Bintang
Jam empat sore, kami semua sudah bersiap. Aku mengenakan skinny jeans, tanktop hitam dan denim jaket.
Rion memakai outfit senada denganku. Jeans biru dengan denim jaket dan kaos putih di dalamnya.
Begitu juga Nair dan Nath. Kami sengaja memakai pakaian dengan warna senada. Sesuai keinginanku.
Siapa tau, aku ingin mereka menjadi objek fotoku selain Zoya.
Kami menunggu Zoya bersiap. Aku duduk didekat taman di halaman depan.
Nair dan Nath sudah pergi terlebih dahulu. Nath menjemput Marisa, sedangkan Nair menjempur Delvin. Lalu Ethan? Dia sedang dalam perjalanan, entah dari mana, Dia juga harus mempersiapkan sebuah kejutan.
"Kak, foto dulu." Ucap Rion yang berjongkok di bawahku. Dia mengarahkan kamera ponselnya.
"Rion! No!" Teriakku. Aku mengarahkan telapak tanganku padanya untuk menutupi wajahku.
Ckreek!
Terlambat.
"Hapus Yon!" jeritku.
Rion tertawa. "Lihat nih kak!" Dia berdiri di depanku.
Dia menunjukan hasil fotonya. Dan aku bernafas lega karena wajahku tak terlihat.
Sumber: Pexels.com
Dia menarik jaketku dan membuat jaket itu menutup sempurna di bahuku. Mengancingkannya hingga dada.
"Jangan tunjukkan ini pada orang lain kak." Ucapnya sambil merapikan jaketku. "Tubuh kakak terlalu berharga untuk dilihat orang lain."
Aku menengadahkan kepala menatap wajahnya. "Aku gak mau ngatur-ngatur kakak. Karena aku belum jadi siapa-siapa."
"Tapi ku pastikan kakak akan jadi milikku. Dan aku gak suka membagi milikku pada siapapun. Meski hanya seujung kuku."
Aku terpukau mendengar ucapannya. Dia serius?
"Heem! Pacarannya jangan di depan rumah dong, Bi!"
Aku menoleh, seorang pria berkemeja biru dan celana jeans pendek masih duduk di atas motor maticnya.
"Ezra!!"
"Se-sejak kapan?"
"Baru aja."
Zoya keluar dari dalam rumah.
"Bi, lihat! Salah kostum gak sih?"
Zoya keluar dengan outfit yang menurutku keren. Dan dia terlihat cantik. Hanya saja bagian bawahnya terlalu pendek. Kalau mama tau. Habis lah!!
Sumber : Pexels.com
Ya, mama dan semua orang pergi entah kemana. Para orang tua sepertinya punya acara mereka sendiri.
Cara mereka melupakan kejadian malam tadi rupanya juga cukup unik. Tak kalah dengan kami yang masih muda.
Rion menoleh kearah Zoya. Dan aku menutup mata remaja itu.
"Cantik, Zoy!" Aku memberikannya satu jempol.
Zoya tersenyum malu. "Kami bawa mobil, Bi." Lalu menunjuk Ezra
"Kita sia-sia nunggu dong kak?" Rion menghadapku, dan aku melepas tanganku yang menutup matanya.
"Heheh... Pengen jadiin minicooper silverku jadi spot foto." Alasanmu Zoy!
"Boleh. Sekalian bawain perlengkapanku."
Aku menunjuk sebuat tas di kursi teras, tas yang berisi kamera dan tripod yang terletak di sampingnya.
Aku menaiki motor sport milik Rion. Rion membantuku memakai helm.
"Are you ready kak?"
"Yes! I'm ready."
"Let's go. Kita ke KUA." Rion melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Mobil Zoya menyusul di belakang kami.
Aku menikmati perjalanan sore ini. Aku dan Rion memang sering berboncengan seperti ini jika aku ikut dengan mereka.
Kami tiba di pantai. Aku dan Rion duduk dipasir. Zoya dan Ezra entah kemana.
"Minum, Bi." Ezra memberikan dua buah kelapa siap minum pada kami. Aku dan Rion menerimanya.
"Duduk disini Zoy. Aku ambil minuman kita." Perintah Ezra pada Zoya.
"Mau ambil pas sunset aja Zoy?"
"Iya, Bi. Sejam ini mau berjemur dulu. Kali aja makin eksotis nih kulit."
Aku melirik ke arahnya. "Yakin? Gak sia-sia perawatan kemarin."
"Hahahah... Gak lah. Demi seru-seruan bareng kalian."
Ezra datang dan memberikan kelapa yang sama pada Zoya.
"Kak, kalau kakak ikut pas bantu Ethan nembak Marisa, itu artinya Marisa akan tau siapa kakak." Rion benar. Selama ini aku menyembunyikan identitasku dari para murid dan guru.
"Wah, bahaya dong Yon! Apalagi kalau aku juga terekspos."
"Wah... wah...wah... Entar bakalan keluar berita judulnya begini, Yon!" Zoya geleng-geleng kepala dan berucap sedramatis mungkin.
"Pria kembar Alvarendra Cahaya bangsa ternyata memiliki dua kakak yaitu Bintang Alkhaleena seorang guru cantik Cahaya Bangsa dan Zoya Khairumi B. pemilik Arumi Resto, restoran mevvah membahana seantero pulau jawa."
"Hahahah.." gelaknya kemudian. Ezra ikut tergelak.
"Zoy, apaan sih gak jelas!" Aku menatap cemberut kearahnya.
"Tau, kak Zoy!"
"Awas Lu! Jangan pansos pake foto gue, Yon!"
"Gayaan, ngomong lu-gue. Cabein tuh bibir tau rasa!" Kak Bi semakin membuat kak Zoy terbahak.
"Aku masih doyan terong, Bi. Cabe mah doyanannya Rion!"
"Iiih, aku mah suka wanita di sampingku." Ucapnya tanpa menatapku yang ada disampingnya.
Zoya tersadar kemudian. "Eeh... wait... wait..!"
"Siapa tadi? Disamping kamu?" Zoya menegakkan tubuh bertumpu pada lututnya.
"Bi!" Dia menatapku penuh tanya.
Aku mengangkat bahu. Aku masih memikirkan identitasku yang akan terbongkar.
"Bi...!"
"Udah dong kak!" Dia menarik tangan Zoya untuk kembali duduk.
"Gini aja deh, kakak sama kak Zoy dan bang Ezra pindah dulu deh ke tempat lain. Di resto kek. Apa kek. Aku udah kepalang tanggung mau bantu Ethan kak." Rion berbicara padaku.
"Kak...!" Suara Nath dari arah belakang mengagetkan kami.
"Terlambat, Yon!" Bisikku pada Rion.
Karena Nath datang bersama Nair, Delvin dan Marisa.
"Buk." Marisa mencium tanganku.
"Ma-marisa." Aku gugup. Aku memberi kode pada Zoya dan Rion.
"Marisa udah tau kak!" Ucapan Nath membuatku terkejut.
"Tau?"
"Iya buk. Gak sengaja aku lihat keseruan kalian di hp Ethan beberapa minggu yang lalu." Marisa menjelaskan padaku.
"Beberapa minggu?" tanyaku lagi.
"Iya Buk. Tapi Ethan melarangku memberitahu siapapun."
"Sini!" Aku membuat Marisa duduk di depanku.
"Please. Ini simpan untuk kamu sendiri, Sa!"
"Kamu boleh ikut keseruan kami. Kamu boleh jadi bagian dari kami. Tapi jangan sampai siapapun tau hubunganku dengan mereka semua." Aku menunjuk brondong-brondong di sekitarku.
"Iya, Buk. Aman!!"
"Ethan kemana, Yon?"
"Gak tau kak."
"Nah, iya. Dia agak telat Buk."
"Panggil kakak aja, Sa." pintaku.
"Bi, matahari udah bagus banget nih. Kita mulai ya."
Aku mengambil beberapa pose dengan tempat foto sesuai pilihan Zoya.
"Gimana Bi?" Zoya berlari kearahku untuk melihat hasil fotoku.
"Siip. Always perfect."
Aku juga mengabadikan moment kebersamaan ini. Aku meletakkan kamera di tripod dan mengatur timer.
"Bersiap!"
ckrekk...
Kami semua duduk di pasir, tapi Ethan belum juga muncul. Ponsel Rion berdering. Mungkin dari Ethan.
Kami bersiap. Tak banyak tugas untuk kami. Kami hanya perlu mengajak Marisa berbicara.
"Kalian ternyata seru banget." Ucap Marisa pada kami semua.
"Iya lah. Jelas." Nath menyugar rambutnya. Lalu mengerling. Nath?
"Dih sok ganteng!" Cibir Marisa.
"Emang ganteng. Yang naksir juga banyak!"
"Sayangnya aku enggak!"
"Kalau sama aku?"
Ethan datang dari arah belakang dan melingkarkan tangannya di depan Marisa. Tangannya memegang bucket bunga. Dengan tulisan Will you be my girlfriend?
"Ethan?" Marisa melihat ke belakang. Gadis itu mengambil bucket bunga di tangan Ethan dan memutar posisi duduknya. Kini dia menghadap kearah Ethan.
"Be my girlfriend, Sa!" Ethan bersimpuh di depan Marisa.
"I love you, sejak pertama kali melihatmu."
"Diiih, gombalan abang murah banget." Nath si perusak suasana.
"Kelas X?" Marisa tak terganggu dengan suara Nath.
"Ya. Sejak saat itu." Entah ada peristiwa apa saat itu.
"Ya." Ucap Marisa.
"Yaaa?" Tanya Ethan dengan kening berkerut.
"Ya, aku mau."
"Yeeesss!!!!" Teriak Ethan. Ethan meraih tangan Marisa dan mereka berdiri. Lalu berjalan meninggalkan kami.
"Eh. Mau kemana, Than?" Teriakku.
"Ayo, R cafe sepuas kalian!" Teriaknya.
"Yeaaahh!!" Kami bersorak lalu segera bangkit dan berlari menyusul Ethan dan Marisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Jumadin Adin
remaja yg seru
2021-10-23
1
Isabella
kebersamaan yg seru
2021-10-05
1
pecinta halu
cieee yg baru jadian 😘😘😘😘
2021-10-01
1