin besar
41 Episode 41 : Airmata
42 Episode 42 : Dua Kubu
43 Episode 43 : Kait hati
44 Episode 44 : Tanda bahaya
45 Episode 45 : Terdesak
46 Episode 46 : Pertempuran sengit
47 Episode 47 : Sang Romeo
48 Episode 48 : Eureka!
49 Episode 49 : Sisi lain
50 Episode 50 : Pengumuman 3
51 Episode 51 : Tim penyelamat
52 Episode 52 : Welcome home
53 Episode 53 : Kuberi satu permintaan
54 Episode 54 : Refreshments
55 Episode 55 : Kuberi satu kesempatan
56 Episode 56 : Serangan Pablo
57 Episode 57 : Singa rumahan
58 Episode 58 : Sayap-sayap patah
59 Episode 59 : TPS (Tim Penyelamat Sonia)
60 Episode 60 : Save Sonia
61 Episode 61 : Mungkin hari ini, esok, atau nanti
62 Episode 62 : Angga mati?
63 Episode 63 : Pelengkap (Q&A)
64 Episode 64 : Selamat jalan, Angga!
65 Episode 65 : Saat bahagia
66 Episode 66 : Pengumuman 4
67 Episode 67 : Back to campus
68 Episode 68 : Kembali Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO
69 Episode 69 : Jajak pendapat singkat
70 Episode 70 : Berpisah itu mudah!
71 Info
72 Karya baru
73 Satu lagi
74 Latest news
75 Mahadewi
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Episode 1 : Prolog (Sebuah Undangan)
2
Episode 2 : Capcus OTW
3
Episode 3 : Pulau Biwian
4
Episode 4 : Surprise
5
Episode 5 : Sekoci
6
Episode 6 : Peluang
7
Episode 7 : Lost Contact
8
Episode 8 : Satu
9
Episode 9 : Lingua
10
Episode 10 : Berbahaya
11
Episode 11 : Yang penting makan
12
Episode 12 : SOS
13
Episode 13 : Gubuk Kayu
14
Episode 14 : Pengumuman
15
Episode 15 : Malam pertama
16
Episode 16 : Dari hati ke hati
17
Episode 17 : Gule
18
Episode 18 : Makan ga makan asal kumpul
19
Episode 19 : Badai
20
Episode 20 : Bukit kecil
21
Episode 21 : Diserang
22
Episode 22 : Gubuk ditepi air terjun
23
Episode 23 : Harmoni yang indah
24
Episode 24 : Pemuja rahasia
25
Episode 25 : Pengumuman 2
26
Episode 26 : Mereka dimana?
27
Episode 27 : 3 Lawan 1
28
Episode 28 : Disekap
29
Episode 29 : Menang atau mati
30
Episode 30 : Masalah baru
31
Episode 31 : Putri CEO
32
Episode 32 : Tak sadarkan diri
33
Episode 33 : Find them !!
34
Episode 34 : Scorpions Attack
35
Episode 35 : Bala bantuan
36
Episode 36 : Misi Penyelamatan
37
Episode 37 : Ow ow kamu ketahuan
38
Episode 38 : Bahaya terus mengancam (Kekalahan Angga)
39
Episode 39 : Bangunlah
40
Episode 40 : Kesulitan semakin besar
41
Episode 41 : Airmata
42
Episode 42 : Dua Kubu
43
Episode 43 : Kait hati
44
Episode 44 : Tanda bahaya
45
Episode 45 : Terdesak
46
Episode 46 : Pertempuran sengit
47
Episode 47 : Sang Romeo
48
Episode 48 : Eureka!
49
Episode 49 : Sisi lain
50
Episode 50 : Pengumuman 3
51
Episode 51 : Tim penyelamat
52
Episode 52 : Welcome home
53
Episode 53 : Kuberi satu permintaan
54
Episode 54 : Refreshments
55
Episode 55 : Kuberi satu kesempatan
56
Episode 56 : Serangan Pablo
57
Episode 57 : Singa rumahan
58
Episode 58 : Sayap-sayap patah
59
Episode 59 : TPS (Tim Penyelamat Sonia)
60
Episode 60 : Save Sonia
61
Episode 61 : Mungkin hari ini, esok, atau nanti
62
Episode 62 : Angga mati?
63
Episode 63 : Pelengkap (Q&A)
64
Episode 64 : Selamat jalan, Angga!
65
Episode 65 : Saat bahagia
66
Episode 66 : Pengumuman 4
67
Episode 67 : Back to campus
68
Episode 68 : Kembali Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO
69
Episode 69 : Jajak pendapat singkat
70
Episode 70 : Berpisah itu mudah!
71
Info
72
Karya baru
73
Satu lagi
74
Latest news
75
Mahadewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!