"Gue boleh terus terang, Kri?" dengan hati-hati Sisi bertanya lagi.
"Jangan bilang lu naksir gue!. Hahaha," ucap Fikri Pede.
"Haistt..gimana ceritanya sampe gue suka ama tukang muntah?? Haha..pisss bro," Sisi tergelak sambil menunjukkan dua jarinya.
"Sialan lu!"
"Nah lu..belom kelar gue ngomong udah sotoy aja lu. Kepedean pulak..hadeuhh," Sisi membuang napas kasar.
"Hahaha..lebih baik pede daripada minder. Lebih baik makan gule daripada ditendang kiper," seloroh Fikri konyol.
"Hahaha..gule segala dibawa-bawa, stress lu!" Sisi sewot komplikasi ngakak akut tak tertolong, demi menyaksikan tingkah ngocol Fikri yang kelewat bocor.
"Hopp..stopp!!. Ngompol lu entar.." ada saja bahan candaan Fikri. Mencatut lirik lagu jaran goyangnya Via Vallen, sampai urusan ngompol juga masuk bab pembahasan.
"Lu mau terus terang apa sih, Bebz?" tanya Fikri dengan cengar-cengir.
"Bebs gundulmu!!" Sisi melotot sadis. Fikri kembali tergelak. Dan ternyata bukan Sisi yang ngompol. Nyatanya Fikri yang ngewes beberapa crut di semvaknya gara-gara kebanyakan ngakak.
"Lu diam aja, Pembaca!!. Tengsin gua diledekin Sisi kalo ketauan malah gue yg ngompol," Fikri melotot kearah Author dan sukses ditabok sendal jepit olehku sebagai Author yang limited edition dan gagah beracun.
"Lu jadi cowok ga peka banget sih," ucapan Sisi memberikan teka-teki di benak Fikri.
"Mulai deh, jurusan andalan wanita disegala penjuru dunia. Menyalahkan cowok karena ga peka. Emangnye gue peramal gitu? tahu yang orang lain pikirin, menerawang biar gue bisa dibilang peka?!" Fikri ngomel. Siapa coba yang ga bakal emosi dibilang tak peka dikala senewen karena semvaknya lengket akibat pepsi yang bercucuran?!.
"Ya ga gitu juga. Tapi kita kaum hawa kan juga malu donk kalau nyosor duluan!" Sisi ikut sewot karena intonasi suara Fikri yang kelewat menekan.
"Ooh lu mo nyosor gue?" lagi-lagi kesimpulan prematur dari Fikri semakin membuat Sisi hilang kendali.
"Fikriii..pe'a luu!!" Sisi ngamuk.
"Haha sori sori..gimana mo nyosor gue, kalo lu ngamukan kek gitu!?"
"Bangsaad. Bedebah lu!!" Sisi sudah hilang akal sehatnya. Gurauan Fikri tidak dapat lagi diterima oleh logika.
"Jangan kenceng-kenceng lu. Pada bangun tar, Bego. Lu mo ngomong apa gih cepet. Mumpung gue lagi pengen serius nih," Fikri mengalah. Karena baginya, mengalah bukan berarti menang. Hehe.
"Hmm..lu apa ga sadar kalo ada cewek yang ngamatin lu mulu?. Sebelum lu nebak asal lagi, sekarang gue pastikan kalo cewek itu bukan gue.." Sisi akhirnya bersedia menjelaskan apa yang dimaksud sedari tadi.
"Bukan 'akhirnya bersedia' Authorrr!. Gue dari tadi juga bersedia ceritaaa...si kunyuk Fahri noh muter mulu ngomongnya!!" giliran Sisi yang kini memelototkan bola matanya ke Author. Aku sebagai Author hanya tersenyum simpul dan bersiap mencoret nama Sisi dari daftar peran.
"Ngamatin gimana maksud lu?" Fikri sedikit bingung.
"Yah gimana sih. Ya ada perhatian gitu. Suka sama lu. Ahh bodo ah..stress gue lama-lama ngomong sama lu," Sisi mendengus kesal.
"Siapa emang?" Fikri keppo.
"Bodo amat." Sisi ngambek.
"Yah yah..jangan gitu donk," Fikri memelas.
"Salah sendiri." Sisi tak bergeming.
"Ayolah, Sis.."
"Ga!"
"Dikiit aja.."
"Ora usah."
"Lu kejem, Sis."
"Biariiin,"
"Belas kasihani saya tuan, belom makan 3 hari,"
"Wkwkwk..apaan sih lu, Kri.."
"Pelisss.."
"Emoohh.."
"Mau gue bikinin topi jerami?" jurus rayuan plus upeti akhirnya menjadi andalan Fikri.
"Emang lu bisa?"
"Bisa donk. Cerita dulu tapian,"
"Janji?"
"Iye janji. Dasar pemungut pajak liar lu!"
"Eh baru mo cerita malah dikatain lagi. Batal ahh.." Sisi mengancam.
"Yaelah, bintitan lu!" semprot Fikri sedikit kesal.
"Yaudah gue maafin. Asal topinya jadi yah..hehe," Sisi menjulurkan lidah sok genit.
"Hmmm..iyahhh!!" Fikri pasrah.
"Mau gue bocorin dia siapa?"
"Lahh..gue nungguin dari tadeee!"
"Asli lu mau dengerin?"
"Ah lu mah,"
"Siapkan mental,"
"Iyoo.."
"Udah siap belom mentalnya?"
"Udaaah buruan!"
"Rena."
"Hahh?!"
***
Peserta uji nyali shift ke tiga sudah duduk berdua didepan gubuk. Mereka adalah Naya dan Angga. Dua sejoli versi teman-temannya, tapi yang mendapatkan julukan malah belum menyadari karena lebih sibuk 'tersipu' daripada terkiwir-kiwir.
"Hoamm..lumayan juga bisa tidur nyenyak 4 jam," ucap Naya membuka obrolan.
"Aku malah ga bisa tidur. Mikirin kamu.." Angga berseloroh.
Bukk..
"Mulai deh pinter gombal sekarang," Naya memukul lembut lengan Angga.
"Eh, Nay. Kenapa kita tadi bisa se-melow itu ya ngomongnya?" ucap Angga mengingat tentang obrolan mereka disamping gubuk tadi diawal malam.
"Kamu tuh yang melow duluan. Aku kan cuma ketularan hehe.." Naya tersenyum manja.
"Hahaha..lupain deh. Aku malu kalau diinget-inget. Sampe pegang tangan segala," Angga menundukkan wajah malu. Wajahnya sedikit memerah.
"Ish..lebih malu ya aku dong. Masa pake sandarin kepala di bahumu segala," Naya ikut tersipu. Terkadang Author juga herman, pasangan protagonis kok suka tersipu semua.
"Tapi tulus kaann.." Angga sedikit menggoda.
"Engga tuh. Sekedar efek melow ajah," Naya menutupi kejujurannya.
"Ooh gitu ya," Angga manggut-manggut. Hati Naya jadi kebat-kebit sendiri khawatir Angga kecewa. Tapi dia sebagai wanita juga malu jika harus mengakui lebih dulu.
"Apapun alasannya. Lain kali kalau lagi melow, dipinjem aja bahunya lagi, free." Ucap Angga memancing. Naya seketika terlepas dari ketakutan akan kecewanya Angga.
"Wah boleh dong gue pinjem bahunya bang, eykeh lagi syedih-syedih syantik nih," mendadak terdengar suara melambai dari belakang tubuh Angga. Serempak Angga dan Naya mencari sumber suara tersebut.
"Bangkehh. Lu bedua ngagetin aja!" Angga mendengus kesal. Dibelakangnya terlihat Beno dan Fahri yang cekikikan.
"Kaget ato terganggu lu?" tanya Fikri mulai jahil. Nampaknya efek percandaan dengan Sisi tadi masih tersisa.
"Dua-duanya," jawab Angga asal.
"Yahh..bodo amat, iya ga Kri?" Beno menimpali.
"Betoll sekali brader. Bodo amat dia terganggu ato kagak. Yang jelas kita ga akan pergi. Titik!" sambut Fikri ngeyel.
"Kalian ga tidur?" tanya Naya memecah perseteruan tak bermutu dari trio gatoloco.
"Aku ga bisa tidur. Mikirin kamu, Hahaha.." Beno melirik geli kearah Angga, sengaja menduplikasi apa yang tadi diucapkan Angga kepada Naya.
Mendengar godaan Beno, baik Naya maupun Angga spontan tersipu malu. Sekali lagi Author senewen. Oh kenapa pasangan protagonisku suka banget dengan yang namanya tersipu?. Hampir saja pemeran protagonis akan Author ganti dengan pasangan Pak Herson dan Bu Mayang, tapi diurungkan saat teringat bahwa Author masih ada tanggungan hutang pada Angga.
"Gue susah tidur kalo ditempat baru. Butuh adaptasi," ucap Fikri lebih serius.
"Hahaha..kebo pake acara adaptasi. Biasanya lu nelor, nempel molor. Ah tipu-tipu lu.." Angga tersenyum menang setelah berhasil menyerang balik.
"Bro..kita-kita mo ngomong serius ama lu bedua," Fikri memasang wajah sangat serius kali ini.
"Iya betul. Ini harus segera kita omongin," imbuh Beno juga dengan tatapan serius.
"Penting banget gitu?" Naya penasaran.
"Bangeeed, pake D jangan R, tar malah jadi bau comberan hehe," balas Beno terkekeh.
"Apa itu, Bro?" tanya Angga antusias.
"Kita berdua sudah merundingkan dengan baik. Dan ini bersifat sangat-sangat penting," lanjut Fikri mengerutkan kening.
"Gimana..gimana?" Angga semakin antusias.
"Setelah memilih, menimbang, dan menilik dengan seksama. Kami sarankan kalian berdua secepatnya harus menikah agar segera bisa dinobatkan sebagai Raja dan Ratu pulau ini!"
"Brengseek!!"
***
.........
...Penampakan Angga & Naya...
.........
Ayam berkokok bersahutan diawal pagi. Angga melihat jam tangannya, terlihat waktu menunjukkan hampir jam 4 pagi.
Jadwal penjaga shift ke empat dan ke lima ditangguhkan karena trio gatoloco featuring Naya masih kuat berjaga sambil bersendau gurau. Mereka asyik ngobrol hingga pagi menjelang.
Krosakk..
Mereka terhenyak. Terdengar suara dibalik rerimbunan hutan dekat gubuk kayu. Sekitar 6 sampai 7 meter didepan gubuk samar-samar terlihat semak bergerak-gerak.
"Apa itu Jaka lagi?" bisik Beno parno.
"Sstt..diam. Semua tunggu disini!" potong Angga serius. Ia segera meraih pedang dan berdiri. Perlahan Angga melangkah menuruni pondasi gubuk yang kurang lebih setinggi 60 centimeter.
Dengan mengendap ia mendekati arah sumber suara. Tiga orang yang lain tetap berjaga di api unggun sambil menyaksikan Angga.
Tiba-tiba dari semak muncul sebuah bayangan gelap yang berlari dengan cepat kearah Angga.
"Awass!!" Naya terpekik tertahan.
Dari jarak sekitar 4 meter dari api unggun dimana Naya, Beno, dan Fikri berada, terlihat bayangan gelap yang sepertinya adalah binatang itu berlari kencang seolah akan menanduk Angga.
Dengan gesit Angga berlari menyongsong kemudian melakukan salto diudara, tepat diatas binatang tersebut.
Begitu menginjak tanah, Angga cepat berbalik arah dan menyabetkan pedangnya.
Terdengar rintih kesakitan saat pedang berhasil menebas dua kaki belakangnya. Tak berhenti sampai disitu, Angga memanfaatkan momen saat binatang itu masih terseok ditanah. Angga bergerak menanjak diatas punggung sang binatang dan menyembelihnya dalam satu goresan yang dalam dan akurat.
Naya, Beno, dan Fikri berlari mendekat dan sempat melihat binatang tersebut meregang nyawa.
"Apa itu, Ngga?" Naya masih terlihat syok.
"Kambing gunung," Angga menyeringai.
"Dia biasanya hidup di area pegunungan dan tebing. Entah kenapa bisa sampai kesini. Mungkin dia lapar atau mencari sumber air karena haus," imbuh Angga.
Naya mendekat dan membasuh peluh dikening Angga. Baik Fikri maupun Beno dapat jelas menyaksikan aksi mesra Naya, namun mereka memilih diam untuk memberikan kesempatan bagi keduanya merasakan gejolak asmara.
***
"Yihaa..kita makan mewah lagi," Jaka tersenyum riang saat melihat Beno dan Fikri sedang menguliti kambing gunung. Sebelumnya, didalam gubuk Jaka sempat mendengarkan cerita dari Naya tentang Angga yang berhasil menggorok seekor kambing gunung dini hari tadi.
"Rencana dimasak apa?" tanya Angga kepada tim wanita.
"Dipanggang lagi lah..mo diapain lagi coba?" jawab Rena.
"Mbak Lita. Apa idemu?" Angga mengalihkan pandangan pada Lita.
"Gule." jawab Lita cepat.
"Setuju," ucap Angga.
"Emang bisa?. Gimana caranya masak gule di hutan?" Sisi penasaran.
"Mau tau caranya?"
"Yaa..."
"Nanti di episode berikutnya yah, hehe"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Shakila Rassya Azahra
angga keren 👍👌
2022-05-31
0
Albert91
paporit gw tu bng,gule🍲
2021-10-20
0
Ahmad Chris Sevin
ayo mampir lagi kk
2021-10-05
2