Ella berjalan dengan langkah gontai menuju pemakaman sang ayah. Ini adalah hari ulang tahunnya. Dia ingin merayakannya bersama dengan almarhum ayahnya, Andri Alamsyah.
Ella membawa sebuket bunga mawar putih. Dengan mengenakan gaun selututnya berwarna hitam. Ella telah tiba di makam sang ayah.
Ella meletakkan bunga mawar putih nya dan berdoa.
"Ayah, aku datang." Ella berkata di depan makam sang ayah.
"Maaf, aku baru bisa datang hari ini ke tempat ayah. Aku juga sangat merindukan ayah. Aku hari ini berulang tahun. Aku ingin merayakannya bersama dengan ayah dan juga kakak seperti dulu. Aku merindukan saat-saat ku bersama dengan kalian. Aku ....."Ella tidak kuasa menahan air matanya. Dia menangis sejadi-jadinya di depan makam sang ayah. Dia sangat merindukan saat-saat kebersamaannya dengan ayah dan kakak lelakinya.
"Aku merindukan mu, yah. Kenapa sewaktu ayah pergi ayah tidak membawaku juga. Aku kesepian di sini, yah. Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi di sini." Tangis Ella masih terdengar menyedihkan. Dia mencurahkan kesakitan dalam hidupnya selama ini.
"Seandainya aku dulu tidak memaksa ayah untuk mencari ibu. Mungkin kita masih bersama-sama sampai sekarang. Semua ini karena keegoisan ku, yah. Aku yang telah membuat ayah cekaka."
"Maaf...ayah...."Ella masih terisak saat mengucapkan nya. Dia benar-benar merasa bersalah karena menjadi penyebab ayahnya meninggal dunia. Hanya karena dia sangat ingin bersama dengan sang ibu. Padahal kenyataannya kini justru sangat miris. Sang ibu sendiri tidak pernah suka dengan Ella karena kehadiran Ella sesungguhnya tidak diharapkannya.
**
Ella duduk melamun di pinggir kolam renang di kediaman ayah tirinya. Dia kini banyak duduk melamun setelah apa yang dialaminya. Dia juga sering meneteskan air mata meskipun peristiwa itu telah berlalu beberapa waktu yang lalu.
Bahkan kini Kendra tidak tinggal lagi di rumah ayahnya. Dia lebih memilih tinggal di sebuah apartemen. Ella tahu Kendra sejak dulu tidak menyukai kehadirannya dan juga ibunya.
Namun Ella harus menuruti kata sang ibu untuk ikut tinggal bersama di rumah suami barunya.
Steven Daniswara, ayah sambung ella adalah seorang duda kaya raya. Dia memiliki perusahan yang paling besar se Indonesia. Ini sungguh membanggakan bagi orang lain. Namun berbeda dengan Ella. Dia merasa ini adalah aib. Ayahnya meninggal karena perselingkuhan yang dilakukan Steven Daniswara dengan Linda, ibu Ella.
Ella juga tahu kenapa Kendra bersikap kejam begini padanya. Ini semua karena kesalahan ibunya. Ibu Ella yang telah merebut ayah
Kendra. Ibunya juga yang membuat mama Kendra bunuh diri di hari yang sama dengan kematian ayah Ella, Andri Alamsyah.
Kendra rupanya ingin membalaskan rasa sakit hatinya kepada dirinya. Ella menghapus air matanya. Ia sesenggukan seorang diri di tepi kolam.
Sungguh tidak adil rasanya jika Ella yang harus menanggung kesalahan ibunya. Bahkan ella sendiri adalah korban dari keegoisan sang ibu. Ella sendiri sudah lama tidak mendapatkan kasih sayang yang tulus dari sosok Linda, ibunya. Namun sekarang Ella yang mendapatkan balasan akibat perbuatan buruk ibunya.
Tiba-tiba sebuah tangan memeluk tubuh Ella. Hampir saja membuat Ella jatuh ke dala kolam renang karena terkejut. Namun, tangan kekar itu justru menahannya.
"Hati-hati!"
Suara itu sangat di kenalnya. Ia melepaskan tangan Kendra. Ella tidak ingin berdekatan dengan Kendra kembali setelah kejadian malam itu.
"Apa maumu?"Ella bertanya singkat. Kendra hanya tersenyum tipis.
"Ayo keluar. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."
"Aku tidak mau,"tolak ella keras dan dia berusaha pergi dari hadapan Kendra namun Kendra menarik paksa tangan Ella.
"Kau ingin kejadian itu terulang kembali, huh!"
Ella menyentakkan tangan Kendra.
"Aku tidak takut padamu!"
Ella berjalan masuk ke dalam rumah. Kendra menariknya paksa dan menghempaskannya ke sofa. Kini posisi Kendra ada di atas tubuh Ella.
"Jangan membuatku marah, cepat ganti baju, atau kamu ingin aku melakukan nya di sini,"ucap Kendra dengan seringai nakalnya.
Ella benci mendengar nada perintah Kendra. Ia mendorong tubuh Kendra dan beranjak ke kamarnya. Lebih baik dia menuruti perintah Kendra daripada dia nanti berbuat hal yang lebih gila.
Ella segera berganti baju. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, sedangkan dirinya hanya sedang memakai dalaman saja.
"Tolong ketuk pintu dulu!"teriak Ella dengan segera menyambar sebuah baju di almari.
Kendra hanya tersenyum melihat Ella. Ia malah masuk ke dalam kamar. Dan membuat Ella semakin kesal melihat gelagat kakak tirinya tersebut.
"Kamu gila!"
Kendra tertawa lebar. Ia melemparkan sebuah paper bag.
"Pakailah gaun ini. Lagian kenapa pula kau tutupi, aku sudah hapal semua lekuk di tubuhmu itu."
"Keluarlah!"Ella membentak Kendra.
Kendra tertawa terkekeh-kekeh. Ia keluar setelah berhasil dengan cepat mencium bibir Ella.
**
(Pov Kendra)
Sudah 15 menit aku menunggunya. Dan ia muncul menggunakan gaun hitam dengan belahan punggung yang terbuka. Ia sungguh sangat cantik malam ini.
Awalnya aku terpana akan penampilannya. Tetapi aku berusaha menahan diriku. Karena malam ini aku punya misi tersendiri dengan mengajaknya ke pesta. Ya, malam ini teman ku mengadakan sebuah pesta karena dia baru saja diangkat sebagai pimpinan perusahaan. Dia adalah Kevin Pratama. Putra sulung keluarga Pratama yang memiliki salah satu stasiun TV swasta besar di Indonesia.
Di pesta Kevin , salah satu teman kuliahku dulu. Ku lihat Ella merasa kurang nyaman dengan gaun yang dia kenakan, tetapi menurutku dia terkesan sangat seksi.
Aku membiarkan nya sendirian duduk di sofa. Aku beralasan menemui relasiku dan aku sengaja melihatnya dari kejauhan. Aku memang sengaja membuatnya malu di hadapan orang banyak. Itu adalah misiku.
Kulihat dia didatangi seseorang yang ku kenal memang seorang playboy. Namanya anton. Aku melihat reaksinya.
Anton sepertinya sudah mabuk berkali-kali
mencoba akan mencium gadis itu. Namun, Ella sepertinya menolak dan gadis itu seperti kebingungan mencariku.
Entah kenapa melihatnya panik akupun ikut panik. Semula aku yang ingin bersenang-senang dengan rebeca yang sedang mabuk di sampingku. Namun aku justru menghampiri Ella yang sudah hampir menangis karena sikap Anton.
"Lepaskan dia,"ucapku samb menghadang langkah Anton.
Ella seketika mendelik di belakang tubuhku.
"Siapa kau?"
"Aku kakaknya."
Anton seakan tak percaya. "Kulihat dia sendiri saja sejak tadi. Kau jangan berbohong!"
"Pergilah,"ucapku sambil mendorong Anton. Namun sikapku justru memancing amarahnya.
"Kurang ajar!"bentaka Anton. Kesal akan bentakan Anton , kulayangkan tinjuku pada wajahnya. Ia jatuh tersungkur.
Segera ku pegang tangan Ella dan ku tarik keluar ruangan. Namun, sepertinya anton akan membalas serangan tadi. Tapi justru Ella
menghadang dengan tubuhnya. Sehingga dia yang menerima pukulan itu.
"Ella!"teriakku melihat Ella menahan sakit akibat pukulan lelaki mabuk itu. Sepertinya pukulan itu cukup sakit.
Ku tonjok muka Anton yang telah membuat Ella terluka. Tak ampun lagi sekarang muka anton benar-benar babak belur. Aku sudah kalap dengan emosiku.
"Kendra, hentikan, dia bisa mati." kudengar suara Kevin datang meleraiku.
"Hei, hentikan, kita pulang saja." suara Ella yang kini ada di sampingku membuatku sadar. Kutarik tangan Ella keluar dari ruangan pesta memuakkan itu.
***
Iklan Author
Jangan lupa like, vote dan juga kirim komentar kalian sebanyak-banyaknya.
Terimakasih 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
dewi⚘💕
napa ga nikahi aja Ella
2020-12-15
0
Rivaldo Akbar
betapa tak bermoralx dirimu ndra hanya sebuah kemarahan atas kesalahan ayahx
2020-12-12
1
Wati_esha
Inilah cerita masa lalu Kendra.
2020-10-23
2