20 Melanggar kepercayaan

Akhtar

Aku tiba di rumah Ray, dan ku dengar suara Ray yang berteriak keras. Bahkan salam dari kami tak mereka dengar.

"Jangan sampai om Akhtar dan tante Lintang tau soal ini Rion! Atau Papi sama sekali gak akan bisa menolongmu."

Lintang menatapku, Apa yang tidak boleh kami ketahui?

"Kamu kelewat batas, Rion!" Bentaknya lagi.

Batas apa?

"Apa yang gak boleh ku ketahui, Ray." Ucapku saat aku melihat Rion berlutut di hadapan Ray dan Sania.

Mereka semua menatap kami dengan wajah terkejut.

"Kenapa kamu berlutut seperti itu, Rion?" tanya Lintang.

Rion langsung bangkit dan duduk di sofa disebelah Sania.

Wajah Ray kembali terlihat santai. Bunglon!

"Duduk, Tar."

Aku duduk di depan mereka. Dan sebuah laptop yang terbuka dengan rekaman yang di pause.

Aku dan Lintang sama-sama melihat rekaman dimana Rion menggandeng tangan Bi dan hendak keluar dari sebuah ruangan. Dan aku akhirnya menyadari itu ruangan Ray di Cafe.

Ray berusaha mengambil laptop. Tapi tangannya ku tahan. Apa ini yang tidak boleh kami ketahaui?

"Tar, ada data yang harus ku kirim." Itu hanya alasannya. Bisa ku tebak. Kami mengenal lebih dari 30 tahun. Dan dia berusaha membohongiku. Dari caranya bernafas saja aku tau dia sedang jujur atau bohong.

"Ray..." Hanya satu kata dan berhasil membuatnya merubah ekspresi. Dia pasrah.

Aku memutar video itu. Dan Lintang yang pintar memundurkan rekaman cctv itu dan terlihat Zoya masuk dengan pakaian yang bisa dibilang minim.

"Mas! Itu Zoya?" Lintang tak percaya melihatnya. Zoya berpenampilan begitu? Biasanya dia tak pernah memakai pakaian diatas lutut.

"Sebentar Lin."

"Tar, udah dong!" Ucap Sania.

"Tar..." Ray seperti memohon.

Dan rekaman terus berputar hingga aku dan Lintang terpancing emosi saat Rion membuka jaket Bi dan menyisakan tanktop berwarna hitam.

Aku masih menunggu rekaman itu selesai. Dan Rion memakaikan kaos putih di tubuh Bi. Adegan di dapur kembali terlihat hingga akhirnya mereka keluar dari ruangan itu.

Lintang, dia sudah menangis. Aku tau dia kecewa. Aku tau dia ingin marah. Tapi dia sembunyikan. Tapi dia tahan. Dia lebih suka mengadu dalam diam dibanding meluapkan emosi dengan lisan.

Aku berdiri, lalu berjalan dan menarik kerah seragam Rion. Aku menariknya hingga ia terhimpit di dinding.

"Akhtar!" Sania tampak terkejut dengan tindakanku.

"Maaas!!" Lintang sedang berusaha melepas cengkramanku di seragam Rion.

"Menjauh Lin!" perintahku dengan nada geram

"Ray! Tolong Rion! Ray!" Sania berteriak meminta Ray membebaskan putranya.

"San, putramu gak akan mati." Ray menjawab santai.

"Om...!" Rion sama sekali tak menunjukkan wajah takutnya. Tapi dia lebih terlihat khawatir. Mungkin dia khawatir jika aku membatalkan syarat dan aku memintanya untuk menjauhi Putriku.

"Kamu ingkar, Rion!"

"Kamu ingkar!" Aku mengepalkan tangan ke arah wajahnya. Pipiku bergetar akibat rahang yang mengeras karena aku menahan amarah.

"Buughht!!!"

"Maaasss!!!"

"Akhtar!!" Dua wanita saling berteriak.

Aku menatap wajah remaja yang sama sekali tak merubah ekspresinya. Wajah yang tetap tenang tanpa bergeser sedikit pun. Dan kepalan tangan kananku menempel pada dinding.

Aku tak mengenai wajahnya. Aku menjadikan dinding bercat putih itu sebagai sasaran.

"Om!"

"Jangan bicara Rion!"

"Jangan bicara!"

"Kamu ingkar!"

"Mas, dia ingkar apa?"

"Iya Tar, apa yang dia ingkari?"

"Tar, sebenarnya ada apa?" Itu suara Ray.

"Malamnya kamu berjanji, Rion. Dan malam berikutnya. Bahkan belum dua puluh empat jam. Kamu sudah ingkar!"

"Kamu menyentuh putriku lagi!"

"Bugh!" Aku kembali meninju dinding.

"Lagi?" Itu suara Sania. Aku tau meskipun aku memunggungi mereka.

"Masss!!" Lintang memelukku dari belakang.

"Sudah, Tar!" Ray berusaha menarikku dari putranya.

"Akhtar! Semua bisa dijelaskan, Tar." Sania membujuk.

"Ini sepenuhnya bukan salah Rion."

"Bintang juga tidak marah dan menolak."

"Mereka sudah besar, Tar!"

"Bintang tak membalas San!" Suara lemah istriku. Aku melepaskan Rion dan beralih memeluk Lintang.

Aku tahu dia terpukul. Subuh itu dia menasehati kedua putri kami agar tak sembarangan pria menyentuh mereka. Dan Rion ada disana. Mendengar semua nasehat Lintang.

Tapi petangnya, Bintang malah tak bisa melawan Rion. Sama seperti yang kulihat malam itu.

"Duduk dulu, sayang." Aku menuntunnya duduk di sofa. Nafasnya naik turun. "Tenang sayang."

"Om, tante. Rion akan jelaskan semuanya." Rion duduk berlutut di kaki kami.

"Tunggu!!"

Lintang mengambil ponsel, lalu menghubungi seseorang.

"Waalaikumsalam." Jawab Lintang.

Lintang diam sejenak.

"Mama gak nagis, Bi." Suaranya bergetar. Dia menelpon Bintang.

"Kamu dimana, Bi? Datang sekarang juga ke rumah om Ray. Bisa Bi?" Lintang kembali diam mendengar Bintang berbicara.

"Oke mama tunggu." Lintang kembali meletakkan ponsel di tas.

"Tante... tante... plisss! Ini murni salah Rion tan. Bukan salah kak Bi." Rion memeluk kaki Lintang

"Rion. Duduk!" Perintah Sania. Tapi Rion tak bergerak seincipun.

"Rion gak mau, Mi."

"Tante, Jangan marah sama kak Bi."

"Rion. Duduk disana sebelum om hajar kamu di depan orang tuamu." Aku menunjuk ruang kosong di sebelah Sania.

"Kita tunggu Bintang." Ucap Lintang datar. Dia menggenggam jemariku yang memerah akibat menghantam dinding.

Sambil menunggu, Sania membawa minuman dingin yang ia ambil dari dapur. Asisten rumah tangga tak ada yang berani muncul karena suasana sedang tegang.

Bintang masuk dengan mengucap salam. Dia mencium tangan kami semua. Kecuali Rion.

"Ada apa, Ma?" tanyanya.

"Masalah disekolah sudah selesai Ma, Pa?" Bintang duduk di bahu sofa tepat di samping Lintang.

"Om Ray sudah bereskan. Nair saja yang kelewat khawatir sampai bicara yang enggak-enggak, Ma." Bintang mengelus bahu mamanya.

Lintang menghadapkan laptop kearahnya dan memutar video itu. Bintang dengan ekspresi terkejut duduk berlutut di depan meja guna melihat video itu dengan jelas.

Aku tau Bintang dan Rion saling lirik. Mereka bicara dengan bahasa mata.

"Maaa..." Bintang berlutut menghadap kami.

"Biii..." Tenggorokannya tercekat. Antara tak sanggup bicara atau tak sanggup memberi alasan. Tapi dia menangis menumpukan wajah pada lutut Lintang.

Dia memang bukan darah dagingku. Tapi rasa sayangku padanya tak main-main. Apa lagi Lintang. Ibu yang melahirkan dan membesarkannya sendiri.

"Mama kecewa sama, Bi." Air mata Lintang luruh seketika.

"Mama marah sama, Bi."

"Bi, gak sayang mama." Bahu Lintang berguncang.

Bintang menatap mamanya. Gadis itu menggeleng berkali-kali. "Enggak ma. Enggak! Bintang sayang mama. Bintang sayang mama."

"Kalau Bi sayang. Kenapa Bi gak dengar omongan mama. Bi gak nurut sama mama. Bi biarkan pria yang bukan mukhrim menyentuh Bi."

"Mama bebasin saat Bi belum siap menutup aurat. Mama faham. Mungkin Bi masih ingin menikmati masa muda."

"Tapi... Ini diluar batas, Bi!"

"Sudah berapa kali? Sudah seberapa sering Bi? Sudah sejauh apa?" Lintang mengguncang bahu Bintang.

"Lin, tenang sayang."

Rion berlutut di kaki Lintang. "Tante... Rion cinta sama kak Bi!"

Sania dan Ray sontak berdiri. "Rion!!!"

"Ini kenyataan Mi, Pi."

"Ini kenyataan."

"Om Akhtar sudah tau!" Ucapannya membuatku di serbu tatapan meminta penjelasan.

"Om Akhtar akan kasih restu kalau Rion memenuhi syarat."

"Maas!!"

"Paaa!!"

"Akhtar!!!"

"Kamu putuskan sendiri, Mas." Lintang menatapku tajam.

Aku mengehela nafas berat. Aku harus jelaskan.

"Aku akan jelaskan. Kalian duduklah." Semua kembali duduk. Tapi Bintang masih ingin memeluk kaki mamanya. Aku biarkan.

"Aku memberinya 3 syarat. Pertama, berdiri diatas kakinya sendiri. Itu artinya aku ingin dia sukses dengan usahanya sendiri."

"Dia punya aku, Tar." Ray tak terima. Mungkin dia berfikir Rion sudah kaya. Untuk apalagi dia berusaha sendiri. Tapi itu tidak berlaku bagiku.

"Jangan di potong, Ray. Tunggu aku selesai."

"Kedua, aku ingin dia menjadikan putriku yang teristimewa baginya. Hingga tak ada gadis lain dalam hidupnya."

"Dan ketiga, aku memberinya syarat untuk membuat Bi jatuh cinta. Hingga Bi sendiri yang memintaku untuk menerimanya. Bukan aku yang putuskan sendiri."

"Dan syarat di atas syarat. Jangan pernah menyentuhnya. Tapi kamu ingkar Rion."

"Kamu putuskan sendiri, Mas. Bintang putriku."

"Aku terpaksa Lin, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Dia menyentuh Bintang seperti dalam rekaman itu. Dimana, kalian tahu? Di dapur rumah kita."

Bintang menatapku. Dia terkejut?

"Dan kamu, Rion. Kenapa diam saja. Kamu gak pernah cerita sama mami dan papi." Ucap Sania pada putrinya.

"Rion... Rion baru bisa memulai setelah lulus Mi."

"Rion akan dianggap anak-anak jika mengatakan pada kalian sekarang."

"Rion sudah minta kak Bi untuk menunggu."

"Rion sudah minta kak Bi untuk menolak siapapun yang datang."

"Rion!" Lintang memotong ucapan Rion.

"Masalah ini selesai." Lintang bersiap meraih tasnya.

"Kalian lupakan semuanya. Termasuk syarat itu."

"Karena hubungan yang dimulai dari kesalahan, ujungnya akan menyesakkan."

"Kami pulang, San, Ray."

"Kita semua perlu menenangkan diri."

"Assalamualaikum." Kami berpamitan pada Ray dan Sania.

****

Up ke 2 hari ini.

Hati-hatii! Next bab bakalan banyak pov dari beberapa tokoh.

Mungkin kita butuh bantuan Una sama Ayah Sat.

Ada yang kangeen? 😊

Kira-kira kalau Lintang bilang gini gimana.

"Kalian pilih, Nikah atau Pisah!" 😂

atau

"Kalian pilih PISAH ATAU SAH!" 😂

JEJAKK PLISSS.

CORET DI BAWAH SEBANYAK KALIAN MAU. 😁

Terpopuler

Comments

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

ya Allah dilema....perlu pembuktian dengan pengorbanan....tapi keinginan papi Ray dulu seperti nya diamini oleh malaikat..

2022-05-03

0

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

kereeeen critanya thor

2021-10-16

1

Nuansa Arafah

Nuansa Arafah

bikin jungkir balik dulu kak rion..

2021-10-02

1

lihat semua
Episodes
1 1 Bintang Alkhaleena
2 2 Orion Arrayan Danadyaksa
3 3. Kutilang Berdasi
4 4 Berdebar
5 5 Berdebar (2)
6 6 Apakah ini akhir hidupku?
7 7 Because I Love You
8 8 Syarat
9 9 Caranya memandang
10 10 Tampan!!
11 11 Cemburu atau ingin
12 12 Motor baru
13 13 Be my girlfriend
14 14 Maaf untuk ini kak.
15 15 Sakit
16 16 Masalah baru
17 17 Menyelesaikan masalah
18 18 Di plaminan
19 19 Bintang kakakmu
20 20 Melanggar kepercayaan
21 21 Aku serius
22 22 Temui mereka, kak!
23 23 Perjalanan masih panjang
24 24 Anak Laki harus gantle
25 25 Nikah atau Pisah
26 26 Calon istri idaman
27 27 Suami?
28 28 Butuh banyak energi
29 29 Terbakar cemburu
30 30 Siapa pria itu?
31 31 Tahun berganti
32 32 Aku Mencintainya
33 33 Apa kabarmu, Zra?
34 34 Jadikan dirimu layak
35 35 Merpati Satu : Pink
36 36 Strong
37 37 Apa sebenarnya yang terjadi
38 38 Kak Bi disini?
39 39 Terlalu ikut campur
40 40 Waktumu satu tahun
41 41 Mudah-mudahan aku sanggup
42 42 Dosen cantik
43 43 Pernikahan impian
44 44 Triple Date?
45 45 Pajak Jadian
46 46 Penyerangan
47 47 Melted
48 48 Bukan supir taxi
49 49 Calon suami
50 50 Calon istri?
51 51 Kejutan
52 52 Tanggung jawab
53 53 Aku Cemburu?
54 54 Perdebatan pertama
55 55 Nyonya Orion.
56 56 Nasehat Orang Tua
57 57 Gak tahu kalau tahun depan
58 58 Kapan?
59 59 Manja
60 60 Mendadak Tajir
61 61 Mawar Merah
62 62 Marry Me
63 63 Marry Me (2)
64 64 Behind the scene
65 65 Pemandangan indah
66 66 Terus bahagia kak
67 67 Kemarahan Ezra
68 68 Tidak ada ampun.
69 69 Pernikahan Dipercepat
70 70 Menghitung jam
71 71 Tanpa sayap
72 72 Bidadari
73 73 Rumah mertua
74 74 Gugup
75 75 Ampuuuun!!
76 76 Sangkar emas
77 77 Double paket komplit
78 78 Dinner
79 79 Cacing
80 80 Perfect Wedding
81 81 Sayang banyak-banyak
82 82 Persiapan.
83 83 Binar Cinta
84 84 Pasangan
85 85 Sayang...!
86 86 Mempesona
87 87 Digrebek
88 88 Bonus
89 89 Dari hari ke hari
90 90 Kemungkinan terburuk
91 91 Uban
92 92 Negatif
93 93 Baby
94 94 Menghebohkan
95 95 Kejutan gagal
96 96 Impian
97 97 Ngidam aneh
98 98 Tentang Tiara
99 99 Panik
100 100 Never Leave you!
101 101 Ganti parfummu!
102 102 Peringatan
103 103 Susu hamil
104 104 Dia milikku
105 105 Tujuh bulanan Bintang
106 106 Nath pulang
107 107 Baby boy
108 108 Mama terhebat
109 109 Jodoh sampai tua
110 110 Pembukaan dua
111 111 Baby Shaqueena
112 112 Kebahagiaan yang lengkap
113 Pengumuman
114 Novel Caraka dan Chiara
115 Pengumuman
Episodes

Updated 115 Episodes

1
1 Bintang Alkhaleena
2
2 Orion Arrayan Danadyaksa
3
3. Kutilang Berdasi
4
4 Berdebar
5
5 Berdebar (2)
6
6 Apakah ini akhir hidupku?
7
7 Because I Love You
8
8 Syarat
9
9 Caranya memandang
10
10 Tampan!!
11
11 Cemburu atau ingin
12
12 Motor baru
13
13 Be my girlfriend
14
14 Maaf untuk ini kak.
15
15 Sakit
16
16 Masalah baru
17
17 Menyelesaikan masalah
18
18 Di plaminan
19
19 Bintang kakakmu
20
20 Melanggar kepercayaan
21
21 Aku serius
22
22 Temui mereka, kak!
23
23 Perjalanan masih panjang
24
24 Anak Laki harus gantle
25
25 Nikah atau Pisah
26
26 Calon istri idaman
27
27 Suami?
28
28 Butuh banyak energi
29
29 Terbakar cemburu
30
30 Siapa pria itu?
31
31 Tahun berganti
32
32 Aku Mencintainya
33
33 Apa kabarmu, Zra?
34
34 Jadikan dirimu layak
35
35 Merpati Satu : Pink
36
36 Strong
37
37 Apa sebenarnya yang terjadi
38
38 Kak Bi disini?
39
39 Terlalu ikut campur
40
40 Waktumu satu tahun
41
41 Mudah-mudahan aku sanggup
42
42 Dosen cantik
43
43 Pernikahan impian
44
44 Triple Date?
45
45 Pajak Jadian
46
46 Penyerangan
47
47 Melted
48
48 Bukan supir taxi
49
49 Calon suami
50
50 Calon istri?
51
51 Kejutan
52
52 Tanggung jawab
53
53 Aku Cemburu?
54
54 Perdebatan pertama
55
55 Nyonya Orion.
56
56 Nasehat Orang Tua
57
57 Gak tahu kalau tahun depan
58
58 Kapan?
59
59 Manja
60
60 Mendadak Tajir
61
61 Mawar Merah
62
62 Marry Me
63
63 Marry Me (2)
64
64 Behind the scene
65
65 Pemandangan indah
66
66 Terus bahagia kak
67
67 Kemarahan Ezra
68
68 Tidak ada ampun.
69
69 Pernikahan Dipercepat
70
70 Menghitung jam
71
71 Tanpa sayap
72
72 Bidadari
73
73 Rumah mertua
74
74 Gugup
75
75 Ampuuuun!!
76
76 Sangkar emas
77
77 Double paket komplit
78
78 Dinner
79
79 Cacing
80
80 Perfect Wedding
81
81 Sayang banyak-banyak
82
82 Persiapan.
83
83 Binar Cinta
84
84 Pasangan
85
85 Sayang...!
86
86 Mempesona
87
87 Digrebek
88
88 Bonus
89
89 Dari hari ke hari
90
90 Kemungkinan terburuk
91
91 Uban
92
92 Negatif
93
93 Baby
94
94 Menghebohkan
95
95 Kejutan gagal
96
96 Impian
97
97 Ngidam aneh
98
98 Tentang Tiara
99
99 Panik
100
100 Never Leave you!
101
101 Ganti parfummu!
102
102 Peringatan
103
103 Susu hamil
104
104 Dia milikku
105
105 Tujuh bulanan Bintang
106
106 Nath pulang
107
107 Baby boy
108
108 Mama terhebat
109
109 Jodoh sampai tua
110
110 Pembukaan dua
111
111 Baby Shaqueena
112
112 Kebahagiaan yang lengkap
113
Pengumuman
114
Novel Caraka dan Chiara
115
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!