"Hari ini ada rapat dengan tuan Pratama jam 10,"lapor asisten pribadi Kendra.
"Baik, apa tugas yang aku berikan padamu sudah ada hasilnya?"
"Belum, maafkan aku, nama anak kecil itu tidak terlacak, apakah tidak ada foto, mungkin lebih cepat menemukannya,"tanya Alvin.
Kendra menggeleng,"tidak ada, sudahlah, kalau kamu menemukan nya, segera kabari aku."
"Baik, aku permisi dulu,"Alvin segera undur diri meninggalkan Kendra sendiri.
"Sudah sepuluh tahun berlalu, apakah benar kamu ikut terbakar waktu itu,"Kendra menerawang jauh. Sudah sekian lama ia berusaha mencari informasi namun gadis kecil yang pernah ditemuinya waktu itu tidak pernah lagi ia ketahui keberadaan nya.
**
Flashback on
Saat itu Kendra berusia 8 tahun dipaksa sang mama untuk ikut pergi bersamanya. Namun, Kendra tidak mau karena papanya sudah berjanji untuk menemaninya pergi memancing esok hari. Melihat hal itu, Nadia menjadi kesal. Ia tidak suka sikap Kendra yang keras kepala dan lebih suka menurut kepada papanya.
"Kamu harus ikut mama!"bentak Nadia. Ia menarik tangan kecil Kendra. Dan tidak mempedulikan teriakan kesakitan putranya.
"Nyonya, tolong lepaskan tuan muda,"sang pengasuh merasa kasihan melihat majikan nya membuat menangis anak asuhnya.
"Diam! Tahu apa kamu!"teriak Nadia membuat sang pengasuh akhirnya mundur sambil menatap kasihan kepada anak asuhnya.
"Ayo, kamu jangan keras kepala sama seperti papamu!"Nadia memaksa Kendra kecil masuk ke dalam mobil.
"Maafkan saya, tuan muda,"ucap sang pengasuh sambil mengusap air matanya. Sungguh ia tak tega melihat seorang anak kecil tak berdosa menjadi korban atas perilaku kedua orang tuanya.
Nadia membawa Kendra untuk menemui Steven. Nadia sudah tidak sanggup lagi. Penghianatan Steven dengan Linda, mantan kekasihnya. Hal ini membuat Nadia frustasi apalagi setelah mengetahui bahwa Steven hanya menjadikannya bayang-bayang Linda. Steven masih sangat mencintai Linda. Bahkan mereka kini dengan terang-terangan berselingkuh.
Ini sungguh menyakitkan untuk Nadia. Steven tidak lagi memikirkan perasaan nya dan juga putra mereka. Dia telah buta oleh cintanya kepada Linda.
"Hiks..hiks...ma..ma...,"Kendra menangis sepanjang perjalanan. Mendengar tangis anaknya semakin menyakiti perasaan Nadia.
"Diamlah! Dengarkan mama, setelah ini kamu harus membalaskan dendam untuk mama. Kamu janji!"bentak Nadia membuat tangis Kendra seketika berhenti.
"Jawab mama! Katakan Kendra! Katakan!!!"teriak Nadia semakin kencang.
"I...i....iya...ma.."
"Bagus,"Nadia tersenyum senang. Ia mengelus puncak kepala Kendra. "Mama menyayangimu, sayang. Kamu harus melakukan nya demi mama. Mereka telah menyakiti kita. Jangan biarkan mereka hidup bahagia. Buat mereka hidup sengsara."
"I...iya...ma."
Nadia menambah kecepatan mobilnya. Ia sudah mempersiapkan ini semua. Meskipun nyawa taruhannya, ia sudah tidak peduli. Steven akan merasakan akibatnya setelah ini.
Mobil Nadia berhenti di sebuah rumah sederhana. Nadia mematikan mesin mobilnya. Ia mengambil sesuatu di dashboard dan memasukkannya ke dalam saku jaketnya.
"Kendra, jangan keluar. Bila nanti terjadi sesuatu dengan mama, jangan keluar. Mama mencintaimu, sayang,"Nadia mencium kening dan pipi Kendra. Lalu ia keluar dari mobil dan menelepon.
Tak berapa lama kemudian keluarlah Steven dan juga Linda.
"Nadia, apa yang kamu lakukan malam-malam disini!"Steven tampak gusar melihat Nadia yang berdiri di hadapannya saat ini. Ia tidak suka Nadia mengganggu waktunya dengan Linda.
"Sayang, jangan seperti itu, kita bicara saja di dalam,"ujar Linda menenangkan Steven.
Nadia sungguh jijik melihat tingkah laku kedua orang dihadapan nya itu. Mereka menganggap diri mereka suci dan memandang rendah kepadanya.
"Dasar tukang selingkuh. Sungguh tepat berdampingan dengan ****** seperti dia,"kata Nadia dengan nada mencemooh. Melihat Nadia merendahkan Linda justru membuat Steven semakin geram.
"Pulanglah, Nadia. Besok kita bicara, aku capek..."
"Ouh, jadi sekarang kau mengusirku demi jalangmu, baiklah aku ingin lihat bagaimana bila kamu kehilangan jalangmu itu,"Nadia tersenyum menyeringai. Ia mengambil sesuatu dibalik jaket kulitnya.
"Nadia! Hentikan..."
"Achkk... tidak!"
**Dor!
Dor!
Dor**!
"Tidaaaaakk, andriiiii!!!"
Mendengar nama itu, Nadia segera membuka matanya dan terkejut bahwa yang ditembaknya bukanlah Linda.
Steven begitu syok melihat Linda telah memeluk Andri sambil menangis tersedu-sedu. Ia tidak menyangka Andri lebih dulu menyelamatkan daripada dirinya.
Steven menatap Nadia yang rupanya juga terkejut melihat pemandangan di depannya. Mungkin dia tidak menyangka ada seseorang yang akan menyelamatkan Linda.
Melihat kelengahan Nadia, Steven berniat mendekatinya dan mengambil senjatanya. Namun, pergerakan Steven membuat kesadaran Nadia kembali pulih. Ia justru mengacungkan pistolnya kembali ke arah Steven.
"Tidak! Steven jangan mendekat!"teriak Linda melihat kini Steven yang akan ditembak oleh Nadia.
"Nadia, Nadia, kendalikan dirimu, jangan lakukan itu Nadia, jangan..."Steven berusaha menenangkan Nadia, namun Nadia sudah tidak peduli lagi. Dia sudah terlanjur memutuskan semua ini. Dia tidak akan pernah mundur.
"Stev, kamu akan mendapat karmamu, kamu akan merasakan penderitaan selama hidupmu. Aku pastikan itu,"ujar Nadia sudah memantapkan hatinya.
Steven tidak mengerti akan maksud Nadia hanya terdiam. Namun beberapa saat kemudian.
Dor!
Steven berlari ke arah tubuh Nadia yang jatuh terkulai di tanah. Nadia nekad bunuh diri. Steven tidak menyangka Nadia akan melakukan nya. Steven tidak habis pikir dengan semua ini. Ia memanggil nama Nadia. Tetapi wanita itu sudah menghembuskan napas terakhirnya. Steven menangis sambil memeluk jazad istrinya itu.
"Ma...ma...,"suara itu membuat Steven terkejut.
"Ken...dra...,nak..."Steven tidak menyangka Kendra melihat semua itu. Jadi Kendra sejak tadi ada di mobil Nadia. Dan anak itu melihat semua ini. Tidak! Tidak! Ini tidak benar. Steven meletakkan tubuh dingin Nadia dan hendak meraih tubuh putranya tetapi...
"Jangan mendekatiku, pembunuh!"teriakan Kendra membuat Steven seketika berhenti. Ia melihat sorot kebencian di mata putra semata wayangnya.
Inikah karmanya. Nadia telah mengutuknya dengan segala pengkhianatan yang selama ini steven lakukan. Ia telah melupakan putranya dan juga istrinya. Dunia Steven berbeda sejak saat itu. Ia tahu ia tidak bisa lagi mengubah kenyataan yang ada.
Flashback off
**
"Tuan, tuan .."
Steven mendongak melihat asisten pribadinya membangunkan nya dari lamunan masa lalunya.
"Ah, Jack, sudah berapa lama aku tertidur?"tanya Steven sambil merenggangkan tubuhnya.
"Sekarang sudah pukul tujuh malam, tuan,"ujar Jack.
"Baiklah, aku akan pulang sekarang,"ujar Steven sambil berdiri mengambil jas yang ia letakkan di kursi duduknya. Dan Jack mengikutinya turun ke lantai dasar setelah menghubungi supir pribadi Steven.
"Jack, tolong jangan sampai Kendra tahu kalau aku yang membeli saham itu."
"Baik, tuan."
"Selidiki latar belakang keluarga Pratama dan lelaki bernama kevin Pratama."
"Baik, tuan."
Steven berharap semoga Kevin adalah pria yang baik. Ia akan senang bila putrinya mendapatkan orang yang baik, yang akan mencintai nya dan menjaganya. Ella sudah lama menderita. Sejak dia kehilangan sosok Andri, ayahnya.
***
Iklan Author
Sambil membaca, klik like dan kirim komentar kalian sebanyak-banyaknya.
Terimakasih 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
lahhh...kan flashback nya kan ttg Kendra yg mencari gadis kecil...
knp jd crt mama papa nya...
2023-06-02
0
꧁ 🇨 🇭 🇾 🇾 🇾 🇷 🇦 🇦 🇦 ꧂
benr2 yaaa pelakor pebinor gak bermoral..
2021-09-30
1
arin
dsar orng tua pada ngga ad akhlak,anak yg gtau AP"jadi korban
2021-08-04
1