Chapter 18

Begitu usia kandungan Clara masuk dua bulan, sejak itu lah mual di rasakan Birma setiap paginya. Jika beberapa waktu lalu laki-laki itu begitu hobi mengunyah, kini sudah berkurang dan hanya akan memakan apa yang benar-benar di inginkan si jabang bayi, sementara Clara masih anteng tanpa ada satu pun kendala yang mempersulit kehamilannya.

Pekerjaan yang sudah kembali di lakoni terasa seperti hari-hari sebelumnya sebelum perutnya di tinggali si kecil. Berbeda dengan Birma yang justru sedikit kesulitan akibat masa ngidamnya. Mungkin jika dirinya sendiri atau keluarganya yang memiliki perusahaan itu, Birma akan lebih memilih tinggal di rumah sampai rasa mualnya menghilang. Namun sayang, keluarganya tidak sekaya itu, dan kenyataan bahwa dirinya memiliki bos harus membuat Birma mau tak mau memaksakan diri untuk pergi bekerja walau dalam keadaan yang kurang baik.

Memiliki mertua yang kaya raya, tidak membuat Birma mengambil keputusan untuk berhenti kerja dan pindah ke perusahaan milik ayah mertuanya. Dirinya cukup tahu diri dan Birma bukanlah tipe orang yang senang memanfaatkan. Birma memilih bertahan di tempatnya bekerja saat ini, karena bagaimanapun kantornya yang saat ini sudah membawanya pada kesuksesan.

Birma bukan tidak tergiur dengan tawaran sang ayah mertua yang memintanya untuk berhenti dari perusahaannya sekarang dan beralih mengurus anak perusahaan Pandu yang lain. Namun dengan keras Birma menolak, tidak ingin terlalu bergantung pada apa yang di miliki keluarga istrinya. Lagi pula di tempatnya sekarang jabatan Birma sudah cukup tinggi, sayang jika harus meninggalkan jerih payahnya sendiri.

Meskipun sedikit terganggu dengan masa ngidamnya, Birma masih cukup mampu untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, walau tak jarang harus terhenti di tangah jalan hanya karena rasa mual yang di alaminya. Beruntunglah Birma memiliki istri yang perhatian, meskipun banyak mengesalkan dan menyebalkannya, tapi wanita cantik yang sudah berhasil Birma hamili itu tidak pernah lupa membekalinya dengan vitamin serta buah-buahan yang menjadi cemilan Birma di kala mual itu dirinya rasakan.

“Cell, bikinin teh susu dong!” pinta Birma sedikit berteriak pada sekertarisnya.

Mendengar teriakan itu, Cella yang menjadi sekretaris Birma melaksanakan tugas yang di perintahkan atasannya. Memang laki-laki itu selalu mengandalkannya untuk apa saya yang di inginkan pria ngidam itu. Cella tak habis pikir bagaimana bisa bosnya yang super tampan dan menjadi pujaannya sejak dulu bisa mengalami masa ngidam yang seharusnya di alami sang istri. Kesal memang, tapi Cella juga tidak bisa menolak, apalagi sang nyonya bos sudah mewanti-wantinya untuk menuruti keinginan sang tuan bos yang benar-benar menjadi rewel beberapa waktu belakangan ini.

Cella yang dulu begitu memuja bosnya, kini tak jarang mendengus kesal dan ingin sekali memberi racun di setiap makanan atau minuman yang di minta laki-laki itu. Bukan tanpa sebab kekesalan Cella tumbuh, karena laki-laki yang dulu sempat di taksirnya itu benar-benar selalu mengerjainya belakangan ini. Entah ini inisiatif laki-laki itu sendiri, atau bayi yang berada dalam kandungan Clara, bisa juga wanita itu yang memprofokasi bayi di dalam perutnya untuk mengerjainya.

Begitu tiba di pantry, Cella segera menyiapkan cangkir yang biasa di gunakan bosnya, mengambil teh lalu mencari susu yang biasanya di simpan tidak jauh dari bubuk kopi. Namun sekeras apa pun dirinya mencari tidak juga menemukannya, membuat Cella pada akhirnya memutuskan untuk membuat teh hangat, kemudian membawanya ke ruangan Birma, yang kebetulan bosnya itu baru saja keluar dari toilet.

“Ini Pak, teh-nya.” Cella meletakan cangkir yang di bawanya di atas meja kerja Birma.

“Saya mintanya teh susu loh, Cell?” kening Birma mengerut melihat cangkir di depannya.

“Susunya habis, Pak. Jadi, saya bikinkan teh hangat aja untuk Bapak.”

“Gak! Saya mau teh susu pokoknya, ganti!” titah Birma menggeser cangkir di depannya.

Cella menghela napasnya dalam, berusaha sabar meladeni laki-laki ngidam yang baru dirinya temui selama hidup di dunia.

“Bapak Birma sayang, susunya habis ja...”

“Pokoknya saya mau teh susu, Cella! Kamu ngerti gak sih?”

“Astaga, Bapak juga ngerti gak artinya habis, mau nih saya tambahin susu saya?!” jengkel Cella yang sudah bosan menghadapi bosnya yang berubah menyebalkan itu.

“Berani lo, heh!”

Segera menoleh ke arah suara, Cella menghela napasnya lega begitu mendapati Clara baru saja datang. “Urus noh laki lo, sebel gue lama-lama!” dengus Cella “Lagian lo apain anak dalam perut lo itu sampai bisa Bapaknya yang ngalamin ngidam? Mending kalau ngidamnya wajar, ini malah ngerjain gue!” kesal Cella yang kemudian duduk di sofa ruangan Birma.

“Itu mah derita lo.” Cuek Clara berucap, menambah dengusan Cella. Birma yang menyadari kedatangan istrinya segera merentangkan tangan, meminta wanita cantik itu datang kepelukannya, setelahnya Birma memberikan kecupan singkat di bibir istrinya yang lagi-lagi membuat dengusan dari Cella terdengar, kini diiringi dengan hentakan heels yang beradu dengan lantai marmer ruangan Birma.

“Sial suami gue malah pergi ke luar kota.” Gerutu Cella yang terdengar kesal, berlalu dari ruangan Birma meninggalkan sepasang suami istri yang selalu mengumbar kemesraan di depannya. Entah mengapa istri dari atasannya itu selalu saja senang membuatnya sebal dan iri.

“Arggh, Mas Bram, Cella rindu!” teriak Cella sebelum kemudian menutup pintu ruangan Birma dengan sedikit di banting, membuat dua orang di dalamnya terkejut, namun kemudian tertawa begitu puasnya.

“Itu orang udah nikah masih aja jiwa irinya gak hilang,” Clara menggeleng-gelengkan kepala.

“Dia kan selalu merasa jomlo, Cla. Maklum suaminya sibuk.” Birma terkekeh pelan, lalu semakin mengeratkan pelukan di pinggang istrinya, menenggelamkan wajahnya di dada Clara yang selalu membuatnya nyaman.

“Hari ini mualnya sering?” tanya Clara masih dalam posisi yang masih berdiri di depan suaminya yang tengah memeluknya. Satu deheman kecil yang teredam menjadi jawaban Birma. “Vitaminnya di minum?” memainkan rambut suaminya, Clara kembali bertanya.

“Belum.” Jawab Birma dengan lesu.

“Kenapa? Aku kan udah sering ingetin kamu, vitaminnya di minum Birma, biar mualnya berkurang!” gemas Clara mengeratkan cengkramannya di rambut Birma yang masih tidak mengubah posisinya.

“Aku pengen teh susu, tapi kata Cella susunya habis. Minta yang kamu aja boleh gak?”

Dengan cepat, Clara mendorong suaminya hinga pelukan yang tidak terlalu erat itu terlepas dan wajah Birma yang semula berada di dada Clara menjauh. Delikan tajam Clara berikan, sementara Birma menampilkan wajah lesu dan cemberutnya.

“Gak dimana-mana pikiran lo mesum terus,” omel Clara kesal.

“Kalau aku gak mesum gimana caranya buat kamu hamil coba? Aku laki-laki normal loh, Cla? Mesum itu wajar.” Birma bangkit dari kursi kerjanya, kemudian bergabung di sofa bersama istrinya yang saat ini melipat kedua tangannya di dada, wajah kesal itu dapat Birma lihat dan ingin sekali dirinya gigit pipi yang semakin berisi itu. Entah kapan istrinya itu tidak terlihat menggemaskan di matanya.

“Terusin aja omongan mesum kamu itu, awas aja, nanti aku benar-benar suruh kamu tidur di luar tanpa bantal dan selimut.”

“Nanti aku masuk angin lo, Cla?”

“Itu derita kamu!” sahut Clara tak peduli.

“Nanti kamu kangen, gak bisa tidur gara-gara gak aku peluk.”

Clara yang hendak kembali melayangkan jawaban tidak pedulinya ia urungkan, kata yang sudah akan dirinya keluarkan di telannya kembali, begitu ingatan dimana dirinya yang tidak bisa tidur hingga pagi menjelang akibat Birma yang dirinya usir tidur di sofa ruang tamu akibat terlalu kesal pada tingkah menyebalkan suaminya. Clara yang saat itu terlalu gengsi meminta pelukan suaminya akhirnya terpaksa tidak tidur semalaman.

“Gimana? Masih mau minta aku tidur di luar?” menaik turunkan aliasnya, Birma menggoda istinya.

“Au ah, kamu nyebelin!”

Terpopuler

Comments

i'Wit Fierzhy06🍷Cf.

i'Wit Fierzhy06🍷Cf.

begitulah istri, lagaknya ngusir suami tidur diluar, tapi ngga bisa tidur kalo ngga ada suami sisampingnya

2020-04-29

2

feroz hiatus

feroz hiatus

ini ngidamnya paraj ngeselinnya....
tp lucu sihhh.....cella jd ilfil hehee

2020-04-22

1

tia

tia

si birma lebuh parah ngidamnya dari pada rafa

2020-04-21

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!