Suasana di pagi hari yg sejuk dengan turun nya rintikkan hujan telah berhasil membuat sekar melamun lpunya feeling kuat dengan tawaran dari pemuda itu. Apakah sekar mampu meninggalkan kedua orang tua dan adik nya di kampung? Apakah ibu dan ayah nya mengizinkan sekar untuk berangkat ke Jakarta?
“Hayoo, melamun aja kak. Masih pagi juga, udah melamun aja, dekat jendela pula tuh” sewot haris. Haris udah di keluarkan dari kamar karena orang tua nya mau bicara dengan haris tentang temannya reja.
Setelah haris tau kelakuan teman nya seperti itu, haris berjanji sama kakak nya untuk tidak main sama mereka lagi, dan fokus pada sekolah nya yg sebentar lagi sudah mau lulus.
“Apaan sih ris, kamu ganggu kakak aja deh. Pigi sana, bantu ibu angkat air ke sungai” sekarang tugas untuk mengambil air di sungai sudah diserahkan kepada haris adik nya, dan yg mencuci baju ibu nya. Sekar dirumah menggantikan ibu nya memasak di dapur, bersih-bersih kan rumah.
“Iya, iya kak. Punya kakak kok cerewet kali, melebihi emak-emak yg ada di kampung sini aja” sewot haris sambil berjalan ke dapur untuk mengambil ember besar nya.
“Ibu, ayah..ada yg ingin sekar bicarakan sama ibu dan ayah sekarang” sekar mencoba untuk meminta izin kepada orang tua nya untuk bekerja di Jakarta dengan pemuda kemarin.
“Mau bicara apa ndok?” Tanya ayah nya.
“Kemarin itu yah, pemuda yg kemarin itu..” sekar bicara dengan terbata-bata, karena takut ayah nya tidak mengizinkannya bekerja di Jakarta.
“Kenapa dengan pemuda itu nak?” Tanya ibu lagi.
“Anu yah, bu. Dia menawarkan sekar untuk melamar kerjaan di kantor nya yah. Dan selama dua hari ini sekar terus berfikir dengan tawaran nya” sekar menjelaskan dengan tenang.
“Lalu keputusan kamu bagaimana nak?” Tanya ayah.
“Kalau ayah sama ibu mengizinkan nya, insyaallah sekar menerima tawaran pemuda itu yah” ucap sekar dengan jujur.
“Sekar takut yah, sekar takut kalau kejadian kemarin terulang lagi. Sekar nggak mau bikin ayah sama ibu cemas, jadi sekar ingin memohon izin untuk pergi ke Jakarta yah” ucap sekar lagi .
“Ayah nggak tau keputusan ini baik buat kamu atau nggak, tapi ayah yakin kalau kamu bisa menjaga diri kamu dengan baik. Dan ayah yakin kamu bisa menjadi anak yg ayah banggakan. Ayah juga yakin kalau kamu bisa sukses di Jakarta sana. Karena ayah melihat kalau pemuda itu seperti nya orang yg baik dan sopan. Jadi ayah memutuskan untuk mengizinkan kamu pergi bekerja ke Jakarta. Kejar mimpi mu, kejar impian mu nak..jangan kamu cemaskan ayah dan ibu disini, insyaallah kami baik-baik aja nak, percayalah” ucap ayah dengan memegang kepala sekar.
“Iya sekar, ibu juga setuju dengan ayah kamu. Dari pada kamu disini, ibu nggak mau terjadi sesuatu yg buruk sama kamu” ucap ibu dengan lembut.
“Terus kalau kak sekar pergi, haris gimana bu?” ucap haris tiba-tiba.
“Ya kamu sama ayah dan ibu lah dek. Makanya kamu itu kalau di nasehati orang tua harus bisa nurut. Kamu nggak kasian sama ayah, tiap hari warga selalu marah sama ayah gara-gara tingkah laku mu itu? Apa kamu nggak malu jadi obrolan orang-orang? Fokuskan dulu sekolah kamu itu dek. Insyaallah kalau kakak sukses di Jakarta sana, kamu kakak ajak untuk kuliah di Jakarta. Tapi kalau kamu nggak bisa merubah sifat dan tingkah laku mu itu, jangan harap untuk kakak ajak ke Jakarta” sekar menasehati adik nya, sambil mengancam tentu nya, hehehe..
“Iya deh kak, aku janji untuk nggak bandal lagi, dan nggak bikin ayah sama ibu cemas lagi” janji haris pada kakak nya.
“Gitu dong, itu baru nama nya adek kakak yg guuannteng, hahaha” dia menyenggol tangan haris dengan siku nya sambil tertawa.
Setelah sekar berbicara dengan ayah dan ibu nya, sekar semakin yakin untuk menerima tawaran pemuda itu dan bersiap untuk melanjutkan masa depan nya di Jakarta.
Malam ini, sekar mencoba untuk menghubungi pemuda itu. Tapi kenapa rasanya sekar deg-degan ya? apa mungkin karena ini pengalaman pertama nya dia menghubungi seorang pemuda? Entah lah, tapi memang saat ini sekar sedang gegana. Apakah dia akan langsung di terima di perusahaan itu? Karena mengingat sekar bukan seorang Sarjana. Tapi sekar mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa ia mampu untuk mewujudkan mimpinya.
“Bismillah…kamu pasti bisa sekar..” ucap sekar sambil menekan tombol memanggil di ponsel nya.
“Hallo, dengan siapa?” Ucap pemuda itu dari telfon.
“Assalamualaikum pak..” Jawab sekar. Sekar selalu menggunakan kata salam menurut islam, karena baginya itu adalah hal yg baik dan wajib untuk di ucapkan.
“Waálaikum salam, dengan siapa saya bicara?” jawab pemuda itu.
“Apa bener ini dengan pak Rendra?” Tanya sekar dengan ragu.
“Iya. Saya rendra. Anda siapa?” jawab rendra dengan tenang.
“Maáf pak, saya sekar. Yg waktu itu bapak pernah menolong saya, apa bapak masih ingat dengan saya?” sekar sangat lah gugup saat ini, sampai-sampai dia menggigit bibir bawah nya.
“Hem..iya saya ingat. Apa kamu sudah memikirkan penawaran dari saya?” rendra berbicara langsung pada ke intinya.
“Iya pak, saya sudah bicarakan hal ini dengan kedua orang tua saya. Dan Alhamdulillah mereka setuju, dan insyaAllah saya juga sudah siap dengan keputusan saya ini pak” Ucap sekar dengan hati-hati.
“Oke. Kamu bisa berangkat ke Jakarta besok dengan menggunakan pesawat terbang. Dan kamu tenang aja, tiket pesawat kamu akan saya pesan via online. Jadi kamu tinggal berangkat sesuai jadwal yg sudah di tentukan. Dan saya akan kirim foto tiket nya ke kamu malam ini juga, jadi kamu harus sudah bersiap malam ini, agar besok tidak terlambat untuk berangkat ke bandara.” ucap rendra dengan santai.
“Ya allah pak, bapak baik banget sudah mau biayain ongkos saya ke Jakarta..saya jadi nggak enak sama bapak. Terimakasih banyak ya pak..” sekar berterima kasih karena sudah di pertemukan dengan orang yg baik seperti pak rendra.
“Sama-sama” ucap rendra dengan singkat.
“Kalau gitu saya tutup dulu telfon nya ya pak, terima kasih banyak pak.. Assalamuálaikum”
“Waálaikum salam”
15 menit kemudian, sekar menerima pesan watsapp dari pak rendra.
“Apa? Jam terbang nya jam 9 pagi? Ya allah, aku harus cepat-cepat beritahu ayah sama ibu” ucap sekar sambil berdiri dan berlari keluar kamar.
Sekar memasuki kamar ayah nya yg kebetulan tidak di kunci.
“Yah, bu. Tadi sekar menghubungi pemuda itu, nama nya pak Rendra yah. Belum lagi sekar menjelaskan, dia udah tau maksud dari sekar nelfon dia yah. Dan ayah tau? Bahkan pak rendra itu bersedia biayain ongkos sekar ke Jakarta menggunakan pesawat terbang yah, bu. Dan ini foto tiket nya yah. Jam keberangkatan nya besok jam 9 pagi. Sekar harus gimana sekarang yah, bu?” Tanya sekar dengan bingung.
“Alhamdulillah, masih ada orang baik di sekeliling kita ya bu..” ayah bersyukur atas rezeky yg datang untuk putri cantiknya.
“Yaudah, sekarang kamu kemasi barang-barang yg mau di bawa besok, besok pagi ayah antarin sampek bandara. Tapi maaf ya nak, ayah sama ibu belum bisa mengantar kamu sampek ke Jakarta..karena uang ayah belum cukup untuk ongkosin ibu kamu yg sudah gendut ini..hehe” Ayah mencoba untuk tidak membuat anak nya merasa sedih dengan bercanda mengejek ibu nya.
“Nggak apa-apa yah..dengan ayah mengizinkan sekar untuk bekerja di sana, sekar juga sudah bahagia. Yg terpenting doá dari ayah sama ibu yg sekar inginkan. Dan semoga sekar bisa membantu ayah sama ibu untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita selama ini ya ayah, ibu..” tutur sekar sambil meneteskan air matanya.
“Ayah sama ibu bahagia jika melihat anak-anak ayah juga bahagia. Jadi kamu nggak usah merasa sedih gitu. Pesan ayah, sholat 5 waktu jangan di tinggal ya nak, minta doá sama allah, agar semuanya di permudah sama allah.” Ucapan ayah yg begitu menenangkan perasaán sekar, sangat lah menyentuh hati nya, betapa orang tua nya sangat sayang padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments