TERIK Matahari di siang bolong kala itu masih menyengat permukaan bumi dengan panasnya. di arah jalan setapak menuju perkebunan, terlihat seorang pemuda dengan rambut panjang terikat menjuntai seperti ekor kuda. pemuda itu berpakaian lengan panjang berwarna putih kusam dan celana panjang sampai mata kaki berwarna abu-abu tanpa alas kaki.
Pemuda itu sedang berjalan menyusuri jalan setapak sambil sesekali terlihat tangannya memperagakan dan gerakan bibir berucap layaknya orang sedang berbincang dengan lawan bicara disampingnya.
Bagi orang yang mempunyai kemampuan melihat alam gaib dengan mata batin atau Indera Keenam nya, pasti akan mengetahui siapa sosok mahkluk yang menjadi lawan bicara pemuda yang sedang berjalan itu. akan tetapi, jika orang yang tidak memiliki kemampuan untuk bisa melihat alam gaib. pasti akan bertanya-tanya dan terheran-heran dengan apa yang sedang dilihat nya itu.
Seperti seseorang yang baru saja menegur pemuda itu dari arah belakang. langkah kaki pemuda itu terhenti ketika mendengar sapaan dari arah belakang nya,
"kau sedang berbicara dengan siapa nak riko..??"
terdengar suara laki-laki setengah tua berjalan menghampiri pemuda itu dari belakang.
"eh..mang yasin. ada apa mang memanggil saya..?" jawab pemuda itu yang tak lain adalah riko.
"mamang dari kejauhan tadi melihat dirimu seperti sedang mengobrol dengan seseorang. ketika mamang perhatikan lebih dekat, kau sendirian saja. kau masih waras kan nak..??" tanya mang yasin memperhatikan pemuda itu sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"memang nya mamang yasin tidak melihat apa disebelah kiri saya ada perempuan cantik..??" ucap pemuda itu sambil melirik ke arah sebelah kirinya.
"gila kamu nak..!! perempuan cantik apanya..?! disebelah kirimu itu hanya persawahan..! tidak ada orang lain selain kita..!" tegas lelaki setengah tua itu tidak mempercayai perkataan pemuda itu.
"yasudah kalau mamang tidak percaya..?!" ucap riko sambil mengangkat bahu nya tanda terserah.
Dalam hati mang yasin hanya membatin,
"benar-benar gila ini anak." tetapi mulut nya berkata lain,
"terserah kau nak..! mamang mau ke sawah dulu." lalu lelaki itu segera meninggalkan pemuda yang dianggap nya tidak waras atau gila oleh nya.
Sosok yang tadi berada disamping pemuda itu hanya tertawa mengikik sejak pemuda itu dianggap gila oleh lelaki setengah tua tadi. pemuda yang merasa jengkel karena ditertawakan sejak tadi itu, mulai bertanya kepada sosok perempuan yang selalu mengikuti langkah kakinya kemana pun ia melangkah.
"coba kau jelaskan..?! mengapa mang yasin tidak bisa melihat mu..?! padahal wujud mu jelas sekali dan nyata dialam ini. dan langkah kakimu pun berjalan seperti manusia pada umumnya..??" tanya pemuda itu kepada sosok putri yang berjalan seiringan dengan nya.
Tujuan mereka adalah ke arah ladang nya pemuda itu yang sebentar lagi sampai.
"bukan kah aku sudah pernah menjelaskan nya kepadamu sebelumnya pemuda tampan..?! aku ini siluman bukan jin..!!" jawab sosok perempuan yang bernama Putri itu dengan tegas.
"iya aku ingat dengan hal yang kau bicarakan itu. tapi aku masih sanksi karena belum melihat secara langsung oleh mataku sendiri.!"
"jadi kau perlu bukti..??" tanya putri dengan nada serius.
"iya aku perlu bukti..!!" jawab riko dengan tegas.
"baiklah perhatikan aku sekarang."
lalu perempuan berjenis siluman itu terbang melayang-layang diudara tanpa takut kulit putih mulusnya tersengat panas nya sinar matahari disiang hari yang sangat terik itu.
Setelah melayang-layang, perempuan itu menabrakan dirinya ke pepohonan kebun disebelah kanan jalan setapak itu. pohon yang ditabrak nya tidak bergetar atau bergoyang sedikit pun bahkan kerimbunan daun nya pun tidak ada yang berjatuhan ketika diterabas sosok putri tadi. putri yang mirip hantu disiang bolong itu menembus pepohonan seperti bayangan yang mempunyai raga.
Lalu sosok perempuan itu langsung berubah menjadi seekor burung berwarna merah hitam dengan paruh yang panjang. burung pelatuk siluman jelmaan putri itu lalu melesat ke arah pohon rindang yang tinggi besar dan hinggap dibatang pohon tersebut. lebar batang pohon besar itu kira-kira seukuran dua dekapan orang dewasa.
Burung siluman itu langsung mematuk batang pohon itu dengan cepatnya sampai berlubang seukuran genggaman tangan bayi.
Trukk..trukk..trukk..!!
setelah di rasa cukup, barulah burung siluman itu kembali ke wujud aslinya berpakaian putih panjang dari leher sampai kaki dan rambut awut-awutan seperti layaknya kuntilanak yang tidak pernah menyisir rambutnya.
Pemuda yang tadi memperhatikan perubahan perempuan siluman itu, hanya berdecak kagum dalam hatinya.
sampai-sampai ia lupa akan dirinya yang terbengong ditengah jalan setapak itu.
perempuan siluman bernama putri itu berjalan ke arah pemuda yang memperhatikan nya. lalu ia berjalan menapak tanah rerumputan. kemudian perempuan itu terbang bagai melayang diatas rumput tanpa menapak tanah berumput hijau kekuningan di kebun itu.
Karena asyiknya pemuda itu memperhatikan pembuktian perempuan siluman itu dengan takjubnya, ia hanya fokus ke arah wanita yang melambaikan tangannya dari kejauhan.
Ketika pemuda itu membalas lambaian tangan wanita itu, ia tersentak kaget dengan suara yang ia kenal sedang menegur nya dari arah jalan menuju ladang nya.
"kamu lagi apa disini nak..??" ucap suara tua yang tak lain adalah nenek riko yang dikenal dengan nama nenek Iroh.
"eh..nenek bikin kaget saja..?!" ucap pemuda itu menutupi rasa kagetnya.
"kamu mau ke ladang nak..?! kamu sudah shalat dzuhur belum..??" tanya nenek Iroh lagi.
"sudah dari tadi kok nek. setelah riko mencuci piring bekas makan, habis itu langsung shalat dzuhur. dan sekarang ini mau ke ladang. soalnya riko belum selesai mencangkul tanah kebun yang mau ditanami jagung itu nek."
"yasudah kalau begitu, nenek pulang dulu nak." ucap sang nenek kepada cucu kesayangan nya sambil menenteng beberapa singkong yang ia bawa dari ladang kebun nya.
Meskipun sang nenek sudah kelihatan sepuh dan terbungkuk-bungkuk, tetapi pengelihatan nya masih jelas dan tidak rabun tidak seperti orang tua pada umumnya. jalannya pun tidak tertatih-tatih atau memakai tongkat untuk membantu nya berjalan. hanya punggung nya saja yang bungkuk karena faktor ketuaan nya yang hampir mencapai umur sembilan puluh tahun.
Setiap harinya nenek iroh rajin meminum jamu dari rebusan daun-daun pilihan yang berkhasiat untuk menyehatkan badan. jamu yang dianggapnya adalah obat mujarab itulah yang membuat sang nenek masih kuat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengeluh sakit encok nya kambuh lagi.
Ketika nenek Iroh hendak berjalan melanjutkan pulang menuju rumahnya, langkahnya terhenti dan melirik ke arah datang nya suara perempuan yang menyapanya dari arah kanan sang nenek.
"hati-hati dijalan ya nek.." ucap perempuan itu dengan nada sopan dan senyum yang menawan sembari melambaikan tangan kepada nenek itu.
Nenek Iroh hanya membalas dengan seulas senyum dan sebaris kata.
"Iya nduk terima kasih do'a nya." lalu nenek iroh melanjutkan perjalanan pulang nya tanpa menengok ke belakang lagi.
Perempuan yang mirip sinden itu yang tak lain adalah putri yang sudah menjelma menjadi perempuan berpakaian sinden. putri mengenakan pakaian sinden berwarna merah jambu dari leher sampai pinggang, dan kain terusan dari pinggang sampai mata kaki berwarna coklat motif batik kembang. rambutnya disanggul rapi dan selendang menjuntai di bahu kanan kirinya, mirip sekali dengan sosok sinden pada masa itu. waktu itu memang zaman nya orang-orang dulu masih menyukai pertunjukan sinden dan wayang kulit.
Pemuda yang tertegun melihat kecantikan perempuan yang sudah matang dalam berumah tangga itu, hanya terdiam mematung. mata nya tak berkedip memandang kecantikan yang luar biasa daya pikatnya. bagi seorang lelaki yang normal, pemuda yang bernama riko itu terpesona dan hanya geleng-geleng kepala nya saja. hatinya berdecak kagum, jantungnya berdetak dengan kencang nya. lalu riko melontarkan kata kepada perempuan yang mirip sinden itu dengan nada memuji.
"ya tuhan..cantik sekali kau putri jika berpakaian seperti itu, ck ck ck." ucap nya sambil geleng-geleng kepala.
Baru saja pemuda itu memuji kecantikan wanita siluman itu, wajah yang tadi nya berseri-seri karena takjubnya melihat kecantikan yang menggiurkan setiap lelaki yang memandang nya itu, kini sosok yang di puji itu berganti wujud menjadi sesosok kuntilanak berwajah kucal, berambut acak-acakan dan memakai kain putih lusuh dari pundak sampai ujung kaki.
Pemuda yang tadinya ingin memeluk perempuan siluman itu tidak jadi meneruskan niatnya, karena perubahan yang tiba-tiba itu membuatnya menggeragap seperti orang sesak napas.
"hik..hik..hik..hik..." perempuan itu mengikik geli melihat tingkah pemuda yang salah tingkah diperhatikan olehnya. lalu ia berkata dalam tawanya.
"sini peluk sayangku, mengapa kau tidak jadi memeluk diriku yang cantik ini..??, hik hik hik hik..."
"sial kau kuntilanak genit..!!" bentak pemuda itu untuk menutupi rasa malunya karena telah melakukan hal yang memalukan di depan perempuan cantik berdarah siluman itu.
Tanpa pikir panjang lagi, pemuda itu segera bergegas meninggalkan sosok kuntilanak yang masih menertawakan nya sejak tadi. setelah tiba diladang perkebunan nya, ia langsung menuju gubuk kecil atau biasa disebut dengan 'Saung'. lalu ia mengambil cangkul dan menaruh tas kain berwarna hitam yang berisi air minum di amben kayu yang beralaskan samak dari anyaman pandan.
Matahari yang mulai condong ke arah barat itu sudah tidak memancarkan terik panasnya seperti tadi. hawa diladang itu berkesan sejuk ditambah semilir angin persawahan yang sepoi-sepoi menerpa rambut panjang pemuda yang di ikat oleh kain berwarna coklat yang berjuntai seperti ekor kuda dipermainkan angin dengan lembutnya.
Pemuda yang sedang asyik mencangkul lahan perkebunan nya itu sengaja menghiraukan sesosok mahluk yang ia tinggalkan dijalan setapak tadi, kini terbang melintas dan hinggap di atas dahan pohon yang berdaun rindang disebelah kirinya. sesekali terdengar suara menggoda disela tawa dari mulut sosok kuntilanak yang genit itu.
"apa kau marah padaku sayang..??hihihihihi.." ucap sosok siluman perempuan yang bernama putri dan sekarang menjelma menjadi kuntilanak berwajah kucal dan genit.
Pemuda itu masa bodo dan menghiraukan godaan tersebut. mungkin dirinya masih jengkel atau merasa malu untuk menjawab pertanyaan jelmaan kuntilanak itu
Merasa godaan nya tidak mempan, kuntilanak itu sesekali melemparkan tanah basah yang berbau busuk ke arah pemuda itu. dengan pendirian yang teguh, pemuda yang bernama riko itu tetap menghiraukan candaan yang menurutnya sangat menjengkelkan bagi nya itu.
Karena keusilan kuntilanak itu semakin menjadi-jadi, riko mulai mengancam dengan kata-kata yang tegas kepada jelman kuntilanak itu.
"daripada kau tidak ada kerjaan begitu, lebih baik kau membantuku mencangkul tanah ini putri..!!" ucap Riko sambil menghadap ke arah pohon rindang disebelah kirinya.
"tidak mau..ahhh..aku mau jahili kamu saja..hihihihi..!"
lengking suara kuntilanak genit itu.
"ya sudah..!! tapi awas jika kau melempar tanah busuk itu lagi..!! aku perkosa kamu dengan paksa..!!" ancam riko sambil menakut-nakuti ingin membuka resleting celana nya itu.
"iya..jangan..iya..gak ganggu kok..hihihihi.."
ucap kuntilanak bernama putri itu sambil menutup matanya dengan tangan.
Lalu riko pun melanjutkan pekerjaan nya dan menghiraukan kuntilanak genit itu tertawa cekikikan di atas pohon rindang.
setelah pekerjaan pemuda itu selesai, ia berjalan ke arah saung untuk minum dan beristirahat sejenak karena kelelahan setelah mencangkul ladang yang lumayan luas. ia menengok kesana kemari mencari sesosok kuntilanak yang tadi berada di atas dahan pohon yang rindang tadi. ia memanggil nama 'Putri' sesekali melirik kesana-kemari berharap yang dipanggil datang menghampiri.
Setelah sekian lama menunggu jawaban dari sosok kuntilanak yang sedang ia cari itu, kini hatinya mulai membatin.
"mungkin dia marah lalu pergi gara-gara aku acuhkan tadi. ah masa siluman suka marah sih, ada-ada saja."
lanjutnya lagi.
"hari sudah sore, sebentar lagi senja akan tiba. kalau aku menunggu dia disini sampai malam, sama saja aku seperti orang bodoh yang sedang menanam bibit toge berharap menjadi pohon cabe. tidak ada gunanya sama sekali. hmm..sejauh-jauhnya dia pergi, paling berada dialam gaib. ah masa bodo lah.! nanti juga ia pulang kerumah kalau butuh. buat apa aku yang pusing memikirkan siluman itu.?!" setelah batin dan pikiran nya berkecamuk dengan pemikiran yang bebas seperti tadi, barulah pemuda itu pulang menyusuri jalan setapak tadi dengan meninggalkan sosok perempuan siluman yang menghilang dan ladang yang sudah ia garap untuk ditanami bibit jagung oleh nya nanti.
...*...
...* *...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
LANANG MBELING
jangankan yang sudah terikat janji, yang masih pacaran saja walaupun ngambek jika rindu kan di cari....
2021-10-06
3