Presdir dan Sekar

Pagi ini, sekar sudah dulu hadir di kantor. Saat sekar memasuki area lobby, seluruh staff memperhatikan nya. Seperti biasa sekar selalu cuek dengan hal itu, karena sudah menjadi kebiasaan nya untuk tidak menanggapi omongan mereka.

“Assalamualaikum mbok..” sapa nya pada mbok iyem, pelayan di kantor ini.

“Waalaikum salam mbak.. gimana kabar nya? Apik toh mbak?” Tanya mbok iyem pada sekar dengan menggunakan bahasa jawa.

“Alhamdulillah…alus mbok.. kumaha kabar anjeun?” Tanya sekar dengan bahasa sunda, karena dia nggak pandai menggunakan bahasa jawa.

“Damang. Yowes mbok tinggal kerjo sek yo mbak.. mbak sing apik-apik kerja ne, ojo nesu, kan wes petok kambe ibu sama bapak.” Ucap mbok iyem, yg bikin sekar semakin bingung.

“Ih mbok..saya nggak ngerti dengan bahasa itu mbok..pakek bahasa indo aja deh.” Pinta sekar sambil tertawa halus.

“Hehe..mbok bilang, mbak kerja nya yg bagus, jangan sedih-sedih lagi, kan sudah bertemu dengan ibu dan ayah nya mbak.. yaudah mbok tinggal dulu ya..” mbok iyem mengartikan bahasanya tadi.

“Makasih ya mbok..” ucap sekar dengan tersenyum ramah.

“Sama-sama ndok..” jawab si mbok.

Setelah berbincang-bincang dengan mbok iyem, sekar langsung berjalan menuju lift. Pas sekar masuk kedalam lift, tiba-tiba presdir sudah berdiri di belakang nya.

“Astaghfirullah pak. Bapak ngagetin saya aja” sekar kaget karena presdir nya tiba-tiba muncul.

“Kamu hari ini lembur. Kerjaan kamu banyak, dan saya nggak mau tau, hari ini berkas itu sudah harus selesai” ucap presdir tanpa melihat sekar.

“Ha? Baa baik pak” Jawab sekar dengan gugup.

“Ada apa dengan nya? Nggak biasanya dia marah kek gini sama aku. Tapi hari ini? Ahh.. mungkin presdir lagi banyak pikiran. Oke sekarang mari kita laksanakan tugas sekar” Ucap sekar dalam hati dan mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Setibanya sekar di ruangan presdir, sekar langsung bergegas membantu melengkapi keperluan presdir untuk rapat pagi ini, setelah itu dia baru bisa memulai pekerjaan nya sampai larut malam nanti.

“Maaf pak, apa ini diperlukan dalam rapat pagi ini?” Tanya sekar sambil menunjukkan berkas file yg baru kemarin di selesaikan nya.

“Kamu bertanya sama saya? Apa kamu lupa jabatan kamu disini sebagai apa!” presdir hari ini bener-bener lagi marah, tapi kemarahannya itu di lampiaskan kepada sekar yg tidak tau apa-apa.

“Maaf pak kalau saya salah bicara” jawab sekar dengan lesuh sambil memasukkan berkas nya kedalam tas kerja presdir nya.

“Mari pak saya antar” ucap sekar lagi.

“Nggak perlu! Kamu cukup selesaikan berkas itu hari ini juga. Tidak ada jam istirahat buat kamu hari ini, paham kamu!” presdir nggak punya hati, bisa-bisanya dia bikin perintah seperti itu.

“Baik pak, saya mengerti.” Jawab sekar sambil menundukkan wajah nya kebawah.

Ruang Rapat..

“Selamat pagi Presdir..” Sapa para staff dengan hormat.

“Pagi” Jawab presdir dengan singkat.

“Langsung ke pembahasan inti” pinta presdir.

Rapat hampir berlangsung dengan lancar, tapi di pertengahan rapat pagi ini, presdir melamun karena sedang memikirkan sekar. Dia nggak mau sekar direbut oleh adik nya, bagaimana pun dia harus bisa mendapatkan sekar dari tangan adik nya.

“Sialan! Kenapa wajah dia terus yg di pikiran gua. Gua nggak sudi kalau rendra menikahi sekar secepat ini. Ah!! Sialan lo ndra!” upat aufar pada adik nya dalam hati.

“Maaf presdir, barusan direktur Geri bertanya pada bapak” tegur salah satu staff nya karena dia melihat presdir nya sedang melamun.

“Maaf seperti nya rapat ini kita lanjutkan besok, saya permisi.” Ucap presdir dengan sesuka hati nya.

Begitu rapat ditutup, presdir pergi ke ruangan nya dengan segera, tanpa memperdulikan rendra yg sudah memanggl nya dengan terus menerus.

Bragghh!! (Suara pintu tertutup)

“Astaghfirullah” Ucap sekar karena terkejut dengan suara pintu.

“Kemasi barang-barang kamu sekarang juga, bawa berkas yg akan kamu kerjakan” perintah presdir.

“Kita mau kemana pak? bukan nya bapak masih harus diruang rapat?” Tanya sekar dengan bingung karena melihat presdir nya hari ini agak sedikit aneh.

“Nggak usah banyak Tanya kamu! Kemasi sekarang. Saya tunggu di parkiran bawah. Dalam waktu 15 menit sudah harus masuk kedalam mobil saya.” Perintah presdir dengan memaksa.

“Baik pak” jawab sekar singkat.

Setelah sekar mengemasi semua barang-barang yg ingin di bawa, sekar bergegas menuju ketempat parkiran, dia nggak mau pekerjaan nya nanti jadi terancam. Di lift sekar bertemu dengan rendra, tapi wajah sekar kelihatan sedang kacau, mungkin karena dia terburu-buru.

“Sekar, kamu kenapa? Mau kemana?” Tanya rendra sambil melihat sekar begitu serius.

“Maaf pak, saya sedang buru-buru sekarang, presdir sudah menunggu saya di bawah. Saya akan keluar dengan presdir untuk urusan pekerjaan pak.” ucap sekar dengan suara yg tergesah-gesah.

“Iya, tapi kemana?” Tanya rendra untuk memastikan tujuan kepergian nya.

“Saya juga kurang mengetahui nya pak, maaf pak saya sudah terlambat” pamit sekar dengan calon suami nya.

Sekar memanggil rendra tetap lah bapak kalau sedang di kantor, tapi kalau di luar kantor sekar memanggil rendra dengan sebutan Mas.

“Kamu hati-hati ya. kalau ada apa-apa telfon saya” ucap rendra dengan nada yg sedikit kuat.

“Baik pak..” teriak sekar.

Tepat 15 menit, sekar masuk kedalam mobil presdir nya dengan ngos-ngosan karena berlari mengejar waktu yg di berikan presdir.

“Huhh!!” sekar menghela nafas nya yg sesak sambil melihat jam tangan nya.

“Pas 15 menit saya sudah sampai di mobil bapak tepat waktu” ucap sekar pada presdir.

Tanpa menjawab, presdir langsung menyalakan mobil nya dan langsung berangkat dengan kecepatan sedang.

“Maaf pak, kalau boleh saya tau kita mau kemana ya pak? karena nggak biasanya bapak ajak saya ikut kerja keluar lapangan seperti ini” sekar bertanya dengan hati-hati.

“Ke villa” jawab presdir dengan singkat.

“Mau ngapain kita kesana pak? kenapa mendadak sekali bapak mengajak saya ke villa? Dan siapa yg ingin bapak temui dalam pekerjaan hari ini?” begitu banyak pertanyaan yg diajukan sekar.

“Kamu duduk diam, dan nggak perlu banyak bertanya. Dan saya minta handphone kamu di matikan, karena saya nggak mau kalau pekerjaan hari ini terganggu hanya karena handphone kamu yg selalu berbunyi. Paham kamu!” perintah presdir terdengar sangat aneh, tapi sekar wanita yg polos dan tidak mengerti maksud semua perintah yg diberikan presdir nya.

Perjalanan yg begitu jauh dan memakan waktu, membuat perut sekar bunyi karena kelaparan. Jelas saja dia kelaparan, pagi ini sekar terlambat bangun, jadi dia tidak bisa memasak untuk sarapan pagi nya. Tapi sekar bingung, dia takut kalau dirinya meminta presdir untuk berhenti sebentar, pasti presdir akan marah padanya. Tapi kalau sekar mencoba menahan rasa lapar nya, takut nya asam lambung sekar kambuh lagi. Tapi mau nggak mau, sekar harus menyuruh presdir nya berhenti sebentar hanya untuk membeli sarapan di pinggir jalan.

“Ekhem, pak. bisakah kita berhenti sejenak? Saya lapar sekali pak, tadi saya nggak sempat sarapan karena kesiangan. Waktu saya mau sarapan di kantin, bapak sudah meminta saya untuk mengerjakan tugas itu, jadi saya nggak jadi sarapan di kantin tadi” sekar mengeluh pada presdir, karena rasa lapar nya yg tidak bisa di tahankan nya lagi.

“Terus kamu nyalahin saya?” Tanya presdir dengan nada yg membentak.

“Tidak pak, saya nggak nyalahin bapak kok. Tapi perut saya sekarang sangat lah lapar pak” ucap sekar sambil menundukkan wajah nya kebawah.

Permintaan sekar sama sekali nggak di dengar oleh presdir. Dia tetap mengemudikan mobil nya untuk melanjutkan perjalanan nya. Begitu lah presdir, dia sama sekali nggak pernah mau mendengar keluhan para staff nya, termasuk keluhan dari sekretaris nya sendiri.

Dua jam setengah perjalanan yg di tempuh menuju villa, bahkan tidak semenit pun presdir memberikan waktu buat sekretaris nya.

Episodes
1 Awal Kisah
2 Menerima Tawaran Pemuda Itu
3 Memulai Kehidupan Baru
4 Ruangan Presdir
5 Jam Makan Siang
6 Tempat Tinggal Baru
7 Hari ke 2 di Sanjaya Grup
8 Rendra Melamar Sekar
9 Minta Restu dengan kakak
10 Presdir dan Sekar
11 Sanjaya Villa
12 Presdir Mesum
13 Kehancuran Sekar
14 Menyesali Nya
15 Resign
16 Mencari tempat tinggal
17 Mengatakan yg sebenarnya
18 Teman Baru Sekar
19 Bertemu Dengan nya Lagi
20 Menjadi Mata-Mata
21 Meminta izin untuk melamar
22 Ada apa dengan nya??
23 Datang melamar nya.
24 Kemarahan pak Sanjaya
25 Persiapan Pernikahan I
26 Persiapan Pernikahan II ( Bersikap Manis )
27 Persiapan Pernikahan III ( Cek Cok )
28 Persiapan Pernikahan IV (Bertemu dengan calon mertua)
29 Persiapan Pernikahan V ( Ijab qobul )
30 Gengsi
31 Suami ku panik
32 Perhatiannya
33 Pulang kerumah baru
34 Suami ku Ngomel Kayak Emak-Emak
35 Sekar ngambek
36 Meminta izin pada dokter
37 Gagal Gol
38 Berkunjung kerumah mamah
39 Kepergian Rendra menyadarkan kakak nya
40 Visual Pemain
41 Warga kampung gentar mengetahui kesuksesan sekar
42 Kedatangan Tiwi
43 Tiwi melihat indri seperti??
44 Mengajak tiwi belanja
45 Oppa korea
46 Tiwi berkenalan dengan oppa korea
47 Drama di pesawat
48 Bertabrakan dengan nya lagi
49 Pria misterius
50 Menikmati malam yg indah
51 Gagal nyamar
52 Bicara Dengan Nya
53 Kecewa
54 Minta pulang
55 Pengakuan Tiwi
56 Menemukan Kebenaran
57 Sebangku dengan nya
58 Beberapa jam lagi
59 Mengungkapkan Kebenaran
60 Memilih Untuk Mandiri
61 Pulang Bersama
62 Pulang Kampung
63 Pulang Kampung II
64 Brian
65 Perjodohan
66 Mengalah
67 Permintaan Abbas
68 Bimbang
69 SAH
70 Aisyah Aisyah...
71 Padahal sudah SAH
72 Malu-malu tapi mau
73 Kecemasan Tiwi
74 Fakta baru
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Awal Kisah
2
Menerima Tawaran Pemuda Itu
3
Memulai Kehidupan Baru
4
Ruangan Presdir
5
Jam Makan Siang
6
Tempat Tinggal Baru
7
Hari ke 2 di Sanjaya Grup
8
Rendra Melamar Sekar
9
Minta Restu dengan kakak
10
Presdir dan Sekar
11
Sanjaya Villa
12
Presdir Mesum
13
Kehancuran Sekar
14
Menyesali Nya
15
Resign
16
Mencari tempat tinggal
17
Mengatakan yg sebenarnya
18
Teman Baru Sekar
19
Bertemu Dengan nya Lagi
20
Menjadi Mata-Mata
21
Meminta izin untuk melamar
22
Ada apa dengan nya??
23
Datang melamar nya.
24
Kemarahan pak Sanjaya
25
Persiapan Pernikahan I
26
Persiapan Pernikahan II ( Bersikap Manis )
27
Persiapan Pernikahan III ( Cek Cok )
28
Persiapan Pernikahan IV (Bertemu dengan calon mertua)
29
Persiapan Pernikahan V ( Ijab qobul )
30
Gengsi
31
Suami ku panik
32
Perhatiannya
33
Pulang kerumah baru
34
Suami ku Ngomel Kayak Emak-Emak
35
Sekar ngambek
36
Meminta izin pada dokter
37
Gagal Gol
38
Berkunjung kerumah mamah
39
Kepergian Rendra menyadarkan kakak nya
40
Visual Pemain
41
Warga kampung gentar mengetahui kesuksesan sekar
42
Kedatangan Tiwi
43
Tiwi melihat indri seperti??
44
Mengajak tiwi belanja
45
Oppa korea
46
Tiwi berkenalan dengan oppa korea
47
Drama di pesawat
48
Bertabrakan dengan nya lagi
49
Pria misterius
50
Menikmati malam yg indah
51
Gagal nyamar
52
Bicara Dengan Nya
53
Kecewa
54
Minta pulang
55
Pengakuan Tiwi
56
Menemukan Kebenaran
57
Sebangku dengan nya
58
Beberapa jam lagi
59
Mengungkapkan Kebenaran
60
Memilih Untuk Mandiri
61
Pulang Bersama
62
Pulang Kampung
63
Pulang Kampung II
64
Brian
65
Perjodohan
66
Mengalah
67
Permintaan Abbas
68
Bimbang
69
SAH
70
Aisyah Aisyah...
71
Padahal sudah SAH
72
Malu-malu tapi mau
73
Kecemasan Tiwi
74
Fakta baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!