Arden kembali memikirkan kata-kata Rembo, yang mengajaknya untuk bertapa dipuncak gunung.
"Tidak salahnya aku mencoba, sapa tahu usahaku ini berhasil sehingga aku bisa dengan mudah untuk mencari wanita ku, coba saja tongkat keramat itu masih ditangan ku tentu semua ini tidak akan terjadi, tapi raja keburu merampas nya gara-gara aku melukai Paula." Gumam Arden.
"Baiklah Rembo, aku setuju usulan mu ini." balas Arden yang kembali bersemangat.
"Ayo pangeran, kita berangkat sekarang." ajak Rembo.
Seekor monyet betina besar, menghambur kearah Arden. terlihat Tatapan nya yang sedih saat mendengar Rembo akan pergi betapa. meskipun dihatinya kecilnya ingin ikut. namun dia tidak berani mengutarakan nya.
"Aku harus pergi, terimakasih atas bantuan kalian selama ini." ucap Arden.
Mereka berdua pun pamit pada sekawanan monyet yang telah membantu mereka beberapa hari ini. Dengan melompat dari satu pohon ke pohon yang lain, berpetualang di hutan yang belum pernah terjamah oleh tangan-tangan manusia. Arden dan Rembo akirnya berhasil sampai dipuncak gunung.
"Pangeran lihatlah disana ada Air terjun," sebaiknya kita bertapa di atas bebatuan besar itu.
"Baiklah Rembo." Arden mengikuti perkataan pengawal setianya itu.
Sementara kondisi kerajaan bukit Savana, masih memanas karena pangeran mereka yang menghilang. padahal tidak lama pangeran Arden akan dinobatkan menjadi seorang raja untuk menggantikan posisi ayahnya.
"Apa? kalian masih gagal menemukan Arden." ucap raja marah pada prajurit nya.
"Maafkan kami Baginda raja." ucap mereka menunduk ketakutan.
Siti Hayati menyembunyikan senyuman nya, sehingga permaisuri Zahara yang duduk disampingnya menjadi curiga.
"Syukurlah mereka tidak menemukan anakku Arden, semoga saja Arden sekarang sudah bahagia dan berhasil menemukan wanita keturunan bangsa manusia yang sangat dicintainya itu." Gumam Hayati.
"Permaisuri Hayati, kenapa dengan wajah dan sikapmu yang terlihat tenang-tenang saja, padahal putramu tengah menghilang?" ucap Siti Zahara istri muda Baginda raja heran.
"Aku seperti ini, karena yakin sekali jika Arden tidak kenapa-napa hidup di luaran sana. dia sudah terbiasa kabur- kaburan dari istana ini, dan akan kembali dengan sendirinya jika dia sudah puas berkelana." balas Hayati santai.
"Tapi ini tidak wajar, dan sebentar lagi pangeran Arden akan dinobatkan menjadi raja." ucap Siti Zahara sehingga membuat Hayati melongos kesal.
"Zahara, aku peringatkan. sebaiknya kamu diam dan jangan ikut campur apapun permasalahan anakku Arden." ucap Siti Hayati yang mulai kesal dengan istri muda suaminya itu.
"Urusan kerajaan, termasuk urusan ku juga. ingat Hayati kedudukan kita sekarang sama." ucap Zahara.
Pertengkaran istri-istri raja semakin memanas, sehingga membuat raja semakin marah dan pusing. belum kekar masalah yang dibuat Arden, sekarang istri-istri nya bertengkar, sehingga raja berteriak kencang membuat istana dan negerinya bergetar seperti sedang terjadi gempa dahsyat. taring-taring besar dan panjang keluar dari mulut raja yang berubah membesar dengan bola mata merah menyala.
Sang raja terus mengaum-ngaum layaknya harimau jantan yang sedang marah, dia mengamuk memporak-porandakan istana, semua berhamburan lari ketakutan, tak terkecuali kedua istri- istri nya.
Cukup lama raja mengamuk, Siti Hayati yang merasa sudah lama tertekan hidup mendampingi raja, memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur dari istana.
"Ini kesempatan bagus buat ku untuk ikutan kabur menyusul putraku Arden, tapi aku harus mendapatkan batu mustika dan tingkat keramat' Arden, agar kekuatan kami abadi sehingga bisa bertahan dan berbaur dengan bangsa manusia nantinya." ucap permaisuri Hayati menyelinap masuk keruangan khusus raja.
"Aku berhasil." ucap Hayati, uang tidak menyadari jika Zahara sudah berdiri menghadang nya.
"Bresengsek kamu Hayati, kamu telah merebut benda ini terlebih dahulu dariku, asal kamu tahu. aku mau dinikahi raja hanya untuk mendapatkan benda pusaka ini." Zahara mencoba perampas dari tangan Siti Hayati yang lebih cekatan mengelak dan langsung melukai tubuh Zahara dengan benda batu mustika ditangan nya.
Dengan khasiat benda batu mustika, Hayati langsung menghilang dan menghapus jejak nya sehingga raja tidak bisa melacak keberadaan nya nanti.
"Ha...ha...ha...aku berhasil kabur, aku bebas sekarang." gelak tawa Siti Hayati mengisi seluruh ruang hutan belantara, tempat dia berhasil keluar dari alam ghaib.
"Aku harus melacak keberadaan putraku dengan tongkat pusaka milik miliknya sendiri."
Hayati mulai menerawang, dengan memutar-mutar tongkat itu di udara. seketika bayangan dua ekor monyet besar, yang sedang bertapa di atas batu besar pegunungan melintas dibenaknya.
"Arden dan Rembo dikutuk menjadi monyet? ini pasti ulah Paula dan tabibnya karena mereka lah yang mempunyai mantra kutukan seperti ini.". Hayati langsung melesat menghilang menuju tempat Arden dan Rembo yang sedang bertapa.
Paula yang mendengar keributan dari kerajaan bukit Savana atas menghilang nya pangeran Arden tertawa puas.
"Aku yakin Arden sekarang pasti sudah sekarat, tabib tidak lama lagi Arden akan kembali menemui ku, mengemis- ngemis minta tolong dan menyesali perbuatannya yang sombong dan angkuh dulu." Ucap Paula penuh keyakinan.
"Iya Putri, mereka tidak akan mampu bertahan lama hidup dialam bebas dengan kondisi terluka." balas tabib.
"Semoga saja prajurit kerajaan tidak menemui dan menolong Arden terlebih dahulu." ucap Paula.
***
“Syukurlah Kita berhasil sampai ke mobil.” Gumam Jeniffer.
“ Jeni pakai lah ini.” Zein memberikan pakaian santainya yang tersimpan di dalam mobilnya.
“Ini punya Uda?”
“Iya, aku sengaja menyimpan dalam mobil untuk jaga-jaga, Cepat ganti pakaian mu, hari ini aku akan ajak kamu jalan jalan ala rakyat jelata" ujar Zein tersenyum manis ke arah Jeniffer.
"Okey." ucap Jeniffer sambil menggantinya, dan membuang begitu saja baju kotor yang sempat dikenakan nya barusan.
Jeniffer sangat bahagia sekali, begitu sampai disebuah pasar tradisional. mereka berjalan kaki berduaan sambil bergandengan tangan, memasuki pasar tradisional.
Nampak para pedagang menawarkan berbagai macam dagangannya, mata Jeniffer tertuju pada sebuah pondok kecil menjual makanan yang digulung kemudian digoreng, Jeniffer penasaran dengan rasanya. Zein yang paham arah pandangan calon istri nya langsung mengajak nya mendekati penjual makanan itu.
"Ini namanya telur dadar gulung sosis, rasanya sangat enak dan gurih" ujar Zein sambil memesan beberapa porsi dan mengajak Jeniffer duduk di lesehan yang sudah disediakan.
Seperti bentuk nya yang unik, rasanya juga begitu enak hingga Jeniffer menghabiskan beberapa porsi sambil sesekali bercanda dan saling menyuapi dengan Zein.
"Buka mulut mu ini suapan terakhir" Zein kembali menyuapi Jeniffer. saat Jeniffer membuka mulutnya bersiap untuk... tiba-tiba Zein memutar-mutar lalu memakannya sendiri.
"Illh..sebel,, Uda..." membuat Jeniffer jengkel dan memukuli pelan punggung Zein, ditambah lagi ditertawakan para pengamen jalanan yang sedang menyumbang kan suara emas mereka.
Jeniffer selalu menyapa ramah dan tersenyum, dia tidak merasa risih atau pun terganggu, pada tatapan aneh, heran dan ada juga yang kagum melihat kecantikan nya. dari orang-orang di pasar yang tradisional ini.
Melihat gaya makan Zein yang belepotan, Jeniffer mengambil tissue dan membersihkan sisa-sisa kecap di bibir Zein. membuat Zein terdiam dan merasa bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Nia Yusniah
wah ceritax seru
2021-09-24
0
Dinda
lanjut thort
2021-09-24
0
Asmi☺☺
lanjut thor 😃 dri td bolak balik, liat udh up blm🤭🤭
2021-09-24
2