SUARA Lolongan anjing terdengar bersahutan dari kejauhan di kedalaman hutan. seberkas sinar berwarna merah kehitaman sebesar kelapa tanpa serabut, melesat dari kejauhan hutan sana dan mulai mendekati gubuk terpencil tempat kang edi dan mbah rajak datang tadi.
Ketika cahaya itu akan menerobos masuk kedalam dinding gubuk tersebut, tiba-tiba terdengar suara besi panas tersiram air dingin dan suara seperti air mendidih.
josss..!!
Blub..Blub..Blub..!!
hanya tabib rajak saja yang tahu apa yang sedang terjadi di luaran sana. kang edi dan nenek Iroh diperintahkan untuk berdoa kepada yang maha kuasa agar diselamatkan dari malapetaka serangan salah sasaran.
Sebelum serangan tadi menabrak gubuk reot itu, sang tabib telah membacakan mantra gaib nya dan sudah memasang perisai gaib yang menyelimuti gubuk itu. ternyata suara itulah yang terdengar dari sinar merah yang gagal menerobos masuk ke dalam gubuk tersebut. sinar semacam teluh itu menabrak perisai gaib milik tabib jalak putih.
Kemudian, tabib itu berseru dengan suara nya yang lantang.
"dengan nama sang pencipta alam semesta ini yanh maha pengasih lagi maha penyayang..! yang selalu memberikan dzat kepada setiap mahluknya..! hamba memohon izin meminta pertolongan untuk melawan kemusyrikan..! dan hamba memohon pertolongan dari gangguan setan yang terkutuk..!" ucap seruan mbah Rajak dengan keras. seraya mengangkat kedua tangan nya ke atas seperti sedang meminta doa kepada yang maha kuasa.
Tiba-tiba kedua tangan mbah rajak yang tadi mengangkat seperti berdoa tadi, menyentak kedepan sambil kaki nya melakukan kuda-kuda kokoh.
sentakan kedua tangan itu mengeluarkan cahaya putih berkilauan perak sangat menyilaukan bagi orang yang melihatnya secara langsung.
kang edi dan nenek Iroh merasa silau dan segera menutup mata mereka dengan punggung tangan mereka masing-masing.
Cahaya putih keperakan itu segera melesat dari tangan tabib rajak ke arah depan menerobos dinding gubuk bilik bambu yang sudah lapuk itu.
keanehan selalu saja terjadi, bilik yang sudah lapuk itu tidak hancur ataupun jebol sekecil ujung jarum pun.
cahaya putih keperakan itu melesat cepat dan lurus ke arah yang dituju.
Cahaya silau tadi sudah berganti menjadi cahaya remang-remang lampu minyak. ibu dan anak itu segera membuka mata mereka dan langsung heran ketika melihat tabib yang terbungkuk-bungkuk didepan mereka. kang edi segera menolong mbah rajak dan segera didudukan di kursi kayu yang tadi sempat mereka duduki ketika mengobrol.
Nenek Iroh lalu memberikan segelas air bening kepada mbah rajak untuk diminum. setelah menerima segelas air putih dari nenek Iroh, kemudian tabib itu membaca doa lalu meminum air bening tadi hingga habis.
"hah..hah..hah..hah.." nafas tabib yang tadi nya sesak kini kini sudah mulai lega dan bisa untuk menghirup udara dengan bebas.
Tiba-tiba mereka dikagetkan oleh suara anak kecil yang berteriak dari arah depan mereka.
"aaaa..!! setaaan..!!" bocah itu ketakutan lalu menutup matanya dengan selimut yang tadi ia pakai untuk tidur.
kang edi dan nenek Iroh hanya saling tatap lalu sama-sama melirik tabib rajak.
Merasa dipandangi oleh kedua orang itu, tabib rajak mulai perdengarkan suaranya dan tertuju kepada bocah yang ketakutan itu.
"jangan takut nak. itu juga makhluk ciptaan dari yang maha kuasa seperti kita ini. mereka baik kalau kita juga baik kepada mereka."
"nenek sini nek. Riko takut.." anak itu merengek kepada neneknya sambil sesekali melirik ke arah atas tiang yang ada diruangan tersebut. sang nenek lalu mendekati dan langsung memeluk cucu kesayangan nya yang sedang ketakutan itu.
Lalu kang edi bertanya kepada mbah rajak karena merasa janggal dengan kejadian tersebut.
"sebenarnya apa yang dilihat anak itu mbah..??"
"dia melihat sosok siluman kelalawar berkepala wanita cantik peliharaan mbah sedang bergelantungan diatas tiang itu."
jawab mbah Rajak sambil jarinya menunjuk ke arah tiang tersebut.
"siluman..?! siluman itu sejenis jin bukan mbah..??"
tanya kang edi merasa penasaran sekali dan menghiraukan ucapan mbah rajak tentang siluman peliharaannya.
Lalu mbah Rajak menjawab pertanyaan tersebut.
"jin dan siluman itu sebenarnya hanya beda tipis saja kang. persamaan nya adalah, karena mereka sama-sama bisa merubah wujud sekehendak dirinya ke wujud lain dan sama-sama mahluk halus. dalam hal lain tidak bisa dijangkau atau dilihat dengan mata orang biasa. perbedaan nya adalah siluman itu dalam berbagai cerita rakyat adalah makhluk halus yang tinggal dalam masyarakat tertentu dan menempati suatu tempat di alam gaib. siluman juga dapat berasal dari manusia biasa yang kemudian meninggalkan alam kasar atau setelah orang meninggal ruh sukma nya masuk dalam masyarakat itu. atau memang sudah merupakan makhluk halus sejak awalnya ia lahir."
"kalau soal jin itu bagaimana mbah..??" ucap kang edi masih penasaran.
Mbah rajak menjawab pertanyaan kang edi.
"jin itu secara istilah adalah jenis ruh yang berakal dan memiliki keinginan dan kewajiban yang sama seperti manusia. wujud jin tidak bisa ditangkap panca indera. tidak terlihat dan tertutup. Namun mereka hidup seperti halnya manusia. mereka makan, minum, menikah dan memiliki keturunan. jin pun ada juga yang alim ada juga yang lalim seperti layaknya manusia seperti kita ini kang." ucap penjelasan mbah rajak kepada kang edi.
Mendengar penjelasan itu, kang edi hanya manggut-manggut seakan paham dengan ucapan tersebut.
bocah yang tadi rewel karena ketakutan kini hanya terdiam. sesekali mata nya melirik ke arah mbah rajak dan kang edi secara bergantian.
"sepertinya anak itu terkena pancaran dari cahaya ilahi tadi, kang edi. ketika mbah ingin melepaskan cahaya putih tadi ke arah penerima nya, anak itu terbangun dan mbah melihat sedikit cahaya ilahi itu masuk ke dalam matanya. lalu anak itu pingsan setelah mbah melepaskan cahaya itu."
"jadi maksudnya bagaimana mbah..??"
tanya kang edi mulai penasaran.
"sebentar kang.." ucap mbah rajak lalu ia meramalkan mantra komat-kamit dan sesekali menunjuk bocah yang masih ketakutan yanh berada didepan nya.
"sudah nak, kamu tidak akan melihat hal yang menakutkan lagi. sini dekat mbah." ucap mbah rajak kepada anak itu. tetapi anak itu tetap saja tidak mau melirik dan beranjak dari tempatnya. malah semakin membenamkan kepalanya dipangkuan neneknya.
Sang nenek yang tadi hanya diam memperhatikan segera bertanya kepada mbah rajak.
"anak ini kenapa tabib..?? kok jadi penakut begini..?? biasanya juga ia tidak takut walau saya tinggal sendiri disini..??"
"sebenarnya mata batin anak itu terbuka ketika cahaya putih tadi sedikit masuk kedalam kedua bola matanya nek. cahaya tadi adalah cahaya ilahi murni dari yang maha kuasa. saya melakukan itu hanya untuk membuat dukun yang mengirimkan santet tadi sadar akan jalan yang ia lakukan itu adalah jalan yang sesat dan menyimpang agama. karena santet itu adalah lelakon Ilmu Hitam yang dilarang oleh agama. maka saya meminta kepada yang maha kuasa agar memberi hidayah kepada dukun itu agar mereka segera sadar dan bertobat akan jalan sesat nya itu. sebelum ajal datang mendahului tobat mereka, masih ada waktu jika dukun itu mau berubah dan bertobat." ucap mbah Rajak dengan tegas dan penuh keseriusan.
"terus apa hubungan nya dengan anak itu yang bisa melihat siluman tadi mbah..??"
ucap kang edi bertanya kembali.
"karena cahaya putih tadi adalah dzat yang paling murni untuk menyucikan dan menuntun seseorang untuk berbuat kebaikan dan sadar akan dosanya. ketika cahaya itu masuk kedalam tubuh manusia, maka dosa dan segala apa yang pernah ia lakukan terpampang jelas dihadapannya karena mata batin nya terbuka secara paksa. maka orang itu akan pingsan dan akan bermimpi buruk seakan dipaksa untuk merasakan apa yang para korban rasakan ketika ia berbuat jahat kepada semua orang yang ia sakiti." ujar penjelasan mbah rajak.
"hmm.. jadi begitu mbah." gumam kang edi. sang nenek yang mendengarkan obrolan tersebut hanya manggut-mangut paham.
Lalu ia bertanya seakan ingat sesuatu.
"lalu, mengapa anak ini juga ikut pingsan..?? seharusnya anak seumur ini belum mempunyai tanggungan dosa
tabib..??" tanya nenek iroh.
"meskipun anak itu belum mempunyai tanggungan dosa, anak itu pingsan karena mata batin nya terbuka secara paksa nek. kelak ketika umur anak ini sudah seperempay umur nya. kira-kira berumur dua puluh lima tahun. maka semua kesaktian cahaya ilahi akan menyebar ke seluruh tubuhnya. untuk sekarang saya sudah menutup mata batin nya hanya untuk sementara. supaya ia bisa menjalani layaknya anak-anak biasa pada umumnya. mungkin sesekali ia akan melihat samar-samar makhluk tak kasat mata baik itu siluman atau jin. tapi hanya sesekali. nanti hal yang akan mengejutkan baginya ketika ia beranjak remaja. dan ingat kang edi dan nenek iroh. ingat pesan saya dan dengarkan secara baik-baik.." ucap kata-kata mbah rajak dengan panjang lebar.
Bocah itu sebenarnya mendengar percakapan tersebut, hanya saja dia tidak ikut memperhatikan mbah rajak seperti nenek dan paman nya. tabib jalak putih lalu melanjutkan sebuah pesan yang tertunda tadi di halaman selanjutnya.
...*...
...* *...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Dev Adi
bagaimana cerita pengobatan yg sakit...gimana alurnya?
2022-02-15
1
mio amore
pelihara an sang tabib siluman kelelawar cantik!?!?
2021-11-01
2