TEBASAN Pedang besar milik panglima galak itu bagai mengenai tempat kosong. panglima yang sedang mengamuk itu segera mempertajam pandangan matanya yang besar yang mirip tutup gelas. mata besar itu melotot memandangi sekeliling nya, prajurit rendahan yang ada disekelilingnya tidak ada yang berani menatap wajah sangar panglima nya yang sedang marah itu.
Semua prajurit tertunduk kaku dan diam tanpa ada suara sedikit pun. setelah beberapa helaan nafas, panglima itu membentak dengan kasar ditujukan kepada mbah rajak yang tiba-tiba menghilang didepannya.
Cerita mbah rajak tentang Perjalanan Gaib nya berhenti sampai disitu. dan disisi lain masih dialam gaib tersebut, panglima itu masih melontarkan kemarahan dengan suara kerasnya.
"keluar kau tua renta..!! hadapi aku panglima selokan prajurit unggulan istana gulingan ini..!!"
ucap suara keras milik panglima selokan itu sambil menepuk dada nya yang keras karena memakai baju zirah perang.
Hening sejurus tidak ada jawaban dari orang yang dituju.
para prajurit yang diam dan tertunduk sedari tadi segera ditanya oleh pimpinan nya itu.
"heii..!! para prajurit..!! kemana si tua bangka itu perginya..?!"
"tid..tid..tid.."
"bicara apa kau tid tid begitu..?" ucap salah satu prajurit yang menegur teman nya yang gugup disamping nya itu.
"aku gugup tahu..!" ucap temannya yang gugup itu dengan jengkel kepada teman yang menegurnya tadi.
"Hei..!! jawab pertanyaanku..?! kalian ini ditanya oleh ku malah asyik berkasak-kusuk..!!" ucap suara panglima selokan dengan keras.
"ma..ma'af..ketua..kami tidak melihat orang itu pergi, ketika ketua akan menyerang. orang itu sudah menghilang." ucap prajurit lainnya memberanikan diri untuk bicara.
"Huahahaha..!! dasar manusia pengecut..!! baru aku gertak saja dengan pedang pusaka ini, manusia peot itu sudah lari kocar-kacir. apalagi sampai kupenggal kepalanya..!! huahaha..!! ayo prajurit kembali ke istana dan sebagian jaga perbatasan ini jika ada orang yang berani mengusik istana ini lagi. tahan mereka dulu dan biarkan aku yang bereskan dengan pedang Pusaka ku ini..!!" tegas panglima itu dengan sombong dan semua prajurit bawahan nya hanya menurut perintah atasan nya yang galak dan kejam itu.
Ketika panglima Selokan masuk ke dalam istana, suasana didalam sudah porak poranda pengawal yang sedang berjaga di dalam terkulai pingsan tidak ada satupun yang berdiri tegak layaknya prajurit istana yang sedang berjaga.
melihat hal itu, panglima selokan mulai geram dan berjalan menyusuri tumbangnya para prajurit penjaga istana dan mengikuti arah tumbang nya para pelayan istana.
Setiba ia dilorong bawah tanah, ia sangat terkejut sekali. tawanan yang dikurung dan disiksa itu semua nya sudah tidak ada didalam penjara. seperti ada seseorang yang membebaskan semua tawanan tersebut.
panglima yang sejak tadi tertegun kaget, kini mulai membangunkan prajurit-prajurit yang terkapar tak berdaya diruang bawah tanah itu. tak satupun ada yang bangun atau sadar dari pingsan nya. semua nya bagai tak bertulang, lemas dan tanpa gairah hidup.
Melihat keadaan seperti itu ia ingat sepintas pertemuan nya dengan mbah rajak. lalu ia bergumam dalam hati.
"seperti nya lelaki tua itu yang membebaskan semua tawanan disini, ku akui tinggi juga ilmu orang tua itu. dia bisa melihat keadaan istana walaupun dia belum pernah masuk sama sekali. aku yakin dia yang melakukan semua ini.!! kalau begini keadaan nya, terpaksa aku harus segera lapor kepada Nyai Ratu.!" ucap panglima itu dan ia bergegas untuk menghadap ratu nya di sebuah gua di belakang istana itu dan sedang dijadikan tempat ratu nya bertapa.
Gua itu berada dibelakang Istana gulingan di dinding batu cadas sebuah bukit tak seberapa jauh dari istana itu.
"pasti kau akan dicari dan diseret kedalam penjara istana ini tua renta..!! tidak tahukah nyai ratu ku seorang yang sakti mandraguna..!!" ucap batin panglima itu sambil berjalan menuju goa tempat ratu nya bertapa.
Suasana kembali ke tempat mbah rajak yang ada digubuk reot bersama kang edi dan nenek iroh. setelah mbah rajak yang sudah menceritakan kejadian tersebut secara rinc dan jelas, kedua sosok tubuh yang terkulai lemas itu mulai membukakan mata nya secara perlahan.
Kedua sosok itu merasa heran dengan keadaan disitu karena terlihat ramai. sang nenek mulai berbicara kepada mbah rajak.
"apakah tabib bisa menyembuhkan anak saya dan istrinya ini seperti sedia kala lagi..??"
"maaf nek, maaf sekali bukan nya saya tidak bisa mengobati penyakit ini atau keberatan mengobati penyakit yang diderita sepasang suami istri ini. sebab, ada pertalian nyawa dengan orang yang menumbalkan kedua orang ini. dukun dan orang yang menumbalkan kedua sepasang suami istri ini kini sudah meninggal. sejak mbah mengirimkan cahaya ilahi kepada mereka agar segera bertobat, mereka mati bunuh diri bukan karena cahaya itu. tapi karena mereka tidak kuat menahan siksaan batin dan hidupnya yang selalu dihantui dosa-dosa yang sangat menyakitkan hati dan pikiran mereka. andai saja dukun dan penumbal itu masih hidup, mbah bisa saja membalikan penyakit ini kepada pengirim nya. sayang sekali mereka sudah mati. cara yang terbaik adalah merelakan dan mengiklaskan sepasang suami istri ini meninggalkan dunia ini dengan tenang." tegas penjelasan mbah Rajak kepada nenek iroh. kang edi hanya manggut-manggut lalu terdengar suara serak seorang lelaki yang terbaring itu.
Suara serak itu berbicara kepada nenek iroh sekaligus ibunya.
"Ibu. saya dan sumi sudah iklas pergi dari dunia ini dengan tenang. benar apa yang dikatakan tabib ini, sejak saya dan sumi terkurung dipenjara gaib disebuah istana, saya juga mendengar ucapan itu dari seorang prajurit yang berjaga kala itu. dan terima kasih tabib sudah membebaskan sukma saya dan sukma istri saya. kami lebih baik mati disisi yang maha kuasa ketimbang mati kotor terjerat pesugihan orang yang syirik kepada kami."
ucap ayah riko bernama rendi itu dengan suara serak.
Sang ibu hanya mengelus rambut anak semata wayangnya yang sangat disayangi nya itu. dan berbicara kepada anaknya.
"kamu harus sabar ya nak, kamu harus iklas dengan kepergian ibu dan ayah. di lain waktu pasti kita akan bertemu lagi nak. ingat saran ibu dan ayah, ikuti perintah nenek dan kang edi jangan membangkang. jika kau mau jadi anak yang soleh, ikut pengajian ya nak dan kamu harut menurut apa kata guru mu nanti.." ucap sang ibu sambil menitikan air mata nya.
Sang anak hanya menahan sedih karena paham apa yang dikatakan sang ibu yang amat disayanginya itu.
"iya nak, ingat pesan ayah dan ibu." timpal ayah riko lalu lanjutnya lagi,
"kami sudah siap tabib, lanjutkan pengobatan yang tertunda itu.."
"tapi nanti kalian akan mati rendi, sumu..?!" ucap kang edi merasa tak terima adik nya dan istri adik nya itu mati dengan cepat.
"saya sudah iklas kak, lagi pula badan kami berdua sudah hancur begini. sudah saatnya kami menunggu ajal dari yang maha kuasa."
"iya paman edi, kami sudah iklas. tolong jaga dan rawat anak kami ya paman dan nenek.." ucap sumi istri nya rendi. semua yang ada disitu menahan duka dan sedih tak kuasa menahan pedihnya perpisahan itu.
"baiklah kami berjanji dan berusaha akan menjaga dan mengurus riko." ucap kang edi.
Lalu mbah rajak melirik ke arah kang edi dan nenek iroh.
mereka berdua hanya mengangguk, maka dimulailah pengobatan penyempurnaan nyawa itu dengan dipimpin oleh mbah rajak.
mereka semua berdoa seiringan dan kemudian mbah Rajak meminta sang anak menutup mata nya. mbah rajak hanya takut sang anak yang masih polos itu nanti nya akan melihat malaikat yang mencabut nyawa orang tua nya.
Awalnya riko menolak suruhan itu, karena ia ingin melihat penyembuhan ayah dan ibunya secara langsung. setelah dibujuk oleh kedua orang tua anak itu, barulah ia menutup mata dengan bantuan kain sarung dililit disekitar mata sampai tengkuk kepala.
Setelah kedua nya membaca doa syahadat yang di tuntun oleh mbah rajak, sepasang suami istri itu meninggalkan dunia ini dengan tenang. pecah tangis kala itu, kang edi dan nenek iroh menangis penuh duka. menangisi kepergian anak sekaligus sepasang suami istri itu. mata anak yang tadi tertutup kain, segera membuka mata nya karena merasa heran dengan tangisan tersebut.
Ketika ia membuka mata, wajah kedua orang tuanya sudah tertutup kain penutup mayat.
lalu ia pun ikut menangis dan memeluk kedua orang tuanya karena ia sudah sadar ayah dan ibu nya sudah meninggal dunia.
Mbah Rajak yang baru saja selesai berdoa tadi hanya memandangi kejadian tersebut. ia menitikan air mata nya karena tak kuat menahan duka dan tak tega melihat seorang anak yang masih kecil ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dengan sangat singkatnya.
Setelah tangis mereka mulai reda, barulah mbah rajak perdengarkan kata nya kepada kang edi.
"ayo kang kita ke rumah kepala desa untuk mengurus jenazah sepasang suami istri ini biar cepat dimandikan dan dikafani lalu disemayamkan."
kang edi hanya mengangguk lalu berjalan keluar gubuk mengikuti mbah rajak dari belakang menuju rumah kepala desa di desa tersebut.
...*...
...* *...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Niswah
seru
2024-02-02
0
By
bisa liat ya?
2023-03-01
0
Dev Adi
pengobatan apa lagi😇
2022-02-15
0