CAHAYA Matahari petang berarak-arak memudar meninggalkan peredaran nya di ufuk barat. alam yang tadinya senja temaram kini perlahan-lahan mulai berganti menjadi pekatnya malam yang gelap gulita. langit malam kala itu berhias kerlap-kerlip bintang dilangit dan terangnya cahaya rembulan.
Semua mahkluk yang mendiami alam semesta ini menyambut pergantian siang hari ke malam yang masih menyimpan segudang misteri dibalik pekatnya kegelapan malam.
Di sebuah rumah tak terlalu besar, terlihat seorang anak muda dan nenek nya baru saja selesai melaksanakan shalat maghrib berjamaah diruang tengah rumahnya. kini anak muda itu sedang duduk bersama neneknya yang bernama nenek Iroh. selepas kedua nya memanjatkan do'a kepada yang maha kuasa, sang nenek mulai perdengarkan suara nya kepada cucunya laki-laki nya itu.
"nak, nenek mau tanya padamu.."
"mau tanya soal apa nek..??" jawab pemuda yang bernama riko dan ia duduk bersila menghadap nenek nya.
"ketika siang tadi, waktu nenek memanggil mu didalam kamar. dirimu sedang bersama siapa nak..??" tanya sang nenek mulai merasakan ada nya kejanggalan yang dialami olehnya ketika memanggil cucu nya dikamar.
Pemuda itu berkerut dahi atas pertanyaan nenek nya dan malah balik bertanya.
"mengapa nenek bisa memiliki pikiran seperti itu..??" ucap riko balik bertanya.
"sudahlah nak, kau ceritakan saja apa yang ingin kau ceritakan kepada nenek ketika sebelum waktu makan siang tadi. nanti nenek akan menyimpulkan cerita mu dengan mimpi nenek malam kemarin." kata nenek Iroh kepada riko.
Anak muda itu hanya tersenyum cengengesan dan menjawab ucapan nenek nya.
"oh iya nek. riko lupa, he he he. awal nya riko memang ingin bercerita kepada nenek jika sudah selesai shalat maghrib. riko ingin menceritakan persoalan itu kepada nenek. baiklah, sekarang riko mulai cerita nya ya nek." ucap riko kepada neneknya. dan nenek iroh hanya mengangguk setuju.
Pemuda itu memulai menceritakan kejadian yang ia alami kepada nenek nya.
"nenek masih ingat kan tentang ucapan mbah rajak kala kita berada di ladang dan didalam gubuk itu bersama paman edi dan kedua almarhum ayah dan ibu sepuluh tahun yang lalu..???"
"iya nak, nenek masih ingat. teruskan saja ceritamu itu." ucap sang nenek.
"jadi apa yang diucapkan mbah rajak kala itu memang benar-benar terjadi nek. meskipun riko kala itu masih kecil, tapi ingatan tentang ucapan mbah rajak masih teringat jelas dipikiran riko. ditambah juga kala kita bersama paman edi berkunjung ke pondok nya mbah rajak untuk mengantar berobat nenek terapi fisik. seingat riko waktu Itu, nenek sedang tertidur pulas sesudah pengobatan itu. hanya tinggal paman dan riko saja yang berbincang bersama mbah rajak untuk membahas kemampuan yang nanti nya akan muncul ketika riko berumur dua puluh lima tahun." ucapan pemuda itu terhenti lalu memegang lehernya.
Nenek iroh menatap cucu nya dengan keheranan dan berkata.
"teruskan nak. kenapa berhenti..??" tanya nenek Iroh yang mendengarkan cerita cucunya itu. nenek itu duduk bersandar di dinding rumah bercat putih.
"sebentar nek. riko mau ambil minum dulu tenggorokan agak seret nek.." jawab pemuda itu.
Lalu ia bangkit dan berjalan menuju dapur tempat air minum berada. sang nenek hanya duduk diam saja diruang tengah sambil menunggu cucunya kembali. sekitar lima helaan napas, riko yang sudah membawa dua gelas air minum itu segera mendekati nenek nya dan memberikan satu gelas air untuk nenek nya dan satu lagi untuk ia teguk sendiri nanti.
Setelah sang nenek menerima segelas air putih dan meneguknya, pemuda itu sudah duduk dan sudah siap ingin melanjutkan ceritanya. karena ia sudah minum banyak ketika didapur tadi, gelas berisi air bening yang ada dihadapan nya itu untuk nanti ia minum jika tenggorokan nya mulai seret lagi. barulah ia akan meminum air digelas itu lagu.
Lalu riko mulai melanjutkan ceritanya,
"sebenarnya cerita nya panjang lebar nek, tapi riko langsung cerita ke intinya saja ya nek." ucap riko mengingat pesan mbah rajak agar merahasiakan cerita itu.
"terserah kamu nak. nenek cuma ingin tahu siapa sosok yang ada dikamarmu itu.!" tegas sang nenek tidak sabaran.
"Iya..intinya itu..kata mbah rajak, ketika umur riko masih sepuluh tahun. riko sudah dijaga oleh siluman perempuan cantik yang bernama putri nek. ia akan hadir dialam mimpi ketika..."
"siapa nak..?! Putri..??" potong sang nenek terperanjat kaget ketika mendengar sepotong nama itu.
"kenapa nenek jadi kaget begitu ketika mendengar nama putri..??" tanya pemuda itu merasa heran kepada neneknya.
"namanya persis sekali dengan yang ada di mimpi nenek nak." ucap sang nenek meyakinkan ingatan nya.
"nama putri maksud nenek..??" tanya riko lagi.
"memang nak. nama awal nya memang putri. nenek baru ingat sekarang tentang datangnya malam satu suro yang dibicarakan tabib rajak kala itu. ketika nenek sedang tidur pada malam itu, nenek bermimpi didatangi seorang gadis cantik jelita berpakaian kebesaran seorang ratu. Ia memperkenalkan nama nya yaitu 'Putri Mustika Ayu' dari kerajaan gulingan. ratu itu meminta izin kepada nenek untuk menjaga dan membantu mu dalam mempelajari hal gaib yang akan kau temui diperjalanan hidup mu yang akan kau alami dimasa mendatang."
"Putri Mustika Ayu..?! seingat riko, namanya itu 'Putri Siluman Naga' nek..?!"
"Itu hanya nama gelar nya saja nak. tabib rajak yang menjelaskan mya kepada nenek." pemuda itu hanya manggut-manggut saja ketika mendengar penjelasan dari nenek nya.
Lalu riko bertanya kembali kepada Neneknya.
"aneh sekali, mengapa nenek bisa tahu semua itu..?! seingat riko, ketika mbah rajak mulai menceritakan kejadian di malam tanggal satu suro. nenek sedang tertidur pulas dan mana mungkin nenek bisa tahu akan semua hal itu..??" tanya pemuda itu dengan penasaran sekali seakan tidak percaya dengan apa yang dituturkan oleh neneknya.
Nenek iroh hanya tersenyum dan menjawab ucapan cucu nya.
"waktu itu nenek memang sedang tertidur, nenek tahu akan hal itu ketika nenek sedang diobati oleh mbah rajak dikamar penyembuhan nya. beliau menceritakan hal yang akan terjadi pada dirimu dan sosok yang akan menjadi pengawalmu itu kelak. waktu itu nenek hanya menjadi pendengar saja dan tidak menanyakan hal yang lain-lain. tabib itu hanya mengingatkan kepada nenek jika nanti malam jum'at tanggal satu suro ketika umurmu genap mencapai dua puluh lima tahun, nenek akan bermimpi didatangi seorang ratu cantik yang bernama 'Putri Mustika Ayu'. ratu itu datang kepada nenek untuk meminta izin menjadi pengawal gaibmu atau yang disebut khodam penjaga." ucap sang nenek mengingat kejadian yang telah lampau dan menceritakan nya kembali kepada nenek nya.
"alasan nya apa harus izin dulu kepada nenek..??" tanya pemuda itu lagi.
"menurut tabib rajak, sosok pengawal gaib atau khodam itu harus meminta Izin terlebih dulu kepada orang tua atau siapa saja yang lebih tua umurnya dibanding orang yang akan dikawal khodam gaib. agar semuanya tidak ada kesalahpahaman, maka orang yang berhubungan darah dengan dirimu itu harus mengetahui syarat yang harus diceritakan kepadamu kelak. misalnya kepada nenek atau maman mu. jika orang tua mu masih hidup mungkin salah satu orang tua mu akan didatangi oleh sosok gaib itu dalam impian nya. karena orangtua mu sudah tidak ada, maka izin itu bisa dialihkan kepada nenek atau paman mu. begitulah yang nenek dengar dari ucapan tabib rajak kala selesai mengobati nenek."
"hmm begitu nek.." gumam pemuda itu memahami persoalan itu. lanjutnya lagi,
"kenapa yang terpilih bukan paman nek..??" tanya riko penasaran.
Nenek iroh yang baru saja selesai meneguk air digelas didepan nya, mulai perdengarkan suara nya lagi,
"menurut tabib rajak, paman mu tidak bisa dipercaya karena sering lupa akan sesuatu. makanya nenek yang dijadikan wali agar proses Izin pengawalan gaib itu berjalan dengan baik. dan satu syarat yang.." ucapan sang nenek terhenti karena mengingat sesuatu.
"syarat apa nek..??" tanya riko berkerut dahi melihat nenek nya seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.
"nak..?! ketika perempuan yang hadir didalam mimpimu itu, ia menanyakan suatu syarat tidak kepadamu..??" ucap sang Nenek dengan tegang.
"syarat..??" ucap pemuda itu lalu mengingat-ingat sesuatu.
"oh..iya nek. perempuan itu pernah menanyakan syarat. tetapi riko tidak tahu apa syarat itu, karena sosok itu belum menjelaskan tentang syarat itu kepada riko.." ucap pemuda itu mengingat kejadian yang ia alami ketika pertama kali bertemu dengan seraut wajah cantik jelita yang mengaku bernama putri.
"benarkah nak..?? perempuan itu belum menanyakan syarat yang harus kau jawab..??" ucap sang nenek dengan sanksi.
"saya berani sumpah nek. perempuan itu hanya berbicara tentang malam satu suro, setelah itu entah apalagi yang terjadi. riko juga lupa soalnya.." ucap pemuda itu beralasan karena dirinya malu untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Sang Nenek yang mendengar cerita itu hanya terdiam dengan mata yang sayu karena ketuaan nya. nenek iroh termenung menatap ke arah segelas air dihadapan nya dengan tatapan kosong. pemuda yang melihat itu segera bertanya membuyarkan lamunan sang nenek.
"sebenarnya syarat yang diminta itu seperti apa nek..??"
nenek Iroh hanya menatap cucunya dengan menarik napas lalu menghembuskan napas panjang nya.
Pemuda itu hanya menatap sang nenek menunggu jawaban terlontar dari mulut perempuan tua itu.
setelah mereka saling bungkam sekitar sepuluh helaan napas, barulah nenek Iroh mulai perdengarkan suara tua nya.
"syarat nya hanya sepatah kata nak.," lanjutnya lagi,
"syarat nya itu harus kau jawab sendiri dengan hati yang tulus dan Iklas. ketika perempuan itu menanyakan syarat itu kembali, kau harus segera menjawab nya karena syarat itu berhubungan dengan nyawa mu sendiri."
"apa..?! nya..yawa ku..?!" ucap suara pemuda itu tersendat karena tegang sekali. seketika itu juga jantung nya berdegup kencang dan badan nya bergetar seperti orang menggigil.
Nenek iroh berwajah lesu dan segera perdengarkan suaranya lagi,
"kamu sebenarnya pernah Mati Suri nak. dan nyawamu diselamatkan oleh perempuan yang menjagamu itu dengan taruhan nyawa perempuan itu sendiri."
"tidak mungkin nek..tidak..mungkin..!!" ucap pemuda itu dengan tegang sambil menggelengkan kepalanya.
"baiklah nak. mungkin sudah waktunya nenek akan jujur kepadamu dan akan berterus terang padamu sekarang tentang apa yang nenek tutupi selama ini." ucap sang nenek sambil menitikan air mata nya mengenang saat dimana ia hampir kehilangan cucu kesayangan nya.
Lalu nenek iroh mulai menceritakan kejadian sekitar sepuluh tahun yang lalu ketika pemuda yang bernama riko itu masih berumur lima belas tahun.
latar tempat itu berada didesa panujum. disebuah pondok pesantren tempat riko kala itu sedang menimba Ilmu agama. suasana pondok pesantren yang tidak terlalu besar itu dipimpin oleh seorang pemuka agama yang bernama ustad roni. kala itu keadaan disekitar pondok pesantren sedang kacau balau dan berantakan akibat serangan dari sekelompok orang yang tidak dikenal.
Kelompok itu berpakaian serba hitam, rambut panjang sebahu dan bergerai di ikat memakai kain berwarna coklat. masing-masing berwajah bengis dan sadis. berkumis lebat dan jenggot yang lebat pula. kain pinggang berikat sabuk coklat itu masing-masing terselip sebilah keris seukuran dua jengkal dan layaknya seperti dukun santet yang tidak berperikemanusiaan.
Hanya satu orang yang berbeda penampilan nya. orang itu memakai jubah abu-abu kusam dan berikat kepala kain warna hijau. dalaman baju dan celana komprangnya berwarna hitam rata. sabuk nya yang merah itu menandakan tingkatan nya lebih tinggi sebagai ketua dibanding sabuk coklat yang dikenakan oleh anak buahnya.
Penampilan yang disebut ketua itu berwajah sangar berjambang lebat seperti kumisnya. codet melintang dari rahang kiri ke batas hidung bekas terkena sabetan pedang yang masih membekas. ia menenteng sebilah pusaka tongkat berujung trisula bermata tiga dari emas murni berukir naga dan bermata berlian sedang melilit gagang trisula itu dari ujung bawah sampai pangkal mata trisula yang runcing. panjang trisula emas itu menyesuaikan tinggi dada pemegangnya. lebar gagang trisula seperti tombak bermata tiga itu diperkirakan seukuran dua jari tangan orang dewasa merapat.
Kedatangan mereka yang mendadak itu segera menyergap disekililing pondok agar tidak ada yang bisa melarikan diri dari mereka. mereka mengacak-acak dan mengamuk ditempat itu bukan karena tidak ada alasan. sebenarnya mereka sedang mencari seorang anak laki-laki yang menurut mereka adalah Anak yang akan membawa bencana bagi dunia perdukunan jika masih dibiarkan hidup sampai dewasa.
Seluruh murid pesantren yang terdiri dari anak-anak remaja itu semuanya tertawan. termasuk sang guru pesantren itu sendiri yaitu ustad roni. murid yang tertawan semua nya dikumpulkan ditengah lapangan yang sering digunakan untuk melatih ilmu kanuragan oleh guru dan muridnya ketika mereka selesai melakukan pengajian.
Satu persatu para murid itu dipandangi oleh sekelompok dukun yang berperawakan tinggi besar dan rambut panjang berikat kepala warna merah.
para murid yang terdiri dari remaja putri dan putra itu tidak ada yang berani menatap orang-orang bertampang menyeramkan itu.
Hanya sang ustad saja yang berani menatap mereka satu persatu. sebenarnya ustad roni sudah melakukan perlawanan kepada kelompok yang diperkirakan sekitar dua puluh orang itu.
Ia dan beberapa murid nya yang sudah lumayan menguasai ilmu silat yang sudah diajarkan oleh nya, ikut membantu melawan orang-orang bengis itu.
sayang sekali mereka kalah jumlah dan ustad roni akhirnya menyerah karena khawatir kepada murid nya yang sebagian sudah tertawan. Ia takut murid yang tidak bersalah ikut terkena korban salah sasaran dari amukan kelompok tak dikenal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Muhammad Nasirul Khaq
Kebanyakan flashback
2022-08-17
0