Menjadi Mata-Mata

Mereka pun pulang dan bergegas mencari taxi. Sekar nggak tahu kalau ada sepasang mata yg terus mengintainya dari kejauhan. Karena rumah sekar dan rumah indri satu arah, jadi mereka menaiki taxi bersama, dan yg lebih dulu turun nanti adalah sekar. Mereka bercengkrama di dalam taxi. Dan mereka pun bertukar no WA, biar bisa saling komunikasi.

Taxi berhenti tepat di depan rumah sekar. Saat dia ingin membayar ongkos taxi nya, indri menolak, karena dia yg akan membayar ongkos taxi nya nanti.

“Berapa mas ongkos nya?” Tanya sekar pada supir taxi.

“Biar gue yg bayar ongkos nya nanti, lo masuk aja gih.” Jawab indri.

“Loh nggak bisa gitu dong ndri, dari makan siang tadi kamu bayarin makanan aku, sekarang kamu mau bayarin ongkos aku, aku nggak terima kek gitu ndri” ucap sekar dengan wajah yg cemberut.

“Ih lo itu ribet banget ya kar. Gue bilang, lo masuk aja gih. Biar gue yg bayar ongkos taxi nya” ucap nya lagi.

“Tuh kan.. makasih banget ya ndri. Lain waktu kamu harus datang kerumah ku ya..” pinta nya.

“Iya-iya gue janji. Yaudah, bye!! Ntar gue wa lo ya” ucap nya sambil melambaikan tangan nya seperti bilang dadah.

“Dah..hati-hati ya ndri..” teriak sekar.

“Okey sip!”

Selepas melihat indri pergi. Sekar langsung masuk kedalam rumah nya. Tanpa ia sadari, ternyata aufar sudah mngikuti nya dari tadi. Dia berhenti di dekat pohon rindang di sebrang jalan, jadi nggak mungkin terlihat oleh sekar kalau dia sedang mengikuti sekar.

Aufar memperhatikan setiap detail rumah nya, apakah ada celah untuk dia bisa menyelinap masuk? Dan ternyata, dia menemukan nya. Ada lubang pipa yg terhubung kearah atas.

“Kira-kira, itu jalur ke kamar nya bukan ya? semoga aja deh.” Ucap aufar.

Dia pun langsung pergi ntah kemana. Dan saat ini, sekar sedang menyusun rencana untuk toko baru nya itu. Dia menulis dengan detail keperluan untuk toko nya dan menulis setiap bahan-bahan yg diperlukan untuk membuat kue nanti.

“Huft, rasanya sangat melelah kan. Tapi, aku nggak nyangka bakal ketemu sama dia lagi di mall tadi. Kenapa dia terus mengucapkan hal itu? Nggak-nggak, aku nggak boleh percaya gitu aja, mungkin aja dia mau menjebak aku lagi”

Saat sekar ingin merebahkan tubuh nya ke kasur, tiba-tiba ada pesan masuk. Dia lihat siapa pengirim pesan itu, ternyata mas rendra.

“Assalamualaikum sayang nya mas..” sapa rendra dengan sangat manis.

“Waalaikumsalam mas..” jawab sekar singkat.

“Kamu lagi apa sekarang?” Tanya nya.

“Ni baru mau rebahan mas.”

“Udah mau maghrib, tumben kamu rebahan di jam segini? Ada apa?” Tanya rendra memastikan.

“Sekar baru pulang mas”

“Baru pulang? Sayang dari mana?” Tanya nya penasaran.

“Tadi sekar ke ancol, terus lanjut ke mall” jawab nya

“Sendirian?”

“Berdua mas” tukas nya.

“Siapa satu lagi?” rendra sepertinya cemburu dengar jawaban sekar.

“Temen” balas nya.

“Cowo atau cewe?” Tanya nya semakin penasaran.

“Hehe..mas kayak nya cemburu ya? sekar tadi pergi sendiri mas, terus pas di bus, sekar ketemu teman baru, nama nya indri. Anak nya baik banget mas..cantik lagi.” ujar nya tanpa sungkan.

“Ohh, mas kira sama cowo” rendra merasa malu saat mengatakan nya tadi”

“Nggak kok mas, lagian mas kan tau sekar kek apa orang nya”

“Iya, maafin mas ya sayang..”

“Iya nggak apa-apa mas.”

“Yaudah, kamu istirahat dulu gih, nanti jam setengah enam mas bangunin ya sayang..kan kamu mau mandi dulu sebelum sholat maghrib..” ucap nya sambil tersenyum ramah di seberang sana.

“Iya mas, makasih banyak ya mas..” balas nya.

“Sama-sama sayang nya mas..”

Setelah berkutat dengan pesan wa dari rendra, sekar langsung tertidur pulas, kelihatannya memang sekar sangat kelelahan yaa..

Aufar sedang mengemudikan mobil nya dengan kecepatan normal, dia selalu membayangkan wajah sekar dalam pikiran nya. Rasanya seperti mimpi kalau dia bisa jatuh cinta dengan seorang gadis biasa. Wanita berhijab, sholiha, dan sederhana. Dulu dia sempat membayangkan pasangan hidup nya nanti adalah wanita ****, kaya, dan bergengsi. Tapi seperti nya itu nggak akan terjadi, karena dia sudah jatuh cinta pada gadis biasa.

“Gimana lagi cara gue bisa meyakinkan dia kalau perasaan gue ini nggak main-main? Apa mereka masih berhubungan? Mending gue ngomong langsung ke mama, biar mama bisa langsung ajak gue lamar dia. kayak nya itu ide yg bagus juga, hehehe..” ucap nya dengan tersenyum lebar.

Aufar langsung melajukan mobil nya kearah rumah. Dia udah nggak sabar untuk mengatakan hal ini pada mama nya. Di perjalanan, aufar mendapat telfon dari rendra. Rendra mengajak nya untuk bertemu di luar sekarang.

“Gue mau ketemu sama lo kak, di tempat biasa. Gue tunggu sekarang juga.” Ucap rendra sedikit memaksa.

“Sialan ni anak. Enak aja dia merintah gue kek gitu” ucap nya dengan kesal.

Dengan langkah yg malas, aufar langsung menuju ke tempat yg di janjikan rendra padanya. Dua puluh menit kemudian, aufar sudah sampai ke tempat yg di tuju. Dia mencari keberadaan rendra, dan pada saat aufar berjalan ke arah belakang, rendra langsung mengatakan sesuatu hal pada kakak nya.

“Sejak kecil, gue selalu di asingkan oleh mama dan papa. Dulu yg gua punya hanyalah kak kinan. Gua selalu berharap, jika lo berada di rumah, mungkin lo bisa menjadi tameng dalam setiap langkah gua. Dulu gua berharap agar lo bisa membela gua di depan mama dan papa. Kita bersaudara hanya tiga orang, dan gua yg paling bontot, gua juga yg paling bodoh di antara kalian, gua sama sekali tidak bisa di andalkan dalam keluarga kita. Dan karna hal itulah gua jadi selalu merasa sendiri dan tidak ada yg membela gua saat mama dan papa yg terus menyalahkan gua” rendra menjeda ucapan nya dan manarik nafas nya dengan dalam.

Aufar yg mendengar nya langsung berbalik menatap adik bungsu nya itu dengan datar. Rendra melanjutkan cerita nya sebelum aufar mencela pembicaraan nya.

“Setelah kak kinan pergi ke kairo, gua jadi sendiri. Gua mengasingkan diri gua sendiri di kamar dengan melakukan kegiatan yg gua sukai. Bahkan sesekali gua harus mengikuti setiap perintah papa, mengikuti setiap keinginan papa. Tapi papa? Sama sekali nggak ngerti dengan perasaan gua, papa sama sekali nggak mengerti dengan apa yg gua ingin kan. semua aktifitas yg gua lakukan selalu di batasi oleh papa. Sedangkan lo? Lo pergi sama paman ke belanda, lo happy disana, bahkan paman sayang banget sama lo kak. Dari dulu lo selalu beruntung bahkan sampai sekarang juga begitu. Gua nggak tau, apa lo sayang sama gua atau nggak. Tapi setelah gua lihat perlakuan lo ke sekar, itu sudah cukup membuat gua menilai lo sama sekali tidak menganggap gua adik lo, bahkan mungkin lo nganggap gua sama sekali nggak ada di kehidupan lo. Gua tau kak, lo anak kebanggannya mama dan papa. Kasih sayang yg mama lakukan terhadap lo selama ini, gua tau kalau semua itu tulus. Bahkan setiap perbuatan yg lo lakuin ke cewe-cewe, semua nya selalu di tutupin oleh mereka, bahkan mereka nggak pernah sekali pun memarahi lo” kesedihan rendra sudah nggak bisa terbendung lagi. Dia mengatakan nya dengan meneteskan air matanya. Dia udah nggak perduli dengan tanggapan kakak nya itu.

“Dan sekarang, lo bahkan mau merebut sekar dari gua kak. Kalau gua mau, gua bisa aja menghajar lo sampai lo mati waktu itu. Tapi gua bukan lah orang jahat, gua selalu menomor satu kan kepentingan lo di atas kepentingan gua sendiri. Tapi apa ada lo berfikir dengan perasaan gua kak? Apa ada lo memberi ruang untuk gua bebas? Apa ada lo berfikir tentang kebahagiaan gua selama ini? Lo hanya berfikir tentang kebahagiaan lo, dan keegoisan lo aja. Dan bahkan selama ini lo nggak pernah sekalipun bertanya sama gua apa yg gua suka, apa yg gua mau. Dan bisa jadi lo juga nggak tau makanan kesukaan gua apa. Rasa sakit itu nggak bisa hilang dari hati gua kak. Gua sudah gagal menjadi adik yg baik buat lo kak. Gua sudah gagal menjadi anak yg berbakti pada mama dan papa.” Rendra berusaha untuk membuat dirinya tenang.

“Dan jika lo benar-benar mencintai sekar, gua akan rela jika sekar menjadi milik lo. Tapi jika lo nggak benar-benar mencintai nya, gua akan terus berjuang untuk mendapat kan sekar dengan cara yg sportif. Gua nggak mau di anggap curang sama lo. Suatu saat, jika sekar mengandung anak lo, apa lo akan mengakui anak itu adalah anak lo? Apa lo akan tanggung pada sekar sepenuh nya? Apa lo sanggup akan hal itu kak?” kali ini rendra memutar kan tubuh nya agar bisa menghadap ke arah kakak nya.

“Gua nggak tau harus ngomong apa sama lo. Yg jelas, gua minta maaf jika gua udah banyak banget ngelakuin kesalahan sama lo. Mengenai sekar, gua sudah memantapkan perasaan gua ke dia. gua sudah terlanjur mencintai nya, dengan sangat yakin. Bahkan gua ingin meminta izin ke mama dan papa untuk melamar nya dengan segera. Apa lo akan dukung dengan keputusan gua ndra?” aufar masih saja egois dengan perkataan nya, sudah jelas-jelas tadi rendra mengatakan isi hati nya terhadap kakak nya itu, tapi mungkin dia nggak bisa mengerti dengan setiap perkataan yg rendra ucapkan.

“Baik, jika itu keputusan lo, gua bisa menerima nya. Asal lo bisa janji ke gua, kalo lo akan selalu ada buat nya, dan lo akan selalu menjaga nya sampai waktu nya tiba” ucap nya dengan perasaan yg sangat sakit. Rasa sakit nya melebihi orang yg sedang sakit gigi.

“Terus lo gimana? Kalau gua sama sekar jadi menikah, apa lo akan hadir di acara pernikahan kami?” Tanya aufar memastikan.

“Gua harap sih gitu, tapi gua ada planning dalam waktu dekat ini” rendra membuat alasan agar tidak ketahuan sedang terluka.

“Palanning apaan? apa gara-gara hal ini, lo mau ninggalin kerjaan? Atau mungkin lo mau ninggalin gua?” aufar bertanya seperti sedang mengintrogasi adik nya sendiri.

“Kita liat aja ntar. Gua juga nggak bisa janji sama lo kak. Gua bahagia jika lo bahagia. Mungkin suatu saat lo akan bisa mengerti gua, dan semoga lo bisa mengesampingkan ego lo demi seseorang yg selama ini menyayangi lo.” Rendra menepuk pundak aufar sebelum dia beranjak pergi meninggalkan kakak nya sendiri.

***Maaf guys..author lama update nya.. author juga punya kerjaan lain juga soal nya..di tambah ngurus 2 anak yg sama sekali nggak di bolehin main hp, jd ngetik nya juga harus sembunyi2..

Jangan lupa di like ya cantikkk***...

Episodes
1 Awal Kisah
2 Menerima Tawaran Pemuda Itu
3 Memulai Kehidupan Baru
4 Ruangan Presdir
5 Jam Makan Siang
6 Tempat Tinggal Baru
7 Hari ke 2 di Sanjaya Grup
8 Rendra Melamar Sekar
9 Minta Restu dengan kakak
10 Presdir dan Sekar
11 Sanjaya Villa
12 Presdir Mesum
13 Kehancuran Sekar
14 Menyesali Nya
15 Resign
16 Mencari tempat tinggal
17 Mengatakan yg sebenarnya
18 Teman Baru Sekar
19 Bertemu Dengan nya Lagi
20 Menjadi Mata-Mata
21 Meminta izin untuk melamar
22 Ada apa dengan nya??
23 Datang melamar nya.
24 Kemarahan pak Sanjaya
25 Persiapan Pernikahan I
26 Persiapan Pernikahan II ( Bersikap Manis )
27 Persiapan Pernikahan III ( Cek Cok )
28 Persiapan Pernikahan IV (Bertemu dengan calon mertua)
29 Persiapan Pernikahan V ( Ijab qobul )
30 Gengsi
31 Suami ku panik
32 Perhatiannya
33 Pulang kerumah baru
34 Suami ku Ngomel Kayak Emak-Emak
35 Sekar ngambek
36 Meminta izin pada dokter
37 Gagal Gol
38 Berkunjung kerumah mamah
39 Kepergian Rendra menyadarkan kakak nya
40 Visual Pemain
41 Warga kampung gentar mengetahui kesuksesan sekar
42 Kedatangan Tiwi
43 Tiwi melihat indri seperti??
44 Mengajak tiwi belanja
45 Oppa korea
46 Tiwi berkenalan dengan oppa korea
47 Drama di pesawat
48 Bertabrakan dengan nya lagi
49 Pria misterius
50 Menikmati malam yg indah
51 Gagal nyamar
52 Bicara Dengan Nya
53 Kecewa
54 Minta pulang
55 Pengakuan Tiwi
56 Menemukan Kebenaran
57 Sebangku dengan nya
58 Beberapa jam lagi
59 Mengungkapkan Kebenaran
60 Memilih Untuk Mandiri
61 Pulang Bersama
62 Pulang Kampung
63 Pulang Kampung II
64 Brian
65 Perjodohan
66 Mengalah
67 Permintaan Abbas
68 Bimbang
69 SAH
70 Aisyah Aisyah...
71 Padahal sudah SAH
72 Malu-malu tapi mau
73 Kecemasan Tiwi
74 Fakta baru
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Awal Kisah
2
Menerima Tawaran Pemuda Itu
3
Memulai Kehidupan Baru
4
Ruangan Presdir
5
Jam Makan Siang
6
Tempat Tinggal Baru
7
Hari ke 2 di Sanjaya Grup
8
Rendra Melamar Sekar
9
Minta Restu dengan kakak
10
Presdir dan Sekar
11
Sanjaya Villa
12
Presdir Mesum
13
Kehancuran Sekar
14
Menyesali Nya
15
Resign
16
Mencari tempat tinggal
17
Mengatakan yg sebenarnya
18
Teman Baru Sekar
19
Bertemu Dengan nya Lagi
20
Menjadi Mata-Mata
21
Meminta izin untuk melamar
22
Ada apa dengan nya??
23
Datang melamar nya.
24
Kemarahan pak Sanjaya
25
Persiapan Pernikahan I
26
Persiapan Pernikahan II ( Bersikap Manis )
27
Persiapan Pernikahan III ( Cek Cok )
28
Persiapan Pernikahan IV (Bertemu dengan calon mertua)
29
Persiapan Pernikahan V ( Ijab qobul )
30
Gengsi
31
Suami ku panik
32
Perhatiannya
33
Pulang kerumah baru
34
Suami ku Ngomel Kayak Emak-Emak
35
Sekar ngambek
36
Meminta izin pada dokter
37
Gagal Gol
38
Berkunjung kerumah mamah
39
Kepergian Rendra menyadarkan kakak nya
40
Visual Pemain
41
Warga kampung gentar mengetahui kesuksesan sekar
42
Kedatangan Tiwi
43
Tiwi melihat indri seperti??
44
Mengajak tiwi belanja
45
Oppa korea
46
Tiwi berkenalan dengan oppa korea
47
Drama di pesawat
48
Bertabrakan dengan nya lagi
49
Pria misterius
50
Menikmati malam yg indah
51
Gagal nyamar
52
Bicara Dengan Nya
53
Kecewa
54
Minta pulang
55
Pengakuan Tiwi
56
Menemukan Kebenaran
57
Sebangku dengan nya
58
Beberapa jam lagi
59
Mengungkapkan Kebenaran
60
Memilih Untuk Mandiri
61
Pulang Bersama
62
Pulang Kampung
63
Pulang Kampung II
64
Brian
65
Perjodohan
66
Mengalah
67
Permintaan Abbas
68
Bimbang
69
SAH
70
Aisyah Aisyah...
71
Padahal sudah SAH
72
Malu-malu tapi mau
73
Kecemasan Tiwi
74
Fakta baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!