Chapter 9

Selesai di periksa oleh dokter, Clara kembali merentangkan tangannya meminta sang suami untuk menggendongnya. Namun kali ini Birma tidak menyambut uluran tangan istrinya itu, memilih untuk mengikuti dokter yang baru saja duduk di kursinya.

“Istri saya sakit apa, Dok?” tanya Birma dengan rasa penasaran yang tidak bisa lagi dirinya tahan, Birma takut istrinya sakit parah hingga membuat perempuan yang biasanya selalu mengajaknya beradu argumen kini malah berubah manja kebangetan. Birma memang senang istrinya itu manja, tapi jika kebangetan seperti ini tetap saja membuatnya ngeri, apalagi pada pinggangnya.

Senyum ramah dokter tersebut menambah kengerian Birma, yang sesekali melihat istrinya yang tidak juga berniat bangkit sendiri dari ranjang pemeriksaan.

“Istri saya gak sakit parah 'kan, Dok?”

Dokter itu menggelengkan kepala masih dengan senyumnya. “Istri Anda tidak memiliki sakit yang serius. Rasa pusing, dan lemas seperti itu wajah di alami wanita yang tengah hamil muda.”

Penjelasan singkat dokter tersebut membuat Birma benar-benar berusaha mencerna dengan baik, sampai menoleh pada istrinya yang sudah duduk di ranjang pemeriksaan dengan mata yang berkaca-kaca.

“Dokter serius? Isri saya hamil?” tanya Birma masih sulit untuk percaya. Bukannya tidak bersyukur, tapi Birma takut bahwa ini hanyalah halusinasinya saja.

“Saya hamil, Dok?” Clara melangkah perlahan, mendekat ke arah suami serta dokter yang memeriksanya. Satu anggukan wanita setengah baya itu berikan, membuat air mata yang semula Clara tahan akhirnya lolos dari persembunyiannya. Memeluk langsung suaminya, Clara menumpahkan rasa bahagianya yang masih sulit dirinya percayai. Namun dalam hati Clara berdoa bahwa ini bukan hanya sekedar mimpi.

“Jika masih ragu, kalian bisa langsung melakukan pemeriksaan dengan ahli kandungan di rumah sakit ini. Sekaligus untuk mengetahui berapa usia kandungan ibu Clara.”

“Baik dokter, akan segera kami periksakan. Kalau begitu kami permisi.” Birma dengan kebahagiaan yang tidak dapat di bendungnya lagi itu, menjabat tangan dokter tersebut penuh rasa terima kasih, setelahnya memangku Clara dengan tiba-tiba keluar dari ruangan dokter umum yang hanya menggelengkan kepala, memaklumi.

❄❄❄

Senyum tidak sedetik pun surut dari bibir kedua orang itu sejak keluar dari ruangan dokter kandungan, hasil yang memang di harapkan ternyata mereka dapatkan dan itu benar-benar membuat Clara maupun Birma banyak-banyak mengucap syukur pada Sang Pencipta atas anugerah yang di berikannya. Berkali-kali pula Birma melayangkan kecupan pada kening serta perut istrinya sejak berada di ruangan dokter kandungan hingga saat ini mereka berada di perjalanan menuju pulang, Birma selalu mencari-cari kesempatan dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk menyapa anaknya di dalam perut Clara. Beruntung mereka dapat dengan selamat sampai di rumah, mengingat betapa beraninya Birma yang menyetir kadang kala tidak melihat jalanan demi memberikan kecupan atau elusan lembut di perut rata istrinya.

“Kalau sejak awal aku tahu kamu hamil, gak akan sedikitpun aku keberatan gendong kamu.” Kata Birma begitu kembali menggendong istrinya keluar dari mobil.

“Jadi sejak tadi kamu keberatan gendong aku?” dengan wajahnya yang berubah galak, Clara menatap tajam suaminya.

“Iya, kamu kan berat.” Jujur Birma lalu menurunkan istrinya di sofa ruang tamu.

Pukulan demi pukulan Clara berikan pada dada bidang suaminya itu, tapi tidak sama sekali Birma merasakan sakit, laki-laki itu malah memeluk istrinya erat dan memberikan kecupan di kening Clara.

“Bayi kita benar-benar ada di sini kan, Cla?” tanya Birma mengusap lembut perut rata istrinya.

“Aku juga gak tahu, masih sulit buat aku percaya. Tapi mudah-mudahan aja dia memang benar-benar ada.” Clara ikut menyentuh perutnya, kemudian melemparkan senyum pada laki-laki di hadapannya yang saat ini tengah menatapnya dengan penuh cinta, dan kebahagiaan yang tidak dapat di sembunyikan.

“Bulan madunya kita batalin ya?”

“Iyalah batalin, aku lagi hamil muda gini mana bisa pergi-pergi jauh!” Clara mendengus pelan. “Lagian ngapain juga pergi kalau bayinya udah ada? Mending uangnya di simpan untuk lahiran nanti.”

“Istri cerdas ini namanya.” Birma memberikan acungan jempol untuk istrinya itu, lalu kembali memeluk wanitanya dengan erat, berbaring di sofa sempit dengan saling memeluk, hingga suara ‘kuruyuk’ yang di timbulkan perut Clara mengingatkan Birma bahwa istrinya belum memakan apa pun sejak pagi tadi.

Bergegas bangun dan berlari menuju dapur, tak lama Birma kembali dengan beberapa apel dan anggur di tangannya. “Makan buah dulu untuk ganjal perut kamu,” Birma menyerahkan buah-buah yang di bawanya pada sang istri, namun sebuah gelengan wanita itu berikan. “Ingat ada anak kita di perut kamu, Cla, jangan egosi!”

Diingatkan akan keberadaan bayinya, Clara akhirnya memakan buah-buah itu dengan amat terpaksa. Sementara Birma sibuk memesan makanan lewat layanan Online. Tentu saja sebagai suami dan calon ayah yang baik, Birma mencari makanan yang di khususkan untuk ibu hamil, karena dirinya pun tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada istri serta calon anaknya.

Setelah selesai memesan makanan, Birma kemudian menghubungi keluarganya serta keluarga Clara, untuk memberitahukan kabar bahagia ini. Dan respons dari mereka sudah dapat di tebak Clara juga Birma sebelumnya. Terlebih respons orang tua Birma yang memang sejak dulu selalu menyinggung soal cucu, sampai membuat Clara tertekan dan stres.

Selesai memberikan kabar itu, Birma merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang di dudukinya berbantalkan paha Clara yang masih sibuk dengan buah-buahannya.

“Yang sehat-sehat di perut Mommy kamu ya, Nak. Jangan biarkan Mommy kamu kesulitan, apa lagi sampai gak mau makan.” Birma berbicara pada perut rata Clara yang di akhiri dengan kecupan lembut disana.

Rasa bahagia yang di rasakannya kini entah harus seperti apa Birma ekspresikan, karena saking tidak menyangkanya. Ingin tidak percaya, tapi apa yang di katakan dokter jelas adanya, bahkan gumpalan kecil itu dirinya lihat di layar yang di tunjukan dokter beberapa jam lalu. Namun untuk percaya pun rasanya masih sulit Birma akui, mengingat beberapa kali dirinya harus kecewa dengan hasil tes yang selalu menunjukkan garis negatif.

“Kamu nangis, Bir?“ tanya Clara saat pendengarannya menangkap suara isakan pelan dari arah Birma yang menyembunyikan wajah di perutnya. Tangan yang melingkar di pinggangnya itu pun semakin erat saat Clara mencoba menyingkirkan kepala sang suami agar dirinya dapat membenarkan bahwa laki-laki itu tengah menangis.

“Diam dulu, Yang. Aku gak mau kamu lihat aku nangis, nanti kamu malah ngatain aku cengeng.” Kata Birma dengan suara yang teredam.

“Jadi kamu beneran nangis?” menggeleng adalah jawaban yang Birma berikan, meskipun pada kenyataannya isakan itu kembali keluar dan dapat Clara dengar dengan jelas. “Aku bahagia loh kamu nangis seperti ini, itu tandanya kamu senang dengan kabar yang baru saja dokter sampaikan. Tentu aja kamu senang,” Clara terkekeh pelan, tangannya bergerak memainkan rambut pendek Birma. “Kabar ini memang sudah lama kita tunggu-tunggu, dan bohong jika kita tidak bahagia sekarang.”

Birma melonggarkan pelukannya, lalu mendongak menatap wajah sang istri yang saat ini tengah menyunggingkan senyum walau air mata ikut mengiringi. “Bantu aku merawat bayi kita ya, Bir. Bantu aku menjaga malaikat kecil kita yang baru saja tumbuh di perut aku, bantu aku untuk melindunginya ... aku takut ....”

“Shuttt!” Birma dengan segera membungkam mulut istrinya dengan sebuah kecupan kecil. “Jangan takut, sayang, aku akan selalu menjaga kamu dan anak kita, aku tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada kamu dan buah cinta kita. Aku akan melindungi kalian, percayalah.”

***

TBC...

Terpopuler

Comments

Fryy Sweet

Fryy Sweet

Manis banget sepasang suami istri ini 😊😊

2021-07-16

0

Nur Rini

Nur Rini

duhh seneng ya

2020-04-24

0

DyNa MarieaNa

DyNa MarieaNa

aku sampe trharu dan ikut nangis..
smga sehat smpe lahiran..jngan smpe keguguran thor..please

2020-04-19

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!