Arden kalah dalam pertempuran melawan pak ustadz Usman, tubuh nya yang terbakar dan rasa perih akibat pukulan ilmu batin membuat nya ambruk tidak berdaya.
Siti Hayati dan Rembo yang mengetahui Arden yang terluka parah, langsung pergi ketempat pertempuran Arden dan pak Usman. Hayati langsung berteriak histeris melihat kondisi anaknya. begitu juga dengan Rembo.
Rembo menatap tajam kearah pak Usman, tubuh Rembo bergetar dia merasa marah melihat pangeran nya terluka, kedua tangan Rembo mengepal siap untuk melawan pak Usman yang masih bersila.
"Jangan Rembo, semua ini murni kesalahan Arden. biarkan Arden menanggung akibat dari kesalahan yang dia perbuat." ucap Hayati disela-sela tangisan nya.
Rembo mundur, dia berbalik membantu Hayati membawa Arden kembali ke Villa. sementara jiwa pak Usman yang telah kembali lagi masuk ke raga nya yang masih bersila dikamar belakang Rumah Mandeh.
Pak Usman membuka matanya perlahan, dia melirik Jeniffer yang menangis memeluk tubuh Zein, mandi kan istri mu dengan jeruk purut dan putik buah kelapa yang jatuh ketanah, agar dia mampu melupakan kejadian ini, untuk langkah selanjutnya malam Jum'at ini kita akan adakan rukiah untuk membentengi istri mu." ucap pak Usman.
" Baik pak ustadz," jawab Zein, sementara Mande membantu menyiapkan irisan jeruk dan putih buah kelapa jatuh untuk ritual mandi Jeniffer.
Malamnya, Jeniffer dibawa ke pondok pesantren. tepatnya disalah satu ruangan khusus pak ustad Usman. Jeniffer mulai dirukiah. dibantu dua orang murid-murid pak Usman.
Zein menatap kasihan wajah istrinya, Zein bimbang untuk memberitahu pada Arya maupun pada kedua orang tua Jeniffer tentang masalah yang tengah mereka hadapi, sehingga untuk sementara waktu Zein masih menutupi kejadian ini pada mereka.
***
Di villa Arden masih mengerang kesakitan, membuat Hayati bingung harus bagaimana membantu menyembuhkan luka bakar di sekujur tubuh anak kesayangannya, yang tidak mau mendengar nasehat darinya agar menjauhi istri orang.
"Ibu sakiiit, tolong Arden." ucap nya sambil terlentang kesakitan.
"Permaisuri, apa yang harus kita lakukan untuk menyembuhkan pangeran. karena luka seperti ini hanya tabib istana lah yang bisa mengobati, sementara kita sudah lanjut dari istana." ucap Rembo panik melihat kondisi pangeran nya.
"Obatnya hanya satu." jawab Hayati mencoba mengipasi tubuh Arden agar rasa panasnya berkurang.
"Apa permaisuri?" ucap Rembo yang siap siaga untuk mencari ramuan nya.
"Arden harus bertaubat dan benar-benar menyesali perbuatannya." terang Hayati.
"Itu tidak mungkin ibu, aku tidak akan pernah rela kehilangan wanitaku. tidakkk..." teriak Arden disela-sela rasa sakitnya luka bakar ditubuhnya.
Setelah menjalani rukiah, Jeniffer terlihat nampak jauh lebih tenang. bahkan dia juga mau disarankan untuk memakai hijab, dengan penampilan nya yang lebih tertutup akan membantu mengurangi gairah Arden bsetiap menatap nya nanti.
Seminggu berlalu, Arden tidak pernah datang baik dalam mimpi maupun secara nyata mengganggu kebahagiaan Jeniffer dan Zein, sehingga pagi ini Zein memutuskan untuk kembali ke kota karena dia sudah terlambat seminggu dari jadwal libur yang diberikan oleh bos nya Arya.
Meskipun Zein yakin jika Arya tidak akan mempermasalahkan hal itu, namun dia merasa tidak enak untuk libur terlalu lama lagi. namun diluar dugaan semua orang, Jeniffer yang pamit ke kamar untuk membereskan pakaian, tiba-tiba tertidur dan tidak bisa dibangunkan. setelah pak ustad Usman datang, ternyata Arden kembali mencoba untuk membawa Jeniffer pergi, namun karena di pintu kamar Zein terdapat pagar gaib yang dipasang pak Usman sehingga Arden tidak bisa membawa Jeni.
Setelah Jeniffer berhasil disadarkan kembali, maka Zein pun memutuskan untuk keluar dari pekerjaan nya, dan fokus dulu untuk membantu kesembuhan istrinya dari jerat jin bucin itu.
Zein datang ke kota sendirian, dia ingin menemui Arya dan mengatakan untuk keluar dari perusahaan tempat nya bekerja selama ini. meskipun berat, tapi Zein harus mengambil keputusan ini demi keselamatan dan kesembuhan sang istri.
Dengan membulat kan tekad, Zein memasuki lobby perusahaan berjalan langsung menuju ruangan kerja Arya, meskipun masih banyak teman-teman nya yang lain, ingin bersalaman memberikan selamat atas pernikahan Zein dan Jeniffer.
***
Cukup lama Arya terdiam, dia seakan-akan masih tidak rela mendengar keputusan Zein yang terkesan dibuat-buat, tidak mudah baginya untuk melepas Zein berhenti bekerja di perusahan nya. mengingat selama ini Zein merupakan orang kepercayaannya yang sudah banyak berjasa bagi perkembangan perusahaan selama ini.
"Apa kamu sudah yakin dengan keputusan mu untuk berhenti di perusahan ku ini Zein?" Arya kembali mengulang pertanyaan nya, dia berharap Zein akan merubah keputusannya.
"Ya bos." jawab Zein mantap.
Arya akirnya mengangguk setuju, melihat keputusan Zein yang sudah bulat. meskipun Zein tidak menceritakan alasan tepatnya, kenapa berhenti bekerja dan memilih tinggal dan mengembangkan usaha perkebunan nya dikampung halaman sendiri.
"Zein ini cek. tulislah berapapun kamu inginkan, anggaplah pesangon dariku atas pekerjaan mu yang bagus selama ini." ucap Arya sambil menyerahkan selembar cek kosong ketangan Zein.
"Tidak bos," tolak Zein.
"Kenapa Zein?"
"Aku merasa pemberian bos sudah lebih dari cukup selama ini, aku dan keluargaku dikampung bisa hidup jauh lebih layak sekarang, bahkan dari hasil perkebunan yang lumayan luas itu, kami sudah bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat disekitar dikampung ku." ucap Zein.
"Itu semua setimpal dengan hasil kerja kerasmu selama ini Zein." balas Arya sambil menulis cek kosong itu dan menyerahkan nya pada Zein.
"Terimalah Zein, aku tidak suka penolakan darimu lagi." ucap Arya.
"Ta....tapi bos," Ucap Zein bingung harus memberikan alasan untuk menolak, apalagi setelah melihat nominal yang tertulis di cek tersebut. Arya memberi kode dengan bahasa isyarat agar zein tidak berbicara atau memberikan alasan lagi.
"Maafkan aku bos Arya, aku belum siap menceritakan masalah yang membuat aku memilih untuk berhenti bekerja. aku tidak mau semua akan ikut resah setelah mendengar masalah kehidupan ku dengan Jeniffer, biarlah kami berdua menyelesaikan nya terlebih dahulu." Gumam Zein melangkah meninggalkan kantor perusahaan yang sudah membuatnya menjadi orang sukses.
"Tunggu Zein."
Zein menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap Arya.
"Pintu Rumah ku dan perusahaan ini akan selalu terbuka untuk mu Zein, kembali lah kesini kapanpun kamu inginkan." ucap Arya menata sedih asisten sekaligus sahabatnya itu.
Bibir Zein bergetar mendengar ucapan Arya, dia berjalan mendekati Arya tanpa sadar dia memeluk Arya. sebelum akirnya dia tersenyum sambil mengangguk pelan, dan langsung memantapkan langkahnya lagi untuk pergi.
Arya terhenyak duduk dikursi kebesarannya, sesekali dia mengusap kasar wajah tampan nya. tidak mudah bagi ayah lima orang anak itu mencari pengganti Zein. mengingat Zein sudah punya tempat tersendiri di hati Arya dan keluarga nya.
Babang Arden
Siti Hayati
Rembo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Dek Nur Ima Ima
Arden gak cocok visualnya ...visual Rambo buat Arden aja lebih cocok
2023-02-20
1
Hasda Wati
sumpah gtu lihat visul.a kekeh guling² aku apa gk ada yg lain kak uthor geli sumpah udh jauh hayalan.a pas lihat visual.a bagaikan dihempas jauh kedasar
2022-01-27
1
Fika
Visual nya kok lebih ganteng rembo dong dri arden...
2021-12-01
1