"Ella, sampai malam sekali, nak?"Steven melihat Ella yang baru pulang kerja.
"Ella ke kamar dulu, pa,"Ella tampak terburu-buru. Ia bahkan tidak menjawab pertanyaan dari Steven. Melihat sikap ella, linda segera menyusul ke arah kamar Ella.
"La, ibu mau bicara,"Linda menarik lengan Ella sebelum ella menutup pintu kamarnya.
"Ella capek Bu, besok saja,"ujar Ella pelan. Sungguh dia sedang capek untuk berdebat saat ini.
"Apakah kamu marah kepada ibu?"tanya Linda.
"Kenapa ibu bertanya seperti itu kepadaku?"tanya Ella balik. Ia tidak tahu kemana jalan pikiran ibunya itu.
"Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan papamu, kamu tahu, dia menunggumu makan malam, bahkan dia sendiri belum makan sampai sekarang,"Linda tampak marah dari nada suaranya.
Ella hanya tersenyum, ternyata memang benar, Linda hanya lebih peduli pada suaminya, cinta pertamanya, daripada putri kandungnya sendiri.
"Aku capek berdebat dengamu, bu,"Ella langsung menutup pintu kamar di depan muka ibunya sendiri. Dan ini membuat Linda marah besar. Dia memanggil nama Ella namun tidak dihiraukan sama sekali. Hal ini melihat Steven yang melihatnya merasa prihatin. Di dalam lubuk hatinya, jujur ia merasa bersalah kepada Ella. Karena dia, Andri, menjadi meninggal dunia. Dan membuat Ella kehilangan ayahnya.
Demi membalas semua kesalahan itu, Steven berjanji bahwa dia akan menyayangi Ella seperti anak kandungnya sendiri. Tidak akan pernah diijinkannya siapapun menyakiti putrinya Ella. Cinderella Daniswara.
**
"Dasar gadis bodoh!"Kendra merasa geram akan jawaban yang diberikan Ella kepadanya.
Dia tidak menyangka gadis itu begitu berani melawannya. Bahkan mengabaikan ancaman yang diberikannya. Kendra tidak akan membiarkan seorang lelaki mendekatinya. Dia akan membuatnya hancur. Sama seperti ibunya menghancurkan kehidupannya.
"Kamu akan menerima akibatnya karena melawanku, tunggu saja, aku akan membuatmu memohon kepadaku,"seringai Kendra.
**
"Pagi, El,"Steven yang melihat Ella menuruni tangga sambil memegang tas kerjanya.
"Pagi, pa,"sahut Ella.
"Kita sarapan bersama,ya"ujar Steven dengan suara yang lembut. Ella yang mendengar ajakan langsung dari Steven menjadi enggan menolaknya.
"Baiklah,"dengan langkah lesu Ella berjalan mengikuti papa tirinya ke arah meja makan. Dia memilih duduk di bangkunya sebelah Kiri Steven. Ia sebenarnya kurang berselera makan, maka iapun mengambil sedikit saja makanan.
"Apakah kamu kurang enak badan, nak?"Tanya Steven melihat Ella hanya makan sedikit saja.
"Tidak, pa."
"Makanmu sedikit sekali, apakah pekerjaan di butik banyak?"tanya Steven penuh selidik. Ella hanya menggeleng.
"Kalau kamu capek, istirahat lah, jangan memaksakan diri."
"Ella tidak apa-apa,pa,"ujar Ella pelan.
"Ella, papa memang bukan ayah kandungmu, tapi percayalah, apapun yang terjadi padamu, papa akan jadi yang terdepan untuk membelamu, papa menganggapmu sudah seperti anak papa sendiri."
"Terimakasih, pa,"apa yang Ella dengar dari Steven membuat Ella merasa terharu. Ia sungguh merindukan ayahnya, seandainya saja ayahnya masih hidup tentu dia....
"Ella, kamu menangis, nak,"Steven terkejut mendapati Ella sedang menangis saat ini. Apa yang sudah diperbuatnya sehingga putrinya menjadi menangis.
"Maaf, nak, papa tidak bermaksud..."
"Tidak, pa,"Ella buru-buru menghapus air matanya dengan kasar. "Ella baik-baik saja, Ella hanya banyak pekerjaan saja."
Steven hendak berkata namun melihat sikap ella, iapun mengurungkan niatnya itu. Steven kembali melanjutkan makannya dan suasana hening kembali tercipta di meja makan itu.
"Ella berangkat dulu, pa,"ujar Ella sambil berpamitan kepada Steven. Ia sudah meletakkan tas kerjanya di bahu.
"Kalau kamu butuh istirahat, kamu bisa berwisata kemana pun, nak, biar ibumu yang mengurus segala sesuatu nya di sini,"ujar Steven merasa kasian dengan Ella.
"Tidak perlu, pa, usahaku baru saja di mulai, aku tidak boleh menyerah saat ini,"sahut Ella.
"Baiklah, jaga dirimu."
"Iya, pa."
Setelah kepergian Ella, muncullah seseorang dari arah dapur. Itu adalah Linda yang sedari tadi mendengar percakapan antara anak dan suaminya.
"Sepertinya aku bukan ibu yang baik." Linda duduk lesu mengingat perkataan putrinya.
"Aku terlalu memaksanya,"ujar Linda. Steven mencoba menenangkan istrinya tersebut.
"Bukan kamu saja yang salah di sini, tetapi aku juga bersalah, putraku juga sangat membenciku, begitu pula dengan putrimu yang membencimu. Kita sama-sama sedang menerima karma akibat perbuatan kita kepada mereka dahulu. Kita jalani hukuman kita ini. Kita yang salah dari awal, bukan mereka."
"Iya, sayang, kita sama-sama bersalah,"ujar Linda.
Steven memeluk tubuh sang istri dan memberikan ketenangan kepadanya.
***
Iklan Author
Sambil membaca, klik like dan kirim komentar kalian sebanyak-banyaknya.
Terimakasih 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
arin
bner"nysek jadi Ella,lnjutin ngga kuat baca tpi pnsran😭
2021-08-04
2
Rara Eta
ikut gemassss sm kendra...
2019-12-18
1
Novel&Manga_Addict
di resume disebutkannya ayah ella meninggal ketika ella lulus sekolah menengah atas...tp baca ingatan ayahnya kendra (steven)...kejadian salah tembak dan bunuh diri nadia mamahnya kendra itu saat kendra 8 th..tp posisi kendra di keluarga steven yg baru adalah kakaknya ella? asa lieuurr...atw aq salah baca ya?
2019-12-17
3