"Baik, aku segera kesana,"Alvin segera melajukan mobilnya ke tempat yang telah diberitahukan anak buahnya. Ia harus menguak tabir yang selama ini tersembunyi.
Sudah sekian lama Kendra mencari data anak kecil itu. Bahkan Alvin pun hampir dibuat frustasi olehnya. Ia sudah beranggapan bahwa anak itu meninggal. Karena para penghuni panti mengatakan anak gadis itu terjebak di dalam kamar. Entah mengapa Kendra begitu keras mencari tahu keberadaan anak gadis itu.
Alvin telah sampai di sebuah apartemen seperti petunjuk dari anak buahnya. Ia mengganti pakaiannya dan berpenampilan sederhana. Ia menggunakan jaket hitam dan kacamata hitam.
Ia hendak naik lift namun ada seseorang yang menghentikan laju liftnya.
"Tunggu,"suara itu Alvin begitu familiar. Kenapa dia ada di sini? Apakah dia ingin bertemu dengan lelaki itu? Berarti benar lelaki itu ada di sini.
Alvin melihat Ella berjalan tergesa setelah pintu lift terbuka. Alvin sengaja menjaga jarak dengannya agar Ella tidak curiga. Ella tampak membawa beberapa makanan di dalam kantong plastik berwarna putih. Dan Ella sama sekali tidak mengenalnya.
Sepertinya Ada sesuatu yang terjadi. Dia tampak begitu panik.
Ella berhenti di depan sebuah pintu dan menekan tombol kuncinya. Sepertinya Ella dan si penghuni memiliki hubungan yang dekat bahkan password pintu masuk apartemennya pun dia tahu.
Alvin memeriksa nomor apartemen yang di datangi Ella. Sama persis dengan alamat yang akan dia datangi.
Lelaki ini dan Ella ada hubungan apa?
"Ternyata mereka saling mengenal satu sama lain." Alvin berbalik badan hendak pergi dari tempat itu.
Bruk!
"Aduh!"seorang perempuan bertabrakan dengannya. Dan beberapa buah yang dibawa perempuan itu pun terjatuh.
"Ouh, maaf,"Alvin membantu perempuan itu mengambil barang bawaannya.
"Tidak apa-apa, saya yang salah, jalan sambil bermain hp jadi tidak melihat depan,"ujarnya sambil tersenyum polos.
Alvin melihat penampilan perempuan dihadapannya. Manis dan cantik.
"Terimakasih sudah membantu,"ujar perempuan itu.
"Shella,"itu suara Ella, Alvin menundukkan kepalanya. Dia tidak mau sampai ketahuan Ella.
"Lala, kamu sudah datang, syukurlah,"perempuan yang dipanggil shella itu menghampiri Ella dan mengabaikan Alvin. Hal ini dimanfaatkan Alvin untuk segera berlalu dari tempat itu.
"Ada apa barusan?"Tanya Ella.
"Ouh, aku tidak sengaja menabrak orang itu, sudahlah, ini buahnya,"shella bergegas menyerahkan buah-buahan itu kepada Ella.
"Makasih, shel, jadi merepotkanmu."
"Aku senang bisa membantu kalian. Lala aku pergi dulu, ya, aku sudah ditunggu. Dia pasti menurut kalau kamu yang merawatnya,"sahut shella sambil tersenyum.
"Tenang saja, sejak kecil dia selalu menurut kepadaku,"kata Ella balas tersenyum.
"Baiklah, aku pergi dulu, ya, dadah,"pamit shella.
"Hati-hati, ya, shel,"ujar ella yang hanya ditanggapi lambaian tangan oleh shella.
"Anak itu, perilakunya tidak pernah berubah,"ujar Ella lalu kembali masuk ke dalam apartemen.
Alvin mengintip dari balik persembunyiannya. Dia masih sempat mendengar percakapan mereka.
Lala? Ella? Dia Dan lelaki itu saling mengenal sejak kecil? Oh.. Tuhan, apa dugaanku benar selama ini? Tidak! Bagaimana dengan Kendra bila semua memang seperti yang aku pikirkan.
**
Ella meletakkan beberapa makanan di kulkas. Sepertinya Daniel masih tidur. Kata shella, Daniel baru saja minum obat. Sepertinya obat itu memberi efek mudah tidur.
Ella memutuskan untuk memasak. Sudah lama dia tidak pernah memasak sendiri. Selama tinggal di Rumah keluarga Stevano selalu Ada pembantu yang memasak.
"Semoga rasa masakanku masih sama,"gumam Ella sambil mengaduk sup ayam yang dibuatnya.
Setelah menyajikan makanan di ruang makan. Ella kembali ke dapur membersihkan peralatan memasaknya.
"La, kamukah yang memasak?" suara Daniel membuat Ella segera kembali ke ruang makan.
"Kamu sudah bangun, mau makan?"Tanya Ella. Daniel hanya mengangguk. Ellapun menyiapkan peralatan makan untuk Daniel.
"Hmmm..enak,"ujar Daniel sambil menikmati masakan Ella.
"Baguslah kalau kamu suka, aku pikir masakanku sudah berbeda sekarang,"ujar Ella merasa lega.
"Kamu harus banyak makan, oke!"perintah Ella yang membuat Daniel semangat untuk makan. Perilaku Daniel membuat Ella bahagia. Daniel selalu bisa membuatnya merasa dihargai.
Melihat Ella tersenyum bahagia membuat Daniel merasa kasian. Seharusnya dari dulu aku tidak mengijinkanmu kembali ke sini. Kamu pasti banyak menderita di sini, La.
***
Salam cinta dari author ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Nayaka
kok jadi bingung yahh🤨🤔🤔🤔
2023-06-04
0
Nuna
jd agak bingung
2021-02-15
0
nuri
ruwettt
2021-01-06
0