CAHAYA Pagi dari luar gubuk itu mulai menelusuk menyorot masuk dari lubang-lubang kecil bilik gubuk yang reot itu.
bocah yang sebelumnya tertunduk takut melihat hantu, kini sedang mengusap kulit tubuh yang penuh dengan cairan nanah. kedua tubuh itu terbaring lemah dengan kain batik berwarna coklat.
Sebelum malam berganti pagi, mbah rajak sudah memberikan pesan penting kepada Kang edi dan nenek Iroh perihal bocah yang diramalkan akan menjadi orang sakti dimasa remajanya itu.
isi pesan dari mbah rajak itu adalah,
"pesan saya, urus anak ini dengan benar. tata krama serta kesopanan itu wajib. ajarkan sedari kecil tentang ajaran agama yang fasih. jangan biarkan anak ini bergaul dengan preman atau pemabuk karena akibat nya bakal fatal. kalau bisa masukkan ke sebuah pondok pesantren. niscaya dia akan jadi orang yang benar-benar menurut dan paham dengan ilmu agama. ditambah ilmu ilahi yang mulai meresap kesetiap denyut nadinya secara perlahan." ucap pesan mbah Rajak mengingatkan kepada nenek Iroh dan kang edi agar wanti-wanti tidak melakukan kesalahan kelak dikemudian hari.
Bocah itu mendengar dengan jelas apa yang dikatakan tabib itu. ia sedikit mencerna apa yang dikatakan tabib tadi tentang dirinya. karena ia masih diliputi rasa takut, bocah itu masih terdiam dan tertunduk. sesekali tangan kecil nya mengelap cairan nanah yang membasahi kulit tubuh kedua orang tua nya yang koyak.
Kedua sosok tubuh itu di penuhi luka cakaran dan cairah nanah yang membusuk. kedua orang itu sedang terbaring didalam kamar dengan sangat lemahnya. karena efek obat tidur yang masih bekerja, kedua sosok itu masih tertidur tanpa menghiraukan orang yang ada disitu sejak malam. jika efek obat tidur itu mulai habis, maka kedua orang yang sakit itu akan menjerit dan meraung kesakitan sambil mencakar-cakar anggota tubuhnya yang sudah rusak dan di penuhi cairan nanah.
Kang edi sangat sedih dan prihatin sekali kepada adiknya yang bernama rendi dan istri adiknya yang bernama sumi. apalagi ketika ia melihat secara langsung oleh mata kepala nya sendiri. sebagai kakak, kang edi merasa bertanggung jawab. ditambah lagi ketika dirinya masih belum menikah dan bekerja. ia selalu dibantu oleh kedua orang itu dalam hal materi ataupun bantuan apapun. merasa punya hutang budi, kang edi yang mendengar adik semata wayang nya itu sakit parah. segera mencarikan tabib yang sudah terkenal sakti untuk mengobati sakit yang diderita adik nya.
Tabib jalak putih atau dengan nama akrab nya mbah Rajak itu orang yang tidak terlalu mencolok dalam penampilan. ia berpakaian apa adanya, memakai pakaian kain warna hitam semacam jubah tanpa dikancingkan dari atas sampai pinggang. dalaman jubah nya kaos oblong warna putih kusam. celana komprang nya pun berwarna hitam tanpa sabuk. ia memakai blangkon batik jawa berwarna coklat muda. lalu menggendong tas kecil dan tasbih yang selalu mengalungi lehernya atau sesekali ia tengteng ditangan untuk menghalau bala jika keadaan dalam perjalanan.
Nenek Iroh hanya terdiam sesekali memperhatikan mbah rajak yang melakukan ritual semedi sejak malam. kang edi sesekali ikut mengusap cairan nanah yang keluar dari anggota badan yang rusak karena dicakar-cakar oleh pemiliknya. rupa dan anggota tubuh lainnya koyak hampir tak berbentuk seperti bekas dicakar beruang lapar. hanya mata, rambut, dan bibir yang utuh. sisanya membusuk mengeluarkan bau tak sedap yang amat menyengat.
Kedua sosok tubuh itu hampir sama parah nya, kedua nya sama-sama terbaring diatas dipan kayu beralas kain tebal dan bantal dengan keadaan yang telanjang dan hanya tertutupi kain panjang untuk menutupi bagian tubuh yang rawan dan bagian dada perempuan.
Ketika mbah Rajak selesai melakukan ritual nya, ia mulai perdengarkan suaranya dan memandang ke arah kang edi dan nenek Iroh secara bergantian.
"kang edi, nek Iroh. setelah saya melakukan ritual dan mencoba Meraga Sukma ke alam gaib, saya melihat sukma kedua orang ini sedang ditawan disebuah istana yang sangat megah berada dikedalaman laut wetan. ketika saya hendak melepaskan kedua orang ini, saya dihadang beberapa prajurit istana gaib itu."
orang yang berada disitu memperhatikan ucapan mbah rajak dengan seksama, bocah cilik bernama riko itu pun ikut mendengarkan obrolan itu. walau ia sempat bingung dengan obrolan tersebut. maka ia hanya menjadi pendengar saja dari malam sampai pagi buta.
Mbah rajak lalu melanjutkan bicaranya.
"saya tidak melakukan perlawanan. saya hanya berbicara secara baik-baik tentang kedua orang ini. apa salah mereka sampai sukma mereka ditawan serta disiksa didalam penjara istana megah itu. prajurit itu tetap bersikeras mengadakan perlawanan. tetapi sebelum mereka menyerang ada seruan memanggil mereka dari gerbang istana."
lalu mbah rajak menceritakan semua yang ia peroleh dalam meraga sukma atau perjalanan ke alam baib nya menggunakan ruh atau sukma ditubuh nya.
Terdengar Suara Besar dan lantang dari depan gerbang istana.
"Tahannn...!!"
teriak suara besar dari seseorang di dalam gerbang istana. lalu orang itu mendekati prajurit yang sedang mengerumuni mengepung sukma mbah rajak. prajurit rendahan itu langsung membuka jalan karena yang datang itu adalah prajurit unggulan atau panglima perang di istana tersebut.
Setelah mendekat, panglima itu berbicara dengan keras kepada sukma mbah rajak.
"siapa kau manusia berani-berani nya datang ke istana kami..?!"
"saya datang kemari karena ada suatu keperluan. bolehkah saya bertemu dengan raja atau ratu disini..??" ucap sukma mbah rajak kepada panglima itu.
"untuk saat ini ratu tidak menerima tamu. karena beliau sedang melakukan tapa gantung. ia tidak mau semedi nya terganggu oleh kehadiran tamu-tamu yang selalu meminta harta itu."
"meminta harta bagaimana maksudnya..??" tanya mbah mbah Rajak penasaran.
"jangan pura-pura bodoh kau orang tua..!! kaupun kemari sama hal nya dengan mereka yang meminta pesugihan itu.?!"
"oh maaf. saya datang kemari bukan maksud seperti itu." ucap mbah rajak tenang dan tidak takut dengan gertakan panglima yang bertampang bengis itu.
Lanjutnya mbah rajak berkata lagi.
"sebenarnya saya datang ke sini hanya untuk membebaskan kedua sukma yang ditawan di istana ini."
"tidak bisa..!!" potong panglima itu menggeram.
"Mereka yang sudah menjalin perjanjian kontrak pesugihan tidak akan kembali ke raga nya masing-masing..!! mereka akan selamanya dikurung disini kecuali raga aslinya sudah meninggal baru ia akan dibebaskan dari penjara dan akan dijadikan pelayan di istana kami..!!" tegas panglima galak itu kepada mbah rajak.
Mbah rajak berkerut dahi dan mencoba bertanya dengan keheranan nya.
"jadi semua sukma yang ditawan disini akibat perbuatan mereka menjalin kontrak pesugihan dengan pihak istana ini begitu..??" tanya mbah rajak.
"Tidak semuanya begitu.!! ada juga orang yang melakukan pesugihan menumbalkan orang lain dan ada juga penumbal itu sendiri yang termakan tumbal oleh kesalahannya sendiri.!!"
"Oh begitu.." mbah rajak hanya manggut-manggut. lanjutnya lagi,
"apa boleh saya tahu, kedua sukma orang yang sedang dirantai dan dicambuk itu, apakah mereka yang melakukan pesugihan atau ada yang menumbalkan mereka..??" tanya mbah rajak menunjuk ke arah istana yang terbilang cukup besar dibelakang panglima itu.
Kemudian panglima itu berpaling kebelakang dan menatap kembali ke wajah mbah rajak. merasa heran dengan pertanyaan mbah rajak, panglima itu bertanya,
"dari mana kau bisa melihat keadaan dipenjara itu pak tua..?!"
"saya hanya bertanya, dari sekian banyak nya sukma yang terpenjara itu, lelaki dan perempuan yang dirantai disebelah kanan yang dicambuki itu, kesalahan mereka apa sampai disiksa sebegitu parah nya..??" tanya mbah rajak sambil menunjuk ke arah istana yang besar itu.
Panglima itu berpikir sejenak lalu menjawab dengan suara besarnya, "mereka ditumbalkan oleh seseorang yang menjalin kontrak pesugihan dengan nyai ratu."
"Oh jadi begitu. apakah saya bisa membebaskan kedua sukma tersebut. jujur saya sedang mengobati sakit yang diderita kedua orang itu..??" ucap mbah rajak memohon.
"Tidak bisa..!! . setiap sukma yang terkurung disini tidak akan kembali ke raga nya masing-masing. karena tumbal pesugihan termasuk pertalian nyawa dengan penumbal nya. nyai ratu tidak ingin mengecewakan pengikutnya dan selalu memberikan apa yang pengikutnya inginkan..!!" tegas panglima perang itu dengan mata melotot seram.
"jika saya melawan bagaimana..??" tantang mbah Rajak kepada panglima itu.
Merasa dirinya ditantang oleh orang tua itu didepan anak buah nya, panglima itu langsung marah dan mencabut pedang besarnya. lalu dengan cepat menyabetkan pedang yang dipegang nya secara membabi buta kepada mbah rajak yang sejak tadi masih kalem tanpa gentar sedikit pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
Ratu laut wetan? sopo?
2021-11-20
1